Suwandi Webinar RUU KUP APPI 10.9.21

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

Masukan RUU KUP

September 2021
• Sekitar 70% dari pembelian mobil/motor dilakukan
1. Penambahan dengan kredit melalui perusahaan pembiayaan. Bahwa
jasa pembiayaan sebagai bagian dari jasa keuangan,
Pengecualian apabila dikenakan PPN akan berdampak sangat luas
dari sisi ekonomi makro karena menambah beban
Jasa Tidak Kena perekonomian (menciptakan ekonomi biaya tinggi)
yang masih belum pulih akibat pandemic Covid-19.
PPN : Jasa • Jika melihat profil nasabah/klien dari anggota APPI,
Keuangan kebanyakan program pembiayaan diberikan untuk
perolehan barang-barang modal yang dipakai untuk
(pasal 44E , sub mendapatkan penghasilan bisnis/operasi usaha, oleh
karenanya pengenaan PPN bisa menjadi unsur yang
pasal 4A ayat men-discourage masyarakat dalam berusaha.
Pengenaan PPN atas industry pembiayaan berpotensi
(3) huruf (d)) menurunkan pendapatan berbagai kelompok
masyarakat di perkotaan dan perdesaan.
• Secara teori dan praktik di kebanyakan negara,
1. Penambahan sangat sedikit jurisdiksi yang mengenakan PPN
terhadap sektor jasa keuangan karena multiflier
Pengecualian effect-nya terhadap perekonomian masyarakat.
• Dikhawatirkan meningkatkan Non-Performing Loan
Jasa Tidak Kena (NPL) perbankan dan menambah potensi default
(gagal bayar) dari program pembiayaan industry
PPN : Jasa pembiayaan.
Keuangan • Sebagian besar konsumen Perusahaan Pembiayaan
adalah perorangan (non PKP), sehingga tidak dapat
(pasal 44E , sub mengkreditkan PPN yang dibayarkan.
pasal 4A ayat • Perlu waktu yang cukup untuk memastikan industry
jasa keuangan siap untuk mengimplementasikan
(3) huruf (d)) pengenaan PPN (terkait dengan perubahan
sistem/IT dan Administrasi pendukungnya).
2. Penghapusan • Agar AMT tidak diterapkan kepada perusahaan yang
bergerak di sektor jasa keuangan karena telah
Penerapan dimonitor, dibina dan diawasi secara ketat oleh OJK.
Alternative • Pengenaan pajak penghasilan tetap berdasarkan
laba kena pajak yang dihasilkan oleh WP Badan.
Minimum Tax Sesuai dengan UU PPh Pasal 4 ayat 1 huruf c, yang
menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap
(Pasal 44D RUU, tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
sub Pasal 31F) atau diperoleh Wajib Pajak. Sehingga, jika WP
badan mengalami kerugian, maka tidak ada pajak
yang harus dibayar.
• AMT akan membebani WP Badan yang baru
merintis bisnis, dimana WP Badan diharuskan
2. Penghapusan membayar pajak penghasilan badan walaupun
bisnis belum Break Even Point.
Penerapan • Jika ada perusahaan yang memiliki kerugian
Alternative artifisial (tidak natural dan melakukan rekayasa di
bidang keuangan) dan laporan keuangannya tidak
Minimum Tax diatestasi oleh pihak Independent Auditor sehingga
penyajian laporan keuangan perusahaannya
(Pasal 44D RUU, menjadi diragukan dan kurang sesuai dengan
sub Pasal 31F) ketentuan penyelenggaraan pembukuan di
Indonesia dan tidak menerapkan Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK), maka DJP dapat
melakukan pemeriksaan untuk memastikan
kebenaran laporan keuangan.
3. Ketentuan
perpajakan atas
• Agar prinsip umum perpajakan yaitu taxability-
Natura/fringe deductbility diterapkan atas fringe benefits,
benefit (Pasal seyogyanya sepanjang fringe benefits tersebut telah
diperhitungkan sebagai obyek PPh bagi karyawan
44D RUU KUP, penerima, maka dapat dibebankan sebagai biaya
pengurang (deductible expense) bagi perusahaan
sub pasal 4 ayat pemberi tanpa syarat apapun.
(3d) dan 9 ayat
(1e)
3. Ketentuan • Untuk mengantisipasi kompleksitas administration
perpajakan atas works dan compliance cost, maka untuk
kesederhanaan administrasi dan ikut meningkatkan
Natura/fringe daya beli masyarakat serta permintaan agregat barang
dan jasa nasional, sesuai asas mudarat-manfaat
benefit (Pasal sebaiknya imbalan dalam bentuk natura tidak menjadi
44D RUU KUP, objek pajak bagi penerima (pegawai) dan merupakan
biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan
sub pasal 4 ayat bruto oleh pemberi kerja. Dengan catatan bahwa
dalam implementasinya perlu ada kepastian dan
(3d) dan 9 ayat kesederhanaan administrasi, agar tidak menimbulkan
(1e) dispute yang akan menambah compliance cost baik
disisi WP maupun fiskus
TERIMA KASIH
SEKRETARIAT@IFSA.OR.ID

HTTPS://WWW.APPI.ID

APPI.ID

APPI.ID

Anda mungkin juga menyukai