Askep Sirosis Hepatis Ayu Eliyen NS
Askep Sirosis Hepatis Ayu Eliyen NS
Oleh :
Ayu Eliyen Nandasari
NIM. 1711B0009
ASKEP KMB
RESUME KASUS
Uraian Kasus :
Perempuan, 35 tahun dirawat di Ruang penyakit dalam karena mengalami infeksi pada organ
hatinya (sirosis hepatis). Dari hasi pemeriksaan fisik didapatkan adanya penimbunan cairan
dalam rongga peritonium. Bentuk perut yang kembung, mual, muntah dan sakit jika ditekan,
nyeri. Nyeri abdomen (+) mual (+), muntah (+). Nyeri hilang timbul. BAB (+) lancar, berwarna
kuning kecoklatan, konsistensi padat lunak. BAK (+) lancar. Pasien tampak gelisah dan
meringis kesatikan saat diberikan nyeri tekan di perut bagian kiri atas (dibagian hati) dengan
skala nyeri 6. Tanda tanda vital, Nadi : 90 x/ menit, TD : 180/100 mmHg, Rr : 30 x/menit,
Suhu : 39 C kulit terasa hangat, BB 60Kg, TB 150, dari hasil laboraturium di dapatkan Hb 10.3
(g/dl), HCT 31 (%),SGOT 100 U/L,SGPT 66 U/L.
A. Data Fokus
S: (Data Subjektif Pasien)
Pasien mengatakan nyeri pada area perut bagian kiri atas (dibagian hati) dengan skala
Nyeri 6 dan disertai mual muntah. Pasien juga mengatakan sulit tidur.
ASKEP KMB
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir
dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono H, 2015).
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai
dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya
proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan
makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C.
Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2015).
C. Klasifikasi
Klasifikasi berbagai jenis sirosis yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sirosis pascahepatits yang dapat terjadi akibat infeksi virus hepatitis B, hepatitis
ASKEP KMB
Penghentian minum alkohol dapat memulihkan penyakit ini.
3. Sirosis biliaris primer, ditandai oleh peradangan kronis dan obliterasi fibros
D. Manifestasi Klinis
Sirosis ditahap awal tidak menimbulkan gejala, pasien sirosis ringan dan
moderet mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada
tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubaahan yang mengarah pada disfungsi
hati seperti kegagalan membuat cukup protein berupa albumin yang membantu untuk
mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh, kegagalan membuat bahan
kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah, ketidakefektifan pengelolahan
limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga akan menumpuk di dalam tubuh,
ketidakmampuan memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa
menumpuk di dalam tubuh.
Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar
gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk
melakukan fungsi hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini antara lain kelelahan,
kelemahan, cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan
perut (asites), kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah, kecenderungan
lebih mudah berdarah dan memar, penyakit kuning karena penumpukan bilirubin, gatal-
gatal karena penumpukan racun, gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus
berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini
dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa, dan sulit
berkonsentrasi.
Selain itu jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga
terjadi tekanan baik (dikenal dengan hipertensi portal). Vena portal adalah vena yang
membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus
dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran
normal darah melalui hati sehingga darah terpaksa mencari pembuluh darah baru
disekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang disebut “varises” ini terutama
muncul di tenggorokan (esophagus) dan lambung sehingga membuat usus mudah
berdarah.
ASKEP KMB
E. Pathway
Kerusakan hepatosite
Peradangan hati
Nekrosis hati
Hipertermi
Mual muntah
Anoreksia
Intake menurun
Defisit nutrisi
Kelemahan
F. Komplikasi
1. Hipertensi portal Adalah peningkatan hepatic venous pressure gradient (HVPG) lebih
dari 5 mmHg. Hipertensi portal merupakam sindroma klinis yang sering terjadi. Bila gradient
tekanan portal (perbedaan tekana antara vena portal dan vena cava inferior) diatas 10-20
mmHg, komplikasi hipertensi portal dapat terjadi
2. Asites Penyebab asites yang paling banyak pada sirosis hepatis adala hipertensi
portal, disamping adanya hipoalbumin(penurunan fungsi sintesis pada hati ) dan disfungsi ginjal
yang akan mengakibatkan akumulasi cairan dalam peritoneum
ASKEP KMB
4. Peritonitis Bakterial Spontan Peritonitis Bakterial Spontan merupakan komplikasi
berat dan sering terjadi pada asites yang ditandai dengan infeksi spontan cairan asites tanpa
adanya focus infeksi intraabdominalis.
G Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada sirosis hati meliputi kadar Hb yang rendah (anemia),
jumlah sel darah putih menurun (leukopenia), dan trombositopenia. Peningkatan SGOT dan
SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel- sel yang rusak.Kadar albumin rendah terjadi
bila kemampuan sel hati menurun. Masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan
fungsi hati, pada sirosis fase lanjut glukosa yang tinggi menandakan kietidakmampuan sel hati
membentuk glikogen, pemeriksaan marker serologi pertanda virus untuk menentukan penyebab
sirosis hati seperi HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya.
Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila terus meninggi atau >500-1.000 berarti telah
terjadi transformasi kearah keganasan yaitu terjadinya kanker hati primer (hepatoma). Jika
pasien dicurigai menderita sirosis hati, maka akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui adanya pembesaran hati dan penumpukan cairan (asites dan edema). Kecurigaan
sirosis terutama muncul jika pasien mengalami gejala dan beriwayat meminum alcohol berat
atau terkena hepatitis kronis. Pemeriksaan darah dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati.
H. Penatalaksanaan
Medis Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.
Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein, 2.000 kalori). Bila ada asites
ASKEP KMB
diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III (1.000-2000 mg). Bila proses tidak aktif
diperlukan diet tinggi kalori (2.000-3000 kalori) dan tinggi protein (80-125 gr/hari). Bila ada
tanda-tanda prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan (diet hati
II) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutuhan
tubuh. Pemberian protein yang melebihi kemampuan pasien atau meningginya hasil
metabolisme protein, dalam darah viseral dapat mengakibatkan timbulnya koma hepatikum.
Diet yang baik dengan protein yang cukup perlu diperhatikan.
Mengatasi infeksi dengan antibiotik diusahakan memakai obat-obatan yang jelas tidak
hepatotoksik. Memperbaiki keadaan gizi bila perlu dengan pemberian asam amino esensial
berantai cabang dengan glukosa. Roboransia vitamin B compleks. Dilarang makan dan minum
bahan yang mengandung alkohol. Istirahat dan diet rendah garam. Dengan istirahat dan diet
rendah garam (200-500 mg perhari), kadang-kadang asitesis dan edema telah dapat diatasi.
Adakalanya harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama 24 jam, hanya
sampai 1 liter atau kurang. Bila dengan istirahat dan diet tidak dapat diatasi, diberikan
pengobatan diuretik berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan dapat ditingkatkan sampai
300 mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak terdapat perubahan.
Bila terjadi asites refrakter (asites yang tidak dapat dikendalikan dengan terapi
medikamentosa yang intensif), dilakukan terapi parasentesis.. Pada umunya parasentesis aman
apabila disertai dengan infus albumin sebanyak 6-8 gr untuk setiap liter cairan asites. Selain
albumin dapat pula digunakan dekstran 70%. Walaupun demikian untuk mencegah
pembentukan asites setelah parasentesis, pengaturan diet rendah garam dan diuretik biasanya
tetap diperlukan. Pengendalian cairan asites. Diharapkan terjadi penurunan berat badan 1
kg/hari. Hati-hati bila cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam suatu saat, dapat mencetuskan
ensefalopati hepatik.
1. Nyeri akut
2. Hipertermi
3. Defisit nutrisi
ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
I. IDENTITAS
1. Nama : Ny.N
2. Umur : 35 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Jawa/Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Petani
9. Alamat : Kec.Pakel Kab Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Kec.Pakel Kab Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
mengeluh mual, muntah, dan sakit jika ditekan. nyeri , suhu 39˚C dan
b. Keluhan Utama :
mengeluh nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Px mengeluh nyeri tekan seperti ditusuk tusuk di perut bagian kiri atas (dibagian hati)
dengan skala nyeri 6. Nyeri dirasakan hilang timbul kemudian px dibawa ke UGD pada
tanggal 29 Agustus 2021 dan pindah di ruangan flamboyan pada pukul 10.00
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Mungkin pasien pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit ini
ASKEP KMB
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
5. Hal-hal yang
mempermudah pasien Suara bising Suasana Rumah sakit
terbangun
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning Belum BAB
- Bau Bau khas tinja
- Konsistensi Lunak
- Jumlah Tidak terkaji
- Frekwensi 2 kali sehari
- Kesulitan BAB Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning Kuning
- Bau Bau kas urine Bau khas urine
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi Sering 2 kali sehari
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Frekwensi Sering Sering
- Jenis Tidak ada Tidak ada
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
ASKEP KMB
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
I. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak
V. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Klien seorang muslim yang rajin beribadah
ASKEP KMB
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Klien meyakini bahwa semua adalah pemberian dari Allah SWT
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Mengeluh nyeri
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 39˚C Nadi : 90x/menit
Tekanan darah : 180/100mmHg Respirasi : 30x/menit
Tinggi Badan : 170cm Berat Badan : 65kg
Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Simetris .
Ubun-ubun : Normal
Kulit kepala : Bersih
Rambut : ikal
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Sedap
Warna : Hitam
Wajah : Simetris kanan kiri sama
Warna Kulit : Putih
Struktur Wajah : Lengkap
2. Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris,tidak ada kelainan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal
b. Lubang Hidung : Normal Tidak ada secret
c. Cuping hidung : Normal Tidak ada opernafasan cuping
hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal
Ukuran telinga
Ketenggangan telinga : Telinga elastic
ASKEP KMB
b. Lubang telinga : bersih
c. Ketajaman pendengaran : Normal
6. Leher
a. Posisi trakhea : normal
b. Tiroid : normal tsidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Lymphe : TIdak ada pembesaran limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada bendungan jagularis
f. Denyut nadi coratis : Teraba
:
C. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )
a. Kebersihan : Kulit bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Normal
d. Turgor : Pada ekstermitas bawah kembali setelah
50 detik
e. Tekstur : Lembut
f. Kelembaban : Lembab
g. Kelainan pada kulit : Tidak ada
D. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : Simetrius kanan dan kiri
b. Warna payudara dan areola : Coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak ada kelainan
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : Getaran paru kanan dan kiri sama
b. Perkusi : Terdengar sonor semua lapang paru
c. Auskultasi
Suara Nafas : Vesikuler
ASKEP KMB
Suara Tambahan : Tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Normal
- Ictus cordis : Teraba
Batas-batas jantung :-
Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lup
- Bunyi jantung II : Dup
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada
- Frekwensi denyut jantung :
4. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal
- Benjolan / Massa : Tidak ada
-Bayangan pembuluh darah pada abdomen :Terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : terdapat nyeri tekan saat di palpalsi
- Lien : tidak ada
- Titik Mc. Burne : tidak ada
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Normal
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada
H.Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : kesadarn klien komposmetis :
GCS : 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : Tidak ada kaku kuduk
3. Syaraf otak ( Nervus cranialis ) : Tidak ada masalah nervus
4. Fungsi Motorik : Kien dapat bergerak secara bebas
5. Fungsi Sensorik : Klien bisa membedakan sensasi
panas, dingin dan nyeri
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Bisep normal, trisep normal
ASKEP KMB
b. Refleks Patologis : Babinski normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Sirosis hepatis
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium : Terlampir
2. Rontgen :-
3. E C G :-
- Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein, 2.000 kalori)
- Diet rendah garam II (600-800 mg) atau III (1.000-2000 mg).
- Diet tinggi kalori (2.000-3000 kalori) dan tinggi protein (80-125 gr/hari)
- Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB 1000-
2000 mg perhari tergantung berat badan(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang
diberikan untuk jangka waktu 24-48 minggu.
ASKEP KMB
- Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang lebih tinggi dari 3 juta
unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48
minggu dengan atau tanpa kombinasi RIB
- Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap
hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.
- Cairan asites dapat dilakukan 5 10 liter / hari, dengan catatan harus dilakukan infuse albumin
sebanyak 6 – 8 gr/l cairan asites yang dikeluarkan
Mahasiswa
MASALAH
KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. Tanda Mayor: Bakteri Nyeri akut b.d agen
pencedera d.d nyeri saat
Ds :
ASKEP KMB
- Pasien mengeluh nyeri Masuk saluran kemih diberi tekanan (D.0077)
Do : Adanya obstruksi
- Tampak meringis
kesakitan
- Gelisah Aliran bilik ginjal oleh
- Sulit tidur bakteri
Do:
Nyeri akut
TTV :
TD : 180/100 mmhg
RR : 30 x/menit
N : 90 x/ menit
x/mnt
- Tekanan darah meningkat
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
Do:
TTV : Demam
TD : 180/100 mmhg
Hipertermi
RR : 30 x/menit
N : 90 x/ menit
x/mnt
Suhu : 39 ˚C
-Kulit merah
-Kejang
-Takikardi
-Takipnea
-Kulit terasa hangat
Do:
TTV : Defisit nutrisi
TD : 180/100 mmhg
RR : 30 x/menit
N : 90 x/ menit
x/mnt
Suhu : 39 ˚C
-Cepat kenyang setelah
makan
-kram atau nyeri abdomen
-nafsu makan menurun
ASKEP KMB
ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1. 29 – 09-2021 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (sirosis hepatis) d.d mengeluh nyeri ,
tampak meringis kesakitan, gelisah dan sulit tidur
2. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal 39˚C, kulit
29– 09- 2021
terlihat memerah, kulit terasa hangat
ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny.N
Umur : 35 Tahun
No. Register : 334531
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Tingkat nyeri kriteria hasil Manajemen nyeri observasi :
fisiologis (sirosis hepatis) d.d 1. keluhan nyeri (5) menurun 1. identifikasi lokasi, karakteristik,
mengeluh nyeri , tampak 2. Meringis (5) menurun durasi, frekuensi, kualitas,
meringis kesakitan, gelisah dan 3. Gelisah (5) menurun intensitas
sulit tidur 4. sulit tidur (5) menurun 2. identifikasi skala nyeri
5. tekanan darah (5)
membaik Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
dengan
memberikan kompres hangat atau
dingin
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan tehnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi :
1. anjurkan tirah baring
3. Defisit nutrisi b d
ketidakmampuan mencerna 1. Nafsu makan (5) membaik
makanan d.d mual muntah 2. Frekuensi makan (5) Manajeman energi : observasi
membaik 1. Monitor asupan dan keluarnya
makanan dan cairan serta
kebutuhan kalori
Terapeutik :
1. Timbang berat badan secara rutin
2. Diskusikan perilaku makan dan
jumlah aktivitas fisik
ASKEP KMB
Edukasi :
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny.N Umur : 35 Tahun No. Register : 334531 Kasus : Sirosis Hepatis
Manajemen hipertermia
2 1
S:
29-09-2021 29-09-2021
ASKEP KMB
Pasien mengeluh badanya panas
observasi 07.00
07.00 1. identifikasi penyebab hipertermia
2. Basahi dan kipasi permukaan tubuh O:
14.00
A: Masalah teratasi sebagian
20.00
P: Intervensi yang dihentikan
ASKEP KMB
observasi 07.00 Pasien mengeluh mual muntah
07.00
1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan O:
cairan serta kebutuhan kalori
Berat badan menurun
14.00
Gelisah menurun
Terapeutik :
1. Timbang berat badan secara rutin TTV :
20.00 2. Diskusikan perilaku makan dan jumlah TD : 120/70 mmhg
aktivitas fisik
RR : 18 x/mnt
30-09-2021
N : 72 x/mnt
Edukasi :
07.00 1. Anjurkan membuat catatan harian tentang Suhu : 38˚C
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (misal pengeluaran yang disengaja,
14.00 muntah, aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan A: Masalah teratasi
20.00 kolaborasi
3.Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan P: Intervensi dihentikan
makanan
FORMAT PENYULUHAN
KESEHATAN
Topik : ………………………………..
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...
ASKEP KMB
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
ASKEP KMB