Anda di halaman 1dari 8

Literatur Review : Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap

Perkembangan Emosional Anak Usia Pra Sekolah


Mike Oktavyana1, Anita Restu Korbaffo1
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Corresponding author: Mike Oktavyana (mikeokta3@gmail.com), Anita Restu Korbaffo
(korbaffo@gmail.com)

ABSTRAK
Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penentu baik perkembangan emosional anak usia pra
sekolah dimasa depan. Pola asuh orang tua yang kurang optimal akan berpengaruh pada kualitas
perkembangan emosional anak usia pra sekolah dimasa mendatang, dimana perkembangan emosional
anak usia pra sekolah dapat dilihat dan dipantau secara langsung terutama oleh orang tua, namun
kebanyakan orang tua tidak dapat memantau perkembangan anak secara langsung dan hal itu dapat
menimbulkan masalah pada perkembangan emosional anak usia pra sekolah. Penelitian ini
menggunakan metode literature review. Bersumber dari database PubMed dan Google Scholar, dari
tahun 2015 hingga 2020. Dan secara manual memilih artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi juga dengan metode PICO, yang mana relevan dan sesuai dengan judul yang di ambil
peneliti, dalam literature review jumlah jurnal yang direview sebanyak 10 jurnal. Hasil dari literature
review ini, pola asuh orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosional anak usia pra
sekolah, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu faktor pendidikan,
umur, pekerjaan, jenis kelamin, status ekonomim, status sosial, lingkungan tempat tinggal,
kepribadian orang tua, sub kultur budaya dan kesempatan yang diberikan orang tua. Kesimpulan dari
literature review adalah pola asuh sangat berpengaruhterhadap perkembangan emosional anak, pola
asuh yang paling berpengaruh pada perkembangan emosional positif yaitu pola asuh demokratis,
karena dalam pola asuh demokratis orang tua bersikap responsif, mendorong anak untuk menanyakan
pendapat dan memberikan penjelasan sehingga anak lebih merasa diperhatikan dan di sayangi oleh
orang tua sehingga perkembangan emosionalnya menjadi optimal. Oleh karena itu orang tua harus
memantau secara langsung perkembangan emosional anak usia pra sekolah.
Kata kunci : anak pra sekolah, perkembangan emosional, pola asuh orangtua
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak perlu mendapat perhatian dari keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Sebagai lembaga pendidikan yang utama dan pertama maka keluarga merupakan letak dasar bagi
pendidikan anak dalam mengikuti perkembangan pada anak selanjutnya. Baik atau buruknya anak
dikemudian hari sangat ditentukan oleh keluarga. Pendidikan keluarga bertujuan memberikan
pembinaan dan pengaruh kepada anak tentang dasar-dasar pendidikan maupun perkembangan
emosional anak.
Pola asuh disini dapat diartikan cara merawat dan mendidik anak oleh orang tua dengan cara
yang terbaik. Bertujuan menjadikan anak yang berkecerdasan yang tinggi. Dari segi perawatan
orang tua memberikan perawatan dengan kasih sayang sejak dini, karena perawatan yang sesuai
akan berpengaruh dengan perkembangan anak dari segi kecerdasan dan kepribadian. Dan dari
segi pendidikan, pendidikan yang maksimal dan sesuai minat dan bakat anak akan
mengembangkan kecerdasan dan kepribadian anak. maka dari itu pentingnya pola asuh pada anak
sejak dini untuk memantau perkembangan emosional pada anak. (Suryani, 2014).
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mesa kurang perhangolah dan
mengontrol emosi agar anak mampu merespon secara positif setiap kondisi yang merangsang
munculnya emosi. Dengan mengajari anak dengan ketrampilan emosi mereka akan lebih mampu
mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangannya menuju manusia
dewasa (Suryani, 2014).
Kecerdasan emosi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Tanpa kecerdasan emosi,
kemampuan untuk memahami dan mengelola perasaan-perasaan diri sendiri dan orang lain,
menghadapi segala macam tantangan termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis, serta
kesempatan untuk hidup bahagia dan sukses menjadi sangat kecil. Contoh emosi positif yang
dapat mengantarkan seseorang menuju keberhasilan misalnya inisiatif, semangat juang,
kemampuan menyesuaikan diri, empati, percaya diri yang tinggi dan sebagainya (Nurhayati,
2016).
Penyebab masalah mental emosional anak dapat terjadi karena adanya beberapa faktor. Salah
satunya adalah pergeseran peran orang tua. Karena tuntutan ekonomi yang semakin tinggi
menyebabkan pergeseran peran orang tua, orang tua lebih memilih untuk bekerja. Sehingga peran
mengasuh anak digantikan oleh keluarga lain ataupun pengasuh. Kondisi tersebut menyebabkan
terjadinya hambatan hubungan orang tua dengan anak, terutama komunikasi, kedekatan
emosional dan waktu bersama. Anak merasa tidak diperhatikan dan kurang kasing sayang dari
kedua orangtuanya.s. Ketegangan yang terjadi secara terus menerus. Masalah yang dapat terjadi
pada anak pra sekolah yaitu anak menjadi tidak percaya diri, tidak berkarakter, kurang terampil,
lebih agresif, sopan santun dan kesepian, (Nurdin et al., 2018).
Bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian adalah faktor tertentu, diantaranya yaitu faktor
ekonomi, karena tuntutan ekonomi yang menyebabkan kedua orang tua harus bekerja. Sehingga
peran mengasuh anak digantikan oleh keluarga lain ataupun pengasuh, karena anak tidak diasuh
oleh orangtuanya sendiri maka mengakibatkan anak merasa kurang kasih sayang , merasa tidak
diperhatikan oleh kedua orangtuanya. Perkembangan emosional pada anak yang tidak dapat
terkontrol sehingga mngakibatkan perkembangan emosional anak tidak berkembang secara
optimal.
Perkembangan anak usia pra sekolah mempunyai ciri-ciri yaitu inisiatif, semangat juang,
kemampuan menyesuaikan diri, empati, percaya diri yang tinggi dan sebagainya (Nurhayati,
2016)
Word Health Organization ( WHO ) melaporkan anak-anak usia prasekolah mudah emosi
sekitar 11-15%. Angka kejadian gangguan mental emosi di Jerman adalah sekitar 3-10%, di
Kanada dan Selandia sekitar 5-10%, di Amerika terdapat 30% anak. Diperkirakan lebih dari 200
juta anak dinegara berkembang gagal mencapai potensi perkembangan optimalnya karena
masalah kemiskinan, malnutrisi, dan lingkungan yang tidak mendukung, sehingga
mempengaruhi perkembangan emosi dikutip dari jurnal (Nurdin et al., 2018)
Menurut hasil penelitian Indah (2012) didapatkan pola asuh orang tua yang demokratis
sebanyak 33 (82,5%) orang, pola asuh orang tua yang primisif sebanyak 7 (17,5%) orang dan
tidak ada orang tua yang memiliki pola asuh otoriter. Orang tua yang memiliki anak yang mandiri
yaitu sebanyak 32 (80,0%) orang, dan yang memiliki anak kurang manadiri sebanyak 8 (20,0%)
orang. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan kemandirian anak. Dan
menurut hasil penelitian Ela (2013) didapatkan pola asuh orang tua 31 (77,5%) orang termasuk
dalam kategori demokratis, sedangkan untuk keberhasilan toilet learning anak usia toddler
kategori berhasil sebanyak 31 (77,5%) orang. Dan menurut hasil peneliti Upoyo dan dkk (2009)
didapatkan bahwa, anak yang di asuh dengan pola asuh otoriter mempunyai kemampuan
sosialisasi baik sebanyak 1 (5,3 %), cukup sebanyak 7 (36,8 %), sedangkan anak yang
mempunyai kemampuan sosialisasi kurang sebanyak 11(57,9%). Anak dengan pola asuh permisif
mempunyai kemampuan sosialisasi baik sebanyak 4 (17,4 %), cukup sebanyak 10 (43,5 %), dan
kurang sebanyak 9 (39,1 %). Sedangkan anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis lebih dari
setengahnya mempunyai kemampuan sosialisai yang baik yaitu 27 (79,4 %), sedangkan anak
yang mempunyai kemampuan sosialisasi cukup dan kurang sebanyak 3 (8,8 %) dan 4 (11,8 %).
(Taufikurrahman, Herlina, 2018)
Apabila orang tua tidak berperan dalam mengasuh anak maka akan mengakibatkan kurangnya
pemantauan pada perkembangan emosional anak, dan hal itu yang menyebabkan terjadinya
ketidak optimalan perkembangan emosional karena anak yang tak terpantau dan tanpa arahan dari
orang tua. Karena tuntutan ekonomi yang semakin tinggi menyebabkan pergeseran peran orang
tua. Sehingga peran mengasuh anak digantikan oleh keluarga lain ataupun pengasuh. Kondisi
tersebut menyebabkan terjadinya hambatan hubungan orang tua dengan anak, terutama
komunikasi, kedekatan emosional dan waktu bersama. Anak merasa tidak diperhatikan dan
kurang kasing sayang dari kedua orangtuanya. Lingkungan juga turut memberikan peran dalam
mempengaruhi perkembangan emosi anak. Ketegangan yang terjadi secara terus menerus.
Dampak yang dapat terjadi pada anak yaitu anak menjadi tidak percaya diri, tidak berkarakter,
kurang terampil, lebih agresif, sopan santun dan kesepian.
Solusi yang dapat diberikan bisa dengan pemberian sosialisasi ke kelompok masyarakat atau
ibu-ibu di suatu derah dengan cara terjun langsung memberikan pengetahuan sske ibu bekerja
dengan suami bekerja, betapa pentingnya peran orangtua dalam mengasuh anak. Agar orangtua
paham tentang pola asuh anak, memberikan pengetahuan lebih kepada ibu tentang betapa
pentingnya untuk mengasuh dan memantau perkembangan anak. Sosialisasi yang diberikan juga
dapat melalui media yang sekarang banyak diketahui , mulai dengan handphone, sosmed, dan
teknologi yang dapat memfokuskan ke orangtua agar orangtua tahu tentang pentingnya pola asuh
anak. Apabila dengan kasus kedua orangtua benar-benar sibuk seharusnya ibu ataupun ayah bias
sedikit meluangkan waktu untuk mengasuh dan memantau perkembangan anak, karena pola asuh
orangtua sangat berperan penting dalam perkembangan emosional anak.
Maka dari itu pentingnya pola asuh orang tua dalam meningkatkan perkembangan emosional
anak dan juga banyaknya kasus dan kejadian dimana anak tidak dapat mengontrol emosinya
ketika masih anak-anak hingga anak menginjak usia remaja. Maka literatur review ini saya buat
untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara pola asuh orangtua dengan perkembangan
emosional pada anak.
METODE
Dalam literatur review ini penulis mencari jurnal tentang pengaruh kunjungan ibu datang ke
posyandu terhadap status gizi balita. Menggunakan database akademik dari Google Scholar dan juga
dari Pubmed. Jurnal yang di teliti merupakan jurnal 5 tahun terakhir. Dengan didapatkan hasil 8 jurnal
nasional dan 2 jurnal internasional. Dalam pencarian jurnal menggunakan metode PICO (patient,
intervention, comparison and outcome). Dengan begitu penulis bisa memperoleh jurnal atau artikel yang
berkaitan dengan judul literatur review penulis baik jurnal dalam negeri maupun jurnal internasional.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil literatur review ini didapatkan 10 jurnal dengan hasil sebagai berikut :
A. Pengaruh Kunjungan Ibu Datang Ke Posyandu Terhadap Status Gizi Balita
1. Hasil penelitian jurnal ke 2 menurut (Susriyanti, 2018) dari hasil uji bahwa variabel
independen yang mempunyai signifikansi pengaruh terhadap variabel dependen hanya
Pola Asuh Demokratis karena mempunyai nilai sig (0,002) < dari alpha (0,05) sedangkan
tiga pola asuh lainnya tidak memberikan signifikansi pengaruh karena memiliki nilai sig
yang lebih besar dari alpha 0,05 yaitu 0,795; 0,660 dan 0,321. ini akan diambil dari nilai
R Secara keseluruhan pola asuh berpengaruh terhadap pengembangan kecerdasan
emosional anak sebesar 0,133 atau sebesar 13,3%. Artinya ada 86,7% hal-hal lainnya
yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan kecerdasan emosional anak selain
dari pola asuh orang tua. Maka dari hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan kecerdasan emosional
anak usia pra sekolah.
2. Hasil penelitian jurnal ke 3 menurut (Sulastri & Deni, 2020) dari hasil diperoleh nilai r
hitung sebesar 0,998 selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment pada
taraf signifikansi 5% , nilai r tabel N=15 sebesar 0,514. Dari hasil perhitungan diatas
diperoleh nilai r hitung > r tabel (0,998 > 0,514 ), sehingga hasil penelitian dikatakan ada
hubungan antara dua variabel tersebut. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa pola
asuh otoriter orang tua dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak, dengan
demikian dalam penelitian ini dinyatakan Signifikan. Sehingga adanya pengaruh antara
pola asuh orang tua terhadap perkembangan emsoional anak usia pra sekolah.
3. Hasil penelitian jurnal ke 4 menurut (Haryono et al., 2018) dari hasil variabel bebas
yaitu : pola asuh orang tua , dengan variabel terikat , yaitu : kemandirian dan regulasi
emosi yang menunjukkan angka signifikansi : 0.002, dengan taraf signifikansi 0.5 ( 95%),
dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan pula bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang
menyatakan bawa ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian dan
kemampuan regulasi emosi pada anak usia dini di TK Santa Maria III Malang. Sehingga
adanya pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan emsoional anak usia
pra sekolah.
4. Hasil penelitian jurnal ke 5 menurut (Taufikurrahman, Herlina, 2018) dari hasil analisis
data dalam penelitian ini, diperoleh nilai r hitung sebesar 0,535 selanjutnya nilai tersebut
dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment pada taraf signifikasi 5% dengan
N=35 diperoleh nilai sebesar 0,334. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa r hitung
lebih besar dari r tabel atau 0,535>0,334 maka hasil analisis data dalam penelitian ini
dinyatakan signifikan. Hal ini berarti (H0) ditolak sedangkan (Ha) diterima. Sehingga
adanya pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan emsoional anak usia
pra sekolah.
5. Hasil penelitian jurnal ke 6 menurut (Putro, 2015) dari hasil analisis menunjukan harga
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,478. Hal ini menunjukan bahwa 47,8% perubahan
pada variabel kecerdasan emosional anak (Y) dapat ditentukan oleh pola asuh orang tua
(X1) dan interaksi antar teman sebaya (X2), sedangkan 52,2% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas,
diketahui bahwa pola asuh orang tua dan intetraksi antar teman sebaya memberikan
pengaruh terhadap kecerdasan emosional anak usia pra sekolah. Dengan tingkat
pengaruhnya sebesar 47,8%. Sehingga adanya pengaruh antara pola asuh orang tua
terhadap perkembangan emsoional anak usia pra sekolah.
6. Hasil penelitian jurnal ke 8 menurut (Rahayu & Dewi, 2018) dari hasil penelitian
diketahui t hitung 10,386 dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terbukti
bahwa “ada pengaruh yang signifikan antara keterlibatan orangtua terhadap perilaku
sosial emosional anak usia 5-6 tahun di Kecamatan Cipicung”. Sehingga adanya pengaruh
antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan emsoional anak usia pra sekolah.
7. Hasil penelitian jurnal ke 9 menurut (Axford et al., 2018) dari hasil penelitian
menunjukkan dari kesulitan perilaku emosional anak yang di identifikasi memiliki
perilaku atau kesulitan emosional. efektifitas program pengasuhan orang tua berpengaruh
pada hasil perilaku dan emosional pada anak. Sehingga adanya pengaruh antara pola asuh
orang tua terhadap perkembangan emsoional anak usia pra sekolah.
8. Hasil penelitian jurnal ke 10 menurut (Marusak et al., 2019) dari hasil Penelitian bahwa
anak yang merasakan tingkat kontrol orang tua yang lebih tinggi mengirimkan respons
yang lebih cepat tetapi kurang akurat ketika dihadapkan dengan konflik emosional..
Sehingga pola asuh orang tua sangat berpengaruh dalam perkembangan emosional pada
anak usia pra sekolah.
B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Tidak Datang Ke Posyandu
1. Hasil penelitian jurnal ke 1 menurut (Nurdin et al., 2018) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak usia pra sekolah
di Kelurahan Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018. faktor-faktor yang
mempengaruhi pola asuh orangtua yaitu pertama pendidikan, bahwa dari 50 jumlah
responden, SD sebanyak 13 orang (26%), SMP sebanyak 13 orang(26%), SMA sebanyak
18 orang (36%), S1 sebanyak 6 orang (12%), kedua bahwa dari 50 jumlah responden
yang bekerja sebagai IRT sebanyak 33 orang (66%), Wiraswasta sebanyak 12 orang
(24%), Pegawai sebanyak 5 orang (10%), ke tiga yaitu umur dari 50 jumlah responden,
responden umur 3 tahun sebanyak 10 orang(20%), umur 4 tahun sebanyak 12 orang
(24%), umur 5 tahun sebanyak 2 orang (40%), umur 6 tahun sebanyak 8 orang (16%), ke
empat jenis kelamin, menunjukkan bahwa dari 50 jumlah responden dalam penelitian ini
laki-laki sebanyak 24 orang(48%) dan perempuan 26 orang(52%). dan dari penelitian ini
dapat di katakan bahwa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang paling
berepengaruh adalah pendidikan, bahwa mayoritas orang tua berpendidikan rendah
dengan jumlah 44 orang dan orang tua yang berpendidikan tinggi hanya 6 orang. Akan
tetapi belum tentu orang tua yang memiliki pendidikan rendah tidak mempunyai
pengetahuan tentang bagaimana cara menerapkan pola asuh yang baik agar anak memiliki
perkembangan emosi baik, di karenakan orang tua khususnya ibu bisa mendapatkan
pengetahuan dari berbagai sumber media elektronik.
2. Hasil penelitian jurnal ke 7 menurut (Novitasari et al., 2019) 8 dari 10 responden
mengatakan bahwa tingkat pendidikan tinggi berpengaruh dalam mendukung pola
pengasuhan anak, 6 dari 10 status ekonomi, status ekonomi orang tua yang rendah dan
memaksa orang tua mencari nafkah juga memaksa anak untuk lebih dewasa menyikapi
dan menerima bahwa orang tuanya harus membagi waktu dan prioritasnya untuk mencari
nafkah guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan yang memadai, walaupun tidak
semua orang tua memiliki pendidikan yang tinggi, namun para responden menyadari
bahwa pendidikan adalah faktor yang penting dalam menunjang pola asuh yang lebih
baik.
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Kunjungan Ibu Datang Ke Posyandu Terhadap Status Gizi Balita
Berdasarkan fakta dan menurut penelitian (Susriyanti, 2018) di RW III Kelurahan
Tanjung Saba Pitameh, Kecamatan Lubuk Begalung Padang Sumatera Barat, hasil
penelitian bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap pengembangan kecerdasan
emosional anak sebesar 0,133 atau sebesar 13,3%. Artinya ada 86,7% hal-hal lainnya
yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan kecerdasan emosional anak selain
dari pola asuh orang tua. Dalam penelitian ini menunjukan adanya pengaruh pola asuh
orang tua terhadap perkembangan emosionsl anak usia pra sekolah, dari beberapa jurnal
yang suda di literature review di dapatkan bahwa pola asuh demokratis merupakan pola
asuh yang memiliki dampak positif pada perkembangan emosional anak usia pra sekolah.
Juga di dukung dengan penelitian (Sulastri & Deni, 2020) dalam penelitianya
menyebutkan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka semakin optimal
perkembangan emosional pada anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dengan
taraf signifikan 5%, kenyataan ini menunjukkan bahwa Ada Hubungan Antara Pola Asuh
Otoriter Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosional Anak pra sekolah, dengan demikian
dalam penelitian ini dinyatakan Signifikan. Dan hal itu membuktikan bahwa adanya
pengaruh dalam pola asuh orang tua terhadap perkembangan emsoional anak usia pra
sekolah.
Menurut (Khotimah, 2019), berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempenagruhi pola asuh orang tua adalah
Lingkungan tempat tinggal,Jenis Kelamin,Status sosial,Kepribadian orang tua,Sub kultur
budaya dan Kesempatan yang diberikan orang tua.
Pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga yaitu otoriter, permisif dan demokratif. Dari
10 jurnal yang saya pelajari bahwa pola asuh yang paling memiliki pengaruh positif
dalam perkembangan emosional anak usia pra sekolah yaitu pola asuh demokratif.
Menurut Diana Baumrind sebagaimana dikutip oleh (Suryani, 2014)
Perkembangan emosional pada anak usia pra sekolah, anak dikatakan perkembangan
emosional optimal dan tidak optimal jika muncul sikap pada anak yang mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
-Optimal/positif : inisiatif, semangat juang, kemampuan menyesuaikan diri,
empati, percaya diri yang tinggi dan sebagainya (Nurhayati, 2016)
-Tidak Optimal/negatif : anak tidak percaya diri, tidak berkarakter, kurang
terampil, lebih agresif, sopan santun dan kesepian (Nurdin et al., 2018)
Penyebab masalah mental emosional anak dapat terjadi karena adanya beberapa
faktor. Salah satunya adalah pergeseran peran orang tua. Karena tuntutan ekonomi yang
semakin tinggi menyebabkan pergeseran peran orang tua, orang tua lebih memilih untuk
bekerja. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya hambatan hubungan orang tua dengan
anak, terutama komunikasi, kedekatan emosional dan waktu bersama. Anak merasa tidak
diperhatikan dan kurang kasing sayang dari kedua orangtuanya. Ketegangan yang terjadi
secara terus menerus. Masalah yang dapat terjadi pada anak pra sekolah yaitu anak
menjadi tidak percaya diri, tidak berkarakter, kurang terampil, lebih agresif, sopan santun
dan kesepian, (Nurdin et al., 2018).
Menurut fakta dan teori yang sudah dijelaskan penulis dapat menyimpulkan bahwa
perkembangan emosional anak usia pra sekolah dapat di pengaruh oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu pola asuh orang tua. Dalam hal ini pola asuh orang tua sangat
berpengaruh dalam perkembangan emosional anak usia pra sekolah, pola asuh salah
satunya yaitu pemantauan perkembangan anak usia pra sekolah secara langsung dan
kasing sayang dari kedua orangtuanya. Jika orangtua tidak melakukan pemantauan
langsung dan memberikan kasih sayang kepada anak usia pra sekolah, hal ini akan
perpengaruh pada perkembangan emosional anak usia pra sekolah, anak menjadi tidak
percaya diri, tidak berkarakter, kurang terampil, lebih agresif, kurang sopan santun dan
merasa kesepian. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua
berpengaruh terhadap perkembangan emosinal anak usia pra sekolah.
B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Tidak Datang Ke Posyandu
Fakta nya menurut penelitian (Nurdin et al., 2018) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak usia pra sekolah antara lain pendidikan,
bahwa dari 50 responden, SD sebanyak 13 orang (26%), SMP sebanyak 13 orang(26%), SMA
sebanyak 18 orang (36%), S1 sebanyak 6 orang (12%), kedua pekerjaan bahwa dari 50
responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 33 orang (66%), Wiraswasta sebanyak 12 orang
(24%), Pegawai sebanyak 5 orang (10%), ke tiga yaitu umur dari 50 responden, responden umur
3 tahun sebanyak 10 orang(20%), umur 4 tahun sebanyak 12 orang (24%), umur 5 tahun
sebanyak 2 orang (40%), umur 6 tahun sebanyak 8 orang (16%), ke empat jenis kelamin,
menunjukkan bahwa dari 50 jumlah responden dalam penelitian ini laki-laki sebanyak 24
orang(48%) dan perempuan 26 orang(52%). dan dari penelitian ini dapat di katakan bahwa faktor
yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang paling berepengaruh adalah pendidikan, orang
tua yang berpendidikan tinggi biasanya memiliki pengetahuan yang lebih, salah satunya
pengetahuan tentang pola asuh emosional anak usia pra sekolah. bahwa mayoritas orang tua
berpendidikan rendah dengan jumlah 44 orang dan orang tua yang berpendidikan tinggi hanya 6
orang. Akan tetapi belum tentu orang tua yang memiliki pendidikan rendah tidak mempunyai
pengetahuan tentang bagaimana cara menerapkan pola asuh yang baik agar anak memiliki
perkembangan emosi baik, di karenakan orang tua khususnya ibu bisa mendapatkan pengetahuan
dari berbagai sumber media elektronik.
Juga menurut penelitian (Novitasari et al., 2019) 8 dari 10 responden mengatakan bahwa
tingkat pendidikan tinggi berpengaruh dalam mendukung pola pengasuhan anak, 6 dari 10 status
ekonomi, status ekonomi orang tua yang rendah dan memaksa orang tua mencari nafkah juga
memaksa anak untuk lebih dewasa menyikapi dan menerima bahwa orang tuanya harus membagi
waktu dan prioritasnya untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan
yang memadai, walaupun tidak semua orang tua memiliki pendidikan yang tinggi, namun para
responden menyadari bahwa pendidikan adalah faktor yang penting dalam menunjang pola asuh
yang lebih baik, karena dengan pendidikan orang tua yang tinggi, tentunya pengetahuan yang
dimiliki juga lebih, salah satunya adalah pengetahuan tentang pola asuh emosional anak usia pra
sekolah.
Menurut (Khotimah, 2019), berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah Lingkungan
tempat tinggal, Jenis Kelamin, Status sosial, Kepribadian orang tua, Sub kultur budaya,
Kesempatan yang diberikan orang tua.
Menurut fakta dan juga teori yang mendukung peneliti menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak
usia pra sekolah antara lain adalah faktor pendidikan, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status
ekonomim, status sosial, lingkungan tempat tinggal, kepribadian orang tua, sub kultur budaya,
kesempatan yang diberikan orang tua. Beberapa faktor tersebut sangat berpengaruh dalam pola
asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak usia pra sekolah
KESIMPULAN
Hasil literatur review ini menunjukan bahwa pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap
perkembangan emosional anak usia pra sekolah. hal itu dapat dilihat dari penelitian sebelumnya yang
menjunjukkan hasil bahwa hal itu berpengaruh, dan juga beberapa faktor yang mempengaruhi pola
asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak usia pra sekolah antara lain adalah faktor
pendidikan, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status ekonomim, status sosial, lingkungan tempat
tinggal, kepribadian orang tua, sub kultur budaya dan kesempatan yang diberikan orang tua. Beberapa
faktor tersebut sangat berpengaruh dalam pola asuh orang tua terhadap perkebangan emosional anak
usia pra sekolah, tetapi faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan emosional anak usia
pra sekolah adalah faktor pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aghnaita. (2017). Perkembangan Fisik-Motorik Anak 4-5 Tahun Pada Permendikbud no . 137 Tahun
2014 ( kajian konsep perkembangan anak ) Aghnaita. Jurnal Pendidikan Anak, 3(137).
Axford, N., Warner, G., Hobbs, T., Heilmann, S., Raja, A., Berry, V., Ukoumunne, O. C., Matthews,
J., Eames, T., Kallitsoglou, A., Blower, S., Wilkinson, T., & Timmons, L. (2018). The
effectiveness of the Inspiring Futures parenting programme in improving behavioural and
emotional outcomes in primary school children with behavioural or emotional difficulties : study
protocol for a randomised controlled trial. BMC Psychology, 6(3), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s40359-018-0214-7
Filtri, H. (2017). Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Usia 5-6 Ditinjau Dari Ibu Yang Bekerja.
JURNAL Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1).
Haryono, S. E., Pg-paud, P., Pendidikan, F. I., & Malang, U. K. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Kemandirian Dan Kemampuan Regulasi Emosi Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 03(01), 1–10.
Khotimah, A. N. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam Penggunaan Gadged Dengan
Perkembangan Sosial-Emosional Anak Prasekolah.
Marusak, H. A., Thomason, M. E., Sala-hamrick, K., Crespo, L., Rabinak, C. A., & Neurosciences, B.
(2019). What’s parenting got to do with it: emotional autonomy and brain and behavioral
responses to emotional conflict in children and adolescents. HHS Public Access, 21(4).
https://doi.org/10.1111/desc.12605.What
Noa Ramita, R. (2015). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosi Anak di TK
Desa Juwangi Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.
Novitasari, P. P., Hanafi, S., Naim, M., Sultan, U., Tirtayasa, A., Serang, K., Serang, K., Unyur, K.,
Serang, K., Serang, K., Emosional, K., & Dini, A. U. (2019). Pola Asuh Orang Tua Tunggal
Dalam Menunjang Perkembngan Kecerdasan Emosional Pada Anak Usia Dini Di Kelurahan
Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten. Jurnal Pendidikan Anak, 4(2), 190–
198.
Nurdin, S., Fattah, H., & Suraeni. (2018). Emosi Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Pangkajene
Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 7.
Nurhayati, A. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional
Pada Anak Usia Pra Sekolah di TK Aba Candi Pakem Sleman.
Putro, K. Z. (2015). Pengaruh Pola Asuh Dan Interaksi Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Khamim
Zarkasih Putro. Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 97–108.
Rahayu, A., & Dewi, T. (2018). Pengaruh Keterlibatan Orangtua Terhadap Perilaku Sosial Emosional
Anak. Jurnal Golden Age Hamzanwadi University, 2(2), 66–74.
Sulastri, N. M., & Deni, H. (2020). Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan
Kecerdasan Emosional Anak Kelompok B Di Paud Taman Bangsa Gegutu. Jurnal Bimbingan
Dan Konseling, 5(April).
Suryani, W. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Emosional Anak Usia
Dini di Paud Saymara Kartasura Tahun Ajaran 2014.
Susriyanti. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pengembangan Kecerdasan Emosional
Anak. Journal of Social and Economics Research, 3(1), 21–36.
Taufikurrahman, Herlina, S. K. (2018). Hubungan Pola Aasuh Orang Tua Dengan Perkembangan
Sosial Emosional Anak TK di TK Dharma Wanita Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2018. Jurnal Ransformasi, 4(September).
Thabita, A., Werdiningsih, A., Astarani, K., Setia, B., & Kediri, B. (2012). Peran Ibu Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah Ayu
Thabita Agustus Werdiningsih, Kili Astarani. Jurnal Stikes, 5(1), 82–98.
Widiyanti iin. (2017). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosional
Anak. 1–79.

Anda mungkin juga menyukai