Anda di halaman 1dari 17

Jumlah paku minimal 4 buah

Detail B

Batang tarikl 1x 2/10 cm

Batang diagonal 2x 2/10 cm


Kaki kuda-kuda 1 x 2/20 cm

Ring balok 6/12 cm

gapit 2 x 2/10 cm

Klos 5/7 cm

Detail A Batang tarik 1 x 2/10 cm

Gambar 14 Kuda-kuda papan paku(lanjutan)

16
balok, seperti ditunjukkan pada
tepat dibawah sumbu memanjang
Gambar 15

5. Setiap pondasi umpak harus terikat


satu sama lain dengan balok
pengikat, seperti pada Gambar 16

Gambar 15 Denah penempatan pondasi Umpak

Balok pengikat pondasi selempat


yang dapat berfungsi sebagai
balok sloof .dari kayu 6/12 cm

-Angkur besi 12 mm

-Pondasi selempat/ umpak

Detail A Balok kayu pengikat pondasi 6/12 cm

Gambar 16 Penempatan balok pengikat pondasi

8
23/103

Gambar 17 Struktur kerangka sederhana kayu, pondasi setempat

2.1.2 Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Menerus


1. Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan
untuk spesi 1PC: 4 Psr.
2. Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan
menggunakan angkur besi berdiameter 12 mm dan jarak
maksimum 1,5 m.
3. Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah paku
yang digunakan sekurang-kurangnya 2 buah, dan sambungan pada
papan satu dengan lainnya digunakan sambungan alur lidah.
4. Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada setiap
detail sambungan pada struktur rangkanya sebaiknya mengunakan
sambungan takik yang dikencangkan dengan paku.
5. Detail A merupakan detail sambungan pada sudut bangunan
antara ring balok kayu dengan kolom:
a. Sambungan ring balok kayu disudut digunakan sambungan
takik.
b. Sambungan kolom dengan ring balok menggunakan
sambungan pasak.

19
c. Untuk menambah kekakuan, maka antara ring balok dengan
kolom dipasang sekur-sekur dari papan 2/20 cm dan dipaku.

24/103

AL

Gambar 18 Struktur kayu dinding papan, pondasi menerus

Detail A

Ring balok kayu 10/10cm Paku min 4 buah

Skur antara ring balok Skur antara balok


dengan ring balok dan kolom dengan
dipertemuan sudut menggunakan papan
menggunakan papan 2/20
2/20cm

20
Ring balok kayu 10/10 cm

Pasak di ujung kolom 4/4 cm


panjang
25/103
-Ring balok kayu 10/1u n

Kolom 10/10 cm

Gambar 19 Detail sambungan kolom sudut dengan ring balok

Detail B
Sekur kayu 5/10
Sekur kavu 5/10 -

Balok pengaku kavu


Balok pengaku kayu
Gapil dari papan 2/10

Sekur kayu 5/10- -Sekur kayu 5/10

Kolom kavu 10/10

Gambar 20 Detail sambungan balok-balok sekur dengan kolom

21
Kolom 10/10

Sloof dari kayu


10/10 cm
Sekur dengan Paku minimum
buah

Pondasi menerus darl Angkur dari besi


Dalu ka diameler 12 mm

Detail C

26/103
Gambar 21 Detail sambungan sloof dari balok kayu dengan kolom
pinggir

Detail D
Sekur kayu 5/10 cm Kolom kayu10/10 cm
Sloof dari balok kayu 10/10 cm
os
Papan gaplt 2/10 cm
Angkur dari besi diameter 12
Pondasi menerus dari batu mm
kal

Gambar 22 Detail hubungan balok sloof dengan kolom tengah dan


silang pengaku

22
Kolom kayu di tengah 10/10 cm

Kolom kayu 10/10 cm

PARU

Dinding papan 2/20 CI 27/103


disusun dengan sambung
aur idah

Gambar 23 Detail hubungan dinding papan dengan tiang dan


pengaku

2.1.3 Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Tiang


Gambar 24 merupakan ilustrasi dari rumah kayu dinding papan dengan
pondasi tiang.

Balok
penguat sllang.
Sllang

Balok pengikat
kolom atas

Balok pengikat
kolom bawah

Angkur / Pasak .

Batu telapak / umpak -

Gambar 24 Rumah tinggal dengan konstruksi rangka sederhana


dan pondasi tiang

23
A. Hubungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal
(Detail A)
Untuk mendapatkan kekokohan struktur bawah dari rumah panggung
ini, maka sistem sambungan yang digunakan adalah sistem sambungan
takik dengan penguat paku dan pasak masing-masing untuk
sambungan sekur dan sambungan balok - kolom.
Balok horisontal

Detail A
Balok horisontal

Paku minimum

Pasak

Balok penguat silang (sekur) Balok penguat silang (sekur)


|

Pondasi tiang
(biasanya menerus hing9ga ke atap)

Paku minimum 4 buah


Dibual bentuk
ekor burung

Balok horisontal
Balok horisontal -

Pasak

Pasak
Lubang pasak y

Balok penguat silang

Balok penguat silang


(sekur)

Pondasi tiang

Gambar 25 Detail sambungan pondasi tiang dengan balok penguat


horisontal

24
Pondasi
B. Sambungan Tiang Pondasi dengan Balok Pengikat
(Detail B)
o Pada kolom sudut

Kolom penyangga

Balok pengikat

Paku minimum 4 buah

Pasak besi disekrup

Telapak batu cetaktumpakz

Pada kolom tengah

Kolom penyangga

Paku minimum 4 buah

Pasak besi disekrup

e Balok pengikat

Telapak batu cetaktu,pak

Gambar 26 Hubungan tiang pondasi, balok dan telapak

25
C. Sambungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal
(Detail C)

Pada kolom sudut

Kolom penyangga

Balok pengikat

Paku minimum 4 buah

Paku minimum 4 buah

Pada kolom tengah

Kolom penyangga

Paku minimum 4 buah

Balok pengikat

Paku minimum 4 buah

Gambar 27 Hubungan pondasi tiang dengan balok penguat


horisontal

26
D. Sambungan Tiang Pondasi dengan Telapak (Detail D)

o Pada kolom sudut

Kolom penyangga

Balok pengikat

Paku minimum 4 buah

Pasak besi disekrup

Telapak batu cetakfumpak

o Pada kolom tengah

Kolom penyangga

Paku minimum 4 buah

Pasak besi disekrup

Balok pengikat

Telapak batu cetaktu.pak

Gambar 28 Hubungan pondasi tiang dengan telapak batu

27
2.4.7. Atap peran
) Atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
Atap peran tepat untuk atap pelana dan atap perisai, baik yang simetris maupun
yang tidak simetris. Bentuk atap peran lain ialah atap lesenar dan atap datar.
Kasau-kasau dilekatkan di atas peran, yang dipikul oleh tiang-tiang. Jikalau tiang-
tang pendukung atap ini berdiri sejajar anting maka ia dinamakan kuda-kuda yang
berdiri. Kalau tiang-tiang itu terpasang miring dalam jurusan kasau maka ia dinama-
kan kuda-kuda yang berbaring. Jikalau tiang-tiang itu miring seperti pada kuda-
kuda yang berbaring tetapi balok loteng terikat oleh tiang-tiang gantungan, maka ia
dinamakan kuda-kuda yang bergantung. Menurut jumlah peran yang timbul pada
potongan melintang kita membedakan kuda-kuda yang berdiri satu kali, dua kali
tan sebagainya, atau kuda-kuda yang berbaring satu kali, dua kali dan seterusnya.
I iang-tiang pada atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri dipasang dengan jarak
ludak lebih dari 4.00 m. Tiang-tiang itu mendukung peran yang dibebani oleh kasau
kasau dan gaya horisontal (tekanan angin dan sebagainya). Peran-peran biasanya
hibuat sebagai balok Gerber dengan perbandingan ukuran lebar: tinggi sebesar 4:7
lan dilengkapi dengan kuda penopang yang menambah kestabilan kuda-kuda itu.
Jarak kasau-kasau tergantung dari jenis atap yang dipilih, biasanya di antara 65 cm
s/d 125 cm. Kasau-kasau ditakik pada peran dan bantalan dengan kedalaman tidak
ebih dari % tingginya balok. Hubungan-hubungan di antara kasau-kasau yang
bertemu pada peran bubungan secara statis tidak perlu. Pada konstruksi atap
dengan kuda-kuda yang berdiri dua kali tidak ada peran bubungan. Maka agar garis
bubungan lurus diadakan sambungan pen dan lobang terbuka atau takikan
separuh, masing-masing ditambah dengan sebuah baut, seperti juga terlihat pada
ambar 2.21. Harus diperhatikan agar selalu diadakan dinding atau kolom di bawah
liang kuda-kuda masing-masing.
Hubungan di antara dua peran secara melintang dilakukan biasanya dengan papan
pengapit yang harus dipasang juga dengan baut. Perlu diperhatikan bahwa bagian
hati kayu papan pengapit selalu dilekatkan di bagian luar.

2.50

max. 450 max. 450

Kuda-kuda yang berdiri satu kali Kuda-kuda yang berdiri dua kali

47
2.50

nax45o2
max.4.So

kuda-kuda yang berdiri dua kali


Gambar 2.26.

MAK 4.S

Kuda-kuda yang berdiri tiga kali

Gambar 2.27.

a) Detail sambungan tiang kasau balok bubungan; b) Detail sambungan tiang peran
kasau papan pengapit; c) bantalan kasau.
-

Detailsambunganbalok loteng-

b) Atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring


Seperti telah dikatakan konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring
timbul kalau tiang-tiang pada kuda-kuda itu terpasang miring dalam jurusan
kasau
kasau. Namanya kuda penopang yang mengalirkan gaya-gaya semuanya kepada
dinding luar pada bangunan. Kuda-kuda yang berbaring dipilih pada konstruksi
bangunan yang memerlukan ruang-ruang besar tanpa dinding atau kolom yang bisa
mendukung tiang-tiang kuda-kuda tersebut. Karena tiang-tiang yang miring (kuda
penopang) jauh lebih panjang daripada tiang-tiang yang berdiri tegak dan selalu ter-
udi bahaya tekuk, maka penggunaan kayu pada kuda-kuda yang berbaring agak
besar. Konstruksi kuda-kuda ini bisa lebih ekonomis sedikit jikalau dipilih suatu
konstruksi dengan dinding lutut.
Kuda penopang pada atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring dipasang de-
ngan jarak tidak lebih dari 3.50 m. Ukuran-ukuran lainnya seperti pada kuda-kuda
yang berdiri.

A 4 4s

Kuda-kuda yang berbaring satu kali Kuda-kuda yang berbaring dua kali

Kuda-kuda yang berbaring dua kali Kuda-kuda yang berbaring tiga kali
dengan dinding lutut
Gambar 2.28.
49
Detail sambungan pada bubungan Detail sambungan peran kuda penopang
untuk kuda-kuda atap yang ber- -

balok bangsal untuk kuda-kuda yang


baring satu atau tiga kali: berbaring dua kali:

Gigi tunggal dengan pen Gigi tunggal dengan baut Gigi rangkap dengan baut

Gambar 2.29.
Kuda cakar

50
27/148

Gambar 2.30.

c)Atap peran dengan kude-kuda yang bergantung


Jikälau pariangnya balok loteng melebihi 5.00 m tanpa adanya tiang atau dinding
pendukung, maka balokk loteng itu harus digantungkan pada konstruksi atap.
Sebenarnya konstruksi kuda-kuda yang bergantung menjadi konstruksi gantungan.
Pada tiang-tiang gantung kita pasang sebuah balok pendukung searah dengan
peran atap. Balok loteng dilekatkan di atas batok pendukung ini atau jikalau perlu
digantungkan dengan baut-baut pada sebelah bawah balok pendukung tersebut.
Jikalau kuda-kuda yang bergantung mempunyai satu tiang gantung maka ia di-
namakan kuda-kuda yang bergantung satu kali, jikalau ada dua tiang gatung
namanya kuda-kuda yang bergantung dua kali dan sebagainya. Tiang-tiang gan
tung pada atap peran dengan kuda-kuda yang bergantung dipasang dengan jarak
tidak lebih dari 4.00 m. Konstruksi kuda-kuda yang bergantung satu kali sesuai
untuk lebar bentang sampai dengan 8.00 m, kuda-kuda yang bergantung dua kali
untuk lebar bentang sampai dengan 12.00 m. Pada konstruksi atap peran dengan
kuda-kuda yang bergantung selalu harus diadakan perhitungan statis oleh seorang
ahli konstruksi kayu.
2.5

MAN. A 5 o

MAX.4So

Kuda-kuda atap yang bergantung satu kali Kuda-kuda atap yang bergantung dua kali

Gambar 2.31

51
Detail sambungan kasau balok
bubungan - tiang gantung kuda
penopang untuk kuda-kuda atap yang
bergantung satu kali àtau tiga kali.

N Gambar 2.32.

Yang perlu diperhatikan dengan khusus ialah kayu muka pada semua gigi tunggal
yang timbul pada konstruksi ini. Kemudian sambungan antara tiang gantung dan
balok pendukung balok loteng berhubungan dengan balok loteng yang juga lewat
titik simpul itu. Sambungan tradisional dilakukan dengan besi strip dan pen yang
dilonggarkan dalam lobang sebanyak 3 cm. Akan tetapi sambungan ini dapat juga
dilakukan jauh lebih sederhana dengan menggunakan baut 'simplex' seperti berikut:
Penyambung kayu baut 'simplex' terutama digunakan untuk sambungan tahan ta-
rikan pada bagian kayu yang saling bertumpuan tegak lurus, misalnya pada sam-
bungan-sambungan di kuda-kuda gantung. Keuntungan pokok pada sambungan
baut 'simplex' terletak dalam kecilnya penggunaan kayu (balok).
Kalau dilakukan dengan teliti, maka penyambung kayu baut 'simplex' ini dapat
dibuat dari baut biasa dengan mengelaskan sebuah potongan pipa air pada mur
baut.

Gambar 2.33.

52

Anda mungkin juga menyukai