Anda di halaman 1dari 3

Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk
menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan.
Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific). Suatu hipotesis lahir dari sebuah
teori, lalu hipotesis ini diuji dengan dengan melakukan beberapa observasi. Hasil dari observasi
ini akan dapat memberikan konfirmasi tentang sebuah teori yang semula dipakai untuk
menghasilkan hipotesis. Langkah penelitian seperti ini biasa juga disebut pendekatan ‘dari atas
ke bawah’.
Pendekatan deduktif ini umumnya dilakukan secara matematik lalu dibuktikan dan dikonfirmasi
kembali terhadap rumusan matematik tersebut.
Misalnya: petani selalu ragu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta
tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.
Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah
teori yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab
kebanyakannya berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang
terdapat dalam sumber data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:
1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3. Tahapan perumusan hipotesis
Pendekatan Indukti
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan
kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general). APB Statement No.
4 adalah contoh dari penelitian induksi, Statement ini adalah suatu usaha APB untuk membangun
sebuah teori akuntansi. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dijelaskan di
dalam pernyataan (statement) dibangun berdasarkan observasi dari praktek yang ada.
Pendekatan induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk membangun sebuah teori
berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Suatu observasi yang dilakukan berkali-kali akan
membentuk sebuah pola tertentu. Dari pola tersebut akan lahir hipotesis sementara atau hipotesis
tentatif. Hipotesis yang terbentuk berasal dari pola pengamatan yang dilakukan. Setelah
dilakukan berulang-ulang, barulah diperoleh sebuah teori. Langkah penelitian seperti ini disebut
sebagai pendekatan ’dari bawah ke atas’. Pendekatan induktif dapat digambarkan seperti bagan
berikut ini.
Di negara berkembang seperti Indonesia, penelitian dengan pendekatan induktif ini lebih sering
dilakukan daripada pendekatan deduktif.
Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:
1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data.
2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.
3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.
4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan.
Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur
analitik
Perbedaan Pendekatan Deduktif dan Induktif
Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value judgement) yang
berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Sebagai contoh,
premis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan
kepada pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value measurements of
assets) merupakan premis dari teori normatif. Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory)
berupaya untuk menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi. Meskipun terdapat
pengecualian, sistem deduktif umumnya bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya
berupaya untuk bersifat deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya merupakan
sistem yang tertutup dan nonempiris yang kesimpulannya secara ketat didasarkan kepada premis.
Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan empiris, pendekatan induktif bersifat
deskriptif.
Salah satu pertanyaan yang menarik adalah apakah temuan riset empiris dapat bebas nilai (value-
free) atau netral karena pertimbangan nilai sesungguhnya mendasari bentuk dan isi riset tersebut.
Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitinya tidak mungkin sepenuhnya
bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskannya
definisi konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut. Perbedaan yang lebih mencolok
antara sistem deduktif dan induktif adalah: kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang
bersifat global (makro) sedangkan teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh
karena premis sistem deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya pasti bersifat
global. Sistem induktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya hanya berfokus
kepada sebagian kecil dari fenomena tersebut yang relevan dengan permasalahan yang
diamatinya.
Meskipun pembedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran,
dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah
pendekatan yang saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan seringkali
digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai ketepatan
(appropriateness) premis yang pada mulanya digunakan dalam suatu sistem deduktif.
Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti suatu pola yang pasti. Para peneliti seringkali bekerja
secara terbalik dari kesimpulan penelitian lainnya dengan mengembangkan hipotesis baru yang
tampaknya cocok dengan data yang tersedia. Dalam konteks akuntansi, riset induktif bisa
membantu memperjelas hubungan dan fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis yang
mendasari praktek akuntansi. Riset induktif tersebut pada gilirannya akan bermanfaat dalam
proses pembuatan kebijakan yang biasanya mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan
aturan yang akan diberlakukan.
Penelitian dengan metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan deduktif dan pendekatan
induktif. Penentuan hipotesis merupakan proses deduktif, mengumpulkan data adalah proses
induktif sedangkan menentukan data yang diambil dan diteliti merupakan proses deduktif.
Berikutnya adalah langkah tahapan riset. Ada sebuah istilah yang disebut “Jam Gelas“. Istilah ini
memberikan gambaran gagasan atau langkah dalam riset. Langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Sebuah penelitian diawali dengan pertanyaan yang umum/luas. Cakupannya secara global.
b. Dari pertanyaan yang umum tadi, pertanyaan selanjutnya dipersempit untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih spesifik.
c. Fokus dalam mengoperasionalkan penelitian.
d. Melakukan observasi.
e. Dari hasil observasi dialakukan analisa data.
f. Hasil analisa data dapat memberikan suatu kesimpulan.
g. Setelah diperoleh kesimpulan dari penelitian, kita kembalikan ke pertanyaan penelitian di
awal. Apakah kesimpulan yang diperoleh telah menjawab pertanyaan penelitian. Jika kesimpulan
belum dapat menjawab pertanyaan penelitian, maka langkah riset yang dilakukan dianggap
gagal. Dan begitu juga sebaliknya, hendaknya suatu kesimpulan adalah solusi dari pertanyaan
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai