A. Kompetensi
Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda
diharapkan dapat memahami tentang :
1. Pengoperasian jaring lingkar
2. Pengoperasian jaring payang dan pukat udang
3. Pengoperasian jaring insang
4. Pengoperasian Trap/perangkap
5. Pengoperasian Alat Pancing
6. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap
11. Melakukan persiapan pengoperasian alat pancing long line, pole and line,
dan pancing tonda sesuai prosedur
12. Melakukan Teknik pengoperasian dengan alat pancing long line, pole and
line, dan pancing tonda sesuai dengan prosedur
C. Uraian Materi
Sumber: www.mar.dfo.mpo.gc.ca
Keterangan:
a) Arus
b) Angin
c) Panjang jaring
d) Pada titik A di atas, nakhoda memberikan aba-aba kepada juru tanda yang
membawa tongkat tanda yang telah diikatkan tali ris atas dan tali kerut depan
untuk meloncat ke laut sebagai titik awal setting atau pelingkaran. Kecepatan
kapal sedang antara 6 – 8 knot tergantung dari kekuatan mesin utama.
e) Bersamaan dengan melajunya kapal, bagian-bagian jaring mulai turun ke laut.
Agar proses penurunan jaring lingkar berlangsung cepat, lancar dan untuk
menghindari kemungkinan terbelit atau tersangkutnya bagian-bagian jaring
maka beberapa petugas membantu dan mengawasi proses penurunan
tersebut, yaitu:
• 2 orang mengawasi/membantu penurunan pelampung
• 3 orang mengawasi/membantu penurunan pemberat dan cincin
• 1 orang mengawasi/membantu penurunan tali kerut
f) Dengan panduan lampu pada rakit dan tongkat tanda, nakhoda
memperkirakan derajat haluan kapal. Menjelang mendekati lampu tanda atau
a) Petugas A yang telah memegang tongkat tanda segera melepas tali ris dan
tali kerut depan. Tali kerut depan dan belakang dilewatkan ke roller sebelum
diserahkan ke 2 orang petugas gardan. Tali kerut harus ditarik sesegera
mungkin untuk menghindari kemungkinan ikan-ikan yang sudah terkurung
dapat melarikan diri.
b) Kedua petugas gardan menerima tali kerut tersebut dan melilitkan pada
gardan. Dengan aba-aba dari petugas B di dekat side roller, petugas gardan
melakukan penarikan tali kerut secara bersama-sama untuk menutup arah
renang vertikal ikan. Penarikan tali kerut depan dan belakang dilakukan
dengan putaran yang sama agar tidak terlalu berat.
A1
anjunga
n
roll
A2 side
gard tali
Keterangan:
A1 dan A2 : petugas gardan 1 dan 2
B 1 dan 2 : petugas pengawas
1) Tali selambar I yang terikat pada pelampung tanda segera ditarik bersamaan
dengan tali selambar II. Penarikan keduanya dilakukan bersamaan dengan
cepat untuk menutup jalan kabur ikan kea rah horisontal. Tali selambar juga
berfungsi untuk menakuti ikan agar terkonsentrasi kearah sayap jaring.
1) Ikan menabrak jaring, kemudian tersangkut di mata jenis pada bagian tutup
insang, sirip punggung atau ekornya ( gilled ).
Contoh : tenggiri, tongkol, bawal dan lain sebagainya.
Setelah semua jaring diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka
dalam jangka waktu tertentu diperkirakan telah menghadang atau mengurung
ikan, biasanya 2 - 5 jam, maka segera dilakukan penarikan jaring ( hauling ). Pada
saat melakukan hauling, jaring diatur dengan baik seperti semula sehingga
memudahkan untuk operasi selanjutnya.
3. Pengoperasian Trap/Perangkap
Alat tangkap bubu adalah jerat yang terbuat dari anyaman bambu yang
banyak digunakan di seluruh Indonesia. Belakangan ini, alat tangkap bubu kembali
popular digunakan untuk penangkapan ikan karang hidup. Meskipun pada
dasarnya alat ini tidak merusak, namun pemasangan dan pengambilannya sering
kali merusak terumbu karang. Bubu biasanya dipasang dan diambil oleh para
penangkap ikan dengan cara menyelam dengan menggunakan kompresor.
Apabila dibandingkan dengan penangkapan ikan yang merusak lainnya, maka alat
tangkap Bubu tidak terlalu merusak karena biasanya diletakkan di dasar lereng
terumbu.
Ada pula perangkap yang dipasang dari perahu dan diikat dengan tali yang
dipancangkan (Gambar 32). Bubu seperti inilah yang sering merusak terumbu
karang. Hal ini karena bubu dipasangi pemberat yang saat ditenggelamkan dari
1. Bubu Dasar
Alat ini dapat dibuat dari anyaman bambu, anyaman rotan dan anyaman kawat.
Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti silinder, setengah lingkaran,
empat persegi panjang, segitiga memanjang dan sebagainya. Dalam
pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan (Gambar 33).
3. Sero
Sero adalah alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap di dalam air, yang
biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan menuju
perangkap. Alat ini biasanya terbuat dari kayu, waring atau bambu. Terdiri dari
bagian-bagian yaitu:
1) Penaju yang berfungsi untuk menghadang ikan dala renang ruayanya
khususnya ikan-ikan yang beruaya pada saat pasang naik.
2) Daerah pengambilan ikan, biasanya terletak pada bagian yang lebih dalam.
Dengan demikian, pemasangan alat tangkap ini hanya dilakukan pada
daerah-daerah yang landai yang sedikit miring (Gambar 35).
Unit penangkapan ikan terdiri atas kapal, alat tangkap, dan awak kapal.
Keberhasilan suatu operasi penangkapan bergantung pada kesinergisan
ketiga faktor tersebut. Kemampuan dan keterampilan awak kapal, kelayakan
kapal, juga alat tangkap, serta ditunjang adanya data series penangkapan
tuna sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penagkapan
dengan Long line. Kapal-kapal Long line, terutama kapal Long line modern,
telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pengoperasian dan pengaturan alat tangkap. Misalnya, bagian belakang dari
kapal telah dirancang agar setting Long line dapat dilakukan secara cepat
dan mudah. Begitu pun pada lambung sisi kanan tempat dilakukannya
proses hauling, pada sisi tersebut dibuat sebuah pintu untuk memudahkan
proses hauling dan juga pengangkatan hasil tangkapan ke atas kapal
(Gambar 1).
Ukuran dari alat tangkap sangat dipengaruhi oleh ukuran kapal yang
digunakan. Semakin besar ukuran suatu kapal, maka semakin besar jumlah
basket yang dioperasikan yang berarti semakin panjang pula alat tangkap
Long line yang dioperasikan.
Bagian / komponen alat tangkap Long line secara garis besar terdiri dari tali
utama (main line), tali pelampung, pelampung, bendera, tali cabang (branch
line), snapper, kili-kili (swivel), sekiyama, wire leader, dan pancing (hook).
Tali cabang dipasang/ digantungkan pada tali utama dengan jarak tertentu.
Setiap jumlah tertentu dari tali cabang, pada tali utama dipasangkan
pelampung yang dihubungkan oleh tali pelampung. Rangkaian tali di antara
dua pelampung inilah yang disebut dengan basket Long line. Panjang tali
utama untuk satu basket sekitar 300 – 350 m. Jumlah branch line atau mata
pancing untuk satu basket berbeda-beda.
1) Perubahan prarigor
2) Perubahan rigormortis
3) Perubahan Post Rigor
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Ikan
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju perubahan yang dikelompokkan
menjadi dua faktor , yaitu :
1) Faktor intrinsik
Spesies ikan, ukuran besar kecilnya, jenis kelamin danIkan yang
Secara Alami Beracun
2) Faktor Ekstrinsik
Jarak pelabuhan, tempat pelelangan ikan ( TPI )
Pemeriksaan mutu ikan dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemeriksaan organoleptik atau sensorik.
a. Wadah
b. Wadah tidak terlalu dalam agar ikan yang disimpan di bagian bawah
tidak mendapat tekanan yang besar yang dapat menyebabkan
kerusakan fisik pada ikan
g. Wadah terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak.
Refrigerasi adalah suatu usaha untuk memelihara tingkat suhu dari suatu
produk atau ruangan agar suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan
sekitarnya dangan cara penyerapan panas dari bahan atau ruangan itu, dan
dapat diartikan juga bahwa refrigerasi sebagai suatu pengelolaan terhadap
panas (IIyas, 1993).
Menurut IIyas (1993), beberapa proses yang berlangsung dari unit mesin
refrigerasi adalah sebagai berikut :
o Penguapan
o Pemampatan
o Pengembunan
o Pemuaian
• CryogenicFeezing
D. Latihan Soal/Kasus
E. Rangkuman
1. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah melingkari gerombolan
ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal,
dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontaldapat dihalangi. Setelah itu,
bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mrncegah ikan lari ke arah bawah
jaring.
2. Teknik penangkapan payang dilakukan dengan melingkarkan jaring pada
kawanan ikan, kemudian segera ditarik dan dinaikkan ke atas kapal
3. Prinsip penangkapan ikan dengan jaring insang adalah terhalangnya arah
gerak ikan sehingga terjerat (gilled) pada mata jaring ataupun terbelit-belit
(entangled) pada tubuh jaring
4. Trap (perangkap) adalah alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap di
dalam air untuk jangka waktu tertentu yang memudahkan ikan masuk dan
mempersulit keluarnya.
5. Prinsip alat tangkap pancing adalah merangsang ikan dengan umpan alam
atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya, sehingga mulut ikan akan
terpancang pada mata pancing.
6. Prinsip dalam penanganan ikan adalah mempertahankan kesegaran ikan
selama mungkin dengan cara memperlakukan ikan secara cermat, hati-hati,
bersih, sehat, higeinis dan segera serta cepat menurunkan suhu atau
mendinginkan ikan mencapai suhu sekitar 00 C