Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Telaah

http://journal.ummat.ac.id/index.php/telaah
p-ISSN2477-2429 | e-ISSN 2620-6226
2620
Vol. 5, No. 1, Januari 2020, Hal. 14-25
14

Landasan Filosofis Buku Dunia Kata Karya M.. Fauzil Adhim


1Rahmat Hardi 2Darmiyati Zuchdi
Sulhan Hardi,
1
Ilmu Pendidikan Bahasa, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Rahmatsulhan.2019@student.uny.ac.id1, darmiyati@uny.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan landassan filsafat
pendidikan dari buku keterampilan menulis yang berjudul Dunia Kata karya M.
Diterima:12-11-2019
Fauzil Adhim. Penelitian ini menggunakan analisis konten inferensial. Prosedur
Disetujui:21-01-2020
dalam penelitian ini antara lain: pengadaan data, reduksi data, inferensi, dan
analisis data. Sumber data penelitian ini adalah buku Dunia Kata karya M. Fauzil
Kata Kunci: Adhim. Validitas data menggunakan validitas semantis sedangkan reliabilitas
Landasan filosofis menggunakan test retest reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku
filsafat Dunia Kata karya M. Fauzil Adhim berlandaskan filsafat idealisme, pragmatisme,
pragmatism
pendidikan esensialisme, perenislisme
perenislisme,dan humanisme religius. Hal ini didasarkan pada isi buku
Dunia Kata yang didominasi pentingnya ide atau niat dalam menulis untuk beribadah kepada
Menulis Tuhan Yang Mahaesa dan menjadikan para pembaca buku ini untuk menulis hal-hal
hal
yang dapat bermanfaat untuk orang lain. Pe Penulis
nulis juga mengajak pembaca untuk
belajar menulis dari orang
orang-orang
orang terdahulu yang telah berjuang dalam menulis
Keywords: sehingga dapat sukses menulis.Tulisan yang dihasilkan tidaklah hanya bagus
Philosophical foundation semata, akan tetapi memiliki kebermanfaatan dan dapat mengubah hidup orang
o lain
philosophy menjadi lebih baik.
Education
Dunia Kata Abstract: The purpose of this research is to find the foundation of educational
philosophy from the writing skills book entitled Dunia Kata by M. Fauzil Adhim. This
research uses inferential content analysis. The procedures in this study include: data
procurement, data reduction, inference, and data analysis. The source of this research
data is the book Dunia Kata by M. Fauzil Adhim. Data validity uses semantic validity
while reliability uses retest reliability testing. Fauzil Adhim is based on philosophies
of idealism, pragmatism, essentialism, perenislism, and religious humanists. This is
based on the contents of the book that discusses ideas or intentions in writing to
worship God Almighty and makes the readers of this book tto write things that can be
useful for others. The writer also invites the reader to learn to write from people who
have struggled to write so that they can write successfully. Writers who produce only
good, will support usefulness and change others for the better.

https://doi.org/10.31764/telaah.v5i1.1675 This is an open access article under the CC–BY-SA license

————————————————————

tertentu.Perbedaan teori sesungguhnya dilandasi


A. LATAR BELAKANG
oleh perbedaan dalam landasan filsafatinya
Pendidikan mempunyai dua sisi yang saling (Rukiyati, 2013:63).
berkaitan: teori dan praktik. Dari sisi teori, ada dua
Berbicara mengenai pendidikan,
pendidik kita tidak
macam yaitu teori filsafat pendidikan dan teori ilmu
bisa lepas dari buku. Buku berperan sebagai bahan
pendiidkan.Filsafat pendidikan merupakan konsep-
konsep
ajar atau media instruksional dalam proses
konsep yang saling berkaitan dengan pendidikan
pembelajaran. Begitu pula dalam hal pembelajaran
yang seharusnya (das sollen), ), sedangkan ilmu
keterampilan menulis. Kebutuhan calon penulis
pendidikan merupakan teori yang ng diperoleh dari
terhadap informasi dalam rangka memenuhi
kajian empiris (das sein).Setiap
).Setiap teori pendidikan
kebutuhannya untuk dapat belajar cara menulis
sesungguhnya dilandasai oleh filsafat pendidikan
tidak bisa dilepaskan dari buku panduang

14
Rahmat Sulhan Hardi, Landasan Filosofi Buku...15

keterampilan menulis. Salah satu buku yang dapat Pertama, Perenialisme. Aliran ini bertujuan
menjadi acuan dalam meningkatkan keterampilan mengembangkan kemampuan intelektual anak
menulis adalah buku Dunia Kata karya Mohammad melalui pengetahuan yang “Abadi, universal dan
Fauzil Adhim.Buku inicukup spesial karena ditulis absolut” atau “perennial” yang ditemukan dan
oleh seorang penulis yang sangat produktif.M. Fauzil diciptakan para pemikir unggul sepanjang masa,
Adhim merupakan penulis aktif yang telah yang dihimpun dalam “The Gret Books” atau “Buku
menghasilkan banyak buku.Tidak kurang dari dua Agung”.Kebenaran dalam buku itu bertahan teguh
puluh empat judul buku yang telah ditulisnya.Buku terhadap segala perubahan zaman. (Nasution,
ini mengupas dan berbagi pengalaman 2003:23).
pengarangnya sendiri dalam dunia tulis-menulis.
Kedua, Idealisme. Filsafat Idealisme
Sebagaimana teori pendidikan, penulisan diturunkan dari filsafat idealisme metafisik, yang
sebuah buku, baik secara sadar atau pun tidak, menekankan pertumbuhan rohani.Kaum idealis
sebenarnya dilandasi filsafat pendiian percaya bahwa anak merupakan bagian dari alam
tertentu.Sebuah buku, khususnya buku-buku spiritual, yang memiliki pembawaan spiritual sesuai
pendidikan yang berfungsi meningkatkan dengan potensinya.Pendidikan harus menekankan
kemampuan pembacanya baik dalam rangka kesesuian batin antara anak dan alam
meningkatkan pengetahuan atau pun semesta.Seorang guru yang menganut paham
keterampilannya, hadir di hadapan para pembaca idealisme harus membimbing bukan sebagai prinsip
dengan muatan filsafat pendidikan tertentu di eksternal melainkan kemungkinan-kemungkinan
dalamnya. Perbedaan cara penyajian, materi bahkan yang perlu dikembangkan siswa (Sadulloh,
lay out yang ditemukan pada buku-buku pelajaran, 2017:101).
buku teks, buku keterampilan menulis, keterampilan
Ketiga, Realisme. Filsafat realisme mencari
membaca, atau LKS sebenarnya mengisyaratkan
kebenaran dunia ini sendiri.Melalui pengamatan dan
perbedaan landasan filosofis pendidikan yang
penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum
mendasari penulis buku tersebut.
alam.Mutu kehidupan manusia senantiasa dapat
Berbagai pertimbangan di atas mendorong ditingkatkan melalui kemajuan dalam ilmu
peneliti untuk mengkaji landasan filosofis yang pengetahuan dan teknologi.Tujuan hidup ialah
mendasari buku ini.Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki kehidupan melalui penelitian
untuk menemukan landasan filosofis (filsafat ilmiah.Sekolah yang beraliran realisme
pendidikan bahasa) yang mendasari buku Dunia mengutamakan pengetahuan yang sudah mantap
Kata karya M. Fauzil Adhim. sebagai hasil penelitian ilmiah yang dituangkan
secara sistematis dalam berbagai disiplin ilmu atau
Untuk dapat menemukan landasan filosofis,
mata pelajaran. Di sekolah akan dimulai dengan
berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis filsafat
teori-teori dan prinsip-prinsip yang fundamental,
pendidikan. Penjelasan mengenai berbagai jenis
kemudian praktik dan aplikasinya. Karena
filsafat pendidikan ini juga menjadi konstruk analisis
mengutamakan pengetahuan yang esensial, maka
yang nantinya akan mendukung dalam analisis data.
pelajaran seperti keterampilan dan kesenian
Konstruk analitis merupakan gambaran secara
dianggap tidak perlu.Kurikulum ini tidak
operasional tentang pengetahuan peneliti mengenai
memperhatikan minat anak, namun diharapakan
saling ketergantungan antara data dan konteks.
agar menaruh minat terhadap pelajaran akademis.Ia
Konstruk analitis juga dapat dianggap sebagai teori
harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku
tentang konteks yang dioperasionalkan sedemikian
berbagai disiplin ilmu. Penguasaan ilmu yang banyak
rupa sehingga variabel-variabel terkaitnya mewakili
berkat studi yang intensif adalah persiapan sebaik-
apa yang ingin diinformasikan, diprediksikan, atau
baiknya bagi lanjutan studi dan kehidupan dalam
dipelajari oleh peneliti mengenai konteks data yang
masyarakat (Nasution, 2003:24).
ditelitinya (Zuchdi, 2019:43). Setidaknya, ada
Sebelas filsafat pendidikan yang menjadi konstruk Keempat, Pragmatisme. Aliran ini juga
analitis pada penelitian ini. disebut dengan aliran instrumentalisme atau
utilitarianisme dan berpendapat bahwa kebenaran
16| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 1,Januari 2020, Hal. 14-25

adalah buatan manusia berdasarkan untuk menempuh ujian nasional.Dari segala mata
pengalamannya.Tidak ada kebenaran mutlak, pelajaran, mungkin ilmu-ilmu sosial yang paling
kebenaran adalah tentative dan dapat berubah.Yang menarik mereka.Pendidikan moral tidak diajarkan
baik, ialah yang berakibat baik bagi kepada mereka, juga tidak ditetapkan aturan-aturan
masyarakat.Tujuan hidup ialah mengabdi kepada yang harus mereka patuhi. Bimbingan yang
masyarakat dengan peningkatan kesejahteraan diberikan sering bersifat non-direktif, di mana guru
manusia. Tugas guru bukan mengajar dalam arti banyak mendengarkan dan mengajukan pertanyaan
menyampaikan pengetahuan, melainkan memberi tanpa mengingatkan apa yang harus dilakukan anak
kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai (Nasution, 2003:25-26).
kegiatan guna memecahkan masalah, atas dasar
Ketujuh, Progresifisme. Filsafat ini
kepercayaan bahwa belajar itu hanya dapat
berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada
dilakukan oleh anak sendiri, bukan karena
masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.
“dipompakan ke dalam otaknya”. Yang penting ialah
Karenanya, cara terbaik untuk mempersiapkan para
bukan “what to think” melainkan “how to think”
siswa untuk masa depan adalah membekali mereka
yakni melalui pemecahan masalah.Pengetahuan
dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang
diperoleh bukan dengan mempelajari mata pelajaran,
memungkinkan mereka mengatasi tantangan-
melainkan karena digunakan secara fungsional
tantangan baru dalam kehidupan dan untuk
dalam memecahkan masalah (Nasution, 2003:24-25).
menemukan kebernaran-kebenaran yang relevan
Kelima, Rekonstruksionisme. Aliran ini pada saat ini. Melalui analisis diri dan refleksi yang
berpendirian bahwa sekolah harus berada pada berkelanjutan, individu dapat mengidentifikasi nilai-
garis depan pembangunan dan perubahan nilai yang tepat dalam waktu yang dekat (Sadulloh,
masyarakat. Sekolah ini menjauhi indoktrinasi dan 2017:142-143).
mengajak siswa secara kritis menganalisis isu-isu
Kedelapan, Essensialisme. Filsafat ini melihat
sosial.Dalam perencanaan kurikulum, orang tua dan
sekolah harus melatih/mendidik siswa untuk
masyarakat sering dilibatkan agar dapat
berkomunikasi dengan jelas dan logis.Keterampilan-
memadukan sumber-sumber pendidikan formal
keterampilan ini dalam kurikulum haruslah berupa
dengan sumber sosial, politik, dan ekonomi guna
membaca, menulis, berbicara, dan berhitung.Sekolah
memperbaiki kondisi ekonomi hidup
bertanggung jawab untuk memperhatikan apakah
manusia.Banyak di antara penganut aliran ini
semua siswa menguasai keterampilan-keterampilan
memandang sekolah sebagai masyarakat kecil
tersebut.Pendidikan bersifat praktis dan memberi
(Nasution, 2003:25).
pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka
Keenam, Eksistensialisme. Filsafat ini untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba
mengutamakan individu sebagai faktor dalam mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-
menentukan apa yang baik dan benar. Norma-norma kebijakan sosial (Sadulloh, 2017:160-161).
hidup berbeda secaa individual dan ditentukan
Kesembilan, materialisme.Materialisme
masing-masing secara bebas namun dengan
berpandangan bahwa hakikat realisme adalah
pertimbangan jangan menyinggung perasaan orang
materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau
lain. Tujuan hidup adalah menyempurnakan diri,
supernatural.Dihubungkan dengan metode pada
merealisasikan diri. Sekolah yang berdasarkan
pendidikan, materialisme melihat belajar tergantung
eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan
pada pengalaman, baik langsung atau tidak
pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak
langsung.Metode penyampaian harus logis dan
otoritas orang lain. Ia harus bebas berpikir dan
psikologis. Metode conditioning merupakan metode
mengambil keputusan sendiri secara bertanggung
utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme
jawab. Sekolah ini menolak segala kurikulum,
(Sadulloh, 2017:113).
pedoman, instruksi, buku wajib, dan lain-lain dair
pihak luar.Anak harus mencari identitasnya sendiri, Kesepuluh, Humanisme.Suseno (2002:37)
menentukan standarnya dan kurikulumnya mengemukakan bahwa humanisme merupakan
sendiri.Dengan sendirian, mereka tidak dipersiapkan suatu keyakinan atau ideology tentang kemanusiaan
Rahmat Sulhan Hardi, Landasan Filosofi Buku...17

yang berusaha memanusiakan manusia dengan cara filosofis pendidikan bahasa dari buku
menghormati identitasnya, keyakinannya, tersebut.Adapun prosedur penelitian sebagai berikut.
kepercayaannya, cita-citanya, ketakutan-ketakutan
1. Pengadaan data,
dan kebutuhan-kebutuhannya.Humanisme adalah
Penelitian ini tidak memerlukan instrumen
aliran kefilsafatan yang menempatkan manusia
penelitian dalam mengumpulkan data
sebagai subjek penting dengen memberi kebebasan
dikarenakan data sudah tersedia dan diambil
untuk bisa mengembangkan segala kemampuan dan
dari buku Dunia Kata karya M. Fauzil Adhim
potensi yang dimiliki, mengingatkan eksistensinya,
dalam bentuk kata, klausa, kalimat, dan
kedudukan serta tanggung jawab dalam
gambar.
kehidupannya (Nurjanah, 2018). Suseno (2002:37)
2. Reduksi data,
mengemukakan bahwa humanisme merupakan
Data yang telah terkumpul kemudian
suatu keyakinan atau ideologi tentang kemanusiaan
direduksi dengan mempertimbangkan data
yang berusaha memanusiakan manusia dengan cara
yang mampu menunjukkan dan
menghormati identitasnya, keyakinannya,
berhubungan dengan landasan filosofis buku
kepercayaannya, cita-citanya, ketakutan-ketakutan
ini.
dan kebutuhan-kebutuhannya.
3. Inferensi.
Kesebelas, Humanis Religius. Humanisme Sebelum menganalisis data, peneliti
religius adalah humanisme yang dijiwai oleh nilai- membuat deskripsi data yang disebut
nilai suci dari ajaran agama.Ada sinergi dan konstruk analisis.Konstruk analisis
integrasi antara pandangan terhadap manusia dilakukan secara kualitatif menggunakan
sebagai makhluk yang harus dikembangkan ranah konseptual.Ranah konseptual ialah
seluruh potensinya dan bagaimana
suatu bentuk “peta kata”, yaitu peta seluruh
pengembangan tersebut tidak bertentangan dari
bidang kebahasaan yang berupa pemadatan
ajaran agama yang menjadi identitas bangsa
Indonesia (Nurkholis, 2010). hasil tulisan semua orang/sekelompok orang
pada suatu periode waktu tertentu. Mula-
Humanis religius dimulai dari guru kepada
mula kata-kata dikelompokkan dengan
para peserta didik agar prakitik pendidikan bersifat elemen-elemen referensi yang telah umum
mengarahkan, memandirikan, dan memberdayakan ke dalam konsep-konsep yang harus
peserta didik sebagai mahluk berdimensi horizontal
langsung dapat dikenali oleh orang lain.
dan vertikal.Humanis religius sangat mementingkan Selanjutnya konsep-konsep yang erat
nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap penghayatan
kaitannya dikelompokkan sehingga
dan pengamalan kehidupan beragama (Adhiatera membentuk gagasan lebih umum yang
dalam Jumarudin, 2014:117).Pendidikan humanis disebut tema.Tema inilah yang dikenal
yang menekankan aspek kemerdekaan individu
dengan “ranah konseptual” (Zuchdi,
diintegrasikan dengan pendidikan religious agar 2019:53-54).
dapat membangun kehidupan individual-sosial yang 4. Analisis data
memiliki kemerdekaan tetapi dengan tidak Dalam menganalisis data, peneliti meringkas
meninggalkan nilai-nilai keagamaan (Kuntoro,
data agar dapat dipahami dan
2013:5).
dinterpretasikan dengan baik. Setelah itu,
B. METODE PENELITIAN peneliti menghubungkan data yang diteliti
dengan analisis konten dan data yang
Metode penelitian menggunakan analisis konten diperoleh dengan teknik lain atau dari situasi
inferensial. Analisis konten inferensial berlaku untuk lain sehingga dapat berfungsi sebagai
menemukan makna dari setiap dokumen, foto, validitas metode-metode tersebut atau
lukisan, surat dan lain-lain yang mengharuskan memberikan informasi yang belum diperoleh.
untuk membuat kesimpulan dari pengambilan data. 5. Validitas dan reliabilitas data. Validitas data
Dalam hal ini peneliti berusaha memahami dan diukur menggunakan validitas semantis.
memaknai pesan simbolik dalam buku Dunia Kata Validitas semantis mengukur tingkat
karya M. Fauzil Adhim untuk menemukan landasan kesensitifan suatu teknik terhadap makna-
18| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 1,Januari 2020, Hal. 14-25

makna simbolik yang gayut (relevan) dengan ekonomi peserta didik.


konteks tertentu Adapun reliabilitas data c. nilai baik dan buruk berdasarkan
ditentukan secara eksperimental
dengan testretest yaitu tes ulang yang dalam pengalaman hidup
hasilnya tidak berubah setelah dilakukan d. pengembangan total anak baik melalui
minimal dua kali pada waktu yang berbeda pengalaman, kegiatan diri, atau belajar
(Zuchdi & Afifah, 2019). dengan melakukan (learning by doing)
e. Implikasinya dalam pengembangan isi
atau bahan pembelajaran yaitu
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
memuat pengalaman-pengalaman
1. Hasil yang telah teruji sesuai minat dan
kebutuhan siswa
Tabel 1. Konstruk analitis Filsafat Pendidikan
Jenis Karakteristik Esensialis a. menanamkan esensi dari ilmu
Filosofi me pengetahuan dan pembangunan
Perenniali a. sekolah sebagai wahana karakter siswa
sme menumbuhkan kecerdasan b. mengajarkan nilai-nilai moral
b. makhluk rasional tradisional dan pengetahuan yaitu
c. berpikir mendalam, analitik, fleksibel, hormat pada kekuasaan, ketabahan,
imajinatif dengan menekankan taat menjalankan kewajiban, tenggang
kebenaran sepanjang hayat. rasa kepada orang lain, menguasai
d. pendidikan diarahkan untuk hal-hal praktis.
mempelajari ilmu pengetahuan secara c. berdasarkan filsafat konservatif
mendalam melalui membaca buku d. menekankan dunia melalui percobaan
induk. saintifik dan penguasaan ilmu
e. Mencontoh para pemikir unggul di alamiah.
masa lampau
Progressi a. perubahan sesuatu yang real dan
Idealis- a. hakikat spiritual manusia dan alam visme diarahkan oleh kepandaian manusia
me semesta b. demokratik, berpikir bebas, dan
b. kurikulum yang diterapkan di sekolah cerdas
berorientasi keagamaan c. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh
c. bertujuan untuk memberikan dan dikembangkan dengan
kontribusi pada pengembangan mengaplikasikan pengalaman, lalu
pikiran dan kepribadian digunakan untuk menyelesaikan
d. Guru harus melatih keterampilan masalah/persoalan baru.
kreatif dan memberikan kesempatan d. guru dalam melaksanakan proses
bagi pikiran peserta didik untuk pelajaran diarahkan untuk
menganalisis, menemukan, membangkitkan minat dan rasa ingin
mensintesis dan menciptakan tahu siswa melalui permainan yang
menantang siswa untuk berpikir
Realis-me a. berusaha mencari kebenaran di dunia
e. siswa didorong untuk berinteraksi
sendiri.
dengan sesamanya untuk membangun
b. kebutuhan akan kesesuaian dengan
realitas obyektif dalam perilaku pemahaman sosial
manusia
c. memberikan siswa pengetahuan Rekonstr a. menyiap pseserta didik untuk
esensial untuk bertahan hidup di alam uksionis- mengubah dunia melalui
d. penekanan ada pada pengembangan me rekonstruksi sosial
keterampilan untuk membaca, b. guru mengarahkan siswa untuk
menulis, berhitung dan kebiasaan menguasai bahasa sampai tingkat
belajar literasi tinggi agar mampu
e. Guru mengoptimalkan minat siswa mentransformasi kebudayaan
dengan mengkaitkan materi pelajaran c. menekankan pengetahuan, pelatihan,
dengan pengalaman mereka dan keterampilan sebagai alat
mencapai tujuan yakni realisasi diri
Pragmatis a. perasaan proposisi atau gagasan
d. mentransformasi kultur yang ada di
m terletak pada konsekuensi praktisnya.
sekitar
b. kurikulum harus menawarkan materi
pembelajaran yang menyediakan e. kemampuan mengidentifikasi dan
mempertanyakan asumsi melalui
berbagai proyek dan kegiatan yang
dialog dan diskusi
relevan dengan kebutuhan,
kemampuan, minat, dan kondisi sosial
Rahmat Sulhan Hardi, Landasan Filosofi Buku...19

Eksistensi a. Ini digambarkan sebagai cara


Ya, kekuatan jiwa. Bukan semata
alism mempersepsi dan berpikir tentang
keterampilan menulis. Kekuatan jiwa itu
kehidupan yang mengutamakan
lahir dari niat yang bersih, tujuan yang
individualisme dan subyektivitas.
jelas, komitmen yang kuat, visi yang
b. Para siswa harus belajar mengenali
tajam, dan sikap mental yang baik. Ada
kreativitas dan kebebasanmereka
yang mereka perjuangkan dalam
untuk memilih.
hidupnya. Ada yang ingin mereka
c. Para siswa dapat belajar hanya jika
sampaikan(Adhim, 2004:24).
mereka memiliki kemauan
mendalam untuk memilih dan
Ada idealisme yang harus kita bangun
memberi makna subjek.
dalam jiwa, kita bangkitkan dalam hidup
kita, dan kita alirkan melalui tulisan.
Materialis a. belajar tergantung pada pengalaman,
Melahirkan tulisan yang baik. tak cukup
me baik langsung atau tidak langsung.
hanya dengan mengandalkan pikiran dan
b. Metode penyampaian harus logis dan
sedikit imajinasi. Ada yang harus
psikologis.
dipertanggungjawabkan kepada Allah
c. Metode conditioning merupakan
Azzawajalla, Tuhan yang menciptakan
metode utama bagirealisme sebagai
kita. Ada nilai-nilai yang harus kita bawa.
pengikut behaviorisme
Ada kebenaran yang harus kita suarakan
Humanis b. proses pemanusiaan manusia
(Adhim, 2004:26).
me c. membantu peserta didik tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi-pribadi
Melahirkan tulisan yang baik. tak cukup
yang lebih manusiawi, berguna dan
hanya dengan mengandalkan pikiran dan
berpengaruh didalam masyarakatnya,
sedikit imajinasi. Ada yang harus
bertanggung jawab, bersifat proaktif
dipertanggungjawabkan kepada Allah
dan kooperatif serta mengembangkan
Azzawajalla, Tuhan yang menciptakan
potensi yang ada
kita. Ada nilai-nilai yang harus kita bawa.
Ada kebenaran yang harus kita suarakan
Humanis a. proses pemanusiaan manusia
(Adhim, 2004:26).
me b. membantu peserta didik tumbuh dan
religius berkembang menjadi pribadi-pribadi
yang lebih manusiawi, berguna dan “Saya lebih tertarik menemukan alasan
berpengaruh didalam masyarakatnya, untuk menulis daripada memikirkan
bertanggung jawab, bersifat proaktif bagaimana membuat tulisan yang
dan kooperatif serta mengembangkan menarik (Adhim, 2004:78-79).
potensi yang ada
c. berlandaskan pada perintah tuhan Perenial- Hingga sekarang, belum ada ahli debat
dan nilai-nilai luhur agama isme dan penulis masalah kristologi yang
mampu menandinginya… Ia adalah
Ahmad Deedat (Adhim, 2004:73-75).
Dari konstruk analitis di atas, setidaknya terdapat
lima landasan filosofi yang ada pada buku Dunia Dari tangannya, pernah lahir karya
memikat penuh makna berjudul
Kata karya M. Fauzil Adhim. Berikut ini data
REmbulan di Mata Ibu…Karyanya meraih
penelitian yang telah dikelompokkan ke dalam
penghargaan sebagai buku remaja terbaik
landasan filiosofisnya sesuai dengan konstruk versi IKAPI 2001. Setahun berikutnya, ia
analisis yang ada. kembali meraih Adhikarya IKAPI 2002...
Tabel 2. Pengelompokan data (Adhim, 2004:102-103)
Jenis Data
filosofi Pragma- Belajar dari kesalahan diri sendiri
tisme (Adhim, 2004:45)
Essensial- “Dari membaca, ada ilmu dan wawasan
isme sangat luas yang bisa saya dapatkan. Dari Kerja keras seorang penulis berarti,
membaca, saya mulai tertarik menulis dan tetaplah menulis sampai benar-benar bisa
mengirimkan ke media massa” (Adhim, menghasilkan tulisan meski harus
2004: 22). menghadapi kebosanan, kelelahan, dan
kehilangan gairah. Tetaplah menulis dan
Idealisme Kekuatan idealismelah yang melahirkan lakukanlah sekarang juga meskipun orang
penulis-penulis besar (Adhim, 2004:24) lain—dan bahkan diri kita sendiri—
berkomentar, “Tulisan apa sih ini? Tulisan
20| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 1,Januari 2020, Hal. 14-25

kok, kayak gini?” (Adhim, 2004:110). lebih besar, butuh ketenangan untuk
menuangkannya, dan meminta daya tahan
Kesediaan belajar tanpa henti akan yang cukup tinggi (Adhim, 2004:68)
melahirkan kemampuan inovasi.
Kesediaan untuk belajar terus –menerus Doa adalah otaknya ibadah (Adhim,
juga mendorong kita mampu 2004:73)
menuangkan ide secara lebih cerdas,
memikat dan mengalir. Kekayaan cara Menulis untuk dedikasi (Adhim, 2004:84).
pengungkapan ide atau gagasan muncul
karena kecerdasan kita terus-menerus Al-Quran memberi kepada kita bagaimana
terasah melalui pembelajaran yang kita seharusnya berkomunikasi sesuai dengan
lakukan secara sengaja (Adhim, 2004:96). orang yang kita hadapi. Gunakanlah
qaulan kariman saat berbicara dengan
orang tua qaulan maysuran saat
berkomunikasi dengan orang awam dan
Cara paling cerdas memulai karier masyarakat luas, qaulan ma’rufan saat
sebagai penulis adalah dengan MENULIS! berbicara masalah-masalah rumah tangga
Tidak ada rumus yang lebih ajaib (Adhim, 2004: 97).
daripada itu. Menulislah sekarang juga,
sebisa kita. Lupakan sejenak mimpi-
mimpi tentang menulis kreatif yang
diajarkan di bangku kuliah, kesampingkan
dulu prosedur baku menulis yang
diajarkan pada mata kuliah Teknik
Penulisan Skripsi dan Karya Ilmiah.
Sekarang yang paling penting adalah 2. PEMBAHASAN
menulis! Tulislah apa saja yang ingin
kamu tulis! (Adhim, 2004:108). Setidaknya ada lima landasan filosofis yang
mendasari buku ini. Landasan filosofis tersebut
Humanis- Ada idealisme yang harus kita bangun antara lain seperti filsafat perenilalisme, idealisme,
me Religius dalam jiwa, kita bangkitkan dalam hidup pragmatisme, essensialisme dan humanisme religius.
kita, dan kita alirkan melalui tulisan.
Melahirkan tulisan yang baik. tak cukup 2.1 Essensialisme
hanya dengan mengandalkan pikiran dan
sedikit imajinasi. Ada yang harus Penulis membuka bukunya dengan menjelakan
dipertanggungjawabkan kepada Allah hal-hal penting yang mempengaruhi seseorang
Azzawajalla, Tuhan yang menciptakan dalam menulis. Hal-hal tersebut antara lain
kita. Ada nilai-nilai yang harus kita bawa.
Ada kebenaran yang harus kita suarakan seperti pentingnya membaca. Adhim
(Adhim, 2004:26). menceritakan pengalaman masa kecilnya yang
banyak diisi dengan kegiatan membaca. Membaca
merupakan pemantik awal mula ia mulai tertarik
Kitalah yang menentukan diri kita sendiri. menulis.
Kalau kita membiasakan diri untuk
menulis kapan saja; dalam suasana gaduh “Dari membaca, ada ilmu dan wawasan
atau tenang, dalam suasana penuh sangat luas yang bisa saya dapatkan.Dari
semangat atau dingin tak bergairah, kita membaca, saya mulai tertarik menulis dan
akan lebih produktif sekaligus melahirkan mengirimkan ke media massa” (Adhim, 2004:
tulisan yang lebih berbobot. Satu hal yang 22).
harus kita pompakan, menulis karena
memang ada yang harus kita sampaikan Lebih lanjut ia memaparkan bahwa keterampilan
(Adhim, 2004:58-59). menulis dan membaca adalah dua keterampilan
yang saling berkaitan.
Membaca dan menulis adalah dua hal yang
berkaitan erat.Membaca … memberi
Kondisi ruhani kita berpengaruh sangat
kekayaan perspektif buat saya sehingga
besar terhadap ketajaman otak, kekuatan
fisik, dan kecemerlangan pikiran kita. berpengaruh pada bagaimana saya
Menulis fiksi hanya mengandalkan mengemas tulisan (Adhim, 2004: 35-36).
imajinasi, akan menyerap energi yang
Rahmat Sulhan Hardi, Landasan Filosofi Buku...21

Data di atas memperlihat bahwa membaca Ada idealisme yang harus kita bangun dalam
menjadi salah satu modal dasar dan penting dalam jiwa, kita bangkitkan dalam hidup kita, dan
mendukung keterampilan menulis.Jika kita alirkan melalui tulisan.Melahirkan tulisan
yang baik.tak cukup hanya dengan
dihubungkan dengan filsafat pendidikan, konsep
mengandalkan pikiran dan sedikit imajinasi
ini masuk ke dalam filsafat essensialisme karena (Adhim, 2004:26)..
dalam filsafat ini, membaca dan menulis menjadi
Idealisme itulah yang akan melahirkan
pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa. Hal
kekuatan jiwa. Dengan begitu, seorang penulis
ini konnstruk analisis di depan bahwa Filsafat atau orang yang akan menulis memerlukan
essensialisme melihat sekolah harus kekuatan jiwa untuk dapat menulis dengan baik.
melatih/mendidik siswa untuk berkomunikasi Ini terlihat dari kutipan berikut ini.
dengan jelas dan logis. Keterampilan-keterampilan Ya, kekuatan jiwa.Bukan semata keterampilan
ini dalam kurikulum haruslah berupa membaca, menulis.Kekuatan jiwa itu lahir dari niat yang
menulis, berbicara, dan berhitung.Sekolah bersih, tujuan yang jelas, komitmen yang kuat,
bertanggung jawab untuk memperhatikan apakah visi yang tajam, dan sikap mental yang
semua siswa menguasai keterampilan- baik.Ada yang mereka perjuangkan dalam
keterampilan tersebut.Pendidikan bersifat praktis hidupnya. Ada yang ingin mereka
sampaikan(Adhim, 2004:24).
dan memberi pengajaran yang logis yang
mempersiapkan mereka untuk hidup, sekolah tidak Kekuatan jiwa sangat berhubungan dengan
boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan filsafat pendidikan idealisme yang sangat
kebijakan-kebijakan sosial (Sadulloh, 2017:160- mementingkan ide.Akan tetapi dalam buku ini,
161). kekuatan jiwa bukanlah satu-satunya hal yang
penting, Adhim berpendapat bahwa konten dari
tulisan yang dibuat haruslah memiliki nilai-nilai
2.2 Idealisme positif dan dapat dipertanggungjawabkan kelak
Horne (dalam Rusdi, 2013) mengatakan di hadapan Tuhan.Ini terlihat pada kutipan
idealisme adalah pandangan yang menganggap berikut.
bahwa bahwa alam merupakan ekspresi dari Melahirkan tulisan yang baik.tak cukup hanya
pikiran.Ia menambahkan bahwa bahwa subtansi dengan mengandalkan pikiran dan sedikit
dari dunia ini adalah dari alam pikiran. Hal-hal imajinasi. Ada yang harus
yang bersifat materi dapat dijelaskan melalui dipertanggungjawabkan kepada Allah
jiwa.Senada dengan itu, Tafsir (dalam Rusdi, Azzawajalla, Tuhan yang menciptakan
kita.Ada nilai-nilai yang harus kita bawa.Ada
2013) juga mengemukakan bahwa dalam kajian
kebenaran yang harus kita suarakan (Adhim,
filsafat, idealisme adalah doktrin yang 2004:26).
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya
Lebih lanjut ia menjelaskan kepada pembaca bahwa
dapat dipahami dalam ketergantungannya pada
ia, dalam menulis, mendahulukan alasan untuk
jiwa (mind) dan spirit (ruh).lstilah ini diambil dari
menulis dibandingkan cara menulis.Hal ini terlihat
"idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
dari kutipan berikut.
Adhim dalam buku ini menjelaskan kepada
pembaca (yang akan belajar menulis) bahwa “Saya lebih tertarik menemukan alasan untuk
dalam menulis, idealisme seorang penulis menulis daripada memikirkan bagaimana
sangatlah penting. Hal ini terlihat dari kutipan membuat tulisan yang menarik (Adhim,
berikut. 2004:78-79).
“Kekuatan idealisme inilah yang telah Dari beberapa kutipan di atas, Adhim sebagi penulis
melahirkan penulis-penulis besar” (Adhim, buku ini ini menekankan kepada pembacanya yang
2004:24). akan belajar menulis untuk menyadari pentingnya
Kutipan di atas menjelaskan bahwa penulis ide dalam menulis. Ide itu yang akan menjadi energi
besar lahir dari ide-ide besar yang dapat dilihat dan yang akan menjadi roh dari tulisan yang akan
dalam tulisannya.Dengan begitu seseorang dalam dihasilkan. Dengan demikian, filsosofi idealisme
menulis harus mebangun jiwanya terlebih
menjadi salah satu landasan filosofis dalam buku ini
dahulu.Hal ini terlihat dalam kutipan berikut ini.
22| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 1,Januari 2020, Hal. 14-25

2.3 Perenialisme pada otot dan badannya yang kecil. Setelah


Assegaf (dalam Siregar, 2016) menjelaskan peristiwa itu ia bertemu dengan penulis lain yang
bahwa aliran perenialisme beranggapan bahwa membimbingnya menulis. Dalam belajar menulis,
pendidikan harus didasari oleh nilai-nilai cultural entah berapa ratus tulisan yang ia kirimkan ke
masa lampau, regressive road to penerbit, namun ditolak. Hingga akhiria kini
culture.Pendidikan dengan begitu selayaknya menjadi tokoh sastra Indonesia.
mencontoh orang-orang terdahulu yang telah Sekarang, Joni Ariadinata tidak lagi sibuk
teruji dalam dalam belajar. mengantarkan penumpang dengan becaknya…
yang sekarang menyibukkannya adalah
Peneliti menemukan bahwa penulis buku ini membangun dunia sastra (Adhim, 2004:175).
melandasi bukunya atas dasar filsafat
Dilihat dari penjelasan di atas, Adhim
perenialisme.Hal ini ditunjukkan ditemukannya
mengarahkan para pembacanya (calon penulis)
beberapa tulisan (yang ia sebut sebagai “sisipan”)
untuk belajar dari kegigihan dan kisah hidup
tentang kisah perjuangan dari orang-orang
orang-orang terdahulu.Hal ini sesuai dengan
sukses dalam hal menulis.
konsep perenialisme yang berpandangan bahwa
Berikut ini beberapa tulisan yang pendidikan selayaknya didasari oleh konsep-
menggambarkan perjuangan tokoh dalam usaha konsep masa lampau yang telah teruji
sehingga dapat menulis karya besar.
kebenarannya.
Pertama, Adhim memaparkan kisah
2.4 Pragmatisme
kehidupan Ahmad Deedat yang awalnhya adalah
kacung penjaga toko yang selalu kalah debat Adhim mengajarkan kepada pembaca bahwa untuk
dengan misonaris. Hingga akhirnya ia dapat menulis dengan baik, pembaca harus berani
menemukan sebuah buku yang memaparkan menulis meski salah.Ia harus berani belajar dari
perdebatan Islam-Kristen paling fenomenal di kesalahan
dunia. Dari buku itu, ia mulai membaca dengan Belajar dari kesalahan diri sendiri (Adhim,
tekun dan pada akhirnya menulis sebuah buku 2004:45)
fenomanl lainnya yang berjudul The Choice.
Penulis buku ini menambahkan bawah kerja
Hingga sekarang, belum ada ahli debat dan keras dan melawan sifat negatif dari diri seperti
penulis masalah kristologi yang mampu kebosanan kelelahan, dan lainnya harus dilakukan
menandinginya… Ia adalah Ahmad Deedat
(Adhim, 2004:72-75). Kerja keras seorang penulis berarti, tetaplah
menulis sampai benar-benar bisa
Kedua, penulis menceritakan kisah hidup dan menghasilkan tulisan meski harus
prestasi dari seorang penulis bernama Asma menghadapi kebosanan, kelelahan, dan
Nadia. kehilangan gairah.Tetaplah menulis dan
lakukanlah sekarang juga meskipun orang
Dari tangannya, pernah lahir karya memikat lain—dan bahkan diri kita sendiri—
penuh makna berjudul REmbulan di Mata berkomentar, “Tulisan apa sih ini?Tulisan kok,
Ibu…Karyanya meraih penghargaan sebagai kayak gini?” (Adhim, 2004:110).
buku remaja terbaik versi IKAPI 2001. Setahun
berikutnya, ia kembali meraih Adhikarya IKAPI Filsafat Pragamtisme disebut juga dengan
2002... (Adhim, 2004:102-103) aliran instrumentalisme atau utilitarianisme dan
Ketiga, penulis menceritakan kisah hidup Joni berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan
Ariadinata.Seorang penulis yang pada awalnya manusia berdasarkan pengalamannya.Tugas guru
adalah tukang becak.Ia adalah anak seorang bukan mengajar dalam arti menyampaikan
petani. Keinginannya untuk sekolah pengetahuan, melainkan memberi kesempatan
membawanya ke Jogja dan membuatnya menjadi kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan
tukang becak.Seorang gali meninju mulutnya saat guna memecahkan masalah, atas dasar kepercayaan
sedang menjadi tukang becak ini lah yang bahwa belajar itu hanya dapat dilakukan oleh anak
mengubah sejarah hidupnya.Ia marah dan sedih sendiri, bukan karena “dipompakan ke dalam
otaknya”. Yang penting ialah bukan “what to think”
Rahmat Sulhan Hardi, Landasan Filosofi Buku...23

melainkan “how to think” yakni melalui pemecahan potensinya dan bagaimana pengembangan
masalah.Pengetahuan diperoleh bukan dengan tersebut tidak bertentangan dari ajaran agama
mempelajari mata pelajaran, melainkan karena yang menjadi identitas bangsa Indonesia
digunakan secara fungsional dalam memecahkan (Nurkholis, 2010).
masalah (Nasution, 2003:24-25). Dalam hal ini, Adhim mempertimbangkan
Sejalan dengan hal tersebut, Adhim dimensi religius dan tanggung jawab kepada
menekankan kepada pembaca tentang belajar (dan Tuhan Yang Mahaesa dalam menulis.Ini terlihat
latihan menulis) yang terus menerus sehingga dari kutipan berikut.
pembaca dapat menguasai keterampilan menulis Ada yang harus dipertanggungjawabkan
dari pengalamannya dalam menulis.Hal ini terlihat kepada Allah Azzawajalla, Tuhan yang
dari kutipan berikut ini. menciptakan kita.Ada nilai-nilai yang harus
kita bawa.Ada kebenaran yang harus kita
Kesediaan belajar tanpa henti akan suarakan (Adhim, 2004:26).
melahirkan kemampuan inovasi. Kesediaan
untuk belajar terus –menerus juga mendorong Humanis religius dimulai dari guru kepada para
kita mampu menuangkan ide secara lebih peserta didik agar prakitik pendidikan bersifat
cerdas, memikat dan mengalir. Kekayaan cara mengarahkan, memandirikan, dan
pengungkapan ide atau gagasan muncul memberdayakan peserta didik sebagai mahluk
karena kecerdasan kita terus-menerus berdimensi horizontal dan vertikal.Humanis
terasah melalui pembelajaran yang kita
religius sangat mementingkan nilai-nilai
lakukan secara sengaja (Adhim, 2004:96).
kemanusiaan dalam setiap penghayatan dan
Dengan begitu, cara paling ampuh untuk dapat pengamalan kehidupan beragama (Adhiatera
menulis adalah dengan melatih kemampyan menulis dalam Jumarudin, 2014:117).Pendidikan humanis
dengan praktik dan terus menulis. Bukan hanya yang menekankan aspek kemerdekaan individu
dengan teori menulis semata.Hal ini terlihat dalam diintegrasikan dengan pendidikan religious agar
kutipan berikut ini. dapat membangun kehidupan individual-sosial
Cara paling cerdas memulai karier sebagai yang memiliki kemerdekaan tetapi dengan tidak
penulis adalah dengan MENULIS! Tidak ada meninggalkan nilai-nilai keagamaan (Kuntoro,
rumus yang lebih ajaib daripada itu.Menulislah 2013:5).
sekarang juga, sebisa kita. Lupakan sejenak
mimpi-mimpi tentang menulis kreatif yang Lebih lanjuta, Adhim dalam bukunya ini beberapa
diajarkan di bangku kuliah, kesampingkan kali menuliskan kata-kata yang bernuansa
dulu prosedur baku menulis yang diajarkan religiusitas dan ketuhan.Ini terlihat dari kutipan-
pada mata kuliah Teknik Penulisan Skripsi dan kutipan berikut ini.
Karya Ilmiah. Sekarang yang paling penting
adalah menulis! Tulislah apa saja yang ingin Kondisi ruhani kita berpengaruh sangat besar
kamu tulis! (Adhim, 2004:108). terhadap ketajaman otak, kekuatan fisik, dan
kecemerlangan pikiran kita. Menulis fiksi
2.5 Humanisme religius hanya mengandalkan imajinasi, akan
Suseno (2002:37) mengemukakan bahwa menyerap energi yang lebih besar, butuh
humanisme merupakan suatu keyakinan atau ketenangan untuk menuangkannya, dan
ideologi tentang kemanusiaan yang berusaha meminta daya tahan yang cukup tinggi
(Adhim, 2004:68)
memanusiakan manusia dengan cara
menghormati identitasnya, keyakinannya, Doa adalah otaknya ibadah (Adhim, 2004:73)
kepercayaannya, cita-citanya, ketakutan- Al-Quran memberi kepada kita bagaimana
ketakutan dan kebutuhan- seharusnya berkomunikasi sesuai dengan
kebutuhannya.Humanisme religius adalah orang yang kita hadapi.Gunakanlah qaulan
kariman saat berbicara dengan orang tua
humanisme yang dijiwai oleh nilai-nilai suci
qaulan maysuran saat berkomunikasi dengan
dari ajaran agama.Ada sinergi dan integrasi orang awam dan masyarakat luas, qaulan
antara pandangan terhadap manusia sebagai ma’rufan saat berbicara masalah-masalah
makhluk yang harus dikembangkan seluruh rumah tangga (Adhim, 2004: 97).
24| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 1,Januari 2020, Hal. 14-25

Selain itu, Adhim juga memaparkan bahwa E. SIMPULAN DAN SARAN


dedikasi dalam menulis diperlukan dalam karier Buku Dunia Kata karya M. Fauzil Adhim
seorang penulis. Dengan dedikasi itu, penulia berlandaskan filsafat Idealisme, Pragmatisme,
akan total dalam menulis. Menulis untuk dedikasi Esensialisme, Perenislisme, dan Humanis Religius.
(Adhim, 2004:84).Dengan, begitu tulisan yang Hal ini didasarkan pada isi buku yang didominasi
akan dihasilkan oleh penulis akan berbobot dan pentingnya ide atau niat dalam menulis untuk
bermanfaat bagi orang lain. beribadah kepada Tuhan Yang Mahaesa dan
menjadikan para pembaca buku ini untuk menulis
hal-hal yang dapat bermanfaat untuk orang lain.
D. TEMUAN DAN DISKUSI Penulis juga mengajak pembaca untuk belajar
Menulis menjadi salah satu keterampilan yang menulis dari orang-orang terdahulu yang telah
sangat dibutuhkan. Dalam buku ini, penulisnya lebih berjuang dalam menulis sehingga dapat sukses
banyak mengajarkan cara menulis dengan menulis.Tulisan yang dihasilkan tidaklah hanya
mencontoh dari orang-orang yang terdahulu dan bagus semata, akan tetapi memiliki kebermanfaatan
ditambahkan dengan latihan menulis yang terus- dan dapat mengubah hidup orang lain menjadi lebih
menerus. Tidak ada cara lain untuk untuk dapat baik.
menulis kecuali dengan langsung
mempraktikkannya. Cara agar dapat menulis adalah
REFERENSI
dengan langsung menulis. Teori menulis saja tidak
akan berdampak pada peningkatan kemampuan [1] Adhim, M. Fauzil. (2004). Dunia Kata: Kisah Sukses
Fauzil Adhim Membuat Buku-Buku
menulis. Selain itu, penulis dalam buku ini juga Fenomenal.Bandung: Dar! Mizan
mempertimbangkan ide dan tujuan menulis
[2] Jumarudin, dkk. (2014) Pengembangan Model
berdasarkan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Pembelajaran Humanis Religius dalam Pendidikan
Maha Esa dan untuk membantu mengubah orang Karakter di Sekolah Dasar. Dalam Jurnal
lain menjadi lebih baik. Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi,
Ditengah zaman global saat ini, banyak tulisan Volume 2, Nomor 2, 2014.
yang berisi konten seksual dan mencoba [3] Kuntoro, Sodiq A. (2013). Formulasi Model
Pendidikan Humanis Religisu. Makalah Workshop
mengangkat hal-hal yang tabu dengan beralasan
Pengembangan Pendidikan Humanis Religius FIP
sebagai tulisan yeng bernilai seni. UNY, 16 November 2013 di Yogyakarta
Landasan filosofis humanisme Religius dalam
[4] Nurjanah, Ida. (2018). Paradigma Humanisme
buku ini dapat mencegah para pembaca (calon Religius Pendidikan Islam. Misykat, Volume 3,
penulis) untuk menulis atas dasar agar terkenal dan Nomor 1, Juni 2018Nasution, S. (2003). Asas-Asas
bagus semata tanpa mempertimbangkan efek Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
kebermanfaatan dan kesesuaian dengan aturan [5] Rukiyati. (2013). Landasan Filsafat Ilmu
norma agama. Secara tidak langsung, buku ini Pendidikan. Dalam Dwi Siswoyo (Ed.), Pendidikan
untuk Pencerahan dan Kemandirian Bangsa. (pp.
mengajarkan kepada para pembaca yang akan 62-74). Yogyakarta:Fakultas Ilmu Pendidikan
belajar menulis untuk mempertimbangkan faktor Universtas Negeri Yogyakarta.
humanis dan religius dalam menghasilkan karya. [6] Rusdi. (2013). Filsafat Idealisme (Implikasinya dalam
Adapun dengan dihubungkan dengan konsep pendidikan). Dalam Dinamika Ilmu, Volume 13,
Nomor 2, Desember 2013. (hal. 236-249)
pendidikan abad ke-21, buku ini yang berlandasrkan [7] Sadulloh,Uyoh. (2017). Pengantar Filsafat Pendidikan.
kelima filsafat pendidikan (Essensialisme, Bandung: Alfabeta
Perenialisme, Pragmatisme, Idealisme dan [8] Siregar, Raja Lottung. (2016). Teori Belajar
Humanisme Religius) dirasa masih sangat layak saat Perenialisme. Dalam Jurnal Al-Hikmah, Volume 13
ini. Nilai-nilai pendidikan yang masih menempatkan Nomor 2, Oktober 2016. (hal. 172-183)
manusia pada posisi yang tinggi dan [9] Suseno, Frans Magnis. (2002). “Agama, Humanisme,
dan Masa Depan Tuhan”. Dalam Basis No. 05-06
mempertimbngkan ranah religius menjadi penting
Tahun ke-51 Mei-Juni.
pada masa sekarang ini. Masa di mana mesin mulai
[10] Zubaidah, Siti. (2016). Keterampilan Abad ke-21:
menggantikan manusia. Keterampilan yang Diajarkan Melalui
Rahmat Sulhan Hardi, Landasan Filosofi Buku...25

Pembelajaran. Disampaikan pada Seminar Nasional


Pendidikan dengan tema “Isu-isu Strategis
Pembelajaran MIPA Abad 21, tanggal 10 Desember
2016 di Program Studi Pendidikan Biologi STKIP
Persada Khatulistiwa Sintang – Kalimantan Barat
[11] Zuchdi, Darmiyati & Afifah. (2019). Analisis Konten
Etnografi & Grounded Theory dan Hermeneutika
dalam Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai