Den Bagoes AP TekBang2 Refrensi
Den Bagoes AP TekBang2 Refrensi
Detail B
gapit 2 x 2/10 cm
Klos 5/7 cm
16
balok, seperti ditunjukkan pada
tepat dibawah sumbu memanjang
Gambar 15
-Angkur besi 12 mm
8
23/103
19
c. Untuk menambah kekakuan, maka antara ring balok dengan
kolom dipasang sekur-sekur dari papan 2/20 cm dan dipaku.
24/103
AL
Detail A
20
Ring balok kayu 10/10 cm
Kolom 10/10 cm
Detail B
Sekur kayu 5/10
Sekur kavu 5/10 -
21
Kolom 10/10
Detail C
26/103
Gambar 21 Detail sambungan sloof dari balok kayu dengan kolom
pinggir
Detail D
Sekur kayu 5/10 cm Kolom kayu10/10 cm
Sloof dari balok kayu 10/10 cm
os
Papan gaplt 2/10 cm
Angkur dari besi diameter 12
Pondasi menerus dari batu mm
kal
22
Kolom kayu di tengah 10/10 cm
PARU
Balok
penguat sllang.
Sllang
Balok pengikat
kolom atas
Balok pengikat
kolom bawah
Angkur / Pasak .
23
A. Hubungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal
(Detail A)
Untuk mendapatkan kekokohan struktur bawah dari rumah panggung
ini, maka sistem sambungan yang digunakan adalah sistem sambungan
takik dengan penguat paku dan pasak masing-masing untuk
sambungan sekur dan sambungan balok - kolom.
Balok horisontal
Detail A
Balok horisontal
Paku minimum
Pasak
Pondasi tiang
(biasanya menerus hing9ga ke atap)
Balok horisontal
Balok horisontal -
Pasak
Pasak
Lubang pasak y
Pondasi tiang
24
Pondasi
B. Sambungan Tiang Pondasi dengan Balok Pengikat
(Detail B)
o Pada kolom sudut
Kolom penyangga
Balok pengikat
Kolom penyangga
e Balok pengikat
25
C. Sambungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal
(Detail C)
Kolom penyangga
Balok pengikat
Kolom penyangga
Balok pengikat
26
D. Sambungan Tiang Pondasi dengan Telapak (Detail D)
Kolom penyangga
Balok pengikat
Kolom penyangga
Balok pengikat
27
2.4.7. Atap peran
) Atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
Atap peran tepat untuk atap pelana dan atap perisai, baik yang simetris maupun
yang tidak simetris. Bentuk atap peran lain ialah atap lesenar dan atap datar.
Kasau-kasau dilekatkan di atas peran, yang dipikul oleh tiang-tiang. Jikalau tiang-
tang pendukung atap ini berdiri sejajar anting maka ia dinamakan kuda-kuda yang
berdiri. Kalau tiang-tiang itu terpasang miring dalam jurusan kasau maka ia dinama-
kan kuda-kuda yang berbaring. Jikalau tiang-tiang itu miring seperti pada kuda-
kuda yang berbaring tetapi balok loteng terikat oleh tiang-tiang gantungan, maka ia
dinamakan kuda-kuda yang bergantung. Menurut jumlah peran yang timbul pada
potongan melintang kita membedakan kuda-kuda yang berdiri satu kali, dua kali
tan sebagainya, atau kuda-kuda yang berbaring satu kali, dua kali dan seterusnya.
I iang-tiang pada atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri dipasang dengan jarak
ludak lebih dari 4.00 m. Tiang-tiang itu mendukung peran yang dibebani oleh kasau
kasau dan gaya horisontal (tekanan angin dan sebagainya). Peran-peran biasanya
hibuat sebagai balok Gerber dengan perbandingan ukuran lebar: tinggi sebesar 4:7
lan dilengkapi dengan kuda penopang yang menambah kestabilan kuda-kuda itu.
Jarak kasau-kasau tergantung dari jenis atap yang dipilih, biasanya di antara 65 cm
s/d 125 cm. Kasau-kasau ditakik pada peran dan bantalan dengan kedalaman tidak
ebih dari % tingginya balok. Hubungan-hubungan di antara kasau-kasau yang
bertemu pada peran bubungan secara statis tidak perlu. Pada konstruksi atap
dengan kuda-kuda yang berdiri dua kali tidak ada peran bubungan. Maka agar garis
bubungan lurus diadakan sambungan pen dan lobang terbuka atau takikan
separuh, masing-masing ditambah dengan sebuah baut, seperti juga terlihat pada
ambar 2.21. Harus diperhatikan agar selalu diadakan dinding atau kolom di bawah
liang kuda-kuda masing-masing.
Hubungan di antara dua peran secara melintang dilakukan biasanya dengan papan
pengapit yang harus dipasang juga dengan baut. Perlu diperhatikan bahwa bagian
hati kayu papan pengapit selalu dilekatkan di bagian luar.
2.50
Kuda-kuda yang berdiri satu kali Kuda-kuda yang berdiri dua kali
47
2.50
nax45o2
max.4.So
MAK 4.S
Gambar 2.27.
a) Detail sambungan tiang kasau balok bubungan; b) Detail sambungan tiang peran
kasau papan pengapit; c) bantalan kasau.
-
Detailsambunganbalok loteng-
A 4 4s
Kuda-kuda yang berbaring satu kali Kuda-kuda yang berbaring dua kali
Kuda-kuda yang berbaring dua kali Kuda-kuda yang berbaring tiga kali
dengan dinding lutut
Gambar 2.28.
49
Detail sambungan pada bubungan Detail sambungan peran kuda penopang
untuk kuda-kuda atap yang ber- -
Gigi tunggal dengan pen Gigi tunggal dengan baut Gigi rangkap dengan baut
Gambar 2.29.
Kuda cakar
50
27/148
Gambar 2.30.
MAN. A 5 o
MAX.4So
Kuda-kuda atap yang bergantung satu kali Kuda-kuda atap yang bergantung dua kali
Gambar 2.31
51
Detail sambungan kasau balok
bubungan - tiang gantung kuda
penopang untuk kuda-kuda atap yang
bergantung satu kali àtau tiga kali.
N Gambar 2.32.
Yang perlu diperhatikan dengan khusus ialah kayu muka pada semua gigi tunggal
yang timbul pada konstruksi ini. Kemudian sambungan antara tiang gantung dan
balok pendukung balok loteng berhubungan dengan balok loteng yang juga lewat
titik simpul itu. Sambungan tradisional dilakukan dengan besi strip dan pen yang
dilonggarkan dalam lobang sebanyak 3 cm. Akan tetapi sambungan ini dapat juga
dilakukan jauh lebih sederhana dengan menggunakan baut 'simplex' seperti berikut:
Penyambung kayu baut 'simplex' terutama digunakan untuk sambungan tahan ta-
rikan pada bagian kayu yang saling bertumpuan tegak lurus, misalnya pada sam-
bungan-sambungan di kuda-kuda gantung. Keuntungan pokok pada sambungan
baut 'simplex' terletak dalam kecilnya penggunaan kayu (balok).
Kalau dilakukan dengan teliti, maka penyambung kayu baut 'simplex' ini dapat
dibuat dari baut biasa dengan mengelaskan sebuah potongan pipa air pada mur
baut.
Gambar 2.33.
52