Anda di halaman 1dari 11

Literatur Review : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kepatuhan Lanisa Dalam Mengikuti Posyandu Lansia


Imanda Salsabhila1, Dedi Saifulah1 Institut
Ilmu Keseahatan STRADA Indonesia
Corresponding author : Imanda salsabhila (@salsabhilalala12@gmail.com), Dedi Saifulah ( )

ABSTRAK

Latar Belakang : Pada saat dukungan keluarga diberikan kepada lansia yang mengunjungi
posyandu lansia dukungan keluarga sangat berpengaruh kepada kehadiran lansia ke posyandu
lansia baik dukungan secara emosional, instrumental, informal dan penilaian. Metode : Literatur
Review yang digunakan yaitu diperoleh dari database Google Scholar dan Pubmad, yang
diterbitkan mulai tahun 2015 sampai 2020 dan metode design yang digunakan yaitu uji statistik
chi square. Hasil : Dari sepuluh artikel didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengikuti posyandu lansia dari yang patuh dan
tidak patuh. Kesimpulan : Intervensi yang dilakukan yaitu keluarga melakukan dukungan
kepada lansia untuk mengunjungi posyandu lansia secara rutin, hal itu akan dapat meningkatkan
mutu kesehatan pada lansia sendiri menjadi lebih aktif dan secara pisikologis lansia merasa
diperhatikan dan dijaga oleh keluarga, Tujuan dari literatur review ini yaitu melihat hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengikuti posyandu lansia dan setelah dilakukan
review terdapat pengaruh dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengikuti posyandu
lansia

Kata Kunci : dukungan keluarga, posyandu lanisa, lansia

PENDAHULUAN

Lansia merupakan salah satu fase kehidupan yang dilalui setiap orang. Fase ini dapat dilalui
dengan baik apabila sehat diusia senja. Kebanyakan orang berfikir bahwa lansia itu selalu melekat dengan
penyakit dan banyak lansia yang mempunya penyakit pikun. lanisa secara perlahan akan mengalami
penurunan daya jaringan sehingga sering terserang penyakit. beberapa wilayah di Indonesia akan
mengalami ledakan penduduk lansia (lanjut usia) pada tahun 2010 hingga 2020, lansia juga kerap
mengalami masalah social, berupa keterasingan dari masyarkat karena penurunan fungsi fisik yang
dialam, seperti berkurangnya kepekaan pendengaran, maupun cara bicara yang kadang sudah tidak tidak
dapat dimengerti, para lansia juga menghadapi masalah pisikologis, yaitu munculnya kecemasan dalam
menghadapi kematian pada usia lanjut. Pentingnya lansia untuk berkunjung di posyandu lansia sangat
berpengaruh terhadap kesehatan lansia, tingkat kehadiran lanjut usia di posyandu lanjut usia dipengaruhi
oleh pengetahuan yang kurang bahwa pergi ke posyandu tidak begitu penting, banyak diantaranya kurang
memanfaatkannya, mengeluh tidak ada keluarga atau anak mereka yang mau mengantarnya ke posyandu
lansia dan kendala yang dialami lansia dalam menghadiri posyandu lansia akses pergi ke posyandu jauh
secara fisik lansia kurang mampu. (Saadah, Nur, Lubis, Dinar Saurmauli, Kurniati, 2019).
Support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya adalah keluarga. Peranan
keluarga dalam lansia ialah menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status
mental. dengan memberikan dukungan kepada lanisa untuk dapat menjalani sisa hidupnya dengan baik,
hal ini berfungsi sebagai strategi preventif pada anggota keluarga yang sakit, memberikan informasi
kesehatan pada lansia peran educator keluarga, hal ini dapat berfungsi sebagai usaha promotif dari
keluarga.Dukungan terhadap keluarga memberikan kekuatan satu sama lain dan kemampuan anggota
keluarga untuk menciptakan suasana saling memiliki, untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam
keluarga. Terdapat empat jenis dukungan keluarga yaitu dukungan informasi, dukungan penilaian,
dukungan instrumental dan dukungan emosional. dalam kegiatan posyandu dukungan keluarga sangat
berperan penting dalam perawatan lansia, keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan lansia,
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan disebut
keluarga. (Rahmadiliyani, 2018)
jumlah kunjungan posyandu di desa sudimara dan desa gubeng selama 2019 berdasarkan usia 60
keatas, tingkat kehadiran bulan oktober sebanyak 84 orang (67,2%), bulan november 97 orang (77,6%),
bulan desember 81 orang (64,8%) yang hadir mengikuti posyandu lansia. Kehadiran dikatakan aktif ≥
80% dan dinyatakan kurang aktif < 80%. Prilaku peserta posyandu lansia berkunjung ke tempat
pelayanan kesehtan ditentukan oleh beberapa faktor Pertama, pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan
karakteristik individu. Kedua, faktor ketersediaan sarana kesehatan, jara tempuh, hukum pemerintah,
keterampilan terkait kesehatan. Ketiga faktor penguat antara lain keluarga, tokoh masyarakat. Salah satu
komponen dalam terbentuknya keinginan seseorang mengikuti pelayanan kesehatan adalah situasi sosial
seperti keluarga, teman dekat, teman kerja, dan lingkungan, tiga faktor tersebut, faktor dukungan keluarga
sangat penting karena sebagai faktor penguat dari prilaku seseorang. (Saadah, Nur, Lubis, Dinar
Saurmauli,Kurniati,2019)
World Health Organization (WHO) memperkirakan kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025
dibandingkan tahun 1990 dibeberapa Negara di dunia, China 220%, India 242%, Thailand 337% dan
Indonesia 440%. Angka harapan hidup orang Indonesia meningkat dari 65 tahun pada 1997 menjadi 73
tahun pada 2025 Indonesia akan mempunyai jumlah kenaikan lansia sebesar 414% yang merupakan
angka yang paling tinggi di dunia. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia di proyeksikan sebesar
7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%. Populasi lansia di Indonesia mengalami
peningkatan, pada tahun 1990 jumlah penduuduk yang brusia 60 tahun sekitar kurang lebih 10 juta jiwa
atau 5,5% dari total populasi penduduk dan pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat 3 kali menjadi
kurang lebih 29 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari total populasi penduduk, Propinsi Sulawesi selatan
jumlah total lansia adalah 721.353 jiwa (9,19%) dari total jumlah penduduk susel. (Fitriani, Haskas,
Yusran,Asdar,2018)
Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan bahwa motivasi mempunyai hubungan
erat yang cukup terhadap frekuensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia. Lansia akan termotivasi jika
ingin memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sampai pada kebutuhan hidupnya yang kompleks.
Lingkungan dalam keluarga akan mempengaruh prilaku lansia. Motivasi yang di berikan keluarga akan
memberikan dorongan, minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan di posyandu lansia
kurangnya motivasi dan dukungan yang di berikan kepada lansia akan berpengaruh terhadap kunjungan
lanisa ke posyandu . apa bila kunjungan posyandu rendah akan mempengaruhui masalah penurunan
kesehatan, Keluarga menjadi peran penting sebagai motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan
diri utuk medampingi atau mengantarkan lansia ke posyandu lansia, mengingatkan jadwal posyandu
lansia jika lupa dan berusaha membantu dan mengatasi masalah lansia secara bersama . (Fitriani, Haskas,
Yusran, Asdar, 2018)
Solusi yang dapat diberikan bisa dengan pemberian sosialisasi kepada lansia dan anggota
keluarganya dengan cara terjun langsung memberikan memberikan pengetahuan betapa pentingnya
motivasi dan dukungan yang di berikan keluarga kepada lansia yang berkunjung ke posyandu lansia, dan
dampak dari pemberian dukungan dari kelurga akan memberi kemudahan bagi lansia dalam kesehatan
dasar, kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia diantaranya senam lansia, penyuluhan, jalan santai,
pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar perut, pengukuran IMT, pengukuran tekanan darah dan
pengecekan gula darah, sehinga dengan dilakukannya kegiatan posyandu lansia maka akan dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di usia lanjut dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan
program posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberi manfaat bagi para orang
diwilayahnya, sehingga dengan keaktifan lansia mengikuti posyandu lansia kesehatan lansia akan
terpelihara dan terpantau secara optimal. (Rini, Sulistio, Suryaningsih, Endang Koni, 2020)
Berdasarkan dari kasus dukungan keluarga yang berperan penting bagi lansia sangat berpengaruh
terhadap kesehatan lansia. Keadaan tersebut tentunya memerlukan pengetahuan dari keluarga mengenai
pentingnya posyandu lansia dalam menunjang kesehtan lansia, mempertahankan akan kesejahteraan dan
dukungan terhadap kesehatan lansia, prilaku atau sikap dalam penyelesian kasus dukungan keluarga
berpengaruh terhadap kesehatan lansia oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia”.

METODE

Dalam literatur review ini penulis mencari jurnal tentang hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan lansia mengikuti posyandu lansia. Menggunakan database akademik dari Google Scholar dan
juga dari Pubmed. Jurnal yang di teliti merupakan jurnal 5 tahun terakhir. Dengan didapatkan hasil 9
jurnal nasional dan 1 jurnal internasional. Dalam pencarian jurnal menggunakan metode PICO (patient,
intervention, comparison and outcome). Dengan begitu penulis bisa memperoleh jurnal atau artikel yang
berkaitan dengan judul literatur review penulis baik jurnal dalam negeri maupun jurnal internasional.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil literatur review ini didapatkan 10 jurnal dengan hasil sebagai berikut :

Hasil penelitian jurnal ke 1 menurut (Nur Saadah et al., 2019)

Jumlah Lansia 113

Dukungan Keluarga Baik 51,3%

Dukungan Keluarga 48,7%


Kurang

Dari dukungan keluarga yang baik didapatkan mengunjungi posyandu 51,3% dan dukungan
keluarga yang kurang lansia mengunjungi posyandu 48,7%.
Hasil penelitian jurnal ke 2 menurut (Nina Rahmadiliyani, 2018)

Jumlah Lansia 42

Dukungan Keluarga Baik 43,1%

Dukungan Keluarga 56,9%


Kurang

Tidak Patuh 64,7%

Patuh 35,3%

Dari dukungan keluarga yang baik 43,1 % dengan dukungan keluarga yang kurang lansia tidak
patuh banyak 64,7 % dan yang patuh 35,3%, dukungan keluarga yang kurang mengakibatkan
lanisa yang tidak patuh meningkat.

Hasil penelitian jurnal ke 3 menurut (Iqlima Dwi et al., 2018)

Jumlah Lanisa 120

Rajin Datang 57%

Tidak Rajin Datang 41%

Dukungan Keluarga Baik 71,7%

Dukungan Keluraga 28,3%


Kurang

Dari dukungan keluarga yang baik 71,7% dan dukungan keluarga yang kurang 28,3% di dapatkan
lansia yang rajin dating 57% dan tidak rajin dating 41%, dukungan keluarga yang tinggi
menunjukan kehadiran lansia yang cukup baik.

B. Keaktifan Peserta Posyandu Lansia Sebagai Faktor Lansia Mengunjungui Posyandu.

Hasil penelitian jurnal ke 4 menurut (Christiane & Lydia 2018)

Usia 60-74 Th

Laki-laki 25,7%

Peremuan 74,3%

Peserta Aktif 51,4%

Peserta Tidak Aktif 48,6%


Dukungan Baik 65,7%

Dukungan Kurang 34,3%

Dari usia 60-74 tahun lansia yang mendaftar diposyandu lansia kebanyakan lansia perempuan,
peserta yang aktif 51,4% sedangkan tidak aktif 48,6% dan dukungan keluarga baik 65,7%
dukungan sangat berpengaruh pada keaktifan lanisa 51,4%.

Hasil penelitian jurnal ke 5 menurut (Fitriani et al., 2018)

Usia 60-70

Laki-Laki 31,3%

Perempuan 68,8%

Peserat aktif 9,4%

Peserta Tidak aktif 90,6%

Dukungan baik 48,4%

Dukungan Kurang 51,6%

Lansia yang mengikuti posyandu lansia kebanyakan perempuan 68,8% dari lansia laki-laki 31,3%
peserta yang aktif 9,4% dari angka dukungan keluarga baik 48,4% hasil dari jurnal tersebut
siknifikan.

Hasil penelitian jurnal ke 6 menurut (Sulistio rini et al., 2020)

Usia >60 Th

Peserta Aktif 7,1%

Peserta Tidak Aktif 92,9%

Dukungan baik 63,2%

Dukungan kurang 36,8%

Dukungan keluarga yang baik 63,2% yang aktif sebanyak 7,1% . dukungan kelauarga dari jurnal
sulistio rini menyampaikan bahwa dukungan keluarga kurang efektif dikarenakan faktor-faktor
terkait.
C. Dukungan Keluarga Sebagai Faktor Kepatuhan Lansia Mengunjungi Posyandu Lansia:

Hasil penelitian jurnal ke 7 menurut (Ani Triana, 2017)

Kunjungan Tidak Berkunjung 31,2%


lansia
Berkunjung 68,8%

Dukungan Tidak ada 29,2%


Keluarga dukungan

Ada dukungan 60,8%

Pengetahua Baik 65,8%


n
Kurang 40,2%

Hasil kunjungan lansia yang tidak berkunjung keposyandu lansia 31,2% sedangkan yang
berkunjung 68,8%, di dukung oleh dukungan keluarga yang tidak ada dukungan sebanyak 29,2%
sedangkan yang ada dukungan 60,8%, diperoleh dukungan keluarga berpengaruh pada kunjungan
lansia didukung juga pada pengetahuan lanisa yang baik 65,8%.

Hasil penelitian jurnal ke 8 menurut (Nindy, 2017)

Kunjungan Tidak Berkunjung 21,5%


lansia
Berkunjung 69,8%

Dukungan kurang 34%


Keluarga
Ada dukungan 66%

Pengetahua Baik 64,9%


n
Kurang 35,1%

Hasil kunjungan lansia yang tidak berkunjung keposyandu lansia 21,5% sedangkan yang
berkunjung 69,8% di dukung oleh dukungan keluarga yang tidak ada dukungan sebanyak 34%
sedangkan yang ada dukungan 66% diperoleh dukungan keluarga berpengaruh pada kunjungan
lansia didukung juga pada pengetahuan lanisa yang baik 64,9%.

Hasil penelitian jurnal ke 9 menurut (Gestinarwati et al., 2020)

Kunjungan Tidak Berkunjung 17,4%


lansia
Berkunjung 60,5%

Dukungan Tidak ada 11,%


Keluarga dukungan

Ada dukungan 68,8%

Pengetahua Baik 78,2%


n
Kurang 20,4%

Hasil kunjungan lansia yang tidak berkunjung keposyandu lansia 17,4% sedangkan yang
berkunjung 60,5%, di dukung oleh dukungan keluarga yang tidak ada dukungan sebanyak 11%
sedangkan yang ada dukungan 68,8%, diperoleh dukungan keluarga berpengaruh pada kunjungan
lansia didukung juga pada pengetahuan lanisa yang baik 78,2%.

Hasil penelitian jurnal ke 10 menurut (Ezalina et al., 2019)

Kunjungan Tidak Berkunjung 25,1%


lansia
Berkunjung 60,7%

Dukungan Tidak ada 11,4%


Keluarga dukungan

Ada dukungan 72,2%

Pengetahua Baik 60,2%


n
Kurang 20,1 %

Hasil kunjungan lansia yang tidak berkunjung keposyandu lansia 25,1% sedangkan yang
berkunjung 60,7%, di dukung oleh dukungan keluarga yang tidak ada dukungan sebanyak 11,4%
sedangkan yang ada dukungan 72,2%, diperoleh dukungan keluarga berpengaruh pada kunjungan
lansia didukung juga pada pengetahuan lanisa yang baik 60,2%.

PEMBAHASAN

Kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia sangat berpengaruh terhadap


kesehatan lansia, pemeriksaan rutin yang harus dilakukan lansia keposyandu lanisa memberikan
dampak bagi angka kesehatan lansia di Indonesia berdasarkan jurnal yang saya temui
kepatuhannlansia mengikuti posyandu lansia diperoleh hasil 51 responden yang tidak patuh
mengikuti posyandu lansia sebanyak 33 orang (64,7%) dan yang patuh mengikuti posyandu
lansia sebanyak 18 orang (35,3%) berdasrkan fakta dan menurut penelitian di posyandu lansia
sakura samarindra, hasil penelitian bahwa 51 responden yang mendapatkan dukungan keluarga
rendah sebanyak 29 orang (56,9%), dan yang mendapatkan dukungan keluarga tinggi sebanyak
22 orang (43,1%) ( Nina Rahmadiliyani., 2018) .
Juga di dukung dari penelitian (Saraya., 2018) keluarga merupakan lingkung an yang
paling dekat dengan lansia, Hasil penelitian menunjukan bahwa 10 responden (28,5%)
mempunyai dukungan keluarga kurang dengan kategori. kunjungan posyandu yaitu tidak
mengunjungi dan 2 responden (5,7%) mempunyai dukungan keluarga kurang dengan kategori
kunjungan posyandu yaitu mengunjungi. Sedangkan 8 responden (22,9%) mempunyai dukungan
keluarga baik dengan kategori kunjungan posyandu yaitu tidak mengunjungi dan 15 responden
(42,8%) mempunyai dukungan keluarga baik dengan kategori kunjungan posyandu yaitu
mengunjungi. ada hubungan antara dukungan keluarga lansia dengan kunjungan lansia
keposyandu lansia .
Bahwa mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga tinggi, motivasi lansia
tinggi untuk mengunjungi posyandu, kader posyandu mengatakan bahwa, lansia yang tidak
datang ke posyandu 40% dipengaruhi oleh dukungan keluarga, pengetahun lansia tentang
posyandu lansia jarak, motivasi lansia, kondisi fisik dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa
dukungan keluraga mempunyai hubungan positif dengan motivasi dan prilaku lansia dalam
mengikuti posyandu lansia RW V, Dupak, Surabaya (Iqlima Dwi Kurnia., 2018)
Dukungan keluarga dibagi menjadi tiga yaitu emosional, instrumental, informasional.
Dari 10 jurnal yang saya pelajari bahwa dukungan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap
motivasi lansia mengikuti posyandu lansia. Menurut Iqlima Dwi Kurnia sebagaimana dikutip
oleh ( Makhfudli 2018)
Perilaku peserta posyandu lansia berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan ditentukan oleh tiga
faktor :

- faktor predisposisi antara lain : pengetahuan, sikap, kepercayaan. Nilai, karakteristik individual

- faktor pemungkin antara lain : ketersediaan sarana kesehataan, jarak tempuh, hokum
pemerintah, keterampilan terkait kesehatan

- faktor penguat antara lain : keluarga, teman sebaya, guru, tokoh masyarakat ( Saadah, Nur
Lubis, Dinar Saurmauli, Kurniati, 2019)
Pengaruh hubungan keluarga dengan kapatuhan lansia mengikuti posyandu lansia
bahawa motivasi dari keluarga mempunyai hubungan erat yang cukup terhadap frekuensi
kepatuhan lanisa ke posyandu, sebagai keluarga yang mempunyai lansia sebaiknya harus di
perhatikan khusus dan memantau kesehatan lanisa seperti pemeriksaan rutin ke posyandu
lingkungan sekitar, Dukungan yang diberikan keluarga sangat berpengaruh dalam mendorong
minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu keluarga harus mengetahui
jadwal kapan posyandu di adakan dan kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu, karena lansia
sendiri dari sistem fisik sudah berkurang seperti ingatan, pengelihatan, pendengaran, daya
konsentrasi dan kemampuan fisik secara umum mulai menurun sehingga memperlukan orang lain
seperti kelurga untuk memberi dukungan dan pendamping secara langsung. Pendampingan dan
perhatian yang diberikan keluarga juga berpengharuh terhadap pisikologis lansia maka dari itu
pengaruh keluarga dengan kepatuhan lansia ke posyandu sangat berpengaruh didukung oleh 10
jurnal yang sudah di teliti.
Faktanya menurut penelitian (Iqlima dwi et al., 2018) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga terhadap kehadiran lansia ke posyandu lansia, dari 35
responden, menunjukkan bahawa kelompok umur yang paling banyak yaitu 60-64 tahun
sebanyak 18 orang (51,4%) dan paling sedikit kelompok umur 65-69 tahun sebanya 5 orang
(14,3%), berdasarkan jenis kelamin lansia paling banyak yaitu perempuan sebanyak 26 orang
(74,3%) dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (25,7%), bahwa dari 35
responden ditemukan golongan pendidikan yang paling tinggi yaitu SMP 14 (40.0%), pekerjaan
menunjukan bahwa responden berdasarkan pekerjaan paling banyak yaitu pensiunan sebanyak 15
orang (42,9%), tani sebanyak 12 orang (34,3%) dan responden dengan pekerjaan IRT sebanyak 8
orang (22,9%), dukungan keluarga dari 35 responden sebagian besar memiliki dukungan keluarga
sebanyak 23 orang atau sebesar 65,7% dan memiliki dukungan kelurga baik sebanyak 12 orang
atau sebesar 54,3%, kunjungan lansia ke posyandu sebagian besar tidak mengunjungi posyandu
lansia sebanyak 18 orang atau sebesar 51,4% dan responden yang mengunjungi posyandu lansia
sebanyak 17 orang atau sebesar 48,6%. dan dari penelitian ini dapat di katakan bahwa faktor yang
mempengaruhi pola asuh orang tua yang paling berepengaruh adalah dukungan keluarga,
seseorang lansia yang masih bekerja atau aktif dalam kesehariannya bias mandiri dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan mereka, dan lansia yang sudah tidak dapat bekerja sakit sakitan
membutuhkan perhatian khusus di usianya yang sudah tua.
Menunjukan bahwa 10 responden (28,5%) mempunyai dukungan keluarga kurang
dengan kategori kunjungan posyandu yaitu tidak mengunjungi dan 2 responden (5,7%)
mempunyai dukungan keluarga kurang dengan kategori kunjungan posyandu yaitu mengunjungi.
Sedangkan 8 responden (22,9%) mempunyai dukungan keluarga baik dengan kategori kunjungan
posyandu yaitu tidak mengunjungi dan 15 responden (42,8%) mempunyai dukungan keluarga
baik dengan kategori kunjungan posyandu yaitu mengunjungi (Christiane saraya, 2018)
Dukungan secara social berpengaruh pada faktor kehadiran lansia karena dukungan social
dapat dianggap mengurangi atau menyangga efek serta meningkatkan kesehatan mental
individual atau keluarga secara langsung, dukungan social strategi penting dalam masa stress
dalam keluarga, system dukungan keluarga ini berupa membantu berorentasi tugas sering kali
diberikan oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Batuan dari keluarga besar seperti bantuan
secara financial yang terusmenerus dan instrumental, berbelanja dan perawatan fisik lansia.
Menurut opini dan juga teori yang mendukung peneliti menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan dukungan keluarga terhadap kehadiran lansia
diantara lain adalah faktor pengetahuan lansia, jarak rumah dengan lokasi posyandu, sarana dan
prasarana yang kurang memadahi, kurangnya informasi tentang posyandu lansia, ekonomi dan
penghasilan, kurangnya dukungan keluarga.

KESIMPULAN

Hasil literatur review ini menunjukan bahwa hubungan dukungan keluarga berpengaruh terhadap
kehadiran lansia ke posyandu lansia. hal itu dapat dilihat dari penelitian sebelumnya yang menjunjukkan
hasil bahwa hal itu berpengaruh, dukungan keluarga memiliki peran yang sangat signifikan bagi lansia
untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Haskas, Yusran, Asdar, F. (2018). Hubungan Antara Motivasi Dengan Frekuensi Kehadiran
Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Di Desa Melle Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Palakka
Kabupaten Bone.
Kurnia, Dwi Iqlima, Makhfudli, Pratiwi, D. J. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi
Dan Perilaku Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Di Rw V Puskesmas Dupak Kota Surabaya. In
Jurnal Penelitian Pendidikan (Vol. 06, Issue 1, pp. 1-undefined).

Rahmadiliyani, N. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti
Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia “Sakura” Samarinda Tahun 2017.

Rini, Sulistio, Suryaningsih, Endang Koni, W. (2020). Dukungan Keluarga dan Keaktifan Lansia Dalam
Mengikuti Program Posyandu Lansia.

Saadah, Nur, Lubis, Dinar Saurmauli, Kurniati, D. Y. (2019). Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Keaktifan Peserta Posyandu Lansia Mengikuti Posyandu Lansia Desa Sudimara Dan
Desa Gubug Kabupaten Tabanan 2019 (pp. 59–71).

Sarayar. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di
Kampung Kaluwatu Wilayah Kerja Puskesmas Lapango Kecamatan Manganitu Selatan
Kabupaten Sangihe.

Triana, A. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru Taun 2015 (pp. 18–21)

Meigia, Vara Nindy (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Pengetahuan Dengan Keaktifan Lansia
Usia Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Wilayah Puskesmas Gading Surabaya
2020.

Ardelia Gestinarwati, Holidy L (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan Lansia Ke
Posyandu.

Ezalina, (2019). Effectiveness Of The Elderly Caring Model As An Intervention To Prevent The Neglect
Of The Elderly In The Family.

Anda mungkin juga menyukai