Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

PELABUHAN LAUT

Disusun Oleh :
Muhammad Reza Putra Deantono
(NIM : 1116020037)

3 SIPIL 2

Dosen Pengajar :
FAUZRI FAHIMUDIN, Ir., MSc., Dr.
(NIP : 19590206 198903 1 002)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2018
Definisi Pelabuhan dan Jenis-Jenisnya

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang


dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

Pelabuhan memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pengusahaan.

Jenis pelabuhan terdiri atas pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan paut
sebagaimana dimaksud terdiri dari:

1. Pelabuhan Utama

Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan
internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan antar provinsi.

2. Pelabuhan Pengumpul

Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi.

3. Pelabuhan Pengumpan

Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi
pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan provinsi.

Kegiatan dalam pengusahaan pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan yang meliputi penyediaan dan/atau
pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang.

Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang terdiri atas:

1. Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/atau pelayanan jasa


kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan.

2. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana dimaksud diatas


meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
3. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang sebagaimana
dimaksud terdiri atas:

• Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat;

• Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih;

• Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan;

• Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat dan
peti kemas;

• Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar
muat, serta peralatan pelabuhan;

• Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, dan Ro-Ro;

• Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang;

• Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang; dan/atau

• Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal.

4. Kegiatan jasa terkait dengan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan


yang menunjang kelancaran operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelabuhan.

Dalam pelabuhan tersebut terdapat terminal yang merupakan suatu kolam sandar dan tempat
kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.

Adapun jenis dari terminal sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:

1. Terminal Khusus

Adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

2. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri

Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan
sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri

Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (“TUKS”) dibangun dan
dioperasikan hanya bersifat menunjang kegiatan pojok perusahaan. Pembangunan pelabuhan
hanya bertujuan menunjuang usaha pokok dari perusahaan tersebut.

Kegiatan usaha pokok sebagaimana disebutkan diatas adalah:

– Pertambangan;

– Energy;

– Kehutanan;

– Pertanian;

– Perikanan;

– Industri;

– Pariwisata; dan

– Dok dan galangan kapal.

Dilihat dari penempatan lokasi terdapat perbedaan yang mendasar dari Terminal Khusus dan
TUKS. Terminal Khusus terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan laut/ sungai dan danau, sehingga untuk itu Terminal Khusus tersebut
menjadi bagian dari suatu pelabuhan terdekatnya.

Sedangkan TUKS terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan, dengan demikian maka TUKS menjadi satu kesatuan dengan
pelabuhan dimaksud.

Perlu diperhatikan bahwa sebagai akibat dari dibuatnya Terminal Khusus, maka terdapat
konsekuensi sebagai berikut:

• Terminal Khusus tersebut akan menjadi bagian menjadi bagian dari pelabuhan
terdekat;

• Wajib memiliki Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan


tertentu; danDaerah ini akan digunakan untuk kepentingan Lapangan penumpukan,
Tempat kegiatan bongkar muat, Alur pelayaran dan perlintasan kapal, Olah gerak
kapal, Keperluan darurat; dan Tempat labuh kapal.

• Ditempatkannya instansi pemerintah untuk melaksanakan fungsi keselamatan dan


keamanan pelayaran, serta instansi yang melaksanakan fungsi pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan.

• Terminal Khusus sebagaimana dimaksud hanya dapat dibangun dan dioperasikan


apabila:
1. Pelabuhan terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok instansi pemerintah atau
badan usaha; dan

2. Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih efektif dan
efisien serta lebih menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

Pola kegiatan operasional di pelabuhan perikanan maka fasilitas-fasilitas yang terdapat di


pelabuhan perikanan atau pendaratan ikan pada umumnya terdiri dari :

Fasilitas pokok

a) Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan
bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan mengisi bahan perbekalan untuk
keperluan penangkapan ikan di laut.

b) Kolam Pelabuhan

Kolam pelabuhan adalah daerah perairan pelabuhan untuk masuknya kapal yang akan
bersandar di dermaga.

Kolam pelabuhan menurut fungsinya terbagi dua yaitu berupa:

1) Alur pelayaran yang merupakan pintu masuk kolam pelabuhan sampai ke dermaga.

2). Kolam putar yaitu daerah perairan untuk berputarnya kapal (turning basin).

c) Breakwater atau Pemecah Gelombang

Pemecah gelombang adalah suatu struktur bangunan kelautan yang berfungsi khusus untuk
melindungi pantai atau daerah di sekitar pantai terhadap pengaruh gelombang laut.

Ada beberapa bentuk breakwater, diantaranya:

1) Tipe breakwater timbunan adalah breakwater yang dibangun atas beberapa lapis batuan.
Pada umumnya jenis material yang dapat digunakan untuk tipe breakwater timbunan adalah:

a) Batuan asli

b) Blok-blok beton

c) Kombinasi antara batuan asli dengan blok beton

d) Concrete shapes seperti tetrapod, quadripod, hexapod, tribar, modifikasi kubus


beton, dolos dan lain-lain.

2) Tipe breakwater dinding tegak (the wall type)

Adalah braekwater yang pembangunannya harus mempertimbangkan faktor-faktor,


antara lain:
a) Tersedianya material pada lokasi atau disekitarnya.

b) Kedalaman perairan

c) Keadaan tanah dasar laut

d) Alat yang tersedia untuk konstruksi

Fasilitas Fungsional

Fasilitas fungsional dikatakan juga suprastruktur adalah fasilitas yang berfungsi untuk
meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok, sehingga dapat menunjang aktivitas di
pelabuhan. Fasilitas-fasilitas ini diantaranya tidak harus ada di suatu pelabuhan namun
fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan perikanan tersebut.

Fasilitas-fasilitas fungsional ini dikelompokkan antara lain untuk:

a. Penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya

1) Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Yaitu tempat pertemuan antara penjual (nelayan) dengan pembeli/bakul, dimana terjadi tawar
menawar harga hingga tercapai harga yang disepakati oleh kedua pihak. Adapun ruangan
yang ada pada gedung pelelangan adalah:

a) Ruang pelelangan

b) Ruang pengepakan

c) Ruang administrasi pelelangan terdiri dari loket-loket, gudang peralatan lelang, ruang
duduk untuk peserta lelang, toilet dan ruang cuci umum.

1) Gedung-gedung pemasaran

Gedung-gedung pemasaran diantaranya tempat memasarkan ikannya. Gedung ini biasanya


dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti alat sortir, timbangan, pengepakan dan lain-
lainnya.

2) Gudang es

Es merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki nelayan saat akan melaut. Tujuannya
yaitu agar ikan hasil tangkapan tetap terjaga kualitasnya sehinga mempunyai nilai jual yang
tinggi.
3) Fasilitas pendingin

Fasilitas pendingin seperti cool room, dan cold storage mempunyai fungsi untuk menyimpan
ikan hasil tangkapan dalam waktu yang lama, jika saat proses lelang tidak terjual semuanya
atau sebagai fasilitas untuk nelayan agar ikan hasil tangkapannya mempunyai kualitas yang
tetap bagus meskipun disimpan berhari-hari.

4) Fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan, seperti gedung pengolahan,
tempat penjemuran ikan, dan lain-lainnya.

a. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan

Fasilitas untuk pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan diantaranya
adalah:

1) Lapangan perbaikan alat penangkapan ikan.

2) Ruang mesin

3) Tempat penjemuran alat penangkapan ikan

4) Bengkel: fasilitas untuk perbaikan mesin kapal

5) Slipways

1) Gudang jaring : tempat untuk menyimpan barang

2) Vessel lift

Fasilitas untuk mengangkat kapal dari kolam pelabuhan ke lapangan perbaikan kapal.

a. Fasilitas Perbekalan; Tangki BBM dan Tangki Air

Kebutuhan solar ketika PPN Palabuhanratu baru dioperasionalkan disuplai oleh SPBU
terdekat, tetapi sejak Tahun Anggaran 1998 kebutuhan solar juga disuplai oleh KUD Mina
Sinar Laut yang mengelola tangki BBM yang berada di Pelabuhan. Penyaluran kebutuhan air
bersih untuk kapal perikanan di PPN Palabuhanratu dipenuhi oleh PPN Palabuhanratu.

a. Fasilitas komunikasi

PPN Palabuhanratu mempunyai fasilitas komunikasi berupa sarana komunikasi radio SSB/all
band, telepon, fax dan internet.
Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan
pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas di pelabuhan.
Fasilitas penunjang yang harus ada di suatu pelabuhan diantaranya:

a. Fasilitas Kesejahteraan.

Beberapa dari fasilitas kesejahteraan yang harus dimiliki oleh pelabuhan diantaranya adalah
MCK, Poliklinik, mess, kantin/warung, mushola.

b. Fasilitas Administrasi.

Beberapa dari fasilitas administrasi yang harus dimiliki oleh pelabuhan diantaranya adalah
kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar, kantor beacukai.

Sebagai acuan PPN Palabuhanratu dalam melakukan upaya peningkatan perekonomian


masyarakat dalam bidang perikanan di Pelabuhanratu adalah penjelasan Undang-undang
Nomor: 9 Tahun 1985 tentang perikanan pasal 18, mengenai fungsi dan peranan pelabuhan
perikanan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Pusat pengembangan masyarakat nelayan;

Sebagai sentra kegiatan masyarakat nelayan Pelabuhan Perikanan diarahkan dapat


mengakomodir kegiatan nelayan baik nelayan berdomisili maupun nelayan pendatang.

Tempat berlabuh kapal perikanan;

Pelabuhan Perikanan yang dibangun sebagai tempat berlabuh (landing) dan tambat/merapat
(mouring) kapal-kapal perikanan, berlabuh/merapatnya kapal perikanan tersebut dapat
melakukan berbagai kegiatan misalnya untuk mendaratkan ikan (unloading), memuat
perbekalan (loading), istirahat (berthing), perbaikan apung (floating repair) dan naik dock
(docking). Sehingga sarana atau fasilitas pokok pelabuhan perikanan seperti dermaga
bongkar, dermaga muat, dock/slipway menjadi kebutuhan utama untuk mendukung aktivitas
berlabuhnya kapal perikanan tersebut.

Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan;

Sebagai tempat pendaratan ikan hasil tangkap (unloading activities) Pelabuhan Perikanan
selain memiliki fasilitas dermaga bongkar dan lantai dermaga (apron ) yang cukup memadai,
untuk menjamin penanganan ikan (fish handling) yang baik dan bersih didukung pula oleh
sarana/fasilitas sanitasi dan wadah pengangkat ikan.
Tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan;

Pelabuhan Perikanan dipersiapkan untuk mengakomodir kegiatan kapal perikanan, baik kapal
perikanan tradisional maupun kapal motor besar untuk kepentingan pengurusan administrasi
persiapan ke laut dan bongkar ikan, pemasaran/pelelangan dan pengolahan ikan hasil
tangkap.

Pusat penanganan dan pengolahan mutu hasil perikanan;

Prinsip penanganan dan pengolahan produk hasil perikanan adalah bersih, cepat dan dingin
(clean, quick and cold). Untuk memenuhi prinsip tersebut setiap Pelabuhan Perikanan harus
melengkapi fasilitas–fasilitasnya seperti fasilitas penyimpanan (cold storage) dan
sarana/fasilitas sanitasi dan hygene, yang berada di kawasan industri dalam lingkungan kerja
Pelabuhan Perikanan.

Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan;

Dalam menjalankan fungsi, PPN Palabuhanratu dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan
(TPI), pasar ikan (Fish Market) untuk menampung dan mendistribusikan hasil penangkapan
baik yang dibawa melalui laut maupun jalan darat.

Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan;

Pengendalian mutu hasil perikanan dimulai pada saat penangkapan sampai kedatangan
konsumen. Pelabuhan Perikanan sebagai pusat kegiatan perikanan tangkap selayaknya
dilengkapai unit pengawasan mutu hasil perikanan seperti laboratorium pembinaan dan
pengujian mutu hasil perikanan (LPPMHP) dan perangkat pendukungnya, agar nelayan
dalam melaksanakan kegiatannya lebih terarah dan terkontrol mutu produk yang dihasilkan.

Pusat penyuluhan dan pengumpulan data;

Untuk meningkatkan produktivitas, nelayan memerlukan bimbingan melalui penyuluhan baik


secara teknis penangkapan maupun manajement usaha yang efektif dan efisien, sebaliknya
untuk membuat langkah kebijaksanaan dalam pembinaan masyarakat nelayan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan selain data primer melalui penelitian data sekunder diperlukan
untuk itu, maka untuk kebutuhan tersebut dalam kawasan Pelabuhan Perikanan merupakan
tempat terdapat unit kerja yang bertugas melakukan penyuluhan dan pengumpulan data.
Pusat pengawasan penangkapan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya ikan;

Pelabuhan Perikanan sebagai basis pengawasan penangkapan dan pengendalian pemanfaatan


sumberdaya ikan. Kegiatan pengawasan tersebut dilakukan dengan pemeriksaan spesifikasi
teknis alat tangkap dan kapal perikanan, ABK, dokumen kapal ikan dan hasil tangkapan.
Sedangkan kegiatan pengawasan di laut, Pelabuhan Perikanan dapat dilengkapi dengan
pos/pangkalan bagi para petugas pengawas yang akan melakukan pengawasan di laut.

Anda mungkin juga menyukai