2552 7007 1 PB
2552 7007 1 PB
Ahmad Jais
Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
*Email :jaisgigiuh@yahoo.co.id
ABSTRAK
Analisis Sistem merupakan penguraian operasional suatu sistem yang meliputi upaya pengidentifikasian tujuan,
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi yang dibutuhkan sistem disetiap tahap
pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan perpaduan Teori Sistem Donabedian-Azwar, dengan
pokok tahapan Struktur/Input-Proses-Output/Outcome untuk melihat sistem pelayanan penyakit jantung di RSUD
Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2014. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Nopember 2015,
menggunakan rancangan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Analisis dilakukan dengan data bersumber
dari telaah dokumen medik pasien penyakit jantung di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tahun 2014,
observasi dan wawancara mendalam terhadap informan terpilih. Hasil penelitian menunjukan faktor dari
Struktur/Input yang berpengaruh terhadap mortalita dalam sistem pelayanan penyakit jantung di RSUD Dr Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan adalah faktor Pasien, SDM, Fasilitas, dan Metode. Faktor Proses berupa proses pemberian
pelayanan, koordinasi dokter-perawat dan keterpaduan layanan. Disarankan agar pihak RSUD Dr Kanujosos
Djatiwibowo Balikpapan melakukan penambahan tenaga dokter Spesialis Jantung, membuat pelayanan satu atap
pasien penyakit jantung/Cardiac Center dan meningkatkan kerjasama/koordinasi yang baik antara pihak RSUD Dr
Kanujosos Djatiwibowo dengan Faskes Pelayanan Primer, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dan pihak rumah sakit
lainnya yang ada di Kota Balikpapan.
Kata kunci: sistem, donabedian-azwar, input, proses, output, mortalita penyakit jantung.
ABSTRACT
Decomposition Analysis System is operating a system that includes identification efforts objectives, activities,
implementation of activities, the situation faced and information needed at each stage of system implementation.
This study uses a blend of Systems Theory approach Donabedian-Azwar, the principal stages of Structural or Input-
Process-Output or Outcome to look at heart disease care system in hospitals Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
2014. The study was conducted from April to November 2015, using a design qualitative descriptive analytic method.
Analysis was performed with the data derived from the study of medical documents cardiac patients in hospitals Dr
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan in 2014, observation and depth interview with selected informants. The results
showed a factor of structure or Inputs that influence mortality in cardiovascular disease care system in the Hospital
Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan is Patient factors, human resources, facilities, and methods. Factors such as
the process of service delivery, the doctor- nurse coordination and integration of services. It is recommended that
the hospitals Dr Kanujosos Djatiwibowo Balikpapan perform additional doctors Heart Specialist, create one- stop
service for cardiovasculardisease or Cardiac Center and increase cooperation orcoordination between the
hospitals Dr Kanujosos Djatiwibowo with Primary Health Care Facility, City Health Department Balikpapan and
house parties other hospitals in the city of Balikpapan.
pengetahuan dan teknologi kesehatan. Bangunan 6. Mendorong rumah sakit di daerah terpencil dan
rumah sakit juga harus memenuhi persyaratan sebagai perbatasan untuk memenuhi standar rumah sakit
berikut: melalui pemeberian bantuan fisik bangunan dan
1. Persyaratan administratif dan persyaratan teknis peralatan medis;
bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan 7. Pengembangan akreditasi rumah sakit dan patient
ketentuan peraturan perundang-undangan. safety. Dimana rumah sakit menjadi wajib ikut
2. Persyaratan teknis bangunan rumah sakit, harus akreditasi minimal untuk pelayanan medis, gawat
sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan darurat, keperawatan, rekam medis dan administarsi
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan - manajemen.
keselamatan bagi setiap orang, termasuk pula
penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Standar Prosedur Operational (SPO)
Prasarana rumah sakit meliputi: instalasi air; instalasi Tambunan (2013) menjelaskan bahwa pada dasarnya
mekanikal dan elektrikal; instalasi gas medik; instalasi SPO adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur
uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan operasional standar yang ada dalam suatu organisasi
penanggulangan kebakaran; petunjuk, standar dan yang digunakan untuk memastikan bahwa semua
sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat; instalasi keputusan dan tindakan serta penggunaan fasilitas-
tata udara; sistem informasi dan komunikasi; serta fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang
ambulan. Semua prasarana tersebut harus menuhi didalam organisasi berjalan efektif, efisien, konsisten
standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan dan sistematis. Prosedur sudah dianggap baik,
kesehatan kerja penyelenggaraan rumah sakit, untuk itu terkadang dipahami dan dilaksanakan secara berbeda,
maka prasarana tersebut harus dalam keadaan hal ini disebabkan kurangnya pelatihan terkait dengan
terpelihara dan berfungsi dengan baik. penerapan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan,
kurangnya sosialisasi, prosedur tersebut dianggap tidak
Kebijakan cocok dengan kondisi yang ada pada saat itu.
Kebijakan ditekankan pada pandangan luas yang masih Proses Pemberian Pelayanan
dalam pemikiran dan bersifat universal dan objektif.
Kebijakan atau sering diistilahkan wisdom berpangkal Menurut Bustami (2011), bahwa Proses adalah semua
dari kata wise yang didefinisikan sebagai having gained kegiatan atau aktivitas dari seluruh karyawan atau
a great deal of knowledge from books or both and able tenaga profesi dalam interaksinya dengan pelanggan,
to use well. Bila dikaitkan dengan keputusan maka akan baik pelanggan internal (sesama petugas atau
bergeser maknanya menjadi bijaksana (Subijanto, karyawan) maupun pelanggan eksternal (pasien,
2004). pemasok barang dan masyarakat yang datang ke
Beberpa Prinsip/Filosofi Kebijakan Perumahsakitan di puskesmas atau di rumah sakit untuk maksud
Indonesia antara lain: tertentu).Penjelasan lain Donabedian 1980 dalam
1. Melindungi masyarakat (Protection the people) dari Bustami (2011) disebutkan a set of activities that go on
pelayanan substandar; within and between practitioners and patients, atau
2. Memberikan arah kepada rumah sakit (To guide the serangkaian kegiatan yang berlangsung di dalam dan di
hospital); antara praktisi dan pasien.
3. Memberdayakan masyarakat organisasi profesi,
asosiasi institusi, serta Pemerintah Daerah Pengertian dan Lingkup Rumah Sakit
(Empowering Profesional and Institutions);
4. Ada kepastian hukum untuk rumah sakit, tenaga Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin,
kesehatan dan pasien/masyarakat; hospes (tuan rumah), yang juga menjadi akar kata
5. Biaya pelayanan pasien di ruang perawatan kelas 3 hotel dan hospitality (keramahan). Rumah sakit
rumah sakit Pemerintah dan Swasta sedapat (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
mungkin ditanggung pembiayaannya oleh profesional yang pelayanannya disediakan oleh
Pemerintah; dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya
mendapatkan pertolongan. life saving, soal dan yang paling tinggi adalah diabetes mellitus, riwayat
administrasi itu soal belakangaan dan menjadi urusan penyakit Hipertensi, riwayat gangguan ginjal, dan ada
bagian administrasi dengan keluarga si pasien yang pasien yang sudah memiliki masalah gangguan jantung
penting penyelamatan pasien yang utama.” sebelumnya. Hal ini sejalan juga dengan hasil
wawancara dari beberapa informan bahwa sebagian dari
“Kebijakan BPJS karena adanya pembatasan pasien yang meninggal tersebut memiliki riwayat
obat.terkadang ada obat yang dibutuhkan tetapi karena penyakit komplikasi lainnya yang ikut memperparah
belum masuk di Fornas maka tidak bisa diberikan ke kondisinya saat masuk dirawat di RSUD Dr.Kanujoso
pasien kecuali jika keluarga pasien bayar.” Djatiwibowo Balikpapan.
“Kalau SPO ya itu harus dan di kami sudah ada, Analisis mengenai kompetensi SDM perawat di
mungkin perlu lebih dilengkapi lagi untuk setiap RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan,
pelayanan semestinya perlu di setiap ruangan memang sudah terlihat upaya untuk meningkatkan
pelayanan yang ada di RS ini ada SPO pelayanan kualitas SDM guna mewujudkan Misi “Memuaskan
dasar gangguan Jantung.” pelanggan dengan memberikan pelayanan berstandar
internasional”. Kegiatan pengelolaan dan pelayanan
Analisis Faktor Proses yang mempengaruhi angka pasien tentu tidak terlepas dari kualitas sumber daya
Mortalitas Jantung manusia petugas-petugas kesehatan yang terlibat
didalam tindakan pelayanan kepada pasien baik secara
Hal ini dianalisa oleh penulis melalui wawancara langsung maupun tidak langsung, khususnya dokter,
mendalam, karena berdasarkan observasi sepintas perawat, dan juga pihak manajemen yang ada di rumah
tergambar bahwaa proses pemberian pelayanan itu sakit yang saling berhubungan. Jika kualitas sumber
sudah berjalan sebagaimana mestinya, namun tetap daya manusia yang baik maka sebuah program dapat
yang menjadi keluhan dari perawat persoalan jumlah berjalan dan mengahasilkan output yang baik pula
dokter Jantungnya yang sendiri sehingga kesempatan (Sembiring, 2008). Menurut Hasibuan (2005)
untuk berdiskusi terkait proses penanganan ke pasien itu kemampuan seseorang ditentukan oleh ilmu
menjadi terbatas. pengetahuan dan keterampilannya. Menurut
Notoatmojo 1997 dalam Pratiwi (2009), pengetahuan
“Ada kejadian obat life saving lagi habis.” atau kognitif adalah domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan, bila perilaku tidak didasari
“Keberadaan dokter Jantungnya yang hanya dengan pengetahuan maka perilaku tersebut tidak akan
seoarang diri.tentunya kadang jadwal visitasi pasien ke berlangsung lama. Menurut Green 1980 dalam Dewi
ruangan tidak sesuai jadwal.yang mestinya jam 10 (2010) pengetahuan merupakan faktor predisposisi
saya sudah visitasi.tetapi karena lagi ada penangan seseorang untuk berperilaku positif. Berdasarkan
pasien di cathlab ya jadinya kadang jam 11 bahkan pendapat diatas pengetahuan sangat erat kaitannya
sudah siang baru sempat keruangan.namun demikian dengan tindakan dan menurut peneliti sebagian besar
sedapat mungkin terlaksana.” pengetahuan petugas kesehatan terkait dengan
pelayanan kesehatan pasien jantung sudah bagus.
“Kendala tersebut selalu ada dan itulah tantangannya
sehingga kami dituntut untuk selalu berbenah.termasuk Berdasarkan observasi penulis menemukan bahwa
kedepan untuk menambah tenaga SDM khususnya ruang IRD dan ICCU cukup berdekatan tetapi untuk ke
dokter Spesialis Jantung.” Ruang CathLab itu berjauhan. Letak ruangan IRD dan
ICCU ada digedung lama sementara letak CathLab ada
Input digedung baru yang letaknya cukup jauh walaupun
masih dalam satu kawasan. Semestinya ruang untuk
Secara umum gambaranmortalitas pasien penyakit IRD, ICCU dan CathLab serta ruang perawatan dan
Jantung tahun 2014 yang berjumlah 105 orang hampir pemeriksaan penunjang lainnya menjadi berdekaatan
semua pasien yang meninggal tersebut memiliki riwayat atau lebih baik lagi jika menjadi satu atap dibuat
penyakit lain yang juga sebagai pemberat penyakitnya, semacam Cardiac Center sehingga pelayana menjadi
lebih cepat, efektif, dan terpadu. Beberapa kebijakan RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dapat
berdasarkan hasil analisis dokumen yang menghambat menjadi cerminan kinerja pelayanan yang telah
proses perawatan sumber data adalah kebijakan dari dilakukan rumah sakit.
luar RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
yaitu kendala adanya kebijakan dari BPJS sebagai KESIMPULAN DAN SARAN
badan pengelola JKN perihal terapi yang diberikan
harus sesuai Formularium Nasional (Fornas). Kesimpulan
Masalah yang lain terkait Standar Prosedur Operasional 1. Kondisi Pasien saat masuk yang sudah cukup parah
(SPO) yang masih belum lengkap atau belum ada pada dan memiliki penyakit riwayat penyakit penyerta
beberapa pelayanan dalam rangka meningkatkan lainnya berkonstribusi besar pada masih tingginya
kualitas pelayanan di RSKD, misalnya belum adanya angkaMortalitas Penyakit Jantung di RSKD, namun
SPO penanganan kondisi kritis karena serangan demikian kondisi pasien saat masuk menjadi faktor
Jantung di IRD. Ada juga SPO yang sudah jelas dan external dirumah sakit.
rinci namun belum optimal dalam pelaksanaannya. 2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih kurang
khususnya dokter spesialis Jantung yang hanya 1
Faktor Proses orang, dan keterbatasan pelatihan atau sertifikasi
Perawat Khusus Jantung yang juga masih kurang,
Proses pemberian pelayanan itu sudah berjalan berkonstribusi mempengaruhi proses pelayanan
sebagaimana mestinya, namun tetap yang menjadi dan juga output dalam sistem pelayanan penyakit
keluhan dari perawat persoalan jumlah dokter Jantung di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Jantungnya yang sendiri sehingga kesempatan untuk Balikpapan.
berdiskusi untuk proses penanganan ke pasien itu 3. Sarana dan Prasarana untuk layanan Jantung belum
menjadi terbatas. Menurut para informan faktor proses terpadu, jarak dari IRD ke ICCU cukup berdekatan
pemberian perawatan dan juga pelayanan yang tetapi dari IRD atau ICCU ke Cath Lab jaraknya
diberikan itu apakah sudah sesuai dengan tatalaksana berjauhan.
penyakit jantunng atau belum tentunya akan sangat 4. Adanya Kebijakan BPJS terkait dengan rujukan
mempengaruhi terjadinya kematiaan pasien penyakit berjenjang, dan obat yang belum masuk di Fornas.
Jantung tersebut. 5. Ada kendala dalam melaksanakan instruksi dokter.
6. Ada kendala dalam koordinasi dokter dan perawat
Output Mortalitas dimana keterbatasan dokter Jantung yang hanya 1
orang dan juga bertugas tidak hanya di RSUD Dr
Apapun kondisi yang ada di faktor input dan poses Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tetapi juga di
terkait dengan pelayanan pasien penyakit Jantung akan RS yang lain.
mempengaruhi tinggi rendahnya angka mortalitas 7. Kendala dari faktor proses di Instalasi Rawat
akibat penyakit Jantung. Darurat (IRD) mengenai kelengkapan anamnesa,
kecepatan pelayanan dan pemeriksaan penunjang
Persoalan masih tingginya mortalitas penyakit Jantung sangat berpengaruh pada proses perawatan
di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikapapan selanjutnya dan prognosa kesembuhan pasien.
sejalan yang disampaikan oleh Rasmanto (2012)
Angka kematian adalah indikator hasil kinerja dari Saran
sebuah proses pelayanan kesehatan, di rumah sakit ada
kematian di bawah 48 jam dan ada kematian di atas 48 Untuk Pihak Manajemen RSUD Dr Kanujoso
jam, kematian yang terjadi di bawah 48 jam Djatiwibowo Balikpapan:
diindikasikan jika terjadi adalah semata karena faktor 1. Penambahan tenaga dokter spesialis Jantung
tingkat kegawatan yang berpihak atau berada pada sebaiknya menjadi prioritas dari manajemen RSUD
pasien, artinya kondisi pasien lebih menentukan Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan agar segera
kematiannya, sementara kematian yang terjadi setelah terpenuhi.
48 jam di lakukan perawatan atau penananganan di 2. Peningkatan kemampuan Bidang Diklat RSKD
Umpan Balik
Lingkungan
E.q. 24 hour
EGDT - Cost
CCM coverage E.g. Mortality
Gambar 2. Pendekatan Sistem Pelayanan Kesehatan Menurut U.S Departemen of Helath and
Human Service (2011)
INPUT PROSES
OUTPUT
- Pasien Mortalita
- SDM - Pemberian Pelayanan Kepada Pasien
- Fasilitas - Koordinasi Dokter-Perawat dan (NDR dan GDR)
- Metode
Keterpaduan Pelayanan
Tabel 1. Distribusi Pasien Jantung yang Meninggal Berdasarkan Umur Tahun 2014
No Umur Jumlah %
1 0 tahun - 9 tahun 8 7.61
2 10 tahun - 19 tahun 2 1.90
No Umur Jumlah %
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 2. Distribusi Pasien Jantung yang Meninggal Berdasarkan Lama Dirawat Tahun
2014
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 3. Distribusi Pasien Jantung yang Meninggal Berdasarkan Cara Bayar Tahun
2014
1 PBI 16 15.24
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 4. Distribusi Pasien Jantung yang Meninggal Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014
2 Perempuan 46 43.81
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 6.
Distribusi Pasien Meninggal Berdasarkan Riwayat Penyakit Tahun 2014
2 Hipertensi 22 20.95
3 Gangguan Ginjal 16 15.24
4 Gangguan Jantung 15 14.29
5 Riwayat Stroke 7 6.67
6 Asam Urat & Kolesterol Tinggi 5 4.76
7 Prostat, Gastritis 4 3.81
8 Anemia & DBD 4 3.81
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 8. Distribusi SDM Perawat IRD Berdasarkan Pendidikan dan Status Kepegawaian
Tahun 2014.
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 9. Distribusi Perawat IRD Yang Mengikuti Pelatihan PPGD/BTLS Tahun 2014.
Jenis Belum
No Sudah Memp unyai % % Jumlah %
Sertifikat Mempunyai
PPGD/B
1 30 85.71 5 14.29 35 100.00
TLS
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 10. Distribusi SDM Perawat ICCU/ICU Berdasarkan Pendidikan dan Status
Kepegawaian Tahun 2014
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 11. Distribusi SDM Perawat Ruang Flamboyan A Berdasarkan Pendidikan dan
Status Kepegawaian Tahun 2014.
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 12. Distribusi Sertifikasi Perawat Ruang Flamboyan A RSKD Tahun 2014.
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 13. Distribusi SDM Perawat Ruang Anggrek Hitam Lantai 5 Berdasarkan
Pendidikan dan Status Kepegawaian Tahun 2014.
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 14. Distribusi Sertifikasi Perawat Ruang Anggrek Hitam Lantai 5 RSKD Hasil
Analisa Data Sekunder Tahun 2014.
Sumber Data: Analisis Dokumen Bidang Keperawatan RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo BPN
Tabel 15. Distribusi Hasil Uji Mikrobiologi Ruang ICCU Tahun 2014
2
2 Tiang Ruang ICCU CFU/cm 5-10 7
2
3 Pegangan pintu masuk ruang ICU CFU/cm 5-10 36