Anda di halaman 1dari 9

Analysis Speech Organ

1. Paru-paru (lung)

2. Batang tenggorok (trachea)

3. Pangkal tenggorok (larynx)

4. Pita suara (vocal cord)

5. Krikoid (cricoid)

6. Tiroid (thyroid atau lekum)

7. Aritenoid (arythenoid)

8. Dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx)

9. Epiglotis

10. Akar lidah (root of tongue)

11. Pangkal lidah (back of the tongue, dorsum)

12. Tengah lidah (middle of tongue, medium)

13. Daun lidah (blade of tongue, laminum)

14. Ujung lidah (tip of the tongue, apex)

15. Anak lidah/ tekak (uvula)

16. Langit-langit lunak (soft palate, velum)

17. Langit-langit keras (hard palate, palatum)

18. Gusi, lengkung kaki gigi (alveolum)

19. Gigi atas (upper teeth, dentum)

20. Gigi bawah (lower teeth, dentum)

21. Bibir atas (upper lip, labium)

22. Bibir bawah (lower lip, labium)

23. Mulut (mouth)

24. Rongga mulut (oral cavity)

25. Rongga hidung (nasal cavity)


Fungsi-Fungsi 25 Organ Bicara

1. Paru-paru (lung)
Fungsi organ : Paru-Paru adalah organ vital yang memiliki fungsi penting di
dalam kehidupan manusia. Karena tanpa paru-paru maka manusia tidak dapat
bernafas. Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan
karbondioksida(CO2) dan uap air (H2O). Ini adalah organ utama sistem
pernapasan. Paru-paru menerima oksigen dan mengusir karbon dioksida. Sel
darah merah yang hadir dalam darah mengambil oksigen dari paru-paru dan
mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh yang membutuhkan oksigen. Sel darah
merah (RBC) memberikan oksigen ke sel-sel yang membutuhkannya dan
mengambil karbon dioksida sel. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran antara gas
oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh dan akan
membawanya menuju paru-paru. Dalam paru-paru, karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru ke hidung.
Fungsi produksi : Paru-paru adalah sumber arus uadara yang merupakan syarat
mutlak untuk terjadinya bunyi bahasa. Namun, perlu diketahui bahwa bunyi bahsa
dapat juga dihasilkan dengan arus udarayang datang dari luar mulut. Bunyi egresif
dan ingresif dibedakan berdasarkan arus udara. Bunyi egresif dibentuk dengan
cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-paru, sedangkan bunyi ingresif
dibentuk dengan cara menghisap udara kedalam paru-paru. Kebanyakan bunyi
bahasa Indonesia merupakan bunyi egresif.

Bunyi egresif dibedakan lagi atas bunyi egresif pulmonik dan bunyi egresif glotalik.
 Egresif pulmonik dibentuk dengan cara mengecilkan rongga paru-paru oleh
otot paru-paru, otot perut, dan rongga dada. Hampir semua bunyi bahasa
Indonesia dibentuk melalui egresif pulmonik.
 Egresif glotalik dibentuk dengan cara merapatkan pitas suara sehingga gloatis
dalam keadaan tertutup sama sekali. Bunyi egresif glotalik disebut juga bunyi
ejektif, yang ditandai dengan tanda apostrof, contohnya (p’,t’,k’,s’).

 Bunyi ingresif dibedakan atas bunyi ingresif glotalik dan bunyi ingresif
velarik.
 Ingresif glotalik memiliki kemiripan dengan cara pembentukan bunyi
egresif glotalik, hanya arus udara yang berbeda. Dibentuk dengan cara
menghisap udara dan merapatkan pita suara sehingga glotis menutup.
Adapun bunyi yang dihasilkan disebut implosive, yang ditandai
dengan tanda melengkung ke sebelah kanan, contohnya (b,d,g).
 Ingresif velarik dibentuk dengan cara menghisap udara dan
menaikkan pangkal lidah dalam langit-langit lunak; bersama-sama
dengan merapatkan bibir; begitu pula, ujung lidah dirapatkan ke
dalam gigi/gusi.
2. Batang tenggorok
Fungsi organ : Trakea menyaring udara yang Anda hirup dan juga bercabang ke
bronkus. Fungsi utama dari trakea adalah untuk memungkinkan saluran udara ke
paru-paru, untuk respirasiuntuk menghirup udara kaya oksigen dan menghembus
karbon dioksida. Ketika menghirup udara oksigen bergerak ke trakea,kemudia ke
bronkus, kemudian ke bronkiolus, kemudian ke alveoli. Meskipun fungsi utama
trakea adalah pertukaran udara, juga membantu dalam perlindungan dari mikroba
dan zat berbahaya.

Batang tenggorokan (trachea si adalah sebuah tabung yang panjangnya sekitar 5


inci yang terbuat dari tulang rawan hialin cincin berbentuk C dilapisi dengan epitel
kolumnar bersilia semu. Trakea menghubungkan laring ke bronkus dan
memungkinkan udara untuk melewati leher dan ke dada. Cincin tulang rawan yang
membentuk trakea memungkinkan untuk tetap terbuka ke udara setiap saat. Ujung
terbuka dari cincin tulang rawan menghadap posterior ke arah kerongkongan,
sehingga kerongkongan memperluas ke ruang yang ditempati oleh trakea untuk
mengakomodasi massa makanan bergerak melalui kerongkongan.
Fungsi produksi : Batang tenggorokan (trachea wind pipe ini satu jalur dengan
laring dan pita suara sehingga bunyi yang dihasilkan itu bunyi Glotalisasi, yaitu
bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sesudah bunyi utama
diucapakan sehingga terdengar bunyi sertaan [‘]. Misalnya, bunyi [a] pada kata
<akan> terdengar sebagai bunyi [a’], sehingga di ucapakan menjadi [a’kan].

3. Pangkal tenggorok (larynx)


Fungsi organ : Larynx atau disebut juga kotak suara adalah organ pada leher
manusia yang melidungi trakea dan terlibat dalam produksi suara. Larynx adalah
saluran pernapasan yang membawa udara menuju ke trakea. Fungsi utama larynx
adalah untuk melindungi saluran pernapasan dibawahnya dengan cara menutupi
secara cepat stimulasi mekanik, sehingga mencegah masuknya bendah asing ke
saluran pernapasan.
Fungsi produksi : Larynx berhubungan dengan pita suara karena larynx
melindungi produksi suara yang dihasilkan oleh pita suara. Kerja larynx ini
mengakibatkan pengelompokan bunyi-bunyi bahasa atas bunyi yang bersuara dan
bunyi tak bersuara. Apabila klep ini ditutup rapat, udara yang ada di dalam paru-
paru akan terpisah dari udara di dalam mulut atau hidung. Apabila klep itu terbuka
lebar-lebar, udara dari paru-paru atau ke dalam paru-paru akan mengalir dengan
lancar dan bebas. Pengawasan arus udara yang melalui klip laring ini dilakukan
oleh pita suara yang dapat menutup, membuka, mengendor, atau memegang
menjadi tebal atau menjadi tipis. laring menghasilkan bunyi glotis.

 Proses membuka-menutupnya Glotis.


Posisi Glotis akan mempengaruhi pola terbentuknya bunyi bahasa. Jika posisi
glotis membuka akan menghasilkan bunyi tak bersuara. Sebaliknya, jika posisi
glotis menutup akan menghasilkan bunyi bersuara. Di bawah ini dijelaskan
posisi pita suara ketika membentuk bunyi bahasa.
 Posisi pita suara ketika bernafas.
Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang keluar
dari paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang menghalangi. Posisi
pita suara seperti ini umumnya menghasilkan bunyi vokal, bunyi [h p,t,s
k].
 Posisi pita suara bergetar
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga
membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar, akan
menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].
 Posisi pita suara ketika mengucapkan bunyi glotal
Ketika mengucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga bunyi
yang melalui tenggorokan berhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi
hamzah [?].
 Posisi pita suara ketika berbisik
Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit, udara
yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi–bunyi bahasa tersebut
tidak jelas terdengarnya.

Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup
sesudah bunyi utama diucapakan sehingga terdengar bunyi sertaan [‘].
Misalnya, bunyi [a] pada kata <akan> terdengar sebagai bunyi [a’], sehingga di
ucapakan menjadi [a’kan].

4. Pita suara
Fungsi organ : Fungsi utama pita suara ialah sebagai pintu klep yang mengatur
pengawasan arus udara antara paru paru dengan mulut atau hidung. Pita suara
adalah komponen penting dalam memproduksi bicara dan bernyanyi. Istilah
medisnya ialah “pita suara” karena fungsi mereka untuk bernafas dan berbicara.
Ketika salah satu atau kedua pita suara tidak bekerja dengan benar; bicara menjadi
mendesah dan tersedak dapat terjadi.
Fungsi produksi : Bunyi yang dihasilkan pita suara diatur oleh sistem otot
aritenoid. Pita suara bagian depan mengait pada tulang rawan tiroid. Adapun pita
suara bagian belakang mengait pada tulang rawan Aritenoid. Pita suara dapat
membuka luas atau menutup, fungsinya sebagai katup yang mengatur jalannya
udara dari paru-paru ketika melalui tenggorokan. Akibat membuka dan menutup
pita suara, akan memunculkan rongga di antara pita suara yang disebut glotis.
Posisi glotis ada empat macam, yakni: membuka lebar, membuka, menutup, dan
menutup rapat. Proses bergetarnya pita suara tersebut disebut proses fonasi.

Pita Suara Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita.
Di tengah-tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit. Celah
pits suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat
berubah-ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
 Posisi terbuka lebar Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dan
terjadi pada pernafasan normal saja.
 Posisi agak menyempit Posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak
bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].

 Posisi menyempit Posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara,


misalnya [b], [d], [g], [j]. Posisi tertutup Posisi ini akan menghasilkan bunyi
bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya [h], dan [?].

5. Krikoid (cricoid)

Fungsi organ : Krikoid berfungsi untuk udara dari paru-paru, rongga tersebut
dapat membuka dan menutup. tenggorokan adalah rongga di ujung saluran
pernapasan. Pangkal tenggorokan ini terdiri atas empat komponen, yakni: (1)
tulang rawan krikoid, (2) tulang rawan Aritenoid, (3) sepasang pita suara, dan (4)
tulang rawan tiroid. Tenggorokan (larynx), rongga anak tekak (pharinx), pita suara
(vokal cords), dan anak tekak (uvula). Tenggorokan berfungsi untuk mengeluarkan
udara dari paru-paru, rongga tersebut dapat membuka atau menutup. Jika rongga
tenggorokan membuka akan membentuk bunyi vokal, sebaliknya jika rongga
tenggorokan menutup akan membentuk bunyi konsonan. Tentu saja, fungsi pita
suara sangat penting dalam menghasilkan bunyi. Uraian mengenai fungsi pita
suara dijelaskan di bawah ini.
Fungsi produksi :
 Posisi pita suara ketika bernafas
Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang keluar dari
paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang menghalangi. Posisi pita suara
seperti ini umumnya menghasilkan bunyi vokal, bunyi [h p,t,s k].
 Posisi pita suara bergetar
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga
membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar, akan
menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].
 Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi glotal
Ketika mengucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga bunyi
yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi hamzah
[?].
 Posisi pita suara ketika berbisik
Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit, udara
yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi–bunyi bahasa tersebut tidak
jelas terdengarnya.

6. Tiroid (thyroid) atau lekum


Fungsi organ : Lekum atau tiroid (thyroid) berfungsi untuk mengatur laju
metabolisme dengan cara menalir bersama-sama darah dan memicu sel untuk
mengubah lebih banyak glukosa. Tiroid adalah salah satu kelenjar endokrin
terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat di temui di bagian depan leher,
sedikit dibawah laring.
7. Aritenoid
Fungi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

8. Dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx)


Fungsi produksi : Faring berfungsi sebagai “tabung udara” yang akan ikut
bergetar bila pita suara bergetar. Bunyi bahasa yang di hasilkan di sebut bunyi
faringal. Bunyi faringal adalah fonem yang juga ditempatkan artikulasi yang berada
di rongga leher, di bawah glotis. Bunyi fenem ini di realisakan denga menggerakan
ujung belakang lidah ke belakang. Bunyi faringal, bunyi yang dihasilkan atau yang
proses penghasilannya berada didalam rongga faring. Contoh : [h].

9. Epiglotis (epiglottis)
Fungsi utamanya adalah untuk flip atas laring, atau kotak suara yang penjaga pintu
Airways selama menelan. Hal ini mencegah makanan dari masuk ke dalam
tenggorokan. Jika epiglotis rusak ada mungkin akan tersedak oleh penyesatan
makanan untuk tenggorokan bukan makanan pipa atau esofagus.

10. Akar lidah (root of tongue)

Fungsi organ : Akar Lidah terletak di antara tulang hyoid dan rahang bawah.
Bagian punggung duduk di orofaring. Menempel lidah ke langit-langit mulut. akar
lidah berfungsi untuk menelan makanan atau minuman yang masuk kedalam
mulut.
Fungsi produksi : Akar lidah dalam pembentukan bunyi bahasa selalu menjadi
artikulator aktif, yakni artikulator yang bergerak. Kategorisasi bunyi keras (fortis)
dan bunyi lunak (lenis) dobedakan berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus
udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan (Malmberg, 1963:51-52). Bunyi bahasa
disebut keras apabila pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuatan
arus udara. Sebaliknya, apabila pada waktu diartikulasikan tidak disertai
ketgangan kekuatan arus udara, bunyi itu disebut lunak.

11. Pangakal lidah (back of the tongue, dorsum)


Fungsi produksi. Pangkal atau belakang lidah (back of the tongue, dorsum)
menghasilkan bunyi:
 Dorsovelar bunyi yang dihasilkan oleh punggung lidah (dorsum)dan langit-
langit lunak (velum). Contoh bunyi, [k], [g].
 Bunyi uvula, bunyi yang dihasilkan oleh belakang lidah dan anak tekak (uvula).
Contohnya bunyi [q].
 Bunyi yang dihasilkan pangkal lidah dan langit-langit lunak [ng]
 penyempitan dinding faring dan pangkal lidah [h];
12. Tengah lidah (middle of tongue, medium)
Fungsi produksi. Lidah menghasilkan beberapa jenis bunyi hambatan:
 Bunyi stop atau bunyi letus, bunyi yang dihasilkan dengan udara terhenti sama
sekali dan di lepas dengan tiba-tiba. Contoh: [p], [b].
 Bunyi lateral atau samping, bunyi yang dihasilkan dengan udara melalui sisi
lidah yang menghalangi keluarnya udara. Contoh : [│]
 Bunyi getar, bunyi yang dihasilkan dengan cara udara tergetar di dalam mulut
yang disebabkan oleh getaran lidah. Contoh: [r].
 Dihasilkan tengah lidah dan langit-langit keras [ny]

13. Daun lidah


Fungsi produksi. Daun lidah (blade of the tongue, lamine atau laminal)
menghasilkan bunyi:
 lamioalveolar, bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah (lamina) dan pangkal gigi
(alveolum). Contoh bunyi, [s].
 penyempitan daun lidah dan lengkung kaki gigi [s], [z];

14. Ujung lidah (tip of the tongue, apex)


Fungsi produksi. Konsonan Letupan, dihasilkan dengan cara udara dihambat
kemudian diletupkan oleh artikulator. Konsonan letupan dibagi atas lima jenis
yaitu:
 yang dihasilkan di antara bibir [p], [b];
 yang dihasilkan oleh ujung lidah dan langit-langit keras;
 yang dihasilkan oleh ujung lidah dan lengkung kaki gigi [t], [d];
 yang dihasilkan oleh tengah lidah dan langit-langit keras [c], [j].
 yang dihasilkan oleh pangkal lidah dan langit-langit tekak [k],

15. Anak lidah/tekak (uvula)


Fungsi produksi : Bunyi yang dihasilkan anak tekak yaitu, bunyi uvula, bunyi
yang dihasilkan oleh belakang lidah dan anak tekak (uvula). Contoh: [q]. Dan bunyi
[r] yang tidak jelas.

16. Langit-langit lunak(soft palate, velum)


Berfungsi sebagai pembentukan bunyi bahasa. Langit-langit lunak mulut harus
dalam posisi netral untuk memungkinkan aliran udara dari rongga mulut ke pipa
pembuluh (e-tubes). Langit-langit lunak mulut juga digunakan ketika kita
berbicara, terutama dalam kata-kata yang berawalan dan berakhiran ‘ng’ seperti
pada kata “dong”.

17. Langit-langit keras (hard palate, palatum)


Fungsi produksi. Langit-langit keras menghasilkan bunyi sebagai berikut:
 Bunyi apikopalatal, bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dan langit-langit
keras. Bila ujung lidah itu membalik ke arah belakang, maka bunyi yang
dihasilkan adalah bunyi retrofleks. Contoh: [d].
 Bunyi laminopalatal, bunyi yang dihasilkan oleh lamina dan langit-langit keras.
Contoh: [c], [j].

18. Gusi, lengkung kaki gigi (alveolum)


Fungsi produksi. Lengkung kaki gigi, gusi (alveolar, gums) menghasilkan bunyi:
 Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah
(artikulator) dengan daerah lengkung gigi (titik artikkulator), seperti [t], [d],
[n].
 Bunyi apikopalatal, bunyi yang dihasilkan ujung lidah dan pangkal gigi
(alveolum), seperti bunyi [n].

19. Gigi atas (upper teeth, dentum)


Fungsi produksi : Gigi terbagi dua, yaitu gigi atas dan gigi bawah. Ketika
membentuk bunyi bahasa, gigi yang berperan penting yaitu gigi atas. Gigi atas
biasanya bersama-sama dengan bibir bawah atau ujung lidah. Bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh gigi atas dan gigi bawah disebut bunyi dental, bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh gigi atas dan bibir bawah disebut labio-dental. Adapun bunyi
bahasa yang terbentuk oleh gigi atas dan ujung lidah disebut bunyi apiko-dental.

20. Gigi bawah


Fungsi produksi. Gigi bawah menghasilkan bunyi:
 Labiodental – bibir bawah dan ujung gigi atas, misal: (f)
 Dental – ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas

21. Bibir atas (upper lip, labium)


Fungsi produksi. Bunyi-bunyi yang dihasilkan bibir:
 Bunyi vokal, bunyi yang dihasilkan dengan udara tanpa hambatan. contoh [a],
[i], [u].
 Bunyi konsonan, bunyi yang dihasilkan dengan udara mengalami hambatan.
contoh [b], [d]
 Bunyi hambat – kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup,
kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba. Misal: (p) dan (b)

22. Bibir bawah (lower lip, labium)


Fungsi produksi : Sebagai pembentuk bunyi vokal, Apabila bibir membulat
maka akan terjadilah vokal (u) atau dlommah,apabila bibir semi bulat maka
terjadilah vokal (o), apabila bibir netral, maka terjadilah vokal (a) atau fathah,
apabila bibir membentang terjadilah vokal ( i ) atau kasroh, apabila bibir semi
membentang maka terjadilah vokal (e) atau imalah,Disamping itu, kerja sama
antara bibir atas dengan bibir bawah merupakan makhraj (wawu-mim-ba),
sedangkan kerja sama antara bibir bawah dengan ujung gigi menjadi makhraj
bunyi (fa).
23. Mulut (mouth)
Fungsi produksi : Artikulator adalah alat ucap yang bersentuhan atau yang
didekatkan untuk membentuk bunyi bahasa. Daerah artikulasi adalah daerah
pertemuan antara dua artikulator. Berikut penjelasannya:
 Bilabial – bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup), misal: (p), (b), (m)
 Labiodental – bibir bawah dan ujung gigi atas, misal: (f)
 Alveolar – ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gusi, misal: (t), (d), (s)

24. Rongga mulut (oral cavity)


Fungsi organ : Bunyi yang dihasilkan rongga mulut (mouth cavity atau oral
cavity) adalah: Bunyi Nasal dan Oral Bunyi nasal atau sengau dibedakan dari bunyi
oral berdasarkan jalan keluarnya arus udara. Bunyi nasal dihasilkan dengan
menutup arus udara ke luar melalui rongga mulut, tetapi membuka jalan agar
dapat keluar melalui rongga hidung.

25. Rongga hidung (nasal cavity)


Fungsi produksi : Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh rongga hidung disebut
bunyi nasal. Bunyi nasal ini dihasilkan dengan cara menutup rapa-rapatarus udara
di rongga mulut, dan menyalurkannya keluar melalui rongga hidung. Yang dalam
bahasa indonesia adalah bunyi nasal bilabial [m], bunyi nasal apikeolvelar [ŋ]
bunyi nasal laminopalatal [ň ], bunyi nasal dorsovelar [ŋ]. Dan ], [d] Bunyi nasal,
bunyi yang dihasilkan dengan udara lewat rongga hidung. Contoh: [m], [n]

Anda mungkin juga menyukai