Fajeri Arkiang
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Kupang
Email : fajri.arkiang47@gmail.com
Rabiatun Adwiah
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Kupang
E-mail: atoensila@gmail.com
Abstrak: Dakwah adalah suatu proses pembinaan dan pengembangan potensi umat yang berupa
moral, spiritual, secara integratif agar tercipta dinamika kehidupan yang seimbang antara
rohaniyah dan jasmaniyah sehingga tercipta harmonisasi menuju masyarakat madani. Dakwah
mauidhatul hasanah adalah metode dakwah dengan sebuah nasehat yang baik dan merupakan
salah satu metode dakwah yang dilakukan oleh Nabi SAW, dan sahabat-sahabatnya. Tujuan
penelitian ini adalah ingin memaparkan dakwah yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan
firman Allah SWT, dan cara dakwah Nabi SAW, pada masanya. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh kesimpulan bahwa dakwah harus dengan
bijaksana, lemah lembut, berkesan dan menyentuh perasaan objek dakwah. Dan kalau terjadi
mujadah maka menggunakan cara yang terbaik untuk mengatasinya. Dalam melaksanakan
dakwah, jangan asal-asalan harus dengan perencanaan dan metode yang tepat sesuai kondisi objek
dakwah. Berdakwah harus ikhlas, hanya mencari ridho Allah SWT.
Abstract: Propagation is a process of formation and development potential of the people who
form the moral, spiritual, integrative manner in order to create a balanced life dynamics between
Rohaniyah jasmaniyah so as to create harmony towardssociety. Civil Da'wah mauidhatul
hasanah is a method of da'wah with good advice and is one of the methods of da'wah carried out
by the Prophet, and his friends. The purpose of this study is to explain the preaching that should
be done and in accordance with the word of Allah SWT, and the way of preaching the Prophet, in
his time. This research is a qualitative descriptive study with data collection techniques through
literature study and documentation. Based on the results of this study, it can be concluded that
preaching must be wise, gentle, memorable and touch the feelings of the missionary object. And if
it happens mujadah then use the best way to overcome it. In carrying out preaching do not be
careless with planning and the right method according to the conditions of the missionary object.
Preaching must be sincere, only seek the blessing of Allah SWT.
kembali fitrah manusia dengan agama atau Betapa prihatinnya melihat sebagian
menyadarkan manusia supaya mengakui saudara seagama yang berdakwah secara
kebenaran Islam dan mengamalkan ajaran salah kaprah. Berdakwah yang seharusnya
Islam sehingga benar-benar terwujud mengajak orang lain untuk menuju kepada
kesalehan hidup. kebaikan. Tapi, ada orang mengajak
Manifestasi dakwah Islam dapat kebaikan sambil melakukan ketidakbaikan.
mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan Realitasnya memang bisa terjadi dalam
bertindak dalam kaitannya dengan kehidupan berbagai skala. Mulai dari yang paling ringan
pribadi dan sosial. Dalam hal ini dakwah sampai yang paling berat. Yang ringan itu,
Islam akan senantiasa dihadapkan oleh misalnya: berdakwah sambil memendam
kenyataan realitas sosial yang mengitarinya. perasaan ‘tidak suka’ kepada orang yang
Maka untuk menyikapi hal tersebut, dakwah sedang didakwahi. Ketidaksukaan semacam
Islam paling tidak diharapkan berperan itu pasti akan terasa oleh orang yang sedang
dalam dua arah. Pertama, dapat memberikan dihadapinya, meskipun sudah ‘dibungkus’
out put terhadap masyarakat dalam arti rapat dan rapi.
memberikan dasar filosofi, arah dan Berdasarkan uraian di atas maka penulis
dorongan untuk membentuk realitas baru sangat tertarik untuk mengkaji fenomena
yang lebih baik. Kedua, dakwah Islam harus tersebut, yang lebih spesifik mengenai,
dapat mengubah visi kehidupan sosial “Konsep Dakwah Mauidhatul Hasanah
dimana sosio kultural yang ada tidak hanya dalam surat An-Nahl ayat 125”.
dipandang sebagai suatu kelaziman saja, Pada hakikatnya, gerakan dakwah Islam
tetapi juga dijadikan kondusif bagi berporos pada amar ma'ruf nahy munkar.
terciptanya “baldatun thayyibatun wa Ma'ruf mampunyai pengertian segala
rabbun ghafuur”. Kegiatan dakwah pada perbuatan yang mendekatkan diri kepada
hakikatnya adalah kegiatan komunikasi yang Allah SWT. sedangkan munkar ialah segala
spesifik atau khusus. Spesifik karena pesan- perbuatan yang menjauhkan diri dari pada-
pesan yang disampaikan adalah mengenai Nya. Pada dataran amar ma'ruf, siapapun
ajaran Islam. bisa melakukannya, pasalnya kalau hanya
Saat ini, dunia sedang berhadapan dan sekedar “menyuruh” kepada kebaikan itu
berada dalam arus globalisasi. Proses mudah dan tidak ada resiko bagi si
perubahan berlangsung begitu cepat dan “penyuruh”.
jawaban selalu jauh tertinggal di belakang. Definisi dakwah di dalam Islam adalah
Oleh karena itu, mau tidak mau peran-peran sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan
keagamaan perlu di tinjau ulang dan di memotivasi orang lain berdasarkan bashirah
revitalisasi. Sebab di tengah gempuran untuk meniti jalan Allah serta berjuang
modernisasi dan globalisasi yang bersama meninggikan agama-Nya. Kata
berlangsung sangat cepat dan sulit ditebak mengajak, memotivasi dan mendorong
arahnya itu, orang masih tetap percaya dan adalah kegiatan dakwah dalam ruang lingkup
berharap pada agama (dalam segala tabligh. Kata bashirah untuk menunjukkan
bentuknya) untuk tampil menghadapi dan dakwah itu harus dengan ilmu dan
memecahkan masalah yang ditimbulkannya. perencanaan yang baik. Kalimat meniti jalan
Salah satu media agama yang dapat Allah untuk menunjukkan tujuan dakwah
menjembatani krisis tersebut adalah dakwah. yaitu mardhatillah. Kalimat istiqamah di
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Fajeri Arkiang, Rabiatun Adwiah,, Konsep Dakwah Mauidhatul...|59
Artinya : “Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan, dan untuk Jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-
Nya dan untuk Jadi cahaya yang menerangi”.
(DEPAG RI, 2002 : 424).
Allah SWT, berulang kali menyuruh Allah, yaitu agama Islam. Ayat-ayat Al-
Nabi Muhammad SAW, supaya berdakwah, Qur’an yang menyatakan perintah Allah itu
mengajak manusia untuk mengikuti agama antara lain :
Artinya : “Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan,
Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah
kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus”.
(Q.S. Al-Hajj : 67), (DEPAG RI,2002 : 340).
Syarat seorang Da’i dalam menurut Imam Muhammad Abu Zahra, Da’i
melaksanakan tugasnya yang pada dasarnya wajib menghiasi diri dengan delapan sifat
merupakan tugas Rasulullah SAW, Da’i berikut ini : 1) Punya niat yang baik
sangat memerlukan persiapan yang kuat sehingga dalam berdakwah tidak
dalam tiga hal yaitu : pemahaman yang mengharapkan imbalan harta atau
mendalam, keimanan yang teguh dan kedudukan, tapi semata-mata mengharapkan
hubungan yang erat dengan Allah SWT. keridhaan Allah SWT, karena dalam
Kepribadian Da’i yang punya pengaruh berdakwah melakukan tugas para Nabi, 2)
besar untuk diterima orang dakwahnya, Berkemampuan dalam menerangkan,
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
60 | Jurnal Pendidikan Islam – Murabby Volume 2 Nomor 1 April 2019
mengerti cara-cara berbicara, tidak mesti untuk suatu maksud agar yang telah menjadi
sebagai pembicara ulung tapi cukup dengan muslim selalu meningkatkan kualitas
mengetahui betapa sebaiknya berbicara kemuslimannya.
dengan seseorang, 3) Punya kepribadian Seperti halnya dengan proses
yang menarik, tidak bercacat mental atau komunikasi, pesan dakwah disampaikan
fisik, terkenal dengan kebaikan persegi, langsung dari komunikator kepada
berbicara pada tempatnya dan diam pada komunikan (face to face) atau melalui media
tempatnya pula, 4) Mengetahui kandungan komunikasi. Dalam hal ini, media yang
Al-Qur’an dan Al-Hadits, memahami ilmu digunakan tergantung pada proses
adat istiadat orang-orang yang didakwahi, komunikasinya yang terjadi. Hal ini pula
agar dapat melakukan pendekatan, 5) Lemah yang membedakan adanya media
lembut pergaulan tapi bukan sebagai komunikasi massa, yaitu media massa cetak
bertanda kelemahan, merendah diri tapi dan media massa elektronik. Dakwah
bukan merasa diri rendah. Mengarahkan memiliki dua peran yang saling terkait, yaitu
muka kepada urusan-urusan mulia, tidak dakwah sebagai proses komunikasi dan
pada yang rendah, merasa diri sebagai bagian proses perubahan sosial. Dakwah sebagai
tak terpisahkan dari masyarakatnya, senasib proses komunikasi berperan menyampaikan
dan sepenanggungan, 6) Tidak bertindak pesan-pesan komunikator (da’i) kepada
sebagai musuh, tidak ada permusuhan komunikan (mad’u) lewat media, agar terjadi
dengan orang yang didakwahi, 7) Tidak perubahan pada diri komunikan, baik dalam
menyalahi ketentuan agama dan perintah- pengetahuan, sikap dan tindakan. Atau
perintahnya, bahkan berperilaku sebagai dengan kata lain perubahan dalam aspek
panutan bagi orang yang didakwahi, karena aqidah, akhlak, ibadah dan mu’amalah. Yang
berdakwah dengan amalan lebih jelas dari perlu diperhatikan dalam peran komunikasi
berdakwah dengan perkataan, disebabkan dakwah adalah melakukan reposisi dalam
dakwah dengan perbuatan itu dapat menjadi meningkatkan kualitas dan kuantitas
contoh teladan yang lebih berdayaguna informasi keislaman kepada umat, sehingga
dibandingkan dengan perkataan, 8) wawasan keislaman semakin luas dan terasa
Menjauhkan diri dari segala sesuatu yang nikmat dan kerahmatannya dalam kehidupan
merupakan syubhat, karena syubhat itu berbangsa, dengan harapan terwujudnya
melemahkan kekuatan ucapan dan kesadaran umat dalam mengekspresikan diri
dakwahnya. Apabila dakwah telah menjadi sebagai muslim dan mengaktualisasikan
lemah maka lemahlah penerimaan orang keislamannya.
terhadap dakwah itu. (Abu Zahrah: 1994). Sedangkan dakwah sebagai proses
Hamka (1984), memandang bahwa perubahan sosial, ia berperan dalam upaya
seluruh masyarakat adalah obyek dakwah. perubahan nilai dalam masyarakat, sesuai
Ini didasarkan pada isyarat Nabi SAW, : dengan tujuan-tujuan dakwah Islam. Sebab
“Agama itu kemasyarakatan, agama itu dakwah pada hakikatnya adalah aktualisasi
pergaulan”. Menunjukkan bahwa yang imani yang dimanifestasikan dalam suatu
menjadi obyek dakwah itu bukan terbatas sistem kegiatan manusia beriman, dalam
hanya pada mereka yang belum menganut bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan
Islam tapi juga mereka yang telah secara teratur, untuk mempengaruhi cara
menyatakan dirinya sebagai muslim, adalah merasa, berfikir, bersikap dan bertindak
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Fajeri Arkiang, Rabiatun Adwiah,, Konsep Dakwah Mauidhatul...|61
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
62 | Jurnal Pendidikan Islam – Murabby Volume 2 Nomor 1 April 2019
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Fajeri Arkiang, Rabiatun Adwiah,, Konsep Dakwah Mauidhatul...|63
menafsirkan kata-kata yang asing atau dalam bahwa dakwah haruslah mengikuti metode
mena’wilkan suatu redaksi kalimat. dakwah Rasulullah SAW, sebab dalam
Aktivitas dakwah adalah sebagian dari persoalan agama setiap aktivitas terikat
perintah syara’. Kefardhuannya tidak ada dengan hukum syara’. Dakwah merupakan
lagi perselisihan diantara umat Islam. Hanya aktivitas ibadah yang telah tertentu sehingga
saja ketika umat Islam sampai pada kaum muslimin wajib mengikutinya.
implementasi metode dakwah Rasulullah Firman Allah SWT, dalam Q.S. An-
SAW, sering terjadi perbedaan pandangan. Nahl : 125 yang berbunyi :
Dalam penelitian ini penulis berpandangan
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (DEPAG RI, 2002 : 281).
Pandangan Ahli tafsir tentang dakwah dalam “Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
surat An-Nahl ayat 125, adalah : lebih mengetahui tentang siapa yang
1. Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, tersesat dari jalan-Nya”, yakni Dia
menjelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir : mengetahui siapa yang celaka di antara
Allah Ta’ala menyuruh Rasulullah mereka dan siapa yang bahagia.
SAW, agar mengajak makhluk kepada Keduanya telah ditetapkan di sisinya dan
Allah dengan hikmah, yakni dengan selesai pemutusannya. Serulah mereka
berbagai larangan dan perintah yang kepada Allah Ta’ala, janganlah kamu
terdapat di dalam Al-Kitab dan As- bersedih lantaran mereka, sebab
Sunnah, agar mereka waspada terhadap menunjukkan mereka bukanlah
siksa Allah. tugasmu. Sesungguhnya kamu hanyalah
Firman Allah, “Dan bantalah mereka pemberi peringatan dan penyampai
dengan cara yang baik”, berdialoglah risalah dan kamilah yang menilainya. (
dengan mereka secara lembut, halus dan Ibnu Katsir, jilid II. 1999 : 1078 ).
sapaan yang sopan, sebagaimana hal ini 2. M. Quraish Shihab, menjelaskan dalam
pun diperintahkan Allah kepada Musa Tafsir Al-Mishbah :
dan Harun tatkala diutus menghadap Nabi Muhammad SAW, yang
Fir’aun, seperti difirmankan, “Maka diperintahkan untuk mengikuti Nabi
berbicaralah kamu berdua dengannya Ibrahim AS, sebagaimana terbaca pada
dengan kata-kata yang lemah lembut, ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi
mudah-mudahan dia ingat atau takut”. ( untuk mengajak siapa pun agar
Thaha : 44 ) mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
64 | Jurnal Pendidikan Islam – Murabby Volume 2 Nomor 1 April 2019
Bapak para Nabi dan pengumandang 4. Hamka, menjelaskan dalam Tafsir Al-
Tauhid itu. Ayat ini menyatakan : wahai Azhar :
Nabi Muhammad, serulah, yakni Hikmah atau kebijaksanaan. Dengan
lanjutkan usahamu untuk menyeru cara bijaksana, akal budi mulia, dada
semua yang engkau sanggup, seru yang lapang dan hati yang bersih
kepada jalan yang ditunjukkan menarik perhatian orang kepada agama
Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan atau kepada kepercayaan terhadap
hikmah dan pengajaran yang baik dan Tuhan. Kata “hikmah”, menurutnya
bantalah mereka, yakni siapa pun yang adalah inti yang lebih halus dari filsafat.
menolak atau meragukan ajaran Islam Al-Mau’idhatul hasanah, yaitu
dengan cara yang terbaik. Itulah tiga pengajaran yang baik atau pesan-pesan
cara berdakwah yang hendaknya engkau yang baik, yang disampaikan sebagai
tempuh menghadapi manusia yang nasehat, sebagai pendidikan dan
beraneka ragam peringkat dan tuntunan sejak kecil. Dakwah Islam
kecenderungannya; jangan hiraukan berlangsung melalui persetujuan hati
cemohan, atau tuduhan-tuduhan tidak dan akal, bukan melalui “cuci otak”.
berdasar kaum musyrikin dan serahkan Dakwah Islam diberikan dengan alasan
urusanmu dan urusan mereka pada yang masuk akal, dengan kesanggupan
Allah, karena sesungguhnya Tuhanmu membanding diantara yang hak dan
yang selalu membimbing dan berbuat yang bathil.
baik kepadamu Dialah sendiri yang Jaadilhum billati hiya ahsan, yakni
lebih mengetahui dari siapa pun yang berdebat, bertukar pikiran, berdiskusi
menduga tahu tentang siapa yang bejat yang semuanya dijalankan dengan
jiwanya sehingga tersesat dari jalan- sebaik-baiknya. Kalau telah terpaksa
Nya dan Dialah saja juga yang lebih timbul perbantahan atau pertukaran
mengetahui orang-orang yang sehat pikiran, yang di zaman ini disebut
jiwanya sehingga mendapat petunjuk. ( polemic, ayat ini menyuruh agar dalam
Al-Mishbah, 2002 : 383 ). hal yang demikian, kalau sudah tidak
3. Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, dapat dihindari lagi, pilihlah jalan yang
menjelaskan dalam Tafsir Al-Maraghi : sebaik-baiknya. Sikap dan cara yang
Al-Hikmah, adalah wahyu Allah yang baik ini, allati hiya ahsan, sangat
diwahyukan kepada Nabi Muhammad bergantung kepada kepentingan budi
SAW. Al-Mauidhatul hasanah, ibarat dan kehalusan sopan santun, serta
yang mantap, yang telah dijadikan kesanggupan bergaul dalam masyarakat
hujjah dalam kitab-Nya dan memberi yang luas. ( Al-Azhar, Juz 14, 1983 ).
peringatan dengan-Nya. Al-Mujadalah
billati hiya ahsan, maksudnya mendebat Prinsip dasar pelaksanaan dakwah
lawan dengan cara yang lebih baik, dalam surat An-Nahl ayat 125, dapat
memberi maaf akan orang-orang yang dikembangkan seluas mungkin dengan tetap
melanggar kesopanan atau menyakiti, menjadikannya sebagai patokan dan
melayani mereka dengan pembicaraan pedoman di samping memperhatikan kondisi
yang sebagus-bagusnya. ( Al-Maraghi, dan situasi masyarakat yang dihadapi,
1971-1391, Juz 14 : 161 ). sehingga tetap relevan dengan kemajuan dan
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Fajeri Arkiang, Rabiatun Adwiah,, Konsep Dakwah Mauidhatul...|65
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
66 | Jurnal Pendidikan Islam – Murabby Volume 2 Nomor 1 April 2019
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Fajeri Arkiang, Rabiatun Adwiah,, Konsep Dakwah Mauidhatul...|67
teori dakwah seperti yang berkaitan dengan : ekonomi, pendekatan politik (kekuasaan),
pertama, kualitas Da’i. kedua, materi yang pendekatan science dan teknologi. Yang
tepat untuk disampaikan. Ketiga, media yang selalu dibarengi sikap yang pro-aktiv,
efektif dan efisien. Keempat, metode, fleksibel terhadap perkembangan zaman.
pendekatan yang memperhatikan situasi dan
kondisi. Kelima, obyek dakwah. KESIMPULAN
Adapun pendekatan-pendekatan yang Mauidhatul hasanah adalah nasehat atau
digunakan adalah, pendekatan silaturahmi, pelajaran yang baik. Al-Qur’an surat An-
pendekatan pendidikan, pendekatan sosio Nahl ayat 125, adalah :
cultural, seni dan budaya, pendekatan
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (DEPAG RI, 2002 : 281).
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui”. (DEPAG RI, 2002 : 42).
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
68 | Jurnal Pendidikan Islam – Murabby Volume 2 Nomor 1 April 2019
Adapun saran yang ingin peneliti kemukakan Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an
adalah hendaknya para peneliti selanjutnya Tajwid dan Terjemahannya. Bandung:
dapat mengkaji lebih dalam lagi terkait Syaamil Cipta Media,
konsep dakwah mauidhatul hasanah dalam Djam’an satori, dkk. 2011. Metode
surah-surah yang lainnya di dalam Al-Qur’an penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta
DAFTAR RUJUKAN Hamka. 1984. Falsafah Hidup. cet-XI.
Ali Aziz, M. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Jakarta: Pustaka Panjimas.
Prenada Media. Shihab Qurais Muhammad. 2002. Tafsir Al-
Anshari, Endang Saifudin. 1986.Wawasan Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Zahrah, Abu.1994. Dakwah Islami.
Islam dan Umatnya. Jakarta: Rajawali Bandung: Remaja Rosdakarya.
© 2019 by Murabby All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)