Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM PENCERNAAN DENGAN KASUS SIROSIS HEPATIS


DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PROGRAM STUDI POFESI NERS


MAHASISWA STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG

Oleh :
Ayu Eliyen Nandasari
NIM. 1711B0009

Dosen Pengampu : Anis Murniati, S.Kep., Ners., M.Biomed

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJAR 2021/2022

ASKEP KMB
RESUME KASUS

Uraian Kasus :
Perempuan, 35 tahun dirawat di Ruang penyakit dalam karena mengalami infeksi pada organ
hatinya (sirosis hepatis). Dari hasi pemeriksaan fisik didapatkan adanya penimbunan cairan
dalam rongga peritonium. Bentuk perut yang kembung, mual, muntah dan sakit jika ditekan,
nyeri. Nyeri abdomen (+) mual (+), muntah (+). Nyeri hilang timbul. BAB (+) lancar, berwarna
kuning kecoklatan, konsistensi padat lunak. BAK (+) lancar. Pasien tampak gelisah dan
meringis kesatikan saat diberikan nyeri tekan di perut bagian kiri atas (dibagian hati) dengan
skala nyeri 6. Tanda tanda vital, Nadi : 90 x/ menit, TD : 180/100 mmHg, Rr : 30 x/menit,
Suhu : 39 C kulit terasa hangat, BB 60Kg, TB 150, dari hasil laboraturium di dapatkan Hb 10.3
(g/dl), HCT 31 (%),SGOT 100 U/L,SGPT 66 U/L.

A. Data Fokus
S: (Data Subjektif Pasien)
Pasien mengatakan nyeri pada area perut bagian kiri atas (dibagian hati) dengan skala
Nyeri 6 dan disertai mual muntah. Pasien juga mengatakan sulit tidur.

O: (Data Objektif Pasien)


Pasien tampak lemah,meringis ,gelisah, , Nadi : 90 x/ menit, TD : 180/100 mmHg, Rr :
30 x/menit, Suhu : 39 C kulit terasa hangat, BB 60Kg, TB 150, dari hasil laboraturium
di dapatkan Hb 10.3 (g/dl), HCT 31 (%),SGOT 100 U/L,SGPT 66 U/.

B. Hasil Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium : Hb 10.3 (g/dl), HCT 31 (%),SGOT 100
U/L,SGPT 66 U/L.
2. Rontgen :-
3. ECG : Terdapat gambaran sirosis hepatis
5. Lain – lain :-

C. Diagnosa Medis: Sirosis Hepatis

D. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul:


Prioritas 1: Nyeri Akut
Prioritas 2: Hipertermi
Prioritas 3: Defisit Nutrisi

ASKEP KMB
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir
dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono H, 2015).
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai
dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya
proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan
makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C.
Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2015).

B, Etiologi (Faktor Resiko)

Penyebab Sirosis Hepatis :


Secara morfologis, penyebab sirosis hepatis tidak dapat dipastikan. Tapi ada  dua
penyebab yang dianggap paling sering menyebabkan Chirrosis hepatis adalah:
1. Malnutrisi
2. Alkoholisme
3. Virus hepatitis
4. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
5. Penyakit Wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan)
6. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)
7. Zat toksik
Ada 3 tipe sirosis atau pembetukan parut dalam hati :
1. Sirosis Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas
mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kronis.
2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya
. 3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati disekitar
Saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi
(kolangitis).

C. Klasifikasi
Klasifikasi berbagai jenis sirosis yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Sirosis pascahepatits yang dapat terjadi akibat infeksi virus hepatitis B, hepatitis

C atau hepatitis kronis aktif tipe autoimun.

2. Sirosis alkoholik yang dapat terjadi akibat minum alkohol berlebihan.

ASKEP KMB
Penghentian minum alkohol dapat memulihkan penyakit ini.

3. Sirosis biliaris primer, ditandai oleh peradangan kronis dan obliterasi fibros

saluran empedu intrahepatik yang diperkirakan bersifat autoimun.

D. Manifestasi Klinis

Sirosis ditahap awal tidak menimbulkan gejala, pasien sirosis ringan dan
moderet mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada
tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubaahan yang mengarah pada disfungsi
hati seperti kegagalan membuat cukup protein berupa albumin yang membantu untuk
mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh, kegagalan membuat bahan
kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah, ketidakefektifan pengelolahan
limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga akan menumpuk di dalam tubuh,
ketidakmampuan memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa
menumpuk di dalam tubuh.

Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar
gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk
melakukan fungsi hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini antara lain kelelahan,
kelemahan, cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan
perut (asites), kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah, kecenderungan
lebih mudah berdarah dan memar, penyakit kuning karena penumpukan bilirubin, gatal-
gatal karena penumpukan racun, gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus
berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini
dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa, dan sulit
berkonsentrasi.

Selain itu jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga
terjadi tekanan baik (dikenal dengan hipertensi portal). Vena portal adalah vena yang
membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus
dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran
normal darah melalui hati sehingga darah terpaksa mencari pembuluh darah baru
disekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang disebut “varises” ini terutama
muncul di tenggorokan (esophagus) dan lambung sehingga membuat usus mudah
berdarah.

ASKEP KMB
E. Pathway

Konsumsi alkohol Virus hepatis Bakteri Obat-obatan Stress

Kerusakan hepatosite

Peradangan hati

Perubahan aliran darah Stimulus kemoresoption hipotamalus


(aliran darah ke hati menurun)
Rx. Peningkatan panas tubuh

Nekrosis hati

Hipertermi

Resiko tinggi terhadap infeksi

Mual muntah

Anoreksia

Intake menurun

Defisit nutrisi

Kelemahan

F. Komplikasi

Komplikasi sirosis hati menurut Tarigan (2001) antara lain :

1. Hipertensi portal Adalah peningkatan hepatic venous pressure gradient (HVPG) lebih
dari 5 mmHg. Hipertensi portal merupakam sindroma klinis yang sering terjadi. Bila gradient
tekanan portal (perbedaan tekana antara vena portal dan vena cava inferior) diatas 10-20
mmHg, komplikasi hipertensi portal dapat terjadi

2. Asites Penyebab asites yang paling banyak pada sirosis hepatis adala hipertensi
portal, disamping adanya hipoalbumin(penurunan fungsi sintesis pada hati ) dan disfungsi ginjal
yang akan mengakibatkan akumulasi cairan dalam peritoneum

3. Varises gastroesofagus Varises gastroesofagus merupakan kolateral portosistemik


yang paling sering. Pecahnya Varises oesofagus (VE) mengakibatkan perdarahan varieses yang
berakibat fatal.

ASKEP KMB
4. Peritonitis Bakterial Spontan Peritonitis Bakterial Spontan merupakan komplikasi
berat dan sering terjadi pada asites yang ditandai dengan infeksi spontan cairan asites tanpa
adanya focus infeksi intraabdominalis.

5. Enselopati Hepatikum Mekanisme terjadinya Enselopati Hepatikum (EH) adalah


akibat hiperamonia, terjadi penurunan hepatic uptake sebagai akibat dari intrahepatic
portalsystemic shunts dan/atau penurunan sintesis urea dan glutamik

6. Sindroma Hepatorenal Merupakan gangguan fungsi ginjal tanpa kelainan organic


ginjal, yang ditemukan pada sirosis hepatis lanjut. Sindroma ini dapat ditemukan pada penderita
sirosis hepatis dengan asites refrakter. Sindroma Hepatorenal tipe 1 ditandai dengan ganggua
progresif fungsi ginjal dan penurunan klirens kreatinin secara bermakna dalam 1- 2 minggu.
Tipe 2 ditandai dengan penurunan filtrasi glomerulus dengan peningkatan serum kreatinin.
(Nurdjanah, dikutip oleh siti,2014)

G Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium pada sirosis hati meliputi kadar Hb yang rendah (anemia),
jumlah sel darah putih menurun (leukopenia), dan trombositopenia. Peningkatan SGOT dan
SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel- sel yang rusak.Kadar albumin rendah terjadi
bila kemampuan sel hati menurun. Masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan
fungsi hati, pada sirosis fase lanjut glukosa yang tinggi menandakan kietidakmampuan sel hati
membentuk glikogen, pemeriksaan marker serologi pertanda virus untuk menentukan penyebab
sirosis hati seperi HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya.

Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila terus meninggi atau >500-1.000 berarti telah
terjadi transformasi kearah keganasan yaitu terjadinya kanker hati primer (hepatoma). Jika
pasien dicurigai menderita sirosis hati, maka akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui adanya pembesaran hati dan penumpukan cairan (asites dan edema). Kecurigaan
sirosis terutama muncul jika pasien mengalami gejala dan beriwayat meminum alcohol berat
atau terkena hepatitis kronis. Pemeriksaan darah dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati.

USG dapat menunjukkan apakah ada kerusakan hati. Untuk mengkonfirmasi,


biopsy(sampel kecil) dari hati dapat diambil untuk dilihat dibawah mikrosko. Jika penyebab
sirosis tidak jelas, maka pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperjelas
penyebabnya. Misalnya dengan pemeriksaan antibody virus hepatitis atau auto- antibody yang
mungkin telah menyerang sel- sel hati, kelebihan vzat besi atau tembaga di dalam darah. Scan
CT atau MRI dilakukan untuk mengkaji ukuran hepar, derajat obstruksi dan aliran darah
hepatic.

H. Penatalaksanaan

Medis Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.
Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein, 2.000 kalori). Bila ada asites

ASKEP KMB
diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III (1.000-2000 mg). Bila proses tidak aktif
diperlukan diet tinggi kalori (2.000-3000 kalori) dan tinggi protein (80-125 gr/hari). Bila ada
tanda-tanda prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan (diet hati
II) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutuhan
tubuh. Pemberian protein yang melebihi kemampuan pasien atau meningginya hasil
metabolisme protein, dalam darah viseral dapat mengakibatkan timbulnya koma hepatikum.
Diet yang baik dengan protein yang cukup perlu diperhatikan.

Mengatasi infeksi dengan antibiotik diusahakan memakai obat-obatan yang jelas tidak
hepatotoksik. Memperbaiki keadaan gizi bila perlu dengan pemberian asam amino esensial
berantai cabang dengan glukosa. Roboransia vitamin B compleks. Dilarang makan dan minum
bahan yang mengandung alkohol. Istirahat dan diet rendah garam. Dengan istirahat dan diet
rendah garam (200-500 mg perhari), kadang-kadang asitesis dan edema telah dapat diatasi.
Adakalanya harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama 24 jam, hanya
sampai 1 liter atau kurang. Bila dengan istirahat dan diet tidak dapat diatasi, diberikan
pengobatan diuretik berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan dapat ditingkatkan sampai
300 mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak terdapat perubahan.

Bila terjadi asites refrakter (asites yang tidak dapat dikendalikan dengan terapi
medikamentosa yang intensif), dilakukan terapi parasentesis.. Pada umunya parasentesis aman
apabila disertai dengan infus albumin sebanyak 6-8 gr untuk setiap liter cairan asites. Selain
albumin dapat pula digunakan dekstran 70%. Walaupun demikian untuk mencegah
pembentukan asites setelah parasentesis, pengaturan diet rendah garam dan diuretik biasanya
tetap diperlukan. Pengendalian cairan asites. Diharapkan terjadi penurunan berat badan 1
kg/hari. Hati-hati bila cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam suatu saat, dapat mencetuskan
ensefalopati hepatik.

I. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Nyeri akut
2. Hipertermi
3. Defisit nutrisi

ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 29 Agutus 2021 Jam : 10.00


Tanggal Masuk : 29 Agustus 2021 No. reg : 334531
Ruangan / Kelas : Flamboyan /I
No. Kamar :6
Diagnosa Masuk : Sirosis Hepatis
Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis

I. IDENTITAS
1. Nama : Ny.N
2. Umur : 35 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Jawa/Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Petani
9. Alamat : Kec.Pakel Kab Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Kec.Pakel Kab Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
mengeluh mual, muntah, dan sakit jika ditekan. nyeri , suhu 39˚C dan
b. Keluhan Utama :
mengeluh nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Px mengeluh nyeri tekan seperti ditusuk tusuk di perut bagian kiri atas (dibagian hati)
dengan skala nyeri 6. Nyeri dirasakan hilang timbul kemudian px dibawa ke UGD pada
tanggal 29 Agustus 2021 dan pindah di ruangan flamboyan pada pukul 10.00
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Mungkin pasien pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit ini
ASKEP KMB
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 21.00 20.00

2. Waktu Bangun Sewaktu waktu Sewaktu waktu

3. Masalah Tidur Tidak ada Nyeri pada perut

4. Hal-hal yang Suasana tenang Efek obat


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang
mempermudah pasien Suara bising Suasana Rumah sakit
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning Belum BAB
- Bau Bau khas tinja
- Konsistensi Lunak
- Jumlah Tidak terkaji
- Frekwensi 2 kali sehari
- Kesulitan BAB Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada

2. B A K
- Warna Kuning Kuning
- Bau Bau kas urine Bau khas urine
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi Sering 2 kali sehari
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 2 kali sehari 3 kali sehari
- Jenis Nasi,sayur Nasi,sayur
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. Minum
- Frekwensi Sering Sering
- Jenis Tidak ada Tidak ada
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
ASKEP KMB
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2 kali sehari Diseka 2x sehari
2. Keramas 3 hari sekali Belom karmas
3. Pemeliharaan gigi dan Setiap Mandi 2kali sehari
mulut
4. Pemeliharaan kuku 2 minggu sekali Kuku belom kotor
5. Ganti pakaian 4 kali sehari 1kali sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Bercocok tanam di sawah Hanya berbaring ditempat


Lain tidur

I. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak

III. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi : Kumunikasi efektif
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Suami dan anak
C. Rekreasi
Hobby : Bercocok tanam
Penggunaan Waktu Senggang : Berkumpul dengan keluarga
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Merasa bosan
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :Klien merupakan orang yang
ramah dengan pasien lain
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Suami dan anak

IV. KONSEP DIRI


A. Gambaran Diri
Ny.N memiliki kepribadian yang baik
B. Harga Diri
Ny.N tidak malu dengan sakitnya
C. Ideal Diri
Ny.N ingin segera sembuh dan pulang
D. Identitas Diri
Ny,N dengan usia 35 tahun,
E. Peran
Sebagai istri

V. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Klien seorang muslim yang rajin beribadah

ASKEP KMB
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Klien meyakini bahwa semua adalah pemberian dari Allah SWT

C. Keyakinan terhadap penyembuhan :


Klien menyakini akan segera sembuh

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Mengeluh nyeri
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 39˚C Nadi : 90x/menit
Tekanan darah : 180/100mmHg Respirasi : 30x/menit
Tinggi Badan : 170cm Berat Badan : 65kg
Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Simetris .
Ubun-ubun : Normal
Kulit kepala : Bersih
Rambut : ikal
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Sedap
Warna : Hitam
Wajah : Simetris kanan kiri sama
Warna Kulit : Putih
Struktur Wajah : Lengkap
2. Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris,tidak ada kelainan

b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : normal tidak ada edema


c. Konjuctiva dan sklera : Kongjungtiva anemis dan sklera putih
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan iris : Normal,hitam, keclokatan
f. Ketajaman penglihatan / visus : Normal
g. Tekanan bola mata :Tidak ada tekanan bola mata

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal
b. Lubang Hidung : Normal Tidak ada secret
c. Cuping hidung : Normal Tidak ada opernafasan cuping
hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal

Ukuran telinga
Ketenggangan telinga : Telinga elastic
ASKEP KMB
b. Lubang telinga : bersih
c. Ketajaman pendengaran : Normal

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Kering
b. keadaan gusi dan gigi : baik
c. Keadaan lidah : Bersih
d. Orofarings : Tidak ada peradangan

6. Leher
a. Posisi trakhea : normal
b. Tiroid : normal tsidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Lymphe : TIdak ada pembesaran limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada bendungan jagularis
f. Denyut nadi coratis : Teraba
:
C. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )
a. Kebersihan : Kulit bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Normal
d. Turgor : Pada ekstermitas bawah kembali setelah
50 detik
e. Tekstur : Lembut
f. Kelembaban : Lembab
g. Kelainan pada kulit : Tidak ada
D. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : Simetrius kanan dan kiri
b. Warna payudara dan areola : Coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak ada kelainan

d. Axila dan clavicula : Normal, tidak da benjolan

E. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Normal
b. Pernafasan : Teratur
c. Frekwensi : 30x/menit
d. Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada retraksi intercostal

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : Getaran paru kanan dan kiri sama
b. Perkusi : Terdengar sonor semua lapang paru
c. Auskultasi
Suara Nafas : Vesikuler

Suara Ucapan : Normal

ASKEP KMB
Suara Tambahan : Tidak ada

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Normal
- Ictus cordis : Teraba
Batas-batas jantung :-
Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lup
- Bunyi jantung II : Dup
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada
- Frekwensi denyut jantung :
4. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal
- Benjolan / Massa : Tidak ada
-Bayangan pembuluh darah pada abdomen :Terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : terdapat nyeri tekan saat di palpalsi
- Lien : tidak ada
- Titik Mc. Burne : tidak ada
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Normal
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada

F. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
tidak ada
2, Anus dan Perineum
a. Lubang anus : Normal
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : Tidak ada

G. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot : Simetris

b. Pemeriksaan Oedem : Tidak ada odem (5)


c. Kekuatan Otot : Kekuatan normal
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku: Tidak ada

H.Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : kesadarn klien komposmetis :
GCS : 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : Tidak ada kaku kuduk
3. Syaraf otak ( Nervus cranialis ) : Tidak ada masalah nervus
4. Fungsi Motorik : Kien dapat bergerak secara bebas
5. Fungsi Sensorik : Klien bisa membedakan sensasi
panas, dingin dan nyeri
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Bisep normal, trisep normal
ASKEP KMB
b. Refleks Patologis : Babinski normal

I.Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
Baik
b. Orientasi
Melakukan orientasi dengan baik
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )
roses berfikir baik
d. Motivasi ( Kemauan )
klien ingin cepat sembuh
e. Persepsi
baik
f. Bahasa
Jawa/Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Sirosis hepatis
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium : Terlampir
2. Rontgen :-
3. E C G :-

4. U S G : - Ada tanda Hepar (kerusakan hati)


5. Lain – lain :- -

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

- Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein, 2.000 kalori)
- Diet rendah garam II (600-800 mg) atau III (1.000-2000 mg).
- Diet tinggi kalori (2.000-3000 kalori) dan tinggi protein (80-125 gr/hari)

- Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB 1000-
2000 mg perhari tergantung berat badan(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang
diberikan untuk jangka waktu 24-48 minggu.

ASKEP KMB
- Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang lebih tinggi dari 3 juta
unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48
minggu dengan atau tanpa kombinasi RIB
- Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap
hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati. 
- Cairan asites dapat dilakukan 5 10 liter / hari, dengan catatan harus dilakukan infuse albumin
sebanyak 6 – 8 gr/l cairan asites yang dikeluarkan

Mahasiswa

Ayu Eliyen Nandasari


NIM. 1711B0009

MASALAH
KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. Tanda Mayor: Bakteri Nyeri akut b.d agen
pencedera d.d nyeri saat
Ds :
ASKEP KMB
- Pasien mengeluh nyeri Masuk saluran kemih diberi tekanan (D.0077)

Do : Adanya obstruksi
- Tampak meringis
kesakitan
- Gelisah Aliran bilik ginjal oleh
- Sulit tidur bakteri

Tanda Minor: Peradangan / infeksi ginjal

Do:
Nyeri akut
 TTV :
 TD : 180/100 mmhg
 RR : 30 x/menit
 N : 90 x/ menit
x/mnt
- Tekanan darah meningkat
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu

2. Bakteri Hipertermia b.d proses


Tanda Mayor: penyakit d.d suhu tubuh
diatas nilai normal
Do : Masuk saluran darah (D.0130)
-Suhu tubuh diatas nilai
normal 39˚C
-Hb kurang dari 2 sampai 3 Ginjal
kali batas normal atas

Tanda Minor: Peradangan / infeksi ginjal

Do:
 TTV : Demam

 TD : 180/100 mmhg
Hipertermi
 RR : 30 x/menit
 N : 90 x/ menit
x/mnt
 Suhu : 39 ˚C
-Kulit merah
-Kejang
-Takikardi
-Takipnea
-Kulit terasa hangat

3. Ketidakmampuan menelan Defisit nutrisi b.d


makanan ketidakmampuan
mencerna makanan d.d
Tanda Mayor: Ketidakmampuan mencerna mual muntah (D.00019)
makanan
ASKEP KMB
Do: -Berat badan menurun
Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
Tanda Minor:
Peningkatan kebutuhan
Ds: metabolisme
- Pasien mengeluh mual
muntah
- Kram atau nyeri abdomen Mual dan intake nutrisi tidak
- Nafsu makan menurun adekuat

Do:
 TTV : Defisit nutrisi
 TD : 180/100 mmhg
 RR : 30 x/menit
 N : 90 x/ menit
x/mnt
 Suhu : 39 ˚C
-Cepat kenyang setelah
makan
-kram atau nyeri abdomen
-nafsu makan menurun

ASKEP KMB
ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.N


Umur : 35 Tahun
No. Register : 334531

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1. 29 – 09-2021 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (sirosis hepatis) d.d mengeluh nyeri ,
tampak meringis kesakitan, gelisah dan sulit tidur

2. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal 39˚C, kulit
29– 09- 2021
terlihat memerah, kulit terasa hangat

3. 29 – 09- 2021 Defisit nutrisi b d ketidakmampuan mencerna makanan


d.d mual muntah

ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny.N
Umur : 35 Tahun
No. Register : 334531
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen pencedera Tingkat nyeri kriteria hasil Manajemen nyeri observasi :
fisiologis (sirosis hepatis) d.d 1. keluhan nyeri (5) menurun 1. identifikasi lokasi, karakteristik,
mengeluh nyeri , tampak 2. Meringis (5) menurun durasi, frekuensi, kualitas,
meringis kesakitan, gelisah dan 3. Gelisah (5) menurun intensitas
sulit tidur 4. sulit tidur (5) menurun 2. identifikasi skala nyeri
5. tekanan darah (5)
membaik Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
dengan
memberikan kompres hangat atau
dingin

Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan tehnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

2 Hipertermia b.d proses


penyakit (sirosis hepatis) d.d Termoregulasi kriteria hasil
suhu tubuh diatas nilai normal 1. kulit memerah (2) cukup Manajemen hipertermia observasi
39˚C, kulit terlihat memerah, menurun 1. identifikasi penyebab hipertermia
kulit terasa hangat 2. suhu tubuh (5) membaik 2. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
3. suhu kulit (5) membaik
Terapeutik :
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. basahi dan kipasi permukaan tubuh
3. berikan cairan oral

Edukasi :
1. anjurkan tirah baring

3. Defisit nutrisi b d
ketidakmampuan mencerna 1. Nafsu makan (5) membaik
makanan d.d mual muntah 2. Frekuensi makan (5) Manajeman energi : observasi
membaik 1. Monitor asupan dan keluarnya
makanan dan cairan serta
kebutuhan kalori

Terapeutik :
1. Timbang berat badan secara rutin
2. Diskusikan perilaku makan dan
jumlah aktivitas fisik

ASKEP KMB
Edukasi :

1. Anjurkan membuat catatan harian


tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan (misal
pengeluaran yang disengaja,
muntah,
aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku
makan kolaborasi
3.Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan

ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny.N Umur : 35 Tahun No. Register : 334531 Kasus : Sirosis Hepatis

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1. I 29-09-2021 Manajemen nyeri akut 29-09-2021 S:
 Pasien mengeluh nyeri tekan diperut bagian
Observasi 07.00
07.00 kiri atas (dibagian hati)
1. identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
2. identifikasi skala nyeri O:
14.00  Mringis
 Tampak gelisah
Terapeutik
20.00  Sulit tidur
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dengan memberikan  TTV :
kompres hangat atau dingin
 TD : TD : 180/100 mmhg
30-09-2021
 RR : 30 x/menit
Edukasi
 N : 90 x/ menit x/mnt
1. anjurkan tirah baring
07.00  Suhu : 39 ˚C

14.00 A: Masalah teratasi sebagian

20.00 P: Intervensi yang dihentikan

Manajemen hipertermia
2 1
S:
29-09-2021 29-09-2021
ASKEP KMB
 Pasien mengeluh badanya panas
observasi 07.00
07.00 1. identifikasi penyebab hipertermia
2. Basahi dan kipasi permukaan tubuh O:

14.00  Suhu tubuh diatas nilai normal 39˚C


Terapeutik :  Kulit merah
1. Sediakan lingkungan yang dingin  kulit terasa hangat
20.00 2. basahi dan kipasi permukaan tubuh
3. berikan cairan oral  TTV :
 TD : TD : 180/100 mmhg
30-09-2021 Edukasi :
 RR : 30 x/menit
1. anjurkan tirah baring
 N : 90 x/ menit x/mnt
07.00
 Suhu : 39 ˚C

14.00
A: Masalah teratasi sebagian

20.00
P: Intervensi yang dihentikan

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
2. 1 29-09-2021 Manajeman energi : 29-09-2021 S:

ASKEP KMB
observasi 07.00  Pasien mengeluh mual muntah
07.00
1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan O:
cairan serta kebutuhan kalori
 Berat badan menurun
14.00
 Gelisah menurun
Terapeutik :
1. Timbang berat badan secara rutin  TTV :
20.00 2. Diskusikan perilaku makan dan jumlah  TD : 120/70 mmhg
aktivitas fisik
 RR : 18 x/mnt
30-09-2021
 N : 72 x/mnt
Edukasi :
07.00 1. Anjurkan membuat catatan harian tentang  Suhu : 38˚C
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (misal pengeluaran yang disengaja,
14.00 muntah, aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan A: Masalah teratasi
20.00 kolaborasi
3.Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan P: Intervensi dihentikan
makanan

FORMAT PENYULUHAN
KESEHATAN

Topik : ………………………………..
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...
ASKEP KMB
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI

ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai