Anda di halaman 1dari 7

MODUL KETRAMPILAN KLINIK

BLOK 3.6

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN VISUS DASAR

Tim Penyusun

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2019
Daftar Isi:

1. Pendahuluan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2. Ilustrasi kasus
3. Pengelolaan
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Diagnosis dan DD
e. Tatalaksana:
a. Farmakologis
b. Non farmakologis
c. Edukasi
4. Aktifitas pembelajaran
5. Form penilaian mahasiswa
6. Pustaka
7. Suplemen
PENDAHULUAN

Modul ini disusun sebagai panduan bagi mahasiswa belajar keterampilan klinis yang
sistematis. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan masalah saat menghadapi kasus dalam
kegiatan klinis, khususnya kasus gangguan mata merah.
Mata merah merupakan tanda utama adanya peradangan. Gangguan ini lebih sering
tidak berbahaya dan dapat diatasi oleh dokter umum. Di antara penyebab gangguan mata
merah, konjungtivitis merupakan yang paling banyak ditemukan. Beberapa penyebab lain
berupa blefaritis, abrasi kornea, benda asing, perdarahan subkonjungtiva, keratitis, iritis,
glaukoma dan skleritis. Tanda dan gejala yang menyertai gangguan mata merah meliputi
discharge, nyeri, fotophobia, gatal dan penurunan visus.

a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus mata merah secara terstruktur dan
komprehensif.

b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah pasien (simulasi) secara
terstruktur dan komprehensif, untuk kasus :
- Konjungtivitis
- Perdarahan subkonjungtiva
- Keratitis
- Glaukoma

Pendekatan diagnosis mencakup:


a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan fisik khusus: pemeriksaan oftalmologi
d. Pemeriksaan penunjang

a. Anamnesis
Pertama sebelum melakukan anamensis, yang perlu ditanyakan adalah identitas
pasien secara lengkap, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, status
pernikahan, agama dan ras. Seperti prosedur pemeriksaan klinis pada umumnya,
anamnesis menggunakan Fundamental Four dan Sacred Seven.
Pertanyaan pada Foundamental Four yaitu menggali :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat penyakit sekarang (RPS) meliputi keluhan utama dan anamensis lanjutan.
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan. Setelah menanyakan keluhan utama
dilanjutkan dengan anamnesis untuk menanyakan 7 hal (Sacred Seven), yaitu :
a. Lokasi
b. Onset/awitan dan kronologis
c. Kuantitas keluhan
d. Faktor-faktor yang memperberat keluhan
e. Faktor-faktor yang memperingan keluhan
f. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama

2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Menanyakan kepada pasien apakah pernah sakit serupa sebelumnya. Mencari
penyakit yang relevan dengan penyakit sekarang dan riwayat penyakit kronik.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Menanyakan untuk mencari adakah penyakit yang sekarang diderita berkaitan
dengan riwayat sakit pada keluarga, baik itu yang bersifat diturunkan maupun
ditularkan.

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi


Menanyakan status sosial pasien seperti pendidikan, pekerjaan, pernikahan,
kebiasaan pasien, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan.

b. Pemeriksaan Fisik
Alat dan bahan: Optotype snellen
Pemeriksaan visus dasar

MENANYAKAN KEMAMPUAN PASIEN DALAM MEMBACA HURUF ATAU


ANGKA
 BILA TIDAK BISA MEMBACA DAPAT MENGGUNAKAN OPTOTYPE ANGKA
 BILA TIDAK BISA MENGENALI HURUF DAN ANGKA DAPAT
MENGGUNAKAN E CHART
Optotype Snellen

- Penderita duduk pada jarak 6 m dari Optotype Snellen, mata yang satu ditutup.
- Penderita dipersilahkan untuk membaca huruf/gambar yang terdapat pada Optotype
dari bagian atas
 BARIS TERAKHIR YANG DAPAT DIBACA OLEH PASIEN
 MINIMAL 50% DARI TOTAL HURUF DALAM 1 BARIS
 BILA PASIEN DAPAT MEMBACA SELURUH HURUF PADA BARIS 6/15 à
VISUS DASAR : 6/15
 BILA PASIEN HANYA DAPAT MEMBACA 3 DARI 4 HURUF PADA BARIS
6/15 à VISUS DASAR : 6/15 F1
- Apabila penderita tak dapat melihat huruf terbesar pada Optotype, Penderita diminta
untuk menghitung jari pemeriksa, pada jarak 1 m, 2 m, sampai dengan 5 m.
- Visus penderita dinyatakan dalam x/ 60
- Apabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakan lambaian tangan
pemeriksa pemeriksa

Visus penderita dinyatakan : 1/ 300

 BILA PASIEN TIDAK DAPAT MENGENALI BAYANGAN LAMBAIAN


TANGAN PADA JARAK 1 M, MAKA PASIEN DIMINTA UNTUK
MEMBEDAKAN GELAP DAN TERANG MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA
SENTER
 BILA PASIEN DAPAT MEMBEDAKAN GELAP DAN TERANG, MAKA VISUS
DASAR : 1/~
 BILA PASIEN TIDAK DAPAT MEMBEDAKAN GELAP DAN TERANG MAKA
VISUS DASAR : 0

Apabila Visus penderita dinyatakan 1/~, dilakukan pemeriksaan LIGHT PROJECTION:


LP
 BILA PASIEN DAPAT MEMBEDAKAN GELAP DAN TERANG , PASIEN
DIMINTA UNTUK MENGENALI ARAH DATANG SUMBER CAHAYA
 BILA PASIEN MENGENALI ARAH DATANG SUMBER CAHAYA MAKA
1/~ LP BAIK
 BILA PASIEN TIDAK DAPAT MENGENALI ARAH DATANG SUMBER
CAHAYA MAKA 1/~ LP JELEK
ASPEK YANG DINILAI :
1. Sapa
2. Persetujuan
3. Anamnesis
4. Pemeriksaan visus dasar
PUSTAKA

Leibowitz HM., JacobsDH., 2000. The Red Eye. N.Engl.J. Med. 3;343(5):345-51
Cronau,H., Reddy R.K.,Mauger, T.,, 2010. Diagnosis And Management Of Red
EyeIn Primary Care, American Family Physician, 81(2): 137-144

Anda mungkin juga menyukai