1. Paru-paru (lung)
5. Krikoid (cricoid)
7. Aritenoid (arythenoid)
9. Epiglotis
1. Paru-paru (lung)
Fungsi organ : Paru-Paru adalah organ vital yang memiliki fungsi penting di
dalam kehidupan manusia. Karena tanpa paru-paru maka manusia tidak dapat
bernafas. Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan
karbondioksida(CO2) dan uap air (H2O). Ini adalah organ utama sistem
pernapasan. Paru-paru menerima oksigen dan mengusir karbon dioksida. Sel
darah merah yang hadir dalam darah mengambil oksigen dari paru-paru dan
mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh yang membutuhkan oksigen. Sel darah
merah (RBC) memberikan oksigen ke sel-sel yang membutuhkannya dan
mengambil karbon dioksida sel. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran antara gas
oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh dan akan
membawanya menuju paru-paru. Dalam paru-paru, karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru ke hidung.
Fungsi produksi : Paru-paru adalah sumber arus uadara yang merupakan syarat
mutlak untuk terjadinya bunyi bahasa. Namun, perlu diketahui bahwa bunyi bahsa
dapat juga dihasilkan dengan arus udarayang datang dari luar mulut. Bunyi egresif
dan ingresif dibedakan berdasarkan arus udara. Bunyi egresif dibentuk dengan
cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-paru, sedangkan bunyi ingresif
dibentuk dengan cara menghisap udara kedalam paru-paru. Kebanyakan bunyi
bahasa Indonesia merupakan bunyi egresif.
Bunyi egresif dibedakan lagi atas bunyi egresif pulmonik dan bunyi egresif glotalik.
Egresif pulmonik dibentuk dengan cara mengecilkan rongga paru-paru oleh
otot paru-paru, otot perut, dan rongga dada. Hampir semua bunyi bahasa
Indonesia dibentuk melalui egresif pulmonik.
Egresif glotalik dibentuk dengan cara merapatkan pitas suara sehingga gloatis
dalam keadaan tertutup sama sekali. Bunyi egresif glotalik disebut juga bunyi
ejektif, yang ditandai dengan tanda apostrof, contohnya (p’,t’,k’,s’).
Bunyi ingresif dibedakan atas bunyi ingresif glotalik dan bunyi ingresif
velarik.
Ingresif glotalik memiliki kemiripan dengan cara pembentukan bunyi
egresif glotalik, hanya arus udara yang berbeda. Dibentuk dengan cara
menghisap udara dan merapatkan pita suara sehingga glotis menutup.
Adapun bunyi yang dihasilkan disebut implosive, yang ditandai
dengan tanda melengkung ke sebelah kanan, contohnya (b,d,g).
Ingresif velarik dibentuk dengan cara menghisap udara dan
menaikkan pangkal lidah dalam langit-langit lunak; bersama-sama
dengan merapatkan bibir; begitu pula, ujung lidah dirapatkan ke
dalam gigi/gusi.
2. Batang tenggorok
Fungsi organ : Trakea menyaring udara yang Anda hirup dan juga bercabang ke
bronkus. Fungsi utama dari trakea adalah untuk memungkinkan saluran udara ke
paru-paru, untuk respirasiuntuk menghirup udara kaya oksigen dan menghembus
karbon dioksida. Ketika menghirup udara oksigen bergerak ke trakea,kemudia ke
bronkus, kemudian ke bronkiolus, kemudian ke alveoli. Meskipun fungsi utama
trakea adalah pertukaran udara, juga membantu dalam perlindungan dari mikroba
dan zat berbahaya.
Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup
sesudah bunyi utama diucapakan sehingga terdengar bunyi sertaan [‘].
Misalnya, bunyi [a] pada kata <akan> terdengar sebagai bunyi [a’], sehingga di
ucapakan menjadi [a’kan].
4. Pita suara
Fungsi organ : Fungsi utama pita suara ialah sebagai pintu klep yang mengatur
pengawasan arus udara antara paru paru dengan mulut atau hidung. Pita suara
adalah komponen penting dalam memproduksi bicara dan bernyanyi. Istilah
medisnya ialah “pita suara” karena fungsi mereka untuk bernafas dan berbicara.
Ketika salah satu atau kedua pita suara tidak bekerja dengan benar; bicara menjadi
mendesah dan tersedak dapat terjadi.
Fungsi produksi : Bunyi yang dihasilkan pita suara diatur oleh sistem otot
aritenoid. Pita suara bagian depan mengait pada tulang rawan tiroid. Adapun pita
suara bagian belakang mengait pada tulang rawan Aritenoid. Pita suara dapat
membuka luas atau menutup, fungsinya sebagai katup yang mengatur jalannya
udara dari paru-paru ketika melalui tenggorokan. Akibat membuka dan menutup
pita suara, akan memunculkan rongga di antara pita suara yang disebut glotis.
Posisi glotis ada empat macam, yakni: membuka lebar, membuka, menutup, dan
menutup rapat. Proses bergetarnya pita suara tersebut disebut proses fonasi.
Pita Suara Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita.
Di tengah-tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit. Celah
pits suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat
berubah-ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
Posisi terbuka lebar Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dan
terjadi pada pernafasan normal saja.
Posisi agak menyempit Posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak
bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
5. Krikoid (cricoid)
Fungsi organ : Krikoid berfungsi untuk udara dari paru-paru, rongga tersebut
dapat membuka dan menutup. tenggorokan adalah rongga di ujung saluran
pernapasan. Pangkal tenggorokan ini terdiri atas empat komponen, yakni: (1)
tulang rawan krikoid, (2) tulang rawan Aritenoid, (3) sepasang pita suara, dan (4)
tulang rawan tiroid. Tenggorokan (larynx), rongga anak tekak (pharinx), pita suara
(vokal cords), dan anak tekak (uvula). Tenggorokan berfungsi untuk mengeluarkan
udara dari paru-paru, rongga tersebut dapat membuka atau menutup. Jika rongga
tenggorokan membuka akan membentuk bunyi vokal, sebaliknya jika rongga
tenggorokan menutup akan membentuk bunyi konsonan. Tentu saja, fungsi pita
suara sangat penting dalam menghasilkan bunyi. Uraian mengenai fungsi pita
suara dijelaskan di bawah ini.
Fungsi produksi :
Posisi pita suara ketika bernafas
Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang keluar dari
paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang menghalangi. Posisi pita suara
seperti ini umumnya menghasilkan bunyi vokal, bunyi [h p,t,s k].
Posisi pita suara bergetar
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga
membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar, akan
menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].
Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi glotal
Ketika mengucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga bunyi
yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi hamzah
[?].
Posisi pita suara ketika berbisik
Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit, udara
yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi–bunyi bahasa tersebut tidak
jelas terdengarnya.
9. Epiglotis (epiglottis)
Fungsi utamanya adalah untuk flip atas laring, atau kotak suara yang penjaga pintu
Airways selama menelan. Hal ini mencegah makanan dari masuk ke dalam
tenggorokan. Jika epiglotis rusak ada mungkin akan tersedak oleh penyesatan
makanan untuk tenggorokan bukan makanan pipa atau esofagus.
Fungsi organ : Akar Lidah terletak di antara tulang hyoid dan rahang bawah.
Bagian punggung duduk di orofaring. Menempel lidah ke langit-langit mulut. akar
lidah berfungsi untuk menelan makanan atau minuman yang masuk kedalam
mulut.
Fungsi produksi : Akar lidah dalam pembentukan bunyi bahasa selalu menjadi
artikulator aktif, yakni artikulator yang bergerak. Kategorisasi bunyi keras (fortis)
dan bunyi lunak (lenis) dobedakan berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus
udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan (Malmberg, 1963:51-52). Bunyi bahasa
disebut keras apabila pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuatan
arus udara. Sebaliknya, apabila pada waktu diartikulasikan tidak disertai
ketgangan kekuatan arus udara, bunyi itu disebut lunak.