NIM: 200104502001
TOPIK
Teori kinetik gas menjelaskan mengenai sifat-sifat gas ideal secara teoritis.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang
bergerak secara acak dengan arah gerak konstan. Setiap benda, baik cairan,
padatan, maupun gas tersusun atas atomatom, molekul-molekul, atau partikel-
partikel. Oksigen, nitrogen, hidrogen, uap air, bahkan udara di sekitar kita
merupakan contoh gas. Sifat-sifat gas dapat dibedakan menjadi sifat makroskopis
dan sifat mikroskopis. Sifat makroskopis gas dapat kita amati dan kita ukur,
seperti temperatur, tekanan, dan volume. Sifat mikroskopis tidak bisa diamati dan
diukur, seperti kelajuan, massa tiap-tiap partikel penyusun inti, momentum, serta
energi yang dikaitkan dengan tingkah laku partikel gas.
Molekul gas bergerak dengan kecepatan tinggi dan saling bertubrukan dengan
molekul lainnya dan juga dengan dinding secara terus-menerus. Adapun sifat-sifat
gas ideal adalah sebagai berikut.
Dari persamaan Hukum Boyle tersebut, hubungan tekanan dan volume pada
temperatur tetap dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti Gambar 1
berikut.
Keterangan:
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)
Tekanan, volume, dan temperatur pada gas yang berbeda mempunyai karakteristik
yang berbeda, walaupun jumlah molekulnya sama. Untuk itu diperlukan satu
konstanta lagi yang dapat digunakan untuk semua jenis gas. Konstanta tersebut
adalah konstanta Boltzman (k). Jadi, dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
berikut :
PV =NkT atau PV =n N A kT
Keterangan:
N = jumlah molekul gas
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023 molekul/mol)
n = jumlah mol gas
k = konstanta Boltzman (1,38 x 10-23 J/K)
Pada persamaan tersebut, NA k disebut dengan konstanta gas umum (R). Jadi,
persamaan gas tersebut dapat diubah menjadi :
PV =nRT
Keterangan:
R = konstanta gas umum
= 8,314 J/mol K
= 0,082 L atm/mol K
Persamaan inilah yang disebut dengan Persamaan Gas Ideal.
Keterangan:
1. Gay Lussac
P ∝T atau P/T=k
dimana:
Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur
adalah ukuran rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas
meningkat, maka partikel-partikel gas akan bertumbukan dengan
dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan.
2. Boyle
Robert Boyle (25 Januari 1627 – 30 Desember 1691) adalah filsuf,
kimiawan, fisikawan, penemu, dan ilmuwan Irlandia yang terkemuka
karena karya-karyanya di bidang fisika dan kimia. Walaupun riset dan
filsafat pribadinya jelas berakar dari tradisi alkimia, ia sering dianggap
sebagai kimiawan modern pertama. Di antara karya-karyanya, The
Sceptical Chymist dipandang sebagai batu loncatan kimia modern.
Hubungan antara tekanan dan volume pertama kali dicatat oleh ilmuwan
amatir, Richard Towneley dan Henry Power. Boyle mengkonfirmasi
penelitian dan eksperimen mereka dan menerbitkan hasilnya. Berdasarkan
keterangan dari Robert Gunther dan otoritas lain, saat itu adalah asisten
Boyle, Robert Hooke, yang membuat peralatan eksperimen. Hukum Boyle
adalah berdasarkan dari eksperimen dengan udara, di mana ia
mempertimbangkan adanya partikel fluida di tengah mata air yang tidak
terlihat. Saat itu, udara masih terlihat sebagai satu dari empat elemen,
tetapi Boyle tidak setuju. Minat Boyle kemungkinan adalah untuk
mengerti bahwa udara adalah bagian penting dalam hidup, ia
mempublikasikan sebagai contoh pertumbuhan tumbuhan tanpa udara.
Fisikawan Perancis,Edme Mariotte (1620-1684) juga menemukan hukum
yang sama secara terpisah dengan Boyle tahupn 1676, tetapi Boyle telah
mempublikasikan hukum tersebut tahun 1662.
Hukum Boyle menyatakan bahwa "dalam suhu tetap" untuk massa yang
sama, tekanan absolut dan volume udara terbalik secara proporsional.
Hukum ini juga bisa dinyatakan sebagai: secara agak berbeda, produk
dari tekanan absolut dan volume selalu konstan.
Kebanyakan udara berjalan seperti udara ideal saat tekanan dan suhu
cukup. Teknologi pada abad ke-17 tidak dapat memproduksi tekanan
tinggi atau suhu rendah. Tetapi, hukum tidak mungkin memiliki
penyimpangan pada saat publikasi. Sebagai kemajuan dalam teknologi
membolehkan tekanan lebih tinggi dan suhu lebih rendah, penyimpangan
dari sifat udara ideal bisa tercatat, dan hubungan antara tekanan dan
volume hanya bisa akurat, dijelaskan sebagai teori udara sesungguhnya.
Penyimpangan ini disebut sebagai faktor kompresibilitas.
3. Charles
Jacques Alexandre César Charles adalah seorang, ilmuwan,
matematikawan, dan penemu balon berkebangsaan Perancis. Charles lahir
di Beaugency-sur-Loire pada tahun 1746, ia menikah dengan Julie
Françoise Bouchaud des Hérettes (1784-1817), seorang kreol wanita 37
tahun lebih muda dari dirinya. Charles meninggal di Paris pada tanggal 7
April 1823.
Amedeo Carlo Avogadro lulus pada hukum gerejawi di awal usia 21 dan
mulai berlatih. Segera setelah itu, ia mendedikasikan dirinya untuk fisika
dan matematika (kemudian disebut filsafat positif), dan pada tahun 1809
mulai mengajar mereka di liceo (SMA) di Vercelli , di mana keluarganya
memiliki properti.
Tekanan parsial H 2 O
Kelembapan relatif = ×100 %
Tekanan uap jenuh H 2 O
Untuk menghormati kontribusi Avogadro teori molekul, jumlah molekul
dalam satu mol bernama bilangan Avogadro, NA atau "konstanta
Avogadro". Ini adalah sekitar 6.0221415 × 1023 . Bilangan Avogadro
digunakan untuk menghitung hasil reaksi kimia. Hal ini memungkinkan
ahli kimia untuk menentukan jumlah zat yang dihasilkan dalam reaksi
yang diberikan untuk gelar besar akurasi.
Hukum Avogadro menyatakan bahwa hubungan antara massa dari
volume yang sama dari gas yang berbeda (pada suhu dan tekanan yang
sama) sesuai dengan hubungan antara berat molekul masing-masing. Oleh
karena itu, massa molekul relatif gas dapat dihitung dari massa sampel
volume diketahui.
2. Penguapan
Proses penguapan dapat dijelaskan dengan dasar teori kinetik. Molekul-
molekul air tarik-menarik satu sama lain. Gaya tarik-menarik ini
membuat molekul air berdekatan pada fase cair. Jika terjadi kenaikan
temperatur, molekul-molekul air akan bergerak lebih cepat yang berarti
energi kinetiknya tinggi. Molekul air yang mempunyai energi kinetik
tinggi mampu melawan gaya tarik molekul lain. Akibatnya, molekul
dengan energy kinetik tinggi dapat terlepas dari ikatan molekul lain, dan
berubah ke fase gas. Akan tetapi, jika molekul tidak memiliki kecepatan
yang memadai untuk berubah ke fase gas, maka ia akan tertarik kembali
ke permukaan air.
3. Kelembaban
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kadang mengatakan bahwa udara di
sekitar kita kering atau lembab. Keadaan ini disebut kelembaban udara.
Ketika kelembaban udara ini disebabkan oleh kandungan uap air di
udara. Semakin banyak uap air di suatu tempat, semakin lembab udara di
tempat tersebut. Kelembaban udara ini biasanya dinyatakan dengan
kelembaban relatif. Kelembaban relative merupakan perbandingan
tekanan parsial air terhadap tekanan uap jenuh pada temperatur tertentu.
SUMBER/RUJUKAN