Anda di halaman 1dari 7

JHeS, Vol 2, No 1, Maret 2018, Hal.

97 - 103
96-102
ISSN print: 2549-3345, ISSN online: 2549-3353
DOAJ: http://doaj.org/toc/2549-3353
Google scholar: https://scholar.google.co.id
Sinta: sinta.ristekdikti.go.id
Tersedia online di https://ejournal.unisayogya.ac.id

Reliabilitas Kaliper Tinggi Lutut dalam Penentuan Tinggi Badan

Triya Ulva Kusuma, Ali Rosidi


1
Magister Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang
2
Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah, Semarang
E-mail: ulva.triya@gmail.com, alirhesa@yahoo.co.id

Abstract: This study was conducted with the aim to test the reliability of knee
height calliper which is then used to determine body height. The design of this
research was observational with cross sectional approachwith 22 subjects
fromNutritionalScienceMaster of Diponegoro University 2017 students. The
measurement of height was done by microtoise, while knee height measurement
was done by knee height calliper which then converted with chumlea formula.
The reliability of knee height calliper and microtoise are tested by the test-retest
method and the Pearson-Product Moment correlation technique. The reliability
test results of knee height calliper and microtoise showed each r value is 0.991
and 0.099. These results showed that knee height calliper and microtoise are
equally reliable used to determine body height.

Keywords: knee height calliper;body height

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji reliabilitas kaliper tinggi lutut
yang selanjutnya digunakan untuk menentukan tinggi badan. Desain penelitian
adalah observasional dengan pendekatan cross sectional dengan subjek
penelitian sebanyak 22 orang mahasiswa Magister Ilmu Gizi Universitas
Diponegoro 2017. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan microtoise,
sedangkan pengukuran tinggi lutut dilakukan dengan knee height caliperyang
selanjutnya dikonversi dengan rumus chumlea. Reliabilitas knee height caliper
dan microtoise diuji dengan metode test-retest dan teknik korelasi Pearson-
Product Moment. Hasil uji reliabilitas kalipertinggilutut dan microtoise masing-
masing menunjukkan nilai r sebesar 0,991 dan 0,099. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa knee height caliperdan microtoise sama-sama reliabel
digunakan untuk menentukan tinggi badan.

Kata kunci: kaliper tinggi lutut;tinggi badan


Triya Ulva Kusuma, Ali Rosidi, Reliabilitas Kaliper Tinggi Lutut dalam Penentuan..... 97

PENDAHULUAN dilakukan. Kondisi tersebut adalah


Antropometri merupakan meto- individu yang tidak dapat berdiri
de pengukuran yang sederhana dan tegak dan memiki kelainan anatomi,
tidak menginvansi responden. Meto- seperti pasien yang tak bisa mobili-
de tersebut juga objektif untuk sasi, pasien amputasi dan pasien yang
mengevaluasi status gizi pasien. mengalami paralisis. Pengukuran
Selain itu, dengan metode antropo- tinggi badan dengan cara berdiri
metri dapat ditentukan kecukupan tegak juga sulit dilakukan pada
komponen utama tubuh. Nilai lansia. Pengukuran tinggi badan
antropometri berhubungan dengan dengan cara berdiri tegak sulit
gizi, karakteristik lingkungan, gaya dilakukan pada lansia karena adanya
hidup, kondisi sosial dan budaya, dan nyeri, lemah dan deformitas tulang
status serta fungsi kesehatan. belakang, seperti kifosis dan osteo-
Evaluasi antropometeri penting untuk porosis sehingga lansia tidak dapat
status gizi seseorang dan juga berdiri dengan tegak dan stabil untuk
prognosis penyakit akut maupun dilakukan pengukuran tinggi badan.
kronik (Rabito, Vannucchi, Suen, Melihat adanya kondisi tersebut
Neto and Marchini, 2006; Kuiti and membuat pengukuran tinggi badan
Bose, 2016). dengan berdiri tegak menjadi tidak
Tinggi badan merupakan reliabel untuk dilakukan
determinan penting dalam beberapa (Chumpathat, Rangsin, Chang-
parameter klinis yang berhubungan bumrung, Soonthorn, Durongritichai
dengan perawatan pasien, dimana and Kwanbunjan, 2016; Berg,
sebagian besar membutuhkan data Dannhauser and Nel, 2010; Hirani
berat badan dan tinggi badan.Sebagai and Mindell, 2008).
contoh, dalam asesmen gizi, tinggi Alternatif pengukuran tinggi
badan dibutuhkan untuk menghitung badan yang paling banyak dilakukan
Indeks Massa Tubuh (IMT), kebutuh- salah satunya adalah mengukur tinggi
an energi, dan indeks kreatinin lutut, yang kemudian dikonversi
berdasarkan tinggi badan. Selain itu, menjadi tinggi badan dengan meng-
tinggi badan juga diperlukan untuk gunakan formula tertentu, seperti
menentukan luas permukaan tubuh chumlea. Salah satu alasan pe-
yang kemudian digunakan untuk ngukuran tinggi lutut dilakukan
penentuan dosis obat dan menghitung adalah karena panjang tulang pada
klirens ginjal. Tinggi badan pun di- tungkai bagian bawah tidak berubah
butuhkan untuk mengestimasi kom- seiring bertambahnya usia, tidak
posisi tubuh, seperti massa lemak seperti tinggi tulang belakang. Tinggi
bebas dan memprediksi volume lutut dapat diukur dengan meng-
jantung (Ngoh, Sakinah and Harsa, gunakan alat yang disebut knee height
2012). calliper (Melo, Salles, Vieria and
Idealnya, tinggi badan diukur Ferreira, 2014; Kuiti and Bose, 2016;
dengan cara berdiri tegak mengguna- Hirani and Mindell, 2008). Suatu alat
kan alat seperti microtoise. Namun, ukur yang reliabel merupakan syarat
ada beberapa kondisi yang me- untuk mendapatkan data hasil peng-
nyebabkan pengukuran tinggi badan ukuran yang reliabel pula sehingga
dengan cara tersebut tidak dapat dapat dipercaya kebenarannya.
98 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 92-102

Dalam rangka untuk memastikan kepala. Pandangan subjek lurus ke


apakah pengukuran tinggi lutut dapat depan, serta bahu, bokong, betis dan
memberikan data yang sama jika tumit menempel pada dinding yang
diukur beberapa kali dalam waktu rata (Ariyani, 2012). Selanjutya,
yang berbeda, maka perlu dilakukan pengukuran tinggi lutut dilakukan
uji reliabilitas pada knee height sebanyak dua kali menggunakan knee
calliper untuk pengukuran tinggi height calliper dengan tingkat
lutut yang selanjutnya digunakan ketelitian 0,1 cm. Subjek diminta
untuk menentukan tinggi badan. untuk duduk di kursi dengan posisi
lutut 90o. Kaliper diletakkan paralel
METODE PENELITIAN dari tibia sebelah kiri dan bagian
Desain penelitian yang di- bawah diletakkan di bawah tumit.
gunakan adalah observasional dengan Ujung kaliper yang bergerakditarik
pendekatan crosssectional. Peng- ke permukaan anterior paha, kurang
ukuran dilakukan pada bulan lebih 5 cm proksimal patella dan
November 2017 di Laboratorium diatas condylus femur (Murbawani,
Penentuan Status Gizi, Jurusan Ilmu Puruhita dan Yudomurti, 2012). Hasil
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas pengukuran dicatat dan data tinggi
Diponegoro. Subjek penelitian adalah lutut dikonversikan menjadi tinggi
mahasiswa Magister Ilmu Gizi badan dengan persamaan chumlea
Fakultas Kedokteran Universitas (Fogal, Franchescini, Priore, Cotta
Diponegoro angkatan 2017. Jumlah and Ribeiro, 2015).
subjek adalah 22 orang, berjenis
kelamin perempuan dan berusia TB estimasi (perempuan)=84,88 +
antara 21-45 tahun. Teknik sampling (1,83 x TL) (0,24 x Umur)
dilakukan dengan cara purposive
sampling. Data hasil pengukuran tinggi
Dalam penelitian ini, selain badan (dengan microtoise) dan
dilakukan pengukuran tinggi lutut konversi tinggi lutut (dengan knee
juga dilakukan pengukuran tinggi heightcalliper) selanjutnya diuji
badan dengan microtoise sebagai reliabilitasnya menggunakan metode
gold standard, sehingga kriteria test retest dengan teknik korelasi
inklusinya adalah kesadaran baik, Pearson-Product Moment. Dari uji
tidak ada deformitas pada struktur tersebut akan didapatkan nilai rhitung.
tubuh yang berpengaruh terhadap Selanjutnya nilai tersebut dibanding-
tinggi badan dan mampu berdiri kan dengan rtabel pada taraf kesalahan
tegak. Variabel terikat yang diteliti 5% (0,423) dan 1% (0,537) untuk
adalah tinggi lutut dan tinggi badan. n=22. Keseluruhan teknik pengolahan
Alat ukur yang digunakan adalah data dilakukan dengan SPPS 16.
microtoise dan knee height calliper.
Pengukuran tinggi badan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
microtoise dilakukan sebanyak dua Hasil uji reliabilitas pengukur-
kali, menggunakan microtoise dengan an tinggi lutut dengan knee height
tingkat ketelitian 0,1 cm. Subjek di- calliper dan tinggi badan dengan
minta untuk berdiri tegak tanpa microtoise disajikan dalam Tabel 1
menggunakan alas kaki dan aksesoris dan Tabel 2. Reliabilitas instrumen
Triya Ulva Kusuma, Ali Rosidi, Reliabilitas Kaliper Tinggi Lutut dalam Penentuan..... 99

diuji dengan metode test-retest, yaitu sehingga didapatkan koefisien kore-


dengan mengukur responden yang lasi antara pengukuran pertama
sama beberapa kali. Kemudian re- dengan pengukuran berikutnya
liabilitas diukur dengan teknik (Sugiyono, 2005).
korelasi Pearson-Product Moment

Tabel 1.Hasil Uji Reliabilitas Konversi Pengukuran Tinggi Lutut dengan


Knee Height Calliper

Hasil Pengukuran n r1 Mean ± SD


KTL1 (cm)2 22 0,991 167,59 ± 5,29
KTL 2 (cm)3 22 0,991 167,22 ± 5,00

Keterangan:
1
r=koefisien korelasi Pearson-Product Moment; 2KTL 1= hasil konversi tinggi
lutut menjadi tinggi badan pada pengukuran pertama dengan persamaan
Chumlea; 3KTL 2 = hasil konversi tinggi lutut menjadi tinggi badan pada
pengukuran kedua dengan persamaan Chumlea.

Tabel 2.Hasil Uji Reliabilitas Pengukuran Tinggi Badan dengan Microtoise


Hasil Pengukuran n r1 Mean ± SD
TB 1 (cm)2 22 0,999 157,19 ± 6,42
TB 2 (cm)3 22 0,999 157,11 ± 6,31

Keterangan:
1
r = koefisien korelasi Pearson-Product Moment; 2TB 1 = hasil pengukuran
tinggi badan pertama; 3TB 2 = hasil pengukuran tinggi badan kedua.

Berdasarkan tabel 1, dapat bandingkan nilai r pada knee height


diketahui bahwa uji reliabilitas knee calliper. Selain itu, bila dibandingkan
height calliper menghasilkan nilai dengan microtoise, rata-rata hasil
rhitung sebesar 0,991. Nilai rhitung pengukuran tinggi lutut dengan knee
tersebut> rtabel5% > rtabel1% sehingga height calliper memiliki nilai yang
dapat diinterpretasikan bahwa knee lebih tinggi.
height calliper reliabel digunakan Dalam penelitian ini, hasil uji
untuk menentukan tinggi badan. reliabilitas pada knee height calliper
Tabel 2 menunjukkan hasil uji menujukkan nilai koefisien korelasi
reliabilitas microtoise menghasilkan hitung atau rhitung yang lebih besar
nilai rhitung sebesar 0,999. Nilai rhitung dari rtabel. Hal tersebut dapat di-
tersebut> rtabel5% > rtabel1%. Dari hasil interpretasikan bahwa knee height
tersebut maka dapat diinterpretasikan calliper reliabel dan dapat digunakan
bahwa microtoise reliabel digunakan untuk mengukur tinggi lutut yang
untuk menentukan tinggi badan.Nilai kemudian dikonversikan menjadi
r pada microtoise lebih rendah di- tinggi badan. Rhitung microtoise juga
100 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 92-102

menunjukkan nilai yang lebih besar yang stres dan banyak bergerak akan
dari rtabel, sehingga dapat disimpulkan membuat pengukuran sulit dilakukan
bahwa microtoise reliabel untuk dengan benar. Hal tersebut berdam-
mengukur tinggi badan. pak pada pembacaan hasil peng-
Tinggi lutut merupakan ukuran. Jika responden dalam kondisi
alternative pengukuran dalam meng- tenang, maka pengukur memiliki
estimasi tinggi badan yang paling waktu lebih banyak untuk membaca
baik disbanding armspan karena hasil pengukuran. Dengan demikian,
tinggi lutut tidak berkurang seiring pembacaan hasil pengukuran menjadi
dengan penambahan usia dan tidak lebih tepat (Ercan, Yacizi, Ocakoglu,
dipengaruhi oleh berkurangnya tinggi Sigirli and Kan, 2007; Waningen,
badan yang diakibatkan adanya kom- 2009). Dalam penelitian ini, alat ukur
presi tulang belakang. Selain itu, yaitu knee height calliper dan
estimasi pengukuran tinggi badan microtoise memiliki panjang skala
dengan menggunakan tinggi lutut dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.
juga paling banyak dipilih dari pada Selain itu, pengukuran dilakukan
metode lainnya, missal armspan, dalam kondisi tenang. Hal tersebut
karena adanya kekakuan sendi menyebabkan knee height calliper
(padalengan) khususnya pada lansia dan microtoise memiliki nilai
yang dapat mengurangi keakuratan realibilitas yang baik. Nilai r pada
pengukuran tinggi badan mengguna- microtoise lebih tinggi daripada nilai
kan armspan (Marais, Marais and r pada knee height calliper karena
Labadarois, 2007). Hal tersebut microtoise merupakan gold standard.
membuat tinggi lutut reliable dalam Selanjutnya, rerata hasil
mengestimasi tinggi badan. Hasil pengukuran tinggi tinggi badan
dalam penelitian ini menunjukkan hal menggunakan tinggi lutut (dengan
yang sejalan dengan teori di atas. knee height calliper) memiliki nilai
Hasil dalam penelitian ini juga se- yang lebih tinggi dibanding dengan
jalan dengan penelitian yang rata-rata hasil pengukuran tinggi
dilakukan oleh Kuiti dan Bose (2016) badan menggunakan microtoise.
pada 114 orang lansia di daerah Konversi tinggi lutut menjadi tinggi
Purba Medinipur, India yang me- badan dihitung dengan persamaan
nunjukkan bahwa tinggi lutut chumlea. Persamaan chumlea di-
memiliki reliabilitas yang baik dalam rumuskan untuk ras Kaukasian yaitu
memprediksi tinggi badan (Kuiti and kelompok kulit putih non-Hispanic,
Bose, 2016). kulit hitam non-Hispanic dan
Ada beberapa faktor yang mem- Meksiko-Amerika. Kemampuan per-
pengaruhi realibilitas, diantara-nya samaan tersebut untuk memperkira-
adalah panjang skala alat ukur dan kan tinggi badan pada etnis lain
kondisi responden. Pertama, panjang masih dipertanyakan. Dalam peneliti-
skala alat ukur dapat mempengaruhi an ini dimana subjek penelitian
variasi nilai yang diukur. Semakin adalah orang Indonesia, maka per-
panjang skala alat ukur, maka samaan chumlea kurang relevan
semakin kecil kemungkinan terjadi- untuk digunakan. World Health
nya kesalahan pembacaan hasil peng- Organization Expert Committee on
ukuran. Kedua, kondisi responden Physical Status menegaskan bahwa
Triya Ulva Kusuma, Ali Rosidi, Reliabilitas Kaliper Tinggi Lutut dalam Penentuan..... 101

setiap negara perlu memiliki per- Energi Kronis pada Wanita (20-
samaan lokal untuk menentukan 45 Tahun) di Indonesia. Skripsi
tinggi badan dari tinggi lutut ber- Diterbitkan. Program Studi Ilmu
dasarkan jenis kelamin dan umur Gizi Universitas Indonesia:
(Salim, Kusumaratna, Sudharma dan Jakarta.
Hidayat, 2006). Berg VD, Dannhauser A, Nel M.
Pengukuran tinggi lutut dengan 2010. Agreement Between
knee height calliper dapat digunakan Estimated and Measured
sebagai alternatif untuk menentukan Heights and Weights in
tinggi badan pada populasi yang tidak Hospitalised Patients – A
memenuhi syarat untuk diukur tinggi Restrospective Study. S Afr J
badannya dengan cara berdiri tegak. Clin Nutr, 23 (1): S73-S74.
Populasi tersebut yaitu misalnya pada Chumpathat N, Rangsin R,
pasien yang immobile atau memiliki Changbumrung S, Soonthorn N,
deformitas tulang belakang, dan juga Durongritichai V, Kwanbunjan
lansia. K. 2016. Use of Knee Height
for the Estimation of Body
SIMPULAN DAN SARAN Height in Thai Adult Women.
Asia Pac J Clin Nutr, 25 (3):
Simpulan 444-451.
Knee height calliper memiliki Ercan I, Yacizi B, Ocakoglu G, Sigirli
reliabilitas yang baik untuk me- D, Kan I. 2007. Review of
ngestimasi tinggi badan dengan nilai r Reliability and Factors
sebesar 0,991. Affecting the Reliability.
InterStat, StatJournals, April
Saran 2007.
Knee height caliper dapat Fogal AS, Franchescini SCC, Priore
digunakan sebagai alternative dalam SE, Cotta RMM, Ribeiro AQ.
memprediksi tinggi badan, khususnya 2015. Stature Estimation Using
pada populasi yang tidak dapat diukur the Knee Height Measurement
tinggi badannya dengan cara berdiri amongst Brazilian Elderly.
tegak. Contoh populasi tersebut ialah Nutricion Hospitalaria, 31 (2):
lansia, pasien yang immobile dan 829-834.
pasien dengan deformitas tulang bela- Hirani V and Mindell J. 2008. A
kang. Namun, sebaiknya dapat me- Comparison of Measured
milih persamaan selain persamaan Height and Demi-Span
chumlea yang sekiranya dapat mem- Equivalent Height in the
berikan hasil yang tidak jauh berbeda Assessment of Body Mass
dari tinggi badan aktual. Index among People Aged 65
Years and Over in England.Age
DAFTAR RUJUKAN and Ageing, 37: 311-317.
Kuiti B and Bose K.2016. Predictive
Ariyani DE. 2012. Validitas Ukuran Equations for Height Estimation
Lingkar Lengan Atas terhadap Using Knee Height of Older
Indeks Massa Tubuh dalam Bengalees of Purba Medinipur,
Mendeteksi Risiko Kekurangan West Bengal, India.
102 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 92-102

Anthropological Review, 79 (1): span Equations for Predicting


45-57. Heightamong the Malaysian
Marais WCD, Marais ML, Labadarois Elderly. Mal J Nutr, 18 (2):
D. 2007. Use of Knee Height as 149-159.
a Surrogate Measure of Height Rabito EI, Vannucchi GB, Suen
in Older South Africans. South VMM, Neto LLC, Marchini
African Journal of Clinical JS.2006. Weight and Height
Nutrition, 20 (1): 39-44. Prediction of Immobilized
Melo APF, Salles RK, Vieria FGK, Patients. Rev Nutr, 19 (6): 655-
Ferreira MG. 2014. Methods for 661.
Estimating Body Weight and Salim OC, Kusumaratna RK,
Height in Hospitalized Adults: a Sudharma NI, Hidayat A. 2006.
Comparative Analysis. Rev Tinggi Lutut sebagai Prediktor
Bras Cineantropom Desem- dari Tinggi Badan pada Lanjut
penho Hum, 16(4):475-484. Usia. Universa Medicina, 25
Murbawani EA, Puruhita N, (1): 15-21.
Yudomurti. 2012. Tinggi Badan Sugiyono. 2005. Statistika untuk
yang Diukur dan Berdasarkan Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Tinggi Lutut Menggunakan Waningen A. 2009. Measuring Physi-
Rumus Chumlea pada Lansia. cal Fitness in Persons with
Media Medika Indonesiana, 46 Severe or Profound Intellectual
(1): 1-6. and Multiple Disabilities.
Ngoh HJ, Sakinah H, Harsa AMS. Journal of Intellectual Disabili-
2012. Development of Demi- ty Research, 53 (4): 377-388.

Anda mungkin juga menyukai