Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II


(HMKK206)
PERCOBAAN II
ALAT UKUR DASAR

Oleh :

NAMA : MUHAMMAD ZAKI


NIM : H1F113057
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : MUHAMMAD TAJIDINNOR

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
BANJARBARU

2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi/kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua
benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian. Dalam mengukur
panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga
memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur.
Begitu banyak alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur benda. Untuk
mengukur massa sebuah benda kita dapat menggunakan neraca atau timbangan.
Alat ukur waktu dapat berupa stopwatch, jam. Termometer merupakan alat untuk
mengukur suhu. Alat yang dipergunakan untuk mengukur kuat arus listrik adalah
amperemeter sedangkan volmeter merupakan alat untuk mengukur beda potensial
(tegangan listrik). Untuk pengukuran hambatan listrik biasa digunakan ohmmeter.
Penggaris atau mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering
digunakan pada kehidupan sehari-hari. Selain penggaris, alat ukur yang digunakan
untuk mengukur panjang adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup, namun
mikrometer sekrup lebih pantas digunakan untuk mengukur tebal sebuah benda.
Dari ketiga alat ukur tersebut, mikrometer sekrup lah yang memiliki tingkat
ketelitian yang paling tinggi yaitu 0,001 mm. Maka dari itu, mikrometer sekrup
sangat cocok digunakan sebagai alat untuk mengukur tebal benda.
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka.
Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke
mikroskop electron dan pemercepat partikel. Instrumen digunakan luas dalam
pengembangan alat ukur modern (Anonim, 2010).
Selain kesalahan, ada ketidakpastian pengukuran terulang. Sedangkan
kesalahan acak ditimbulkan oleh kondisi lingkungan yang tidak menentu, yang
mengganggu kerja alat ukur, misalnya gerak brown , fluktuasi, tegangan listrik,
derau (noise) elektronik yang bersifat acak dan sukar dikendalikan (istiyono,
2005).
1.2 Tujuan Percobaan
Percobaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui cara penggunaan dan membaca alat ukur jangka sorong,
micrometer sekrup dan stopwatch.
2. Membaca dan menuliskan skala dengan benar dan hail pengukuran atau
perhitungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian 0,01mm yang
digunakan untuk mengukur ketebalan benda contohnya seperti tebal kertas dan
balok kayu. Jangka sorong selain mengukur ketebalan benda bisa juga di untuk
mengukur panjang benda seperti kawat yang pendek (Anonim, 2010).

Gambar 2.1 Jangka sorong manual

Gambar 2.2 Jangka sorong digital

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai


seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan
display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm
untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.

Jangka sorong memiliki fungsi sebagai berikut :


1. untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.
2. untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.
3. untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang (Anonim, 2010).

Terdapat dua skala pada jangka sorong, yaitu:

1. Skala Utama (SU) merupakan angka pada rahang tetap yang ditunjuk oleh
angka nol rahang geser.
2. Skala Nonius (SN) merupakan angka pada rahang geser yang membentuk
garis lurus dengan skala pada rahang tetap dikalikan dengan ketelitian alat.
3. Hasil Pengukuran (HP) = Skala Utama (SU) + Skala Nonius (SN). 

Gambar 2.3 Skala utama jangka sorong


Ada 3 cara yang dapat digunakan dalam pengukuran menggunakan jangka
sorong, yaitu:
A. Mengukur Diameter Luar

Gambar 2.4 Pengukuran diameter luar

Cara mengukur diameter luar adalah sebagai berikut:


1. Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur
dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
2. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
3. Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur
terjepit oleh kedua rahang.
4. Catatlah hasil pengukuran

B. Mengukur Diameter Dalam

Gambar 2.5 Pengukuran


diameter dalam

Adapun cara mengukur


diameter dalam sebagai berikut:
1. Geserlah rahang jangka
sorong sedikit ke kanan
2. Letakkan benda atau cincin yang akan diukursedemikian sehingga kedua
rahang jangka sorong masuk kedalam benda atau cincin tersebut
3. Geserlah rahang kekiri sedemikian sehingga benda atau cicin yang diukur
terjepit oleh rahang
4. Catatlah hasil pengukuran
C. Mengukur Kedalaman

Gambar 2.6 Pengukuran kedalaman

Cara mengukur kedalaman adalah


1. Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
2. Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke
permukaan tabung yang akan diukur kedalamannya.
3. Geserlah rahang kebawah sehingga ujung batang jangka sorong
menyentuh dasar tabung
4. Catatlah hasil pengukuran

2.2 Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup mempunyai ketelitian 0,001 mm. Mikrometer sekrup
biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan kertas, diameter luar, diameter
kawat kecil.
Gambar 2.7 Mikrometer sekrup

Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah


1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri.
3. Letakkan benda yang di ukur pada rahang dan putak kembali sampai tepat.
4. Putarlah pengunci sampai pada skala putar tidak dapat di gerakan dan
terdengar bunyi klik.
Skala pada mikrometer sekrup di bagi dua jenis yaitu;
1. Sakla utama, terdiri dari skala 1,2,3.4.5 mm dan seterusnya dan nilai tengah
1,5;2,5;3,5;4,5;5.5 dan seterusnya.
2. Skala putar terdiri dari skala 1 sampai 50 setiap skala berputar mundur 1
putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm sehingga 1 skala putar = 1/100
mm (Anonim, 2010).
Mikrometer pertama kali ditemukan oleh William Gascoine pada abad 17.
Tapi di gunakan untuk mengukur jarak anguler antar bintang sedangkan
mikrometer sekrup di buat oleh Jean Laurent Palmer dari Prancis. Karena di buat
oleh Palmer maka namanya diabadikan menjadi nama mikrometer untuk pertama
kalinya. (Anonim, 2010)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum percobaan kalorimeter di laksanakan pada hari jum’at tanggal 28
maret 2014 pukul 08.00 WITA bertempat di laboratorium Teknik Mesin,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3.2 Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Jangka Sorong, berfungsi mengukur diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman gelas kaca.
2. Mikro meter sekrup, berfungsi mengukur tebal uang logam, tebal kertas.
3. Gelas kaca, berfungsi menjadi media pengukuran jangka sorong.
4. Uang logam, berfungsi menjadi media pengukuran mikrometer sekrup.
5. Balok besi, berfungsi menjadi media pengukuran micrometer sekrup.
6. Batang besi, berfungsi menjadi media pengukuran micrometer sekrup.

3.3 Prosedur percobaan


A. Pengukuran Dengan Jangka Sorong
1. Ukur diameter bagian luar gelas, diameter dalam gelas, kedalaman air
dalam gelas, masing-masing sebanyak 6 kali dan catat hasil
pengukurannya dalam table dengan menggunakan jangka sorong.
2. Dari table diatas hitung rata-rata diameter ketiga objek yang diukur.
3. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata, kemudian tulis
hasilnya dalam table
4. Tulis hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata ketidak pastian

B. Pengukuran dengan micrometer sekrup


1. Ukur ketebalan dinding gelas minuman, ketebalan balok besi, batang besi,
dan tebal uang logam masing – masing 6 kali dan catat hasi
pengukurannya dalam table.
2. Dari table diatas hitung rata – rata dari ketebalan gelas, uang logam dan
ketebalan kertas
3. Hitung seliih nilai setiap data dengan nilai rata – rata dan catat pada table.
4. Tulis hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata ketidak pastian).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 Pengukuran Diameter Dalam, Diameter luar, Dan Kedalaman Gelas
Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman Gelas
Skala Skala Skala Skala Skala Skala
No
Utama Nonius Utama Nonius Utama Nonius
1 36 mm 0,5 mm 40 mm 0,80 mm 112 mm 0,80 mm
2 36 mm 0,10 mm 40 mm 0,86 mm 112 mm 0,90 mm
3 36 mm 0,20 mm 40 mm 0,90 mm 112 mm 0,90 mm
4 36 mm 0,55 mm 40 mm 0,80 mm 112 mm 0,90 mm
5 36 mm 0,30 mm 40 mm 0,70 mm 112 mm 0,80 mm
6 36 mm 0,10 mm 40 mm 0,90 mm 112 mm 0,90 mm
Tabel 4.2. Selisih Nilai Dengan Rata – Rata Pengukuran Dengan Jangka Sorong

No Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman


1 0,21 mm -0,02 mm -0.07 mm
2 -0,19 mm 0,04 mm 0.03 mm
3 -0,09 mm 0,08 mm 0.03 mm
4 0,26 mm -0,02 mm 0.03 mm
5 0,01 mm -0,12 mm -0.07 mm
6 -0,19 mm -0,08 mm 0.03 mm
Tabel 4.3. Pengukuran Ketebalan Gelas, Kertas Dan Uang Logam

Ketebaln Balok Besi Ketebalan Batang Ketebalan Uang

No Besi Logam
Skala Skala Skala Skala Skala Skala
Utama Nonius Utama Nonius Utama Nonius
1 20 mm 0,015 mm 7 mm 0,031 mm 2 mm 0,048 mm
2 20 mm 0,028 mm 7 mm 0,024 mm 2 mm 0,036 mm
3 20 mm 0,032 mm 7 mm 0,031 mm 2 mm 0,044 mm
4 20 mm 0,014 mm 7 mm 0,023 mm 2 mm 0,042 mm
5 20 mm 0,016 mm 7 mm 0,030 mm 2 mm 0,044 mm
6 20 mm 0.026 mm 7 mm 0.027 mm 2 mm 0.041 mm
Tabel 4.4. Selisih Nilai Dengan Rata – Rata Pengukuran Dengan Mikrometer
Sekrup

No Ketebalan Gelas Ketebalan Kertas Ketebalan Uang


Logam
1 -0.007 mm 0.003 mm 0.006 mm
2 0.006 mm -0.004 mm -0.006 mm
3 0.010 mm 0.003 mm 0.002 mm
4 -0.008 mm -0.005 mm 0.00 mm
5 -0.006 mm 0.002 mm 0.002 mm
6 0.004 mm -0.001 mm -0.001 mm

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah di lakukan, maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Skala nonius sangat membantu kita dalam melakukan pengambilan data
artinya data yang kita ambil lebih akurat .
2. Pada percobaan kali ini di ambil pengukuran yang berbeda untuk setiap benda
yang di ukur agar terdapat variasi data yang di dapatkan.
3. Untuk angka ketelitian dari jangka sorong kekurangannya adalah susah untuk
menentukan nilai / angka dimensi karean angka yang kurang jelas.
4. Untuk angka ketelitian dari micrometer kekurangannya adalah tidak bisa
mengukur dimensi sebuah benda yang lebih dari 25 cm dan sulit untuk
mengukur benda yang berukuran bulat.

5.2 Saran
Agar praktikum lebih teliti dalam menentukan nilai pada saat pengukuran,
seharusnya bahan – bahan yang di gunakan lebih canggih lagi agar data –data
yang dihasilkan lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Jangka Sorong. http: II id.google.com Diakses tanggal 1 April


2010
Anonim. 2010. Mikrometer Sekrup. http: II id.wikipedia.com Diakses tanggal 1
April 2010
D.C, Braid. 1982 Experimentation: An Introduction to mensurenment theory and
ekprement design
H, Barrel. 1992. meansurenment theory
Sears dan Ewansky. 2002. Fisika Universitas Jilid 1, Erlangga: Jakarta

Pembahasan
Dalam percobaan pengukuran ketidakpastian pengukuran hampir pasti kita
temui, walaupun pengukuran kita lakukan dengan sangat hati – hati. Dengan
demikian kemampuan melakukan evaluasi terhadap ketidakpastian serta upaya
untuk meminimalisasi ketidakpastian menjadi hal yang sangat penting.
Pada percobaan kali ini menggunakan alat – alat ukur seperti jangka sorong
dan micrometer sekrup yang mempunyai fungsi berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Pada perhitungan dimensi gelas ukur, pada gelas ukur terdapat
berbagai pengukuran seperti diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman.
Dari data perhitungan diameter dalam gelas ukur menggunakan Jangka
Sorong di dapat nilai- nilai yang berfariasi seperti 36.05, 36.10, 36.20, 36.55,
36.30, dan 35. 10, dengan nilai keseksamaan 99.9979 %. Kemudian dari
perhitungan diameter luar gelas ukur di dapat nilai – nilai seperti 40.80, 40.86,
40.90, 40.80, 40.70, dan 40.90, dengan nilai keseksamaan 99.9992305 %. Serta
dari perhitungan kedalaman gelas ukur di dapat nilai – nilai seperti 112.8, 112.9,
112.9, 112.9, 112.8, dan 112.9, dengan nilai keseksamaan 99.99990166 %.
Kemudian dari data perhitungan menggunakan mikrometer sekrup di
lakukan pada tiga benda kerja yaitu kubus, balok besi, dan uang logam. Pada
perhitungan ketebalan kubus di dapat nilai- nilai seperti 20.015, 20.028, 20.032,
20.014, 20.016, dan 20.026, dengan nilai keseksamaan 99.9998704 %. Kemudian
dari perhitungan ketebalan balok besi di dapat nilai – nilai seperti 7.031, 7.024,
7.031, 7.023, 7.030, dan 7.027, dengan nilai keseksamaan 99.9999654 %. Serta
dari perhitungan ketebalan uang logam di dapat nilai – nilai seperti 2.048, 2.036,
2.044, 2.042, 2.044, dan 2.041, dengan nilai keseksamaan 99.99987 %.
Dari data di atas dapat kita lihat rata – rata nilai keseksamaan dari kedua
alat ukur tersebut, yaitu rata – rata nilai keseksamaan pada jangka sorong adalah
99.999010 %, dan pada micrometer sekrup adalah 99.999901 %. Sangat kecil
perbedaan nilai keseksamaan pengukuran dari dua alat ukur tersebut, penyebab
adanya sedikit perbedaan nilai pengukuran bisa saja di akibatkan dari praktikan
saat melakukan pengukuran ataupun dari ketelitian alat ukurnya, karena jangka
sorong dan micrometer memiliki ketelitiaan yang berbeda.
Untuk nilai keseksamaan dari semua percobaan terdapat sedikit variasi
nilai dari kisaran 99.9979 % sampai 99.9999654 % artinya percobaan yang di
lakukan telah berhasil karena tingkat kesalahan yang sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai