DI SUSUN OLEH :
Tingkat II A
DOSEN PENGAMPUH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman kebodohan
menuju zaman yang lebih baik, berlimpah ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak mengenai Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
Gangguan kebutuhan Aman dan nyaman Patologis dari Sistem Termoregulasi dan
Imun yang diampuh oleh Ibu REHANA, S.Pd., S.Kep., M.Kes. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dipahami dengan mudah dan juga
berguna, khususnya pada sesama mahasiswa/i yang masih dalam proses belajar
dan tentunya kepada para pembaca. Kami Mohon maaf atas segala kesalahan
kata-kata yang mungkin kurang berkenan, dan kembali lagi kami memohon kritik
serta saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang mendatang.
Wassalamualaikum wr.wb.
( Kelompok 12 )
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis sebagai
salah satu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, bebas dari bahaya fisik,
penyebaran organisme pathogen, sanitasi memenuhi syarat, dan bebas dari polusi.
Sistem imunitas tubuh yang optimal diperlukan untuk melindungi diri dari
invasi mikroorganisme patogen. Melalui sistem imunitas yang optimal tubuh tidak
rentan terkena invasi mikroorganisme patogen. Mikroorganisme yang berpotensi
untuk menginvasi tubuh terdapat dilingkungan kehidupan manusia seperti
protozoa, jamur virus dan bakteri. Sistem imunitas tubuh sangat berperan dan
memiliki tanggung jawab dalam melindungi tubuh serta mempertahankan diri
terhadap invasi mikroorganisme patogen tersebut melalui mekanisme non spesifik
dan spesifik (Yusuf, 2016).
Demam dapat diderita oleh siapa saja, dari bayi hingga orang berusia
paling lanjut sekalipun.Demam sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari
tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit
yang masuk atau berada di dalam tubuh (Widjaja, 2001: 1). Panas atau demam
kondisi dimana otak mematok suhu diatas setting normal yaitu diatas 38ºC.
Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu lebih dari 38.5ºC.
Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan memproduksi panas (Purwanti,
2008: 81). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis
mengangkat masalah gangguan termoregulasi pada kasus Kejang Demam di Jalan
Karya Bakti Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.3 Febris
Sebagian besar kondisi febris yang terjadi pada bayi serta anak disebabkan
oleh virus, dan anak sembuh tampa terapi spesisfik. Namun infeksi bakteri serius
seperti meningitis, sepsis, osteomilitis, srtritis spesis, infeksi traktus urinarius,
pneumonia, endokarditis, gastroenteritis dapat mula – mula muncul sebagai
demam tampa tanda yang menunjuk pada suatu lokasi. Tantangan bagi klinis
adalah melakukan penatalaksanaan adekuat semua anak dengan infeksi bakteri
serius, tanpa melakukan pengobatan berlebihan terhadap mayoritas luas anak yang
menderita infeksi virus.
1. Demam Septik, Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali
pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
2. Demam remiten, Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
3. Demam intermiten, Suhu badan turun ketingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua
hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam intermiten, Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari
satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia
5. Demam siklik, Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
2.3.4 Etiologi
2.3.6 Patofisiologi
akibat anoreksia, maka simpanan karbohidrat, protein serta lemak menurun dan
metabolisme tenaga otot dan lemak dalam tubuh cendrung dipecah dan terdapat
oksidasi tidak lengkap dari lemak, dan ini mengarah pada ketosis (Sacharin. 1996
). Dengan terjadinya peningkatan suhu, tenaga konsentrasi normal, dan pikiran
lobus hilang. Jika tetap dipelihara anak akan berada dalam keaadaan bingung,
pembicaraan menjadi inkoheren dan akirnya ditambah dengan timbulnya stupor
dan koma (Sacharin. 1996 ). Kekurang cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan
demam, karna cairan dan eloktrolit ini mempengaruhi keseimbangan
termoregulasi di hipotalamus anterior. Jadi apabila terjadi dehidrasi atau
kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan termoregulasi di
hipotalamus anterior mengalami gangguan.
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis
danefaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi. Pemerksaan
status generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasientertolong
tokis atau tidak toksis. Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi
terhadap orang tua, variasikeadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi.
Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses,
pengembalian cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan feses rutin,
morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.
2.3.8 Penatalaksanaan
1. Medis
Pada keadaan hipepireksia ( demam ≥ 41 °C ) jelas diperlukan
penggunaan obat – obatan antipiretik. Ibuprofen mungkin aman bagi anak
– anak dengan kemungkinan penurunan suhu yang lebih besar dan lama
kerja yang serupa dengan kerja asetaminofin ( Isselbacher. 1999 ).
2. Keperawatan
Pengelolaan pada penderita febris meliputi diagnosa keperawatan
dan rencana tindakan sebagai berikut:
Diagnosa pertama yang muncul yaitu hipertemi yang ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh dari 37,8 °C peroral atau 38,8 °C
perektal. Diagnosa ini mempunyai tujuan yaitu : kaji tentang
penyebab hipertemi, monitor tanda – tanda vital, berikan kompres
air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam,
anjurkan pasien untuk banyak istirahat, pantau dan pengeluaran,
ajarkan pentingnya peningkatan masukan cairan selama cuaca
hangat dan latihan, jelaskan kebutuhan untuk menghindari alkohol,
kafein, dan makan banayak selama cuaca panas, hindari aktivitas di
luar ruangan anatara pukul 11.00 – 14.00, ajarkan tanda – tanda
awal hipertemi atau sengatan panas : kulit merah, sakit kepala,
keletihan, kehilangan nafsu makan, kaloborasi dalam pemeberian
antipiretik.
Diagnosa keperawatan yang kedua muncul yaitu resiko defesit
volume cairan yang ditandai dengan dehidrasi peningkatan
penguapan / evaporasi ( Doenges. 2000 ). Tujuan yang hendak
dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan, defisit
volume cairan dapat diatasi. Kriteria hasil yang diharapkan adalah
mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Intervensinya
yaitu kaji masukan dan haluan cairan, kaji tanda – tanda vital
pasien, ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat ( sedikitnya 2000 ml / hari, kecuali terdapat kontra indikasi
penyakit jantung, ginjal ), kaji tanda dan gejala dini defeisit volume
cairan ( mukosa bibir kering, penurunan berat badan ), timbang
berat badan setiap hari.
Diagnosa ketiga yang akan muncul yaitu resiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dengan penurunan keinginan untuk
makan ( anoreksi ) ( carpenito. 1999 ). Tujuannya yaitu kebutuhan
nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil yang diharapkan yaitu berat badan
normal, nafsu makan ada / bertamabah. Intervesi yang akan
dialakukan yaitu timbang berat badan pasien tiab hari. Jelaskan
pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak, ajarkan pasien
untuk makan sedikit taoi sering, pertahankan kebersihan mulut
dengan baik, sajikan makan dalam bentuk yang menarik.
Diagnosa keempat yang akan muncul yaitu gangguan intoleransi
aktivitas ditandai dengan ketidsk mampuan untuk mempertahankan
rutinitas sehari – hari, meningkatnya keluhan fisik ( Carpenito.
2000, Carpenito. 1999 ). Tujuan setelah diakukan tindakan
keperawatan diharapkan gangguan intoleransi aktivitas dapat
diatasi. Kriteria hasil yang diharapkan yaitu klien dapat
meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari. Intervensi yang
akan dilakukan : ukur tanda – tanda vital sebelum dan sesudah
aktivitas, tingkatkan aktivitas perawatan diri klien dari perawatan
didri persial sampai lengkap sesuai dengan indikasi, ajarkan pasien
teknik penghetan energi, rencanakan periode istirahat sesuai jadwal
harian klien, identivikasi dan dorong kemajuan klien.
Diagnosa keperawatan kelima yaitu kurang pengetahuan ditandai
dengan mengungkapkan kurang penegetahuan atau keterampilan
atau permintaan informasi ( Carpenito, 2000 ). Tujuannya yaitu
penegetahuan keluarga tentang demam bertambah. Kriteria hasil
yang diharapakn yaitu keluarga menyatakan kepahamannya
tentang perawatan demam di rumah. Intervensinya yaitu kaji
tingkat pengetahuan tentang anak demam dirumah. Beri
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan anak
demam dirumah. Beri evaluasi tentang pendidikan kesehatan yang
diberikan oleh perawat, beri reword kepada orang tua atas
keberhasilan menjawab yang di ajukan oleh perawat.
2.3.9 Komplikasi
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga
tidak membahayan otak. Menurut Corwin (2000),komplikasi febris diantaranya:
a) Takikardi
b) Insufisiensi jantung
c) Insufisiensi pulmonal
d) Kejang demam
2.3.10 Asuhan Keperawatan Pada An.Q dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Febris
A. Pengkajian Keperawatan
1. BIODATA
Tgl/jam MRS : 8 September 2021 / 09:00 WIB
Ruang : Anak, kelas 2, RSAM Bukitinngi
No. Register : 00.03.21.02
Dx Medis : Demam (febris)
Tgl. Pengkajian : 8 September 2021
Identitas Pasien :
Nama : An.Q
Tempat/Tanggal lahir : Palembang/21-05-2017
Umur : 3 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ WNI
Bahasa : Bahasa Indonesia
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Jalan karang bakti gang seram kelurahan Plaju
Identitas Penanggung jawab :
Nama : Tn.A
Tempat/Tanggal lahir : Palembang/12-01-1993
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan karang bakti gang seram kelurahan Plaju
Hubungan dengan Pasien : Ayah Kandung
2. Alasan masuk
Klien masuk melalui IGD RS. Achmad Muchtar pada Hari Rabu 8
September 2021. Orang tua klien mengatakan klien demam sejak Hari
Selasa setelah klien melakukan imunisasi campak, suhu tubuh klien naik
turun, pada saat masuk ke IGD suhu tubuh 39,3°C, orang tua klien juga
mngatakan klien mengalami mual muntah, klien juga menggiigil dan akral
dingin.
: Laki - laki
: Wanita
: Sudah meninggal
: Pasien
- - - - : Tinggal serumah
SCORIN
G
Appearance 1
Pulse 2
Grimace 2
Activity 1
Respiration 2
Jumlah 8
Keterangan : pada appearance ( warna kulit ) warna kulit biru pada
ekstrimitas, warna kulit pink pada tubuh dengan score 1, pada pulse ( nadi
) >100 kali/menit dengan score 2, pada grimace ( reflek ) bayi menangis &
batuk atau bersin dengan score 2, pada activity ( tonus otot ) sedikit
gerakan dengan score 2, pada respiration ( pernafasan ) pernafasan baik
dan teratur, menangis kuat dengan score 2, dan jumlah nya 8/10
digolongkan baik
d. Postnatal :
Ibu : Keadaan ibu saat pasca melahirkan tidak mengalami
pendarahan, ASI ibu tidak dapat keluar karena puting pada ibu
tidak timbul.
Bayi : Pada saat 2 hari setelah melahirkan bayi di rawat di ruangan
perinatalogi RSAM karena bayi menguning akibat tidak dapat
asupan ASI, dengan tindakan fototrapi selama 1 minggu.
e. Imunisasi :
UMUR ( Bulan ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Vaksin Tanggal Pemberian
Imunisasi
HB-0 ( 0-7 hari ) 11.9.17
BCG 11.10.17
Polio 11.9.17
DPT-HB-Hib 1 13.11.17
Polio 2 13.11.17
DPT-HB-Hib 2 13.12.17
Polio 3 13.12.17
DPT-HB-Hib 3 16.1.18
Polio 4 16.1.18
IPV 16.1.18
Campak 5.6.18
Tepat pemberian
8. Kebutuhan dasar
1 porsi ¼ porsi
b) Pola tidur : Pada saat sakit sekarang klien lebih sering menangis dan
susahtidur
Sehat Sakit
12 jam 8 jam
c) Mandi
Pada ssat sehat klien mandi 2x sehari sedangkan saat sakit
sekarang klien hanya di lap dengan waslap basah.
d) Aktifitas bermain
Pada saat sehat orang tua klien mengatakan klien aktif
bermain seperti melempar, menggenggam barang – barang di
sekitar nya dan pada ssat saakit klien cendrung lebih diam dan
sering menangis.
e) Eliminasi :
Orang tua klien mengatakan pada saat sehat klien buang air
besar dan kecil tidak ada mengalami gangguan, pada saat sakit
sekarang buang air besar klien cair.
Sehat Sakit
Sehat Sakit
Tanda Vital
Suhu : 38 °C
Pernafasan : 27 x menit
Nadi : 125 x menit
TD : tidak di ukur
a) Kepala
Rambut/ kepala
klien tampak bersih, tidak kusam dan tidak terdapat lesi disekitar
kepala
b) Mata
Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri kanan, konjugtiva
normal, pupil isokor, sklera tidak iterik, tidak terdapat oedem.
c) Telinga
Bersih tidak terdapat serumen, tidak ada gangguan, telinga simetris
kiri dan kanan.
d) Hidung
Bersih tidak terdapat serumen, tidak ada nafas cuping hidung, tidak
terdapat polip, pernafasan 27 x menit
e) Mulut dan gigi
Bersih, tidak terdapat kotoran, gigi susu sedang tumbuh, mukosa
bibir agag kering, bibir simetris kiri kanan, keadaan rahang normal,
tidak ada kelainan.
f) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak kelaianan pada
leher
g) Thorak
1. Paru-paru
I: Simetris kiri kanan, tidak ada menggunakan otot bantu
pernafasan, tidak menggunakan cuping hidung, pernafasan 27 x
menit
P: Pergerakan dinding dada teratur, traktil fermitus sama, tidak ada
oedem
P: Sonor
A: Irama pernafasan vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
2. Jantung
I: Simetris kiri dan kanan, Iqtus Cordis terlihat, tidak ada palpitasi
P: Ictus Cordis teraba di ICS ke V
P: Gallop
A: Suara jantung terdengar S1 S2, lup dup
h) Abdomen
I: Perut klien simetris, tidak terdapat lesi, ositakrik tidak ada
P: Supel, tidak ada oedem atau masa, nyeri tekan tidak ada, nyeri
lepas tidak ada, pembesaran hepar tidak ada.
P: Tympani
A: Suara peristaltik terdengar, bising usus ± 10 x menit
i) Punggung
Tidak ada kelainan pada punggung, tidak terdapat luka dan lesi.
j) Ekstremitas
Atas :Terpasang infus RL 10 tts / menit di tangan kiri.
Bawah :Tidak ada gangguan
Kekuatan Otot
5555 5555
5555 5555
Data objektif
Temperatur : 38 °C
RR : 27 x menit, Nadi : 88 x
menit
Pemeriksaan labor darah :
HGB : 7,9 g/dl (12,0 –
14,0)
RBC : 3,84 10ˆ6/ul (4,0 –
5,0)
HCT (37,0 – 43,0)
WBC : 24,19 10ˆ3/uL (5,0
– 10,0)
PLT : 323 10ˆ3/uL (150
– 400)
Klien tampak berkeringat
Klien tampak lemah, lesu
Wajah klien tampak memerah
Mukosa bibir agak kering:
24,1 %
2. Data subjektif Resiko Intake yang
Orang tua klien mengatakan kekurangan kurang dan
suhu panas sejak 3 hari terakhir volume cairan kehilangan
Orang tua klien mengatan bab volumecairan aktif
klien encer sudah 2x
Orang tua klien
mengatakan klien
mengalami mual, muntah 2x
dari kemaren
Data objektif
Klien tampak lemas, lesu
Suhu tubuh klien 38 °C
RR : 27 x menit,
Nadi : 88 x menit
Respon tugor kulit baik
Klien tampak muntah
Buang air besar klien tampak
encer dengan frekuensi 4 x
sehari sebanyak < 1 gelas
Klien terpasang IVFD RL 10
tetes / menit
Pemeriksaan labor veses :
a) Warna : Kuning muda
b) Kekeruhan :+
c) Epitel : +
d) pH : 7,5
e) Bj : 1.015
3. Data subjektif Ketidak Faktor
Orang tua klien mengatakan seimbangan biologis,ketidak
nafsu makan berkurang nutrisi kurang mampuan makan
Orang tua klien dari keburuhan dan kurang asupan
mengatakan klien tubuh makanan
mengalami mual, muntah 2x
sejak kemaren
Orang tua klien mengatakan
klien susah untuk makan
Data objektif
Klien tampak lemas, lesu
Klien tampak muntah
Klien tampak hanya sedikit
minum susu
Porsi makan yang di habiskan
¼ dari porsi biasanya
Tidak terjadi penurunan berat makanan pasien dalam porsi sedikit tapi
15. Implementasi
09:00
2. Rabu Kekurangan volume Selama Manajemen cairan Pukul : 13:00
8 September cairan berhubungan dibutuhkan 1. Mempertahankan intake S:
2021 dengan Intake yang dan output yang akurat Orang tua klien
kurang dan yaitu hasil dari pemasnagan mengatakan panas mulai
kehilangan infus RL 10 tetes / menit berkurang.
volume cairan aktif selama 6 jam didapatkan Orang tua klien
09:00 – 138 ml kemudian dikurang mengatakan klien hanya
13:15 dengan IWL / 6 jam adalah mual saja tidak
52,56 ml dan hasil urine mengalami muntah lagi.
09:00 – dan veses 250 ml, jadi Orang tua klien
13:00 hasilnya -164,56 ml mengatakan frekuensi
sedangakn cairan yang bab berkurang
dibutuhkan oleh tubuh 900
Selama ml jadi total cairan yang O:
dibutuhkan dibutuhkan oleh tubuh klien Suhu tubuh klien 38°C
tubuh adalah 1.064 ml/ 6 jam Buang air besar klien
2. Memonitor status hidrasi tampak masih encer
didapatkan : Klien terpasang
T: 39,2 °C, RR : 25 x menit, IVFD RL 10 tetes / menit
Nadi : 85 x menit ,
10:4 memperhatikan kelembapan A:
5 mukosa bibir sudah tidak Masalah sebagian belum
mkering lagi. tertasi
– 3. Monitor vital sign setiap 15
11:0 menit – 1 jam. P:
0 4. Memberikan cairan oral Intervensi dilanjutkan no: 1,
12:00 yaitu air minum sedikit – 3, 4, 5, 6, 7.
sedikit dengan sendok
5. Berkaloborasi pemberian
cairan IV yaitu RL 10 tetes
/ menit
6. Menimbang BB/ hari di
dapatkan 7,3 kg
7. Memberikan larutan oralit
yaitu Lasto b 2 x 1 sehari
3. Rabu Ketidakseimbangan 12:00 Manajemen nutrisi Pukul : 13:00
8 September nutrisi kurang dari 1. Mengkaji adanya alergi S:
2021 kebutuhan tubuh makanan yaitu Orang tua klien
berhubungan dengan 10:00 memperhatikan reaksi mengatakan klien sudah
Faktor biologis, setelah makan mau makan sedikit –
ketidak mampuan 2. Berkaloborasi dengan ahli sedikit dan sering
makan dan 12:00 gizi untuk mentukan jumlah Orang tua klien
kurang asupan kalori dan nutrisi yang mengatakan klien
makanan dibutuhkan pasien masih hanya
3. Menganjurkan keluarga mengalami mual saja
untuk meningkatkan
intake Fe ,protein dan O:
vitamin C pada pasien Porsi yang di habiskan ½
08:00 4. Memberikan substansi gula dari porsi makan biasa.
seperti roti, the
5. Memberikan makanan yang Klien tampak mual
terpilih
6. Menganjurkan keluarga A : Masalah belum teratasi
untuk memberikan
makanan pasien dalam porsi P:
sedikit tapi sering Intervensi di lanjutkan no :2,
7. Menganjurkan keluarga 4, 5, 6, 7, 8, 10,11.
untuk memberi makanan
dalam porsi hangat pada
pasien
Monitoring nutrisi
8. Memonitor adanaya
penurunan berat badan di
dapatkan 7,3 kg
9. Memonitor tipe dan
jumlah aktivitas yang bisa
dialakukan yaitu seperti
sudah mampu duduk dan
berinteraksi dengan
sekitar
10. Memonitor mual dan
muntah dan klien hanya
mengalami mual saja dan
tidak mengalami muntah
11. Menonitor kadar albumin,
total protein, Hb di
dapatkan Hb klien 9 g/dl
12. Memonitor pucat,
kemerahan dan kekeringan
jaringan kunjungtiva di
dapatkan mukosa bibir
sudah lembab, kunjungtiva
tidak anemis.
HARI KEDUA
2.4.1 DefinisiAnak
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 202 tentang
perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termsuk anak yang dalam perlindungan
terhadap anak sudah mulai sejak anak tersebut dalam kandungan
hingga berusia 18 tahun (Kemenkes, 2014).
b) Perkembangan Anak
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Proses ini
menyangkut perkembangan sel tubuh, organ dan system tubuh
yang berkmbang untuk memenuhi fungsinya, termasuk juga
perkembangan intelektual, emosi dan tingkahlaku (Soetjiningsih,
2015).
Ada 5 aspek perkembangan yang perlu di bina dan dipantau, yaitu:
1. Perkembangan motoric
Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk
dengan berdiri (Soetjiningsih, 2015).
Motorik halus adalah aspek berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakuka otot-otot
kecil, tetaoi melakukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjepit, mwnulis (Fida dan
Maya, 2013).
2. Perkembangan kognitif
Merupakan proses berfikir, yang meliputi kemampuan
individu untuk menilai, menghubungkan, dan
mempertimbangkan suatu peristiwa. (Kyle da Carman 203).
3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan bicara dan Bahasa adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
4. Perkemnbangan social
sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan mainan setelah bermain), berpisah dengan ibu
atau pengasuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan (Doni, dkk, 2014)
5. Pengukuran perkembangan
Perkembangan merupakan proses untuk anak belajar lebih
mengenal, memakai, dan menguasai sesuatu yang lebih dari
sebuah aspek. Perkembangan Bahasa salah satunya tujuan
dari perkembangan satu Bahasa ialah agar anak mampu
berkomunikasi secara verbal dengan lingkungan (sulistiawati,
2014)
2.5.4 Patofisologi
Bakteri salmonella thypi masuk kedalam tubuh melalui makanan
dan air yang tercemar. Sebagian kuman dihancurkan oleh asam lambung,
dan sebagian masuk ke usus halus, mencapai plague peyeri di ileum
terminalis yang hipertropi. Salmonella thypimemiliki fimbria khusus
yang dapat menempel kelapisan plague peyeri, sehingga bakteri dapat
difagositosis. Setelah menempel, bakteri memproduksi protein yang
mengganggu brush bobder usus dan memaksa sel usus dan di
presentasikan kemakrofag. Kuman memiliki berbagi mekanisme
sehingga dapat terhindar dari serangan system imun seperti polisakarida
kapsul Vi. Penggunaan mikrofag sebagai kendaraan dan gen salmonella
patogencity island 2 .setelah sampai kelenjar getah bening menseterika,
kuman kemudian masuk kealiran darah melalui ductustorasikus sehingga
terjadi bakterimia pertama asimtomatik. Salmonella thypi juga bersarang
dalam system retikulo endothelial tertama limpa dan hati, dimana kuman
meninggalkan selfagosit berkembangbiak dan masuk sirkulasi darah lagi
sehingga terjadi bakterimia kedua dengan gejala siskemik. Salmonella
typhi menghasilkan endoktoksin yang berperan dalam inflamasi local
jaringan temapat kuman berkembangbiak merangsang pelepasan zat
pirogen dan leukosit jaringan sehingga muncul demam dan gejala
siskemik lain. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi
pembulu darah sekitar plague peyeri. Apabila proses patologis semakin
berkembang, perforasi dapat terjadi (Wibisono et al, 2014).
Salmonella thyposa
Masuk bersama
makanandan
minuman
Masuk ke saluran
gastrointestinal
Inflamasi Thypus
Bakteri masuk ke usus (peradangan) abdominalis
Pembuluh limfe
Penyebaran dalam
darah(bakterimia
Bakteri primer)
mengeluarka
nendotoksin Masuk ke dalam darah
= Diteliti
= Tidakditeliti
2.5.8 Penatalaksanaan
1. Medis
a) Antibiotic (membunuhkuman):
Klorampenicol
Amoxilin
Kotrimoxasol
Ceftriaxon
Cefixim
2.5.12 Penatalaksanaan
A. Pengkajian Keperawatan
BIODATA
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan anak Panas naik turun selama 4 hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan pada tanggal 5 September 2021
klien mengalami panas turun pada siang hari dan panas kembali naik
pada sore hari setelah memakan kiko dan menghabiskan 4 biji.
Kemudian ibu klien meminumkan obat Paracetamol 3x/hari, namun 4
hari panas klien tidak teratasi dan tetap naik turun dan ibu klien juga
mengatakan anaknya semakin lemas kemudian dibawa ke IGD RS
pada tanggal 09 Sepember 2021 pukul 20.00 WIB.
Di IGD di dapatkan data: Keadaan umum : lemas , GCS :
E4V5M6, membran mukosa bibir kering, nyeri kepala, Nadi :
128x/menit, RR:26x/menit, Suhu: 38,9ºC,BB:10Kg.Dokter
menyarankan klien untuk masuk rumah sakit, klien dan keluarga
menyetujui,klien dirawat diruang KP kamar 204 tempat tidur 2.
Diruang rawat inap anak diberikan sanmol 200 mg IV pada pukul
21.30 serta dipasang infus C 1:4 30 tpm. Sore hari pada pukul 13.00
WIB dilakukan pengkajian, ibu mengatakan anak rewel, panas naik
pada sore hari dan turun pada siang hari , susah buat minum susu dan
dan makan Cuma 2 sendok kecil.Saat dilakukan pemeriksaan
didapatkan hasil N: 124x / menit S: 37,9 ˚C RR: 24x/menit SpO₂:
96%, lidah klien kotor berwarna putih, akral hangat, mukosa bibir
kering dan pucat.
3. Riwayat Penyakit dahulu
Ibu mengatakan anak pernah masuk rumah sakit pada usia 8 bulan tahun
dengan penyakit diare, 1 tahun dengan penyakit DB
1. Prenatal care
a) Ibu memeriksakan kandungannya rutin di poli BKIA RS. Panti Waluya
Sawahan Malang
b) Komplikasi yang terjadi selama hamil : tidak ada
c) Riwayat imunisasiTT : 2 kali
d) Golongan darah ibu : A
e) Golongan darah ayah : O
2. Natal
a) Tempat melahirkan : RS
b) Jenis Persalinan :Normal
c) Penolong persalinan : bidan
d) Komplikasi yang terjadi selama melahirkan : tidak ada
3. Post Natal
a) Kondisi bayi : Normal
b) Ibu mengatakan anak langsung menangis spontan
c) Ibu mengatakan saat lahir anak berwarna merah
4. Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit HT, penyakit menurunseperti DM .
5. Riwayat Imunisasi
6. Riwayat Sosialisai
Umur Anak 1
Ibu mengatakan klien mulai menendang
dengan kaki dan menggerakkan
0-3 bulan lengannya, klien mulai menggapai
benda-benda yang didekatnya, klien
suka mengamati wajah-wajah orang
Disekitarnya
4-6 bulan Ibu klien mengatakan klien sudah bisa
tengkurap dan berguling-guling, klien
suka memasukkan benda kemulutnya
8. Kebutuhan Dasar
Kondisi Pasien 1
Sebelumsakit Saatsakit
Jenis makanan Nasi, sayur, Nasi tim, sayur,
lauk lauk pauk
Pasien 1
Kondisi
Sebelum sakit Saat sakit
Jenis minuman Air putih, susu Air putih, susu
(Soya) (Soya)
Frekuensi minum 4x-5x/hari (±500 cc)
(±700cc)
Selera Baik Nafsu minum
menurun
Pola Eliminasi
Kondisi Pasien
Sebelumsakit Saatsakit
Frekuensi BAB : 1x/hari, BAB
:
BAK :± 5 – saat
6x/hari, pengkajian ibumengatakan anakbelum BAB
BAK
:
saat
pengkaian
anak
menggunakan
pampers
Warna BAB :Kuning Ibu mengatakan
kecoklatan anak belum bab
1 hari
BAK
:
BAK :Kuning saat
pengkajian
anak
menggunakan
pampers
Konsistensi BAB :Lunak Ibu mengatakan
anak belum bab
BAK :Cair 1 hari
BAK:
saat pengkaian
a
nak
menggunakan
pampers.
Kesulitan Ibu mengatakan Ibu mengatakan
anak belum
anak tidak ada BAB selama 1
hari
kesulitan saat
obat pencahar
Istirahat Tidur
Kondisi Pasien
Sebelumsakit Saatsakit
Jam tidur a) ibu mengatakan a) ibu mengatakan
a) Siang anak A tidur anak A tidur siang
b) malam siang pukul 12.00 pukul 11.00 -14.00
-.14.00
b) ibu mengatakan
tidur malam b) ibu mengatakan
anakA jam 20.00 tidur malam anak
-06.00 A jam 19.00-06.00
Aktivitas / MobilitasFisik
Pasien
Kondisi
Sebelumsakit Saatsakit
Kegiatan Nenek mengatakan Anak bedrest
sehhari– hari anak biasanya
bermain dengan
tetangga sebelah
rumah
Pengaturan jadwal Ibu mengataan tidakada Anak bedrest
harian jadwal harian
No Pasien
1. Keadaanumum :lemah
2. Kesadaran : CM
4. Tinggi badan : 86 cm
6. Pemeriksaanfisik(head to toe) :
Kulit dan kuku :
a. Inspeksi : warna kulit putih pesebaran kulit
merata, tidak ada luka maupun lesi, kuku pendek dan
bersih,.
b. Palpasi :akral hangat, turgor kulitkembali
< 2 detik
Kepala :
a. Inspeksi: bentuk kepala normalchepalus,
rambut ikal berwarna hitam, persebaran rambut
merata, kondisi kepala bersih, tidak ada lessi atau
massa, tidak ada ketombe
b. Palpasi :tidak terkaji
Mata :
a. Inspeksi :mata simetris kanan dan kiri,
penyebaran bulu mata merata, penyebaran alis merata,
konjuntiva merah muda, pupil isokor kanan dan
kiri(+/+), sclera putih susu, mata tidak cowong
6. Pemeriksaanfisik(head to toe) :
Kulit dan kuku :
a. Inspeksi :warna kulit putih pesebaran kulit merata, tidak ada luka maupun
lesi, kuku pendek dan bersih,.
b. Palpasi :akral hangat, turgor kulitkembali
< 2 detik
Kepala :
a. Inspeksi: bentuk kepala normalchepalus, rambut ikal berwarna hitam,
persebaran rambut merata, kondisi kepala bersih, tidak ada lessi atau massa,
tidak ada ketombe
b. Palpasi :tidak terkaji
Mata :
a. Inspeksi :mata simetris kanan dan kiri, penyebaran bulu mata merata,
penyebaran alis merata, konjuntiva merah muda, pupil isokor kanan dan
kiri(+/+), sclera putih susu, mata tidak cowong
Telinga :
a. Inspeksi :telingga simetris kanan dan kiri, warna seperti sekitar, tidak ada
massa, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, telinga Nampak bersih
b. Palpasi : nyeritekan pada telinga
Hidung :
a. Inspeksi :hidung tepat berada ditengah, tidakad apendarahan , tidak ada luka
atau lessi, tidak tampak pernafasan cuping hidung, terdapat secret, tidak ada polip.
b. Palpasi :tidakadanyeritekan
Mulut :
a. Inspeksi : terdapa tjumlah gigi 9, tidak adakaries pada gigi, tidak ada
peradangan pada gusi, gusi berwarn merah, lidah kotor, mukosa bibir kering dan
pucat, tidak ada nyeri telan anak hanya bisa berbicara dan menangis
Leher :
a. Inspeksi : tongsil tidakada pembesaran (T1) , tidakada pembesaran kelenjar
thyroid.
b. Palpasi :kelenjar thyroid tidak teraba pembesaran, tidak teraba pembesaran
pada kelenjar limfe.
Thorax :
a. Inspeksi :bentuk dada normal chest, irama pernafasan regular, tidak ada otot
bantu pernafasan frekuensi nafas 26x pernafasan dangkal.
b. Palpasi :pergerakkan dada simetris, tidak ada massa, taktil fremitus tidak
terkaji, tidak ada retraksi dada
c. Auskultasi :
a. Auskultasi :
Wheezing Ronchi
Abdomen
a. Inspeksi :warnakulit normal, tida ada bekas luka, bentuk perut supel.
b. Auskultasi :bising usus 11 x / menit
c. Palpasi :tidak adahepatomegali, tidakadanyeritekan ,
d. Perkusi :terdengar timpani pada semuakuadran
Ekstermitas :
a. Inspeksi :simetris antara ekstermitas kanan dan kiri, tidak ada benjolan atau
bekas luka, terpasang infuse C1:4 pada tangankanan.
b. Palpasi :tidak terdapat nyeritekan, tidak terdapat oedema, akral hangat.
Kekuatanotot
5 5
5 5
Integumen : turgor kulit < 2 detik, akral hangat, CRT kembali< 2 detik tidak ada lesi
tau pun luka.
PemeriksaanLaboratoriu
Pemeriksaan Pasien 1
HEMATOLOGI (pemeriksaan tanggal 18
Juni 2019)
DarahLengkap
Jumlah leukosit L 1.60
Jumlah eritrosit 4.42
Hemoglobin 87
Hematokrit 32.0
MCV L 72
MCH L 19.7
MCHC 27.2
Jumlah trombosit L 135.000
RDW - SD 15.2
RDW - CV 12.2
PDW 13.6
MPV 7.2
P- LCR L 12.9
PCT H 0.430
Hitung Jenis
Neutrofil H 66.4
Limfosit L 24.2
Monosit 9.2
Eosinophil 0.0
Basophil 0.2
Jumlah neutrophil H 8.9
Jumlah limfosit 3.2
Jumlah monosit H 1.23
Jumlah eusinofil 0.0
Jumlah basophil 0.0
IMUNOLOGI
WIDAL
S.thypi O (+) 1/160
Terapi Obat
Klien Nama obat, dosis, cara pemberian Fungsi
Klien 1 C 1 : 4, 700 cc/ 24 jam (IV) Sebagai sumber cairan, sumber hidrasi, dan
pemeliharaan cairan
Antrain 3 x 150 mg (IV) Obat yang berperan sebagai analgetik (
pereda nyeri dan antipiretik ( penurun
panas)
Ondasentron 3 x 1 mg (IV) Obat yang digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah.
Soluvit 1 x 1 flash (IV) Sebagai supplement pada pemberian nutrisi
parenteral untuk memenuhi kebutuhan
Sanmol 100 mg k/p (IV) Merupakan obat antipiretik yang bertujuan
untuk menurunkan panas
Ondasentron 3 x 1 mg (IV) Obat yang digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah.
Klien 2 C 1 : 1, 500 cc/ 24 jam (IV) Sebagai sumber cairan, sumber hidrasi, dan
pemeliharaan cairan
Ondasentron 3 x 1 mg (IV) Obat yang digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah.
Antrain 3 x 100 mg (IV) Obat yang berperan sebagai analgetik (
pereda nyeri dan antipiretik ( penurun
panas)
Sanmol 100 mg k/p (IV) Merupakan obat antipiretik yang bertujuan
untuk menurunkan panas
Omeprazol 1 x 20mg drip dalam NS Obat yang
(IV) digunakanuntukmenurunkanasamlambung
yang diproduksi oleh lambung
No Analisa Data Etiologi Masalah
1 DS : Salmonella thyposa Hipertermi
- Ibumengatakan suhu badan anaknya
tinggi pada sore hari dan turunpagihari Masuk bersama makanan
- Ibu mengatakan anak tidak mau makan dan minuman
- Ibu mengatakan anak lemas
- Ibu mengatakan anak demam sudah Masuk ke saluran
berlangsung selama 4 hari gastrointestinal lolos dari
DO :
- Keadaan umum :lemah
- Kesadaran composmentis
- TD : 90 / 60 mmHg
- S :37,9 ˚C
- N : 124 x / menit
- RR : 23 x / menit
- Mukosa bibir kerng dan pucat
- Lidah klien tampak kotor
- Akralhangat
- panas naik pada sore dan turun
pada pagi hari
- balance cairan :
input :minum 500
infus 700
AM (Air metabolism) = 80
500+700+80= 1280cc
Output :
urin 800cc IWL 270
800+270 = 1070cc
BL: 1280cc-1070cc = 210cc
- klien menghabiskan 500cc/hari
- Test widalpada tanggal 18 juni
2019: S.thypi O :(+) 1/60
S.thypi B- H : (+) 1/80
B. Diagnosa Keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
C. Intervensi Keperawatan
7. Mebantu
cairan tubuh
yang
hilang dan
klien tidak
mengalami
dehidrasi
8. Hal ini
umumnya lebih
penting untuk
mengobati
penyakit.
D. Implementasi
Kunjunganke 1 Kunjungan 2
8 Sepember 2021 9 Sepember 2021
Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah pnyakit infeksi yng dsebabkan
olehvirus dngue mnifestasi klinisdemam, nyeriotot tau nyerisendi yng dsertai leukpenia,
lasma yng dtandai dngan hmokonsentrasi (pningkatan hematocrit) tau pnumpukan cairann
dirongga tbuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syoksyndrome) dalah dmam brdarah yng
dtandai leh rnjatan/syokk (Sudowo et al, 2009). DBD dalah suatuu pnyakit yng dsebabkan
leh virusdengue (arbovirus) yng msuk kdalam tbuh mlalui ggitan nyamukaedes aegepty
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalahpenyakit dmam kut yng dtandai dngan
sirkulasi smpai tmbul rjatan (sindrom rejatan dengue) sbagai kibat dri kbocoran
Reg 522707
Identitas Pasien
Nama : An.D
2006
Kecamatan Palupuah,
Kabupaten Agam.
Agama : Islam
Alasan Masuk
buang air besar tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk
Keterangan :
1. Laki – Laki
2. Perempuan :
3. Klien :
4. Meinggal :
5. Serumah :
1) Prenatal
3) Post Natal
Riwayat Sosial
dengan klien
klien.
nenas.
2) Pola Tidur
3) Mandi
4) Aktivitas Bermain
5) Eliminasi
Pemeriksaan Fisik
GCS : E4M6V5 = 15
BB / TB : 45 Kg / 130 Cm
Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P : 20 x/m
S : 36,5 ˚C
1) Kepala
Rambut
kutu
kepala
Mata
Telinga
Hidung
3) Thorak
Paru – Paru
P : Sonor
Jantung
palpitasi
P : Ictus Cordis
4) Abdomen
P : Tympani
5) Punggung : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada
6) Esktremitas
Kekuatan otot :
5555 5555
7) Genetalia
8) Integument
2) Motorik Halus
bermain aktif saat sehat dan tidak ada kendala saat berjalan
dan bermain.
dengan baik.
Data Penunjang
Laboratorium
09.51 wib
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Data Pengobatan
b.Infus RL 30 tts/menit
Data Fokus
penyakitnya
anaknya
b.Data Objektif
tangan ( + )
TD : 100/70 P : 24 x/m
N : 64 x/m S: 36,5 ˚C
- Input : 1170 cc
diberikan
2. DS : Defisit Psikologis
- Ibu klien mengatakan nafsu Nutrisi (keengganan
makan klien berkurang. untuk makan)
- Klien mengatakan pusing saat
berdiri dan duduk
- Ibu klien mengatakan klien
tadi siang muntah
- Ibu klien mengatakan klien
sudah 3 hari tidak BAB
DO :
- Klien tampak tidak nafsu
makan
- Klien hanya menghabiskan 3
sendok dari porsi yang
diberikan
- Mukosa bibir klien tampak
pucat
- TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P : 24 x/m
S : 36,5 °C
BB : 38 Kg TB : 1 cm
IMT : BB / TB²
38 / (144)² = 18,3
3. DS : Defisit Gangguan fungsi
- Ibu klien mengatakan kurang Pengetahuan kognitif
pengatuhuan tengtang
penyakitnya
- Ibu tampak mengatakan
kurang informasi tentang
penyakit anaknya
DO :
- Ibu klien tampak bingung
- Ibu klien tampak sering
bertanya tentang penyakit
anaknya
DS : Resiko Gangguan
- Ibu klien mengatakan Perdarahan Koagulasi
trombosit klien menurun (penurunsn
- Pasien mengatakan lemas trombosit)
DO :
- Trombosit klien 19*
[10^3/uL]
- Pasien tampak lemah
K:
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m )
Memantauan cairan
Observasi :
1. Memonitor berat badan
(BB sebelum sakit 45 Kg)
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 41.2 [%] )
Terapeutik :
3. Berikan asupan cairan oral
sebanyak 4 gelas dari jam
08.00-14.00, 1200 cc
4. Memberikan cairan
intravena ( RL 30 tts/m )
Kolaborasi :
5. Melakukan Kolaborasi
pemberian diuretic tidak
dilakukan, karena tidak
sesuai dengan kondisi
klien. Klien urine nya
lancar tidak memakai
kateter.
Terapeutik :
4. Menimbang berat badan,
berat badan klien 42 kg
Edukasi :
5. Menjelaskan tujuan
prosedur pemantauan (ibu
tujuan pemantauan nutrisi
agar nutrisi klien
terpenuhi)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran