Anda di halaman 1dari 5

Available online at: http://journal.unimed.ac.id/index.

php/jce

Journal of Millennial Community, 2 (1), 2020, 28-32

Puah Manus sebagai Sarana Pembelajaran Masyarakat Suku Timor,


Nusa Tenggara Timur

Nirwaning Makleat Page | 28


Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Nusa Cendana
Email: nirwaningmakleat@staf.undana.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan nilai-nilai pembelajaran yang terkandung dalam
tradisi puah manus masyarakat suku Timor, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif etnografis dengan subjek penelitian terdiri dari tokoh adat dan masyarakat suku
Timor, Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan
snowball sampling. Keabsahan data penelitian menggunakan teknik trianggulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa puah manus sebagai tradisi turun temurun mengandung nilai-nilai
pembelajaran informal dan non formal bagi masyarakat suku Timor, Nusa Tenggara Timur. Nilai-
nilai pembelajaran tersebut antara lain 1) belajar menghargai orang lain melalui kebiasaan
menyambut tamu dengan menyuguhkan puah manus; 2) belajar bertutur kata yang baik dan
bersikap sopan santun saat berbicara dengan orang lain melalui kebiasaan menyuguhkan puah
manus sebagai “alas mulut”; 3) belajar mempererat ikatan tali persaudaraan tanpa mengenal
adanya perbedaan melalui kebiasaan mamah puah manus (mengunyah sirih pinang); 4) belajar
memecahkan masalah melalui tradisi puah manus.
Kata kunci: puah manus, suku timor

Puah Manus as a Learning Facility for Timorese, East Nusa Tenggara

Abstract
This study aims to reveal the learning values contained in the puah manus tradition of the
Timorese. This research uses ethnographic qualitative methods. The subjects of the study were
traditional leaders and Timorese people. Data collection is done through observation, in-depth
interviews, and documentation. Determination of the subject using purposive sampling and
snowball sampling. The validity of research data uses triangulation techniques. The results
showed that puah manus as a hereditary tradition contained the values of informal and non-
formal learning for Timorese, East Nusa Tenggara, Indonesia. The learning values include: 1)
learning to respect others through the habit of welcoming guests by offering puah manus; 2) learn
to speak good words and talk politely while offering puah manus as a medium to soften words; 3)
learn to strengthen the bond of kinship without recognizing differences through the habit of
mamah puah manus which means chewing betel nut; 4) learn to solve problems through the
traditions of puah manus.
Keywords: puah manus, timorese-Indonesia
Journal of Millennial Community, 2 (1), March 2020
Nirwaning Makleat

PENDAHULUAN METODE
Penelitian ini merupakan jenis
Budaya merupakan tingkatan paling
penelitian kualitatif dengan pendekatan
tinggi dalam kehidupan sebab sistem nilai
etnografis yakni pendekatan yang berupaya
budaya berisikan berbagai konsep penting
memperhatikan makna tindakan dari
yang terkait dengan perkembangan
kejadian yang menimpa subyek yang
kehidupan manusia, salah satunya yakni
diteliti. Pendekatan penelitian ini Page | 29
“pengertian diri” (self-concept).
dimaksudkan untuk menguraikan lebih
Perkembangan self concept terjadi saat
mendalam terkait nilai-nilai pembelajaran
seseorang berada dalam masa kanak-kanak.
yang terkadung dalam tradisi puah manus
Pada masa ini anak mulai belajar
masyarakat suku Timor, Nusa Tenggara
menggambarkan dirinya akan menjadi apa
Timur.
atau ingin menjadi seperti siapa.
Subjek yang diteliti dalam kajian ini
Gambaran-gambaran tersebut merupakan
antara lain, tokoh adat (tua adat) dan
akibat dari bertambah kompleksnya
masyarakat suku Timor. Teknik
interaksi dengan orang lain, tidak hanya
pengumpulan data dilakukan melalui
dalam tahap sosialisasi primer dalam
observasi, wawancara mendalam (in depth
keluarga namun juga sosialisasi luas
interview) dan dokumentasi. Keabsahan
dengan masyarakat (Suparlan, 1975).
data penelitian ini didasarkan pada 4
Melalui proses sosialisasi, seseorang dapat
standar keabsahan hasil penelitian
belajar tentang siapa dirinya dan
kualitatif yakni validasi internal
bagaimana seharusnya ia bertindak dalam
(credibility), validasi eksternal
lingkungan sosial. Dengan kata lain, proses
(transferability), reliabilitas (depenapibility)
pembudayaan merupakan sebuah proses
dan obyektifitas (confirmability). Sejalan
pembelajaran. Proses pembelajaran dalam
dengan prinsip berkesinambungan dalam
konteks budaya sebagai sumber pedoman
metode penelitian kualitatif maka teknik
hidup ini jelas akan berbeda antara
analisis data penelitian ini dilakukan
individu yang satu dengan individu yang
melalui proses reduksi data, penyajian data
lain, tergantung konteks budaya di mana
dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
seseorang itu bertumbuh.
Puah manus merupakan salah satu
HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber pedoman belajar masyarakat suku
Timor, Nusa Tenggara Timur. Puah manus Hasil kajian penelitian ini
yang berarti sirih pinang seakan tidak dapat menunjukkan bahwa tradisi puah manus
dipisahkan dengan kehidupan masyarakat masyarakat suku Timor, Nusa Tenggara
suku Timor (Suparlan, 1975). Kebiasaan Timur mengandung niai-nilai pembelajaran
memamah (mengunyah) sirih pinang sebagai berikut:
membuat masyarakat suku Timor selalu
menjadikan puah manus sebagai suguhan Belajar dari Kebiasaan Menyambut
utama bagi siapapun yang bertamu ke Tamu dengan Puah Manus
rumah masyarakat suku Timor. Tidak Puah manus telah menjadi bagian yang
heran di setiap rumah akan ditemukan tidak terpisahan dari kehidupan sosial
tempat sirih dan pinang. masyarakat suku Timor. Tradisi
Bagaimana tradisi puah manus dapat kepemilikan tempat sirih pinang di setiap
menjadi sumber pedoman belajar rumah, baik yang bermukim di wilayah
masyarakat suku Timor? Nilai-nilai pedesaan maupun di perkotaan seolah
pembeajaran apa saja yang terkadung menandakan puah manus tidak dapat
dalam tradisi puah manus masyarakat suku dihapuaskan dari kehidupan masyarakat
Timor? Pertanyaan-pertanyaan mendasar Timor. Kebiasaan ini tidak dapat
inilah yang menjadi sumber acuan kajian dipisahkan dengan pemahaman
penulisan ini. masyarakat mengenai puah manus yang
dimaknai sebagai simbol penghargaan

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 2 (1), March 2020
Nirwaning Makleat

terhadap kehadiran Tuhan dan para dapat menjadi pengantar/jembatan yang


moyang masyarakat suku Timor. Wujud dapat lebih mengakrabkan seseorang
kehadiran inilah yang membuat dengan orang lain dalam menyatakan suatu
masyarakar tetap menghargai dan harapan/permohonan.
melestraikan puah manus sebagai salah
satu budaya yang terus diwariskan dari Dalam kebiasaan masyarakat, saat
generasi ke generasi. seorang tamu datang dan menyuguhkan Page | 30
Pemahaman inilah yang pada puah manus kepada sang pemilik rumah
gilirannya membawa masyarakat sampai maka berarti tamu tersebut memiliki suatu
pada pemahaman bahwa puah manus maksud yang hendak disampaikan. Dahulu
merupakan simbol penghargaan terhadap biasanya seseorang yang datang bertamu
orang di sekitar. Puah manus yang tersedia dan menyuguhkan puah manus memiliki
maksud hendak meminta belukar untuk
di setiap rumah tidak hanya dimaknai
sebagai wujud penghargaan terhadap pakan ternak ataupun meminta tanah
Tuhan dan para moyang tetapi juga untuk diolah. Hingga saat ini puah manus
sekaligus bermakna bahwa masyarakat masih sering digunakan masyarakat untuk
suku Timor selalu menyambut kedatangan menyampaikan undangan (secara lisan)
siapapun dengan penuh penghargaan. untuk hadir dalam suatu acara. Tradisi
Bentuk penghargaan itu tdak hanya yang masih terus dilestarikan ini
disimbolkan secara asbtrak tetapi juga menunjukkan bahwa puah manus memiliki
titik tekan nilai pembelajaran yang
diiringi dengan sikap yang nyata yakni
berharga bagi masyarakat suku Timor,
masyarakat terbiasa berlutut saat
menyuguhkan puah manus kepada orang khususnya dalam bertutur kata yang baik
lain. dan sopan saat hendak menyampaikan
Sikap berlutut sambil menyuguhkan maksud atau permohonan kepada orang
puah manus ini tidak hanya menjadi lain.
bentuk penghargaan terhadap orang lain Belajar dari Kebiasaan Mamah Puah
tetapi juga menjadi simbol keberadaan diri Manus
masyarakat suku Timor. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat suku Timor Kehadiran puah manus dalam
tidak akan pernah menolak suguhan puah kehidupan masyarakat suku Timor sangat
manus sebab dengan mengambil suguhan terkait dengan kebiasaan mamah
puah manus berarti orang tersebut dihargai (mengunyah) sirih pinang. Ibarat seorang
sekaligus menghargai keberadaan si perokok, hampir sebagian masyarakat, baik
penyuguh puah manus. laki-laki maupun perempuan selalu
Dengan demikian dapat dilihat bahwa menjadikan puah manus sebagai sarapan
puah manus merupakan salah satu tradisi utama setiap pagi sebelum menyantap
masyarakat suku Timor yang mampu makanan dan di sela-sela waktu yang ada.
menjadi sarana pembelajaran bagi Kebiasaan inilah yang membuat puah
masyarakat untuk saling menghargai. manus tidak pernah terlepas dari
kehidupan masyarakat. Puah manus
Belajar dari Kebiasaan Menyuguhkan dimaknai sebagai sarana yang dapat
Puah Manus sebagai “Alas Mulut” mempereart tali persaudaraan antara
Dalam tradisi masyarakat Timor, saat sesama.
seseorang ingin mengungkapkan Makna ini muncul dari penghayatan
harapannya kepada orang lain, terlebih masyarakat dimana ketika sirih, pinang dan
dahulu perlu menyuguhkan puah manus. kapur dimakan secara bersama-sama akan
Kebiasaan seseorang menyuguhkan puah menghasilkan satu warna yaitu warna
manus sebelum bertutur kata untuk merah. Warna merah inilah yang
menyampaikan harapan dan permohonan selanjutnya ditarik pada pemahaman
ini biasanya dikenal dengan istilah “alas bahwa semua manusia berasal dari satu
mulut”. Suguhan puah manus diyakini

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 2 (1), March 2020
Nirwaning Makleat

darah sehingga semuanya adalah saudara mampu mengajarkan masyarakat suku


tanpa memandang perbedaan apapun. Timor belajar untuk mencari solusi
Penghayatan nilai inilah yang nampak bersama atas permasalahan yang dihadapi.
dalam praktek hidup masyarakat suku Dengan kata lain, tradisi puah manus
Timor yang memiliki kebiasaan mampu menjadi sarana pembelajaran bagi
menyuguhkan puah manus kepada masyarakat dalam memecahkan masalah
siapapun yang datang bertandang ke pulau (problem solving). Page | 31
Timor. Dalam kebiasaan ini, nampak jelas
bahwa tradisi puah manus mengajarkan SIMPULAN
masyarakat suku Timor untuk selalu Puah manus merupakan warisan
menjalin dan mempererat ikatan tali budaya masyarakat suku Timor yang kaya
persaudaraan dengan siapapun tanpa akan nilai-nilai pembelajaran. Dapat dilihat
mengenal adanya perbedaan agama, suku, puah manus mampu mengajarkan
ras maupun status sosial. masyarakat nilai-nilai etika dalam menjalin
Belajar dari Kebiasaan Menyelesaikan relasi dengan orang lain, nilai moral dan
Masalah melalui “Pendekatan Puah nilai hukum. Proses pewarisan dan
Manus” internalisasi nilai-nilai pembelajaran
Puah manus sebagai simbol tersebut pada dasarnya terjadi melalui
persaudaraan, pada gilirannya turut pelibatan masyarakat secara langsung
menjadikannya sebagai media perdamaian dalam berbagai situasi pembelajaran, baik
saat muncul masalah atau pertikaian dalam secara informal dalam keluarga maupun
relasi sosial masyarakat suku Timor. Dalam non formal dalam masyarakat. Proses
masalah keseharian seperti batas tanah internalisasi secara turun temurun inilah
atau hewan yang memakan tanaman orang yang selanjutnya mempengaruhi self
lain, pihak yang bersalah biasanya akan concept masyarakat suku Timor dan
langsung datang menyuguhkan puah membuat tradisi ini masih terus
manus kepada pihak yang dirugikan. dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat
Khusus dalam beberapa masalah yang hingga saat ini. Dengan demikian dapat
terbilang rumit, seperti kekerasan, dilihat bahwa proses pembelajaran
pemerkosaan bahkan pembunuhan, pihak sejatinya tidak hanya terjadi secara formal
yang bersalah akan meminta bantuan di sekolah tetapi juga terjadi dalam relasi
tokoh adat guna menyuguhkan puah sosial masyarakat.
manus sekaligus menyampaikan niat damai Dalam hal ini nampak adanya
kepada pihak korban dengan menggunakan keterkaitan yang erat antara proses belajar
bahasa (tutur) adat setempat. Menariknya informal, formal dan non formal.
dalam praktek penyelesaian masalah Keterikatan inilah yang pada akhirnya
melalui puah manus, pihak-pihak yang perlu terus dilestarikan guna meningkatkan
bertikai selalu dapat duduk bersama minat dan semangat belajar masyarakat
dengan hati yang dingin guna sebab pembelajaran sejatinya melibatkan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. kebiasaan atau tradisi yang telah mengakar
Umumnya masyarakat suku Timor dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
meyakini bahwa tindakan menyelesaikan
masalah melalui jalur hukum merupakan
tindakan yang memalukan “nama baik” DAFTAR PUSTAKA
marga dan justru akan menimbulkan
dendam yang berkepanjangan. Sebaliknya Afrizal. (2016). Metode Penelitian Kualitatif:
melalui puah manus, masyarakat meyakini Sebuah Upaya Mendukung
bahwa masalah akan dapat terselesaikan Penggunaan Penelitian Kualitatif
secara kekeluargaan tanpa dendam antara Dalam Berbagai Disiplin Ilmu.
pihak-pihak yang bertikai. Dalam hal ini Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
dapat dilihat bahwa tradisi puah manus

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 2 (1), March 2020
Nirwaning Makleat

Abdullah Irwan. (2010). Konstruksi & PROFIL SINGKAT


Reproduksi Kebudayaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nirwaning Makleat, lahir di Soe, Nusa
Tenggara Timur, 03 November 1986.
Creswell, Jhon W. (2014). Penelitian Menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains
Kualitatif dan Desai Riset: Theologia di Universitas Kristen Duta
Memilih di Antara Lima Wacana Yogyakarta pada tahun 2009 dan Page | 32
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Magister Pendidikan Luar Sekolah di
Pelajar Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012.
Saat ini aktif sebagai Dosen di Program
Fenwick, T.J. (2003). Learning Through Studi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas
Experience: Troubling Orthodoxies Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
and Intersecting Questions. Florida: Nusa Cendana Kupang.
Krieger Publishing Company
Malabar.
Illeris, K. (2004). The Three Dimensions of
Learning. Florida: Krieger
Publishing Sompany.
Mezirow, J. & Associetes. (2000). Learning
as Transformation. San Fransisco:
Jossey-Bass.
Nainggolan, E. E., Nainggolan, E., Susanti,
S., Silitonga, M. D., & Irwan, M.
(2019, December). Community
Participation within the
Implementation of the Senior High
School Equality Education Program
in PKBM Cahaya. In 5th
International Conference on
Education and Technology (ICET
2019). Atlantis Press.
Parsudi Suparlan. (1975). Kebudayaan
Timor. Dalam Koentjaraningrat
(Eds). Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia. Jakarta Pusat: Djambatan
Tallo, P.A. (1990). Okomama Simbol
Pendekatan Masyarakat di Timor,
tidak diterbitkan, Bupati Kepala
Daerah Tingkat II Timor Tengah
Selatan, Kota Soe

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)

Anda mungkin juga menyukai