BLOK 3.6
Tim Penyusun
1. Pendahuluan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2. Ilustrasi kasus
3. Pengelolaan
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Diagnosis dan DD
e. Tatalaksana:
a. Farmakologis
b. Non farmakologis
c. Edukasi
4. Aktifitas pembelajaran
5. Form penilaian mahasiswa
6. Pustaka
7. Suplemen
PENDAHULUAN
Modul ini disusun sebagai panduan bagi mahasiswa belajar keterampilan klinis yang
sistematis. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan masalah saat menghadapi kasus dalam
kegiatan klinis, khususnya kasus gangguan mata merah.
Mata merah merupakan tanda utama adanya peradangan. Gangguan ini lebih sering
tidak berbahaya dan dapat diatasi oleh dokter umum. Di antara penyebab gangguan mata
merah, konjungtivitis merupakan yang paling banyak ditemukan. Beberapa penyebab lain
berupa blefaritis, abrasi kornea, benda asing, perdarahan subkonjungtiva, keratitis, iritis,
glaukoma dan skleritis. Tanda dan gejala yang menyertai gangguan mata merah meliputi
discharge, nyeri, fotophobia, gatal dan penurunan visus.
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus mata merah secara terstruktur dan
komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah pasien (simulasi) secara
terstruktur dan komprehensif, untuk kasus :
- Konjungtivitis
- Perdarahan subkonjungtiva
- Keratitis
- Glaukoma
a. Anamnesis
Pertama sebelum melakukan anamensis, yang perlu ditanyakan adalah identitas
pasien secara lengkap, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, status
pernikahan, agama dan ras. Seperti prosedur pemeriksaan klinis pada umumnya,
anamnesis menggunakan Fundamental Four dan Sacred Seven.
Pertanyaan pada Foundamental Four yaitu menggali :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat penyakit sekarang (RPS) meliputi keluhan utama dan anamensis lanjutan.
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan. Setelah menanyakan keluhan utama
dilanjutkan dengan anamnesis untuk menanyakan 7 hal (Sacred Seven), yaitu :
a. Lokasi
b. Onset/awitan dan kronologis
c. Kuantitas keluhan
d. Faktor-faktor yang memperberat keluhan
e. Faktor-faktor yang memperingan keluhan
f. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama
b. Pemeriksaan Fisik
Alat dan bahan: Optotype snellen
Pemeriksaan visus dasar
- Penderita duduk pada jarak 6 m dari Optotype Snellen, mata yang satu ditutup.
- Penderita dipersilahkan untuk membaca huruf/gambar yang terdapat pada Optotype
dari bagian atas
BARIS TERAKHIR YANG DAPAT DIBACA OLEH PASIEN
MINIMAL 50% DARI TOTAL HURUF DALAM 1 BARIS
BILA PASIEN DAPAT MEMBACA SELURUH HURUF PADA BARIS 6/15 à
VISUS DASAR : 6/15
BILA PASIEN HANYA DAPAT MEMBACA 3 DARI 4 HURUF PADA BARIS
6/15 à VISUS DASAR : 6/15 F1
- Apabila penderita tak dapat melihat huruf terbesar pada Optotype, Penderita diminta
untuk menghitung jari pemeriksa, pada jarak 1 m, 2 m, sampai dengan 5 m.
- Visus penderita dinyatakan dalam x/ 60
- Apabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakan lambaian tangan
pemeriksa pemeriksa
Leibowitz HM., JacobsDH., 2000. The Red Eye. N.Engl.J. Med. 3;343(5):345-51
Cronau,H., Reddy R.K.,Mauger, T.,, 2010. Diagnosis And Management Of Red
EyeIn Primary Care, American Family Physician, 81(2): 137-144