437 906 1 PB
437 906 1 PB
97 - 103
96-102
ISSN print: 2549-3345, ISSN online: 2549-3353
DOAJ: http://doaj.org/toc/2549-3353
Google scholar: https://scholar.google.co.id
Sinta: sinta.ristekdikti.go.id
Tersedia online di https://ejournal.unisayogya.ac.id
Abstract: This study was conducted with the aim to test the reliability of knee
height calliper which is then used to determine body height. The design of this
research was observational with cross sectional approachwith 22 subjects
fromNutritionalScienceMaster of Diponegoro University 2017 students. The
measurement of height was done by microtoise, while knee height measurement
was done by knee height calliper which then converted with chumlea formula.
The reliability of knee height calliper and microtoise are tested by the test-retest
method and the Pearson-Product Moment correlation technique. The reliability
test results of knee height calliper and microtoise showed each r value is 0.991
and 0.099. These results showed that knee height calliper and microtoise are
equally reliable used to determine body height.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji reliabilitas kaliper tinggi lutut
yang selanjutnya digunakan untuk menentukan tinggi badan. Desain penelitian
adalah observasional dengan pendekatan cross sectional dengan subjek
penelitian sebanyak 22 orang mahasiswa Magister Ilmu Gizi Universitas
Diponegoro 2017. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan microtoise,
sedangkan pengukuran tinggi lutut dilakukan dengan knee height caliperyang
selanjutnya dikonversi dengan rumus chumlea. Reliabilitas knee height caliper
dan microtoise diuji dengan metode test-retest dan teknik korelasi Pearson-
Product Moment. Hasil uji reliabilitas kalipertinggilutut dan microtoise masing-
masing menunjukkan nilai r sebesar 0,991 dan 0,099. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa knee height caliperdan microtoise sama-sama reliabel
digunakan untuk menentukan tinggi badan.
Keterangan:
1
r=koefisien korelasi Pearson-Product Moment; 2KTL 1= hasil konversi tinggi
lutut menjadi tinggi badan pada pengukuran pertama dengan persamaan
Chumlea; 3KTL 2 = hasil konversi tinggi lutut menjadi tinggi badan pada
pengukuran kedua dengan persamaan Chumlea.
Keterangan:
1
r = koefisien korelasi Pearson-Product Moment; 2TB 1 = hasil pengukuran
tinggi badan pertama; 3TB 2 = hasil pengukuran tinggi badan kedua.
menunjukkan nilai yang lebih besar yang stres dan banyak bergerak akan
dari rtabel, sehingga dapat disimpulkan membuat pengukuran sulit dilakukan
bahwa microtoise reliabel untuk dengan benar. Hal tersebut berdam-
mengukur tinggi badan. pak pada pembacaan hasil peng-
Tinggi lutut merupakan ukuran. Jika responden dalam kondisi
alternative pengukuran dalam meng- tenang, maka pengukur memiliki
estimasi tinggi badan yang paling waktu lebih banyak untuk membaca
baik disbanding armspan karena hasil pengukuran. Dengan demikian,
tinggi lutut tidak berkurang seiring pembacaan hasil pengukuran menjadi
dengan penambahan usia dan tidak lebih tepat (Ercan, Yacizi, Ocakoglu,
dipengaruhi oleh berkurangnya tinggi Sigirli and Kan, 2007; Waningen,
badan yang diakibatkan adanya kom- 2009). Dalam penelitian ini, alat ukur
presi tulang belakang. Selain itu, yaitu knee height calliper dan
estimasi pengukuran tinggi badan microtoise memiliki panjang skala
dengan menggunakan tinggi lutut dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.
juga paling banyak dipilih dari pada Selain itu, pengukuran dilakukan
metode lainnya, missal armspan, dalam kondisi tenang. Hal tersebut
karena adanya kekakuan sendi menyebabkan knee height calliper
(padalengan) khususnya pada lansia dan microtoise memiliki nilai
yang dapat mengurangi keakuratan realibilitas yang baik. Nilai r pada
pengukuran tinggi badan mengguna- microtoise lebih tinggi daripada nilai
kan armspan (Marais, Marais and r pada knee height calliper karena
Labadarois, 2007). Hal tersebut microtoise merupakan gold standard.
membuat tinggi lutut reliable dalam Selanjutnya, rerata hasil
mengestimasi tinggi badan. Hasil pengukuran tinggi tinggi badan
dalam penelitian ini menunjukkan hal menggunakan tinggi lutut (dengan
yang sejalan dengan teori di atas. knee height calliper) memiliki nilai
Hasil dalam penelitian ini juga se- yang lebih tinggi dibanding dengan
jalan dengan penelitian yang rata-rata hasil pengukuran tinggi
dilakukan oleh Kuiti dan Bose (2016) badan menggunakan microtoise.
pada 114 orang lansia di daerah Konversi tinggi lutut menjadi tinggi
Purba Medinipur, India yang me- badan dihitung dengan persamaan
nunjukkan bahwa tinggi lutut chumlea. Persamaan chumlea di-
memiliki reliabilitas yang baik dalam rumuskan untuk ras Kaukasian yaitu
memprediksi tinggi badan (Kuiti and kelompok kulit putih non-Hispanic,
Bose, 2016). kulit hitam non-Hispanic dan
Ada beberapa faktor yang mem- Meksiko-Amerika. Kemampuan per-
pengaruhi realibilitas, diantara-nya samaan tersebut untuk memperkira-
adalah panjang skala alat ukur dan kan tinggi badan pada etnis lain
kondisi responden. Pertama, panjang masih dipertanyakan. Dalam peneliti-
skala alat ukur dapat mempengaruhi an ini dimana subjek penelitian
variasi nilai yang diukur. Semakin adalah orang Indonesia, maka per-
panjang skala alat ukur, maka samaan chumlea kurang relevan
semakin kecil kemungkinan terjadi- untuk digunakan. World Health
nya kesalahan pembacaan hasil peng- Organization Expert Committee on
ukuran. Kedua, kondisi responden Physical Status menegaskan bahwa
Triya Ulva Kusuma, Ali Rosidi, Reliabilitas Kaliper Tinggi Lutut dalam Penentuan..... 101
setiap negara perlu memiliki per- Energi Kronis pada Wanita (20-
samaan lokal untuk menentukan 45 Tahun) di Indonesia. Skripsi
tinggi badan dari tinggi lutut ber- Diterbitkan. Program Studi Ilmu
dasarkan jenis kelamin dan umur Gizi Universitas Indonesia:
(Salim, Kusumaratna, Sudharma dan Jakarta.
Hidayat, 2006). Berg VD, Dannhauser A, Nel M.
Pengukuran tinggi lutut dengan 2010. Agreement Between
knee height calliper dapat digunakan Estimated and Measured
sebagai alternatif untuk menentukan Heights and Weights in
tinggi badan pada populasi yang tidak Hospitalised Patients – A
memenuhi syarat untuk diukur tinggi Restrospective Study. S Afr J
badannya dengan cara berdiri tegak. Clin Nutr, 23 (1): S73-S74.
Populasi tersebut yaitu misalnya pada Chumpathat N, Rangsin R,
pasien yang immobile atau memiliki Changbumrung S, Soonthorn N,
deformitas tulang belakang, dan juga Durongritichai V, Kwanbunjan
lansia. K. 2016. Use of Knee Height
for the Estimation of Body
SIMPULAN DAN SARAN Height in Thai Adult Women.
Asia Pac J Clin Nutr, 25 (3):
Simpulan 444-451.
Knee height calliper memiliki Ercan I, Yacizi B, Ocakoglu G, Sigirli
reliabilitas yang baik untuk me- D, Kan I. 2007. Review of
ngestimasi tinggi badan dengan nilai r Reliability and Factors
sebesar 0,991. Affecting the Reliability.
InterStat, StatJournals, April
Saran 2007.
Knee height caliper dapat Fogal AS, Franchescini SCC, Priore
digunakan sebagai alternative dalam SE, Cotta RMM, Ribeiro AQ.
memprediksi tinggi badan, khususnya 2015. Stature Estimation Using
pada populasi yang tidak dapat diukur the Knee Height Measurement
tinggi badannya dengan cara berdiri amongst Brazilian Elderly.
tegak. Contoh populasi tersebut ialah Nutricion Hospitalaria, 31 (2):
lansia, pasien yang immobile dan 829-834.
pasien dengan deformitas tulang bela- Hirani V and Mindell J. 2008. A
kang. Namun, sebaiknya dapat me- Comparison of Measured
milih persamaan selain persamaan Height and Demi-Span
chumlea yang sekiranya dapat mem- Equivalent Height in the
berikan hasil yang tidak jauh berbeda Assessment of Body Mass
dari tinggi badan aktual. Index among People Aged 65
Years and Over in England.Age
DAFTAR RUJUKAN and Ageing, 37: 311-317.
Kuiti B and Bose K.2016. Predictive
Ariyani DE. 2012. Validitas Ukuran Equations for Height Estimation
Lingkar Lengan Atas terhadap Using Knee Height of Older
Indeks Massa Tubuh dalam Bengalees of Purba Medinipur,
Mendeteksi Risiko Kekurangan West Bengal, India.
102 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 92-102