Anda di halaman 1dari 15

NAMA: NURUL AMELIA MALIK

NIM: 200104502001

TOPIK

“TEORI KINETIK GAS”

A. Ontologi Teori Kinetik Gas

Teori kinetik gas menjelaskan mengenai sifat-sifat gas ideal secara teoritis.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang
bergerak secara acak dengan arah gerak konstan. Setiap benda, baik cairan,
padatan, maupun gas tersusun atas atomatom, molekul-molekul, atau partikel-
partikel. Oksigen, nitrogen, hidrogen, uap air, bahkan udara di sekitar kita
merupakan contoh gas. Sifat-sifat gas dapat dibedakan menjadi sifat makroskopis
dan sifat mikroskopis. Sifat makroskopis gas dapat kita amati dan kita ukur,
seperti temperatur, tekanan, dan volume. Sifat mikroskopis tidak bisa diamati dan
diukur, seperti kelajuan, massa tiap-tiap partikel penyusun inti, momentum, serta
energi yang dikaitkan dengan tingkah laku partikel gas.

Molekul gas bergerak dengan kecepatan tinggi dan saling bertubrukan dengan
molekul lainnya dan juga dengan dinding secara terus-menerus. Adapun sifat-sifat
gas ideal adalah sebagai berikut.

1. Partikelnya berjumlah banyak.


2. Tidak ada interaksi antarpartikel atau tidak ada gaya tarik menarik
antarpartikelnya.
3. Jika dibandingkan ukuran ruangan, ukuran partikel gas ideal bisa
diabaikan.
4. Tumbukan yang terjadi antara partikel gas dan dinding ruangan
merupakan tumbukan lenting sempurna.
5. Partikel gas tersebar secara merata di dalam ruangan.
6. Partikel gas bergerak secara acak ke segala arah.
7. Berlaku Hukum Newton tentang gerak.
8. Energi kinetik rata-rata molekul gas ideal sebanding dengan suhu
mutlaknya.

Dalam pembahasan keadaan gas, ada tiga besaran yang saling


berhubungan. Besaran-besaran tersebut adalah tekanan (P), volume (V),
dan temperatur mutlak (T). Hubungan ketiga besaran ini telah dipelajari
dan diteliti oleh para ilmuwan. Untuk mengetahui bagaimana hubungan
ketiga variabel tersebut, mari kita pelajari beberapa hukum mengenai gas
ideal.
1. Hukum Boyle
Seorang ilmuwan yang menyelidiki hubungan volume dengan tekanan gas adalah
Robert Boyle (1627 - 1691). Boyle telah menyelidiki hubungan tekanan dan
volume gas dalam wadah tertutup pada temperatur tetap. Boyle menemukan
bahwa :
hasil kali tekanan dan volume gas pada temperatur tetap adalah konstan.
Hukum ini kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle. Secara matematis, Hukum
Boyle dituliskan dalam bentuk :
P V = konstan atau P1 V1 = P2 V2
Keterangan :
P1 = tekanan gas awal (N/m2)
V1 = volume gas awal (m3)
P2 = tekanan gas akhir
V2 = volume akhir

Dari persamaan Hukum Boyle tersebut, hubungan tekanan dan volume pada
temperatur tetap dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti Gambar 1
berikut.

Gambar 1 : Grafik hubungan tekanan dan volume

pada temperatur tetap.


2. Hukum Charles
Berdasarkan penyelidikannya, Jacques Charles (1747 - 1823)
menemukan bahwa:
volume gas berbanding lurus dengan temperatur mudaknya, jika
tekanan gas di dalam ruang tertutup dijaga konstan.
Pernyataan Charles ini dikenal sebagai Hukum Charles dan dituliskan dalam
bentuk persamaan :
V V V
=Konstan atau 1 = 2
T T1 2

Keterangan:
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)

Hubungan temperatur dan volume menurut Hukum Charles tersebut dapat


digambarkan dalam bentuk grafik, seperti gambar 2 berikut.
Gambar 2. Grafik hubungan volume dan temperatur pada tekanan tetap.

Jika digambarkan sampai temperatur rendah, grafik akan memotong sumbu di


sekitar -273 °C atau 0 K. Ini menunjukkan bahwa semua gas jika dapat
didinginkan sampai volume -273 °C, maka volumenya akan nol. Grafik ini dapat
berlaku untuk semua jenis gas. Semua jenis gas tidak dapat didinginkan lagi,
hingga tempteraturnya kurang dari -273 °C. Ini berarti temperatur -273 °C atau 0
K merupakan suhu terendah yang dapat dicapai gas. Temperatur ini disebut
temperatur nol mutlak. Nol mutlak merupakan dasar bagi skala temperatur yang
dikenal sebagai skala mutlak atau skala Kelvin. Pada skala ini, temperatur
dinyatakan dalam Kelvin (K).

3. Hukum Gay Lussac


Seorang ilmuwan bernama Joseph Gay Lussac, telah menyelidiki
hubungan tekanan dan temperatur gas pada volume tetap. Gay Lussac
menyatakan:
Jika volume gas pada ruang tertutup dibuat tetap, maka tekanan
gas berbanding lurus dengan temperatur gas.
Pernyataan ini disebut Hukum Gay Lussac yang dituliskan dalam bentuk
persamaan berikut :
P P P
=konstan atau 1 = 2
T T1 T 2
Persamaan tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk grafik
seperti gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Grafik hubungan tekanan dan
temperatur pada volume tetap

4. Hukum Boyle - Gay Lussac


Ketiga hukum keadaan gas yang telah kita pelajari, yaitu hukum Boyle, hukum
Charles, dan hukum Gay Lussac dapat digabungkan menjadi satu persamaan.
Hasil gabungan ketiga hukum tersebut dikenal sebagai hukum Boyle - Gay
Lussac. Hukum ini dinyatakan dalam bentuk persamaan :
PV P V P V
=konstan atau 1 1 = 2 2
T T1 T2

Tekanan, volume, dan temperatur pada gas yang berbeda mempunyai karakteristik
yang berbeda, walaupun jumlah molekulnya sama. Untuk itu diperlukan satu
konstanta lagi yang dapat digunakan untuk semua jenis gas. Konstanta tersebut
adalah konstanta Boltzman (k). Jadi, dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
berikut :
PV =NkT atau PV =n N A kT
Keterangan:
N = jumlah molekul gas
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023 molekul/mol)
n = jumlah mol gas
k = konstanta Boltzman (1,38 x 10-23 J/K)

Pada persamaan tersebut, NA k disebut dengan konstanta gas umum (R). Jadi,
persamaan gas tersebut dapat diubah menjadi :
PV =nRT

Keterangan:
R = konstanta gas umum
= 8,314 J/mol K
= 0,082 L atm/mol K
Persamaan inilah yang disebut dengan Persamaan Gas Ideal.

Tekanan gas ideal Keberadaannya di ruang tertutup bisa mengakibatkan adanya


tekanan. Tekanan tersebut disebabkan oleh adanya tumbukan antara partikel gas
dan dinding tempat gas berada. Besarnya tekanan gas di ruang tertutup
dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

P = tekanan gas (N/m2);

V = volume gas (m3);

m = massa partikel gas (kg);


N = jumlah partikel gas;

B. Teori Kinetik Gas

1. Gay Lussac

Joseph-Louis Gay-Lussac (6 Desember 1778 – 10 Mei 1850) ialah


kimiawan dan fisikawan Perancis. Ia terkenal untuk 2 hukumyang
berkenaan pada gas. Gay-Lussac dilahirkan di St Leonard dari Noblac,
di bagian Haute-Vienne. Ia menerima pendidikan awalnya di rumah dan
pada 1794 dikirim ke Paris bersiap menghadapi École Polytechnique
setelah ayahnya ditahan, dan ia diterima pada 1797. 3 tahun kemudian ia
pindah ke École des Ponts et Chaussées, dan segera setelah itu
ditugaskan pada C. L. Berthollet. Pada 1802 ia ditunjuk sebagai
demonstrator pada A. F. Fourcroy di École Polytechnique, di mana
kemudian (1809) ia menjadi guru besar kimia. Dari 1808 sampai 1832 ia
merupakan guru besar fisika di Sorbonne, kedudukan yang ia hanya
berhenti untuk kursi di Jardin des Plantes. Pada 1831 ia diangkat untuk
mewakili Haute-Vienne di DPR, dan pada 1839 ia memasuki chamber of
peers. Pada 1802, Gay-Lussac menemukan bahwa “Tekanan dari
sejumlah tetap gas pada volum yang tetap berbanding lurus dengan
temperaturnya dalam kelvin”Secara matematis dapat dinyatakan

P ∝T     atau     P/T=k

dimana:

P adalah tekanan gas.


T adalah temperatur gas (dalam Kelvin).

k adalah sebuah konstanta.

Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur
adalah ukuran rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas
meningkat, maka partikel-partikel gas akan bertumbukan dengan
dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan.

2. Boyle
Robert Boyle (25 Januari 1627 – 30 Desember 1691) adalah filsuf,
kimiawan, fisikawan, penemu, dan ilmuwan Irlandia yang terkemuka
karena karya-karyanya di bidang fisika dan kimia. Walaupun riset dan
filsafat pribadinya jelas berakar dari tradisi alkimia, ia sering dianggap
sebagai kimiawan modern pertama. Di antara karya-karyanya, The
Sceptical Chymist dipandang sebagai batu loncatan kimia modern.

Hukum Boyle (atau sering direferensikan sebagai Hukum Boyle-Mariotte)


adalah salah satu dari banyak hukum kimia dan merupakan kasus khusus
dari hukum kimia ideal. Hukum Boyle mendeskripsikan kebalikan
hubungan proporsi antara tekanan absolut dan volumeudara, jika suhu
tetap konstan dalam sistem tertutup. Hukum ini dinamakan setelah
kimiawan dan fisikawan Robert Boyle, yang menerbitkan hukum aslinya
pada tahun 1662. Hukumnya sendiri berbunyi: Untuk jumlah tetap gas
ideal tetap di suhu yang sama, P [tekanan] dan V [volume] merupakan
proporsional terbalik (di mana yang satu ganda, yang satunya
setengahnya).

Hubungan antara tekanan dan volume pertama kali dicatat oleh ilmuwan
amatir, Richard Towneley dan Henry Power. Boyle mengkonfirmasi
penelitian dan eksperimen mereka dan menerbitkan hasilnya. Berdasarkan
keterangan dari Robert Gunther dan otoritas lain, saat itu adalah asisten
Boyle, Robert Hooke, yang membuat peralatan eksperimen. Hukum Boyle
adalah berdasarkan dari eksperimen dengan udara, di mana ia
mempertimbangkan adanya partikel fluida di tengah mata air yang tidak
terlihat. Saat itu, udara masih terlihat sebagai satu dari empat elemen,
tetapi Boyle tidak setuju. Minat Boyle kemungkinan adalah untuk
mengerti bahwa udara adalah bagian penting dalam hidup, ia
mempublikasikan sebagai contoh pertumbuhan tumbuhan tanpa udara.
Fisikawan Perancis,Edme Mariotte (1620-1684) juga menemukan hukum
yang sama secara terpisah dengan Boyle tahupn 1676, tetapi Boyle telah
mempublikasikan hukum tersebut tahun 1662. 

Hukum Boyle menyatakan bahwa "dalam suhu tetap" untuk massa yang
sama, tekanan absolut dan volume udara terbalik secara proporsional.
Hukum ini juga bisa dinyatakan sebagai: secara agak berbeda, produk
dari tekanan absolut dan volume selalu konstan.

Kebanyakan udara berjalan seperti udara ideal saat tekanan dan suhu
cukup. Teknologi pada abad ke-17 tidak dapat memproduksi tekanan
tinggi atau suhu rendah. Tetapi, hukum tidak mungkin memiliki
penyimpangan pada saat publikasi. Sebagai kemajuan dalam teknologi
membolehkan tekanan lebih tinggi dan suhu lebih rendah, penyimpangan
dari sifat udara ideal bisa tercatat, dan hubungan antara tekanan dan
volume hanya bisa akurat, dijelaskan sebagai teori udara sesungguhnya.
Penyimpangan ini disebut sebagai faktor kompresibilitas. 

3. Charles
Jacques Alexandre César Charles adalah seorang, ilmuwan,
matematikawan, dan penemu balon berkebangsaan Perancis. Charles lahir
di Beaugency-sur-Loire pada tahun 1746, ia menikah dengan Julie
Françoise Bouchaud des Hérettes (1784-1817), seorang kreol wanita 37
tahun lebih muda dari dirinya. Charles meninggal di Paris pada tanggal 7
April 1823. 

Charles mengembangkan beberapa penemuan yang berguna, termasuk


katup untuk membiarkan hidrogen keluar dari balon dan perangkat lain,
seperti hydrometer dan goniometer, dan meningkatkan Gravesand heliostat
dan aerometer Fahrenheit . Hidrogen digunakan pertama kali untuk
mengangkat balon yang bernama Charlière (sebagai lawan Montgolfiere
yang mengggunakan udara panas). Hukum Charles, menjelaskan
bagaimana gas cenderung mengembang saat dipanaskan, dirumuskan oleh
Joseph Louis Gay-Lussacpada tahun 1802.

Hukum Charles juga dikenal sebagai hukum volume, menjelaskan


bagaimana gas cenderung mengembang saat dipanaskan, yang pertama
kali diterbitkan oleh filsuf alam Joseph Louis Lussac pada tahun 1802,
tetapi hal tersebut tidak dipublikasikan oleh Jacques Charles.

Sekitar 1787 Charles melakukan percobaan dengan mengisi 5 balon untuk


volume yang sama dengan gas yang berbeda. Dia kemudian menaikkan
suhu balon sampai 80 ° C, semua volume balon meningkat dengan jumlah
yang sama. Penelitian ini direferensikan oleh Gay-Lussac pada tahun 1802
ketika ia menerbitkan sebuah makalah tentang hubungan yang tepat antara
volume dan temperatur gas. Hukum Charles menyatakan bahwa di bawah
tekanan konstan, sebuah gas dengan volume ideal sebanding dengan suhu
mutlak. Volume gas pada tekanan konstan meningkat secara linear dengan
suhu gas mutlak.
4. Avogadro

Lorenzo Romano Amedeo Carlo Avogadro di Quaregna e di Cerreto,


Count dari Quaregna dan cerreto (lahir di Torino, Italia, 9 Agustus 1776 –
meninggal di Torino, Italia, 9 Juli 1856 pada umur 79 tahun) adalah
seorang ilmuwan Italia. Ia paling terkenal karena kontribusinya untuk teori
molekul, termasuk apa yang dikenal sebagai hukum Avogadro. Sebagai
upeti dan apresiasi kepadanya, jumlah entitas dasar (atom s, molekul s,
ions atau partikel lain) dalam 1 mol suatu zat, dikenal sebagai Avogadro
konstan.

Amedeo Carlo Avogadro lulus pada hukum gerejawi di awal usia 21 dan
mulai berlatih. Segera setelah itu, ia mendedikasikan dirinya untuk fisika
dan matematika (kemudian disebut filsafat positif), dan pada tahun 1809
mulai mengajar mereka di liceo (SMA) di Vercelli , di mana keluarganya
memiliki properti.

Pada tahun 1820, ia menjadi profesor fisika di University of Turin.


Setelah kejatuhan Kaisar Perancis Napoleon pada 1815, Piedmont lagi
berada di bawah kendali Raja Piedmont-Sardinia, yang berkuasa dari
Turin. Avogadro aktif dalam gerakan revolusioner 1821 melawan Raja
victor Emmanuel I. Akibatnya, ia kehilangan kursinya pada tahun 1823.
Akhirnya, Raja charles Albert diberikan Konstitusi ( Statuto Albertino)
pada tahun 1848. Nah sebelum ini, Avogadro telah dipanggil kembali ke
universitas di Turin pada 1833, di mana ia mengajar selama dua puluh
tahun. Sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadi Avogadro, yang
tampaknya telah sadar dan agama. Ia menikah Felicita Mazze dan
memiliki enam anak. Beberapa sejarawan menyatakan bahwa ia
mensponsori beberapa revolusioner Sardinia, yang dihentikan oleh
pengumuman konstitusi Charles Albert. Avogadro menduduki jabatan
berurusan dengan statistik, meteorologi, dan bobot dan ukuran (dia
memperkenalkansistem metrik ke Piedmont) dan merupakan anggota dari
Royal Dewan Tinggi Instruksi Publik.

Tekanan parsial H 2 O
Kelembapan relatif = ×100 %
Tekanan uap jenuh H 2 O
Untuk menghormati kontribusi Avogadro teori molekul, jumlah molekul
dalam satu mol bernama bilangan Avogadro, NA atau "konstanta
Avogadro". Ini adalah sekitar 6.0221415 × 1023 . Bilangan Avogadro
digunakan untuk menghitung hasil reaksi kimia. Hal ini memungkinkan
ahli kimia untuk menentukan jumlah zat yang dihasilkan dalam reaksi
yang diberikan untuk gelar besar akurasi.
Hukum Avogadro menyatakan bahwa hubungan antara massa dari
volume yang sama dari gas yang berbeda (pada suhu dan tekanan yang
sama) sesuai dengan hubungan antara berat molekul masing-masing. Oleh
karena itu, massa molekul relatif gas dapat dihitung dari massa sampel
volume diketahui.

Avogadro mengembangkan hipotesis ini setelah Joseph Louis Gay-Lussac


telah diterbitkan pada tahun 1808 hukumnya pada volume (dan
menggabungkan gas). Masalah terbesar Avogadro harus menyelesaikan
adalah kebingungan pada waktu itu tentang atom dan molekul. Salah satu
kontribusinya yang paling penting jelas membedakan satu dari yang lain,
menyatakan bahwa gas yang terdiri dari molekul, dan molekul ini terdiri
dari atom. Misalnya, John Dalton tidak mempertimbangkan kemungkinan
ini. Avogadro tidak benar-benar menggunakan kata "atom" sebagai kata-
kata "atom" dan "molekul" yang digunakan hampir tanpa perbedaan. Dia
percaya bahwa ada tiga jenis "molekul," termasuk "molekul dasar"
("atom" kami). Juga, lebih banyak perhatian diberikan kepada
definisimassa, yang dibedakan dari berat.

C. Aksiologi Teori Kinetik Gas


Penerapan teori kinetik gas yaitu
1. Gerak Brown
Pada tahun 1827, Robert Brown menemukan gejala gerak sembarang
yang terus-menerus dari tepung sari yang tergantung di dalam air.
Gerakan partikel tepung tersebut di dalam air kemudian dikenal sebagai
gerak Brown. Sebelum ditemukan teori kinetik, gerakan ini belum dapat
dijelaskan. Pada tahun 1905, Albert Einstein mengembangkan teori
gerak Brown. Anggapan dasar yang dikemukakan Einstein tentang
fenomena tersebut adalah bahwa partikel-partikel yang tergantung bebas
di dalam suatu fluida (cairan atau gas) bergerak karena temperatur
medium (disebut
gerak termal). Berdasarkan prinsip ini, gerak Brown berasal dari
tumbukan molekulmolekul fluida. Sementara partikel-partikel yang
tergantung mendapatkan tenaga kinetik rata-rata yang sama seperti
molekul-molekul fluida tersebut. Ukuran partikel-partikel yang
tergantung tersebut adalah sangat besar bila dibandingkan dengan
molekul fluida. Akibat adanya partikel yang cukup besar dan banyaknya
molekul, maka tumbukan dengan partikel dapat terjadi setiap saat.

2. Penguapan
Proses penguapan dapat dijelaskan dengan dasar teori kinetik. Molekul-
molekul air tarik-menarik satu sama lain. Gaya tarik-menarik ini
membuat molekul air berdekatan pada fase cair. Jika terjadi kenaikan
temperatur, molekul-molekul air akan bergerak lebih cepat yang berarti
energi kinetiknya tinggi. Molekul air yang mempunyai energi kinetik
tinggi mampu melawan gaya tarik molekul lain. Akibatnya, molekul
dengan energy kinetik tinggi dapat terlepas dari ikatan molekul lain, dan
berubah ke fase gas. Akan tetapi, jika molekul tidak memiliki kecepatan
yang memadai untuk berubah ke fase gas, maka ia akan tertarik kembali
ke permukaan air.
3. Kelembaban
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kadang mengatakan bahwa udara di
sekitar kita kering atau lembab. Keadaan ini disebut kelembaban udara.
Ketika kelembaban udara ini disebabkan oleh kandungan uap air di
udara. Semakin banyak uap air di suatu tempat, semakin lembab udara di
tempat tersebut. Kelembaban udara ini biasanya dinyatakan dengan
kelembaban relatif. Kelembaban relative merupakan perbandingan
tekanan parsial air terhadap tekanan uap jenuh pada temperatur tertentu.

Kelembaban relatif sebesar 40 - 50 persen merupakan kelembaban


optimum untuk kesehatan dan kenyamanan. Jika kita berada di suatu
ruangan yang mempunyai kelembaban tinggi, biasanya pada hari yang
panas, akan memperkecil penguapan cairan tubuh. Sementara
kelembaban yang rendah dapat menyebabkan efek kekeringan pada kulit
dan selaput lendir.
4. Difusi pada Organisme Hidup
Difusi merupakan peristiwa bergeraknya suatu zat dari konsentrasi
tinggi menuju konsentrasi rendah. Peristiwa difusi dapat diperhatikan
ketika meneteskan zat pewarna ke dalam gelas berisi air. Zat pewarna
yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi daripada konsentrasi air, akan
menyebar ke seluruh air, walaupun kalian tidak mengaduk air.
Pencampuran ini disebabkan oleh gerakan molekul yang acak. Difusi
dapat juga terjadi dalam gas. Sebagai contoh, asap hasil pembakaran
akan menyebar di udara. Jika kita mempunyai ruang tertutup yang berisi
gas, maka molekul gas yang mempunyai konsentrasi tinggi akan
bergerak menuju konsentrasi rendah. Gerak molekul gas akan terhenti
jika konsentrasi di setiap bagian seimbang. Difusi sangat penting bagi
organisme hidup. Misalnya, difusi gas karbon dioksida (CO2) pada
tumbuhan. Kita tahu bahwa tumbuhan membutuhkan CO2 untuk proses
fotosintesis. CO2 dari luar ini akan berdifusi dari luar daun ke dalam
melalui stomata. Selain tumbuhan, pada hewan juga terjadi difusi, yakni
pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida. Pada proses pernapasan
manusia, oksigen dimasukan ke paru-paru. Oksigen ini berdifusi
melintasi jaringan paru-paru dan pembuluh darah. Peristiwa-peristiwa
yang telah dijelaskan di atas, melibatkan gerak molekul gas. Ini berarti,
peristiwa tersebut dapat dijelaskan dengan teori kinetik gas.

SUMBER/RUJUKAN

Ibadurrahman. 2019.Teori Kinetik Gas https://www.studiobelajar.com/teori-


kinetik-gas/ (diakses tanggal 18 Januari 2021)

Kartika, Winda. 2016.SEJARAH PENEMUAN TEORI KINETIK GAS.


http://winda-kartika-fst14.web.unair.ac.id/artikel_detail-162664-Fisika
%20Statistik-SEJARAH%20PENEMUAN%20TEORI%20KINETIK
%20GAS.html (diakses tanggal 18 Januari 2021)

Surawan, Tri. 2019. Teori Kinetik Gas.


http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:hIQhkIhzPXwJ:tri_surawan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4
0451/Bab1_TeoriKinetikGas_Materi.pdf+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id&cli
ent=firefox-b-d (diakses tanggal 18 Januari 2021)

Viandari,Eka. 2019. Teori Kinetik Gas - Fisika Kelas 11.


https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/teori-kinetik-gas-fisika-kelas-
11/ (diakses tanggal 18 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai