Anda di halaman 1dari 16

Laboratorium

Teknologi Rekayasa Proses

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


2021
Ahmad Rifky Aziz (1), Aminati Aviat (2), Hanifah Fauziyah (3), Muhammad Dimas H* (4)
Rafianola Mawarni
Dr. Eng. Achmad Dwitama Karisma, MT
Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
18 Juni 2021
2021

Abstrak
Poli(asam laktat) (PLA) adalah poliester termoplastik alifatik linier yang berasal dari 100% sumber
terbarukan seperti jagung, kentang dan pati-patian yang lainnya. Poly (Lactic Acid) (PLA) bersifat termoplastik
dan dapat terurai secara hayati, yang membuatnya sangat menarik untuk aplikasi biologis dan medis salah satu
contohnya sebagai implan yang tidak bahaya bagi metabolisme tubuh. Besarnya potensi aplikasi Poly (Lactic
Acid) (PLA) dalam kehidupan sehari hari maka dilakukan percobaan pembuatan filamen Poly (Lactic Acid)
(PLA) untuk mencari formula terbaik. Adapun tujuan praktikum ini yakni menentukan jumlah PLA yang
dihasilkan dan menentukan MW PLA dari berbagai variabel katalis. Kemudian membandingkan komposisi katalis
yang optimum untuk mendapatkan produk filament PLA yang terbaik dari sisi mechanical strength dan visual.
Adapun metodelogi pembuatanya diawali dengan mencampur asam laktat xilena dan stanum sebagai
katalis kemudian direaksikan dalam reaktor Dean Stark Trap pada suhu 140 °C selama 14 jam untuk melepaskan
air kemudian larutan yang tertinggal ditambahkan kloroform lalu disaring. Filtrat kemudian ditambahkan
metanol dingin lalu endapan dikeringudarakan hasilnya Asam laktat dicetak kedalam extruder sehingga
mendapat produk filamen.
Hasil yang kami dapatkan setelah proses distilasi dan pengovenan masih belum terjadi endapan, larutan
menjadi kuning dan sedikit mengental untuk variabel 2% dan transparan kental untuk variabel 3%. Kestabilan
suhu sintesis dapat berpengaruh terhadap pembentukan endapan PLA, ketidakstabilan suhu bisa menyebabkan
proses polimerisasi berlangsung dengan tidak sempurna, dimana hanya terbentuk polimer dengan ukuran dan
bobot molekul yang rendah, dimana agar membentuk endapan PLA diperlukan pembentukan polimer dengan
ukuran dan bobot molekul yang tinggi. Kegagalan praktikum ini juga disebabkan karena adanya factor dari alat
yang kurang ideal saat setting suhu dan kurangnya ketrampilan praktikan dalam melakukan proses praktikum

Kata kunci : Poly(Lactic Acid) (PLA), Asam Laktat, Stanum

I. Pendahuluan
Di dunia yang semakin sensitif terhadap kebutuhan untuk melindungi lingkungan, kemampuan
untuk memproduksi produk dari sumber daya yang berkelanjutan dan yang sepenuhnya yang dapat
dikomposkan pada akhir masa pakainya, merupakan proposisi yang menarik. Disisi lain, kebutuhan
akan polimer terus bertambah tiap tahunnya. Hal ini, tentu mendorong untuk menemukan polimer
terbarukan yang dapat dengan mudah terdegradasi serta aman bagi lingkungan. 1
Poli asam laktat (PLA) merupakan polimer yang cukup menjanjikan karena diperoleh dari bahan
terbarukan. Energi dari matahari mendorong fotosintesis di dalam sel tumbuhan; karbon dioksida dan
air dari atmosfer diubah menjadi pati. Pati ini yang kemudian diekstraksi dari bahan tanaman dan diubah
menjadi gula yang dapat difermentasi (misalnya glukosa) dengan hidrolisis enzimatik. karbon dan
elemen lain dalam gula alami ini kemudian diubah menjadi asam laktat melalui fermentasi asam laktat
ini nanti yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan filamen Poly(Lactic Acid) (PLA). 2
Poly (Lactic Acid) (PLA) bersifat termoplastik dan dapat terurai secara hayati, yang membuatnya
sangat menarik untuk aplikasi biologis dan medis. Aplikasi medis dari polimer ini, muncul dari
biokompatibilitasnya seperti produk mudah degradasi serta asam laktat secara metabolik tidak
berbahaya. Serat Poly (Lactic Acid) (PLA) dapat dibuat menjadi berbagai bentuk dan dapat digunakan
untuk implan dan aplikasi bedah lainnya seperti jahitan. Besarnya potensi aplikasi Poly (Lactic Acid)
(PLA) dalam kehidupan sehari hari maka dilakukan percobaan pembuatan filamen Poly (Lactic Acid)
(PLA) untuk mencari formula terbaik. Adapun tujuan praktikum ini yakni menentukan jumlah PLA
yang dihasilkan dan menentukan MW PLA dari berbagai variabel katalis. Kemudian membandingkan
komposisi katalis yang optimum untuk mendapatkan produk filamen PLA yang terbaik dari sisi
mechanical strength dan visual.

II. Tinjauan Pustaka


II.1 Asam Laktat
Asam laktat adalah asam karboksilat dengan rumus molekul (CH3CHOHCOOH). Asam laktat
mempunyai dua bentuk isomer, yaitu L (+) atau D (-) asam laktat. Asam laktat dapat dihasilkan dengan
proses sintesa kimia dan fermentasi. Proses sintesa kimia akan menghasilkan asam laktat yang
merupakan campuran dua isomer. Proses fermentasi akan menghasilkan asam laktat yang spesifik, yaitu
L (+) asam laktat atau D (-) asam laktat3. Asam laktat dapat diaplikasikan secara komersial pada industri
polimer yang ramah lingkungan (biodegradable polymer)4. Asam laktat dapat dijumpai dalam dua
bentuk enantiomer atau isomer optis aktif seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, yaitu D- dan L-
asam laktat, yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan polimer enantiomer yang berseuaian.
Polimer D, L bersifat amorf karena memiliki gugus yang sindiotaktif dana tau ataktik. Sedangkan
polymer L-asam laktat bersifat kristalin karena memiliki konformasi yang isotaktik. 5

Gambar 1. Struktur isomer optis aktif asam laktat D dan L

Asam laktat merupakan salah satu bahan kimia yang penggunaannya sangat luas. Asam laktat
digunakan untuk aroma dan pengawet dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik, detergen,dan
susu. Saat ini, asam laktat juga digunakan sebagai bahan baku industripolimer PLA (poli asam laktat)
yang bersifat biodegradable dan bio compatible sebagai alternatif pengganti plastiknon-biodegradable
yang dihasilkan dari minyak bumi, batu bara,atau gas alam. 6

II.2 Poly (Lactic Acid) (PLA)


Poli asam laktat adalah poliester yang diproduksi dari monomer asam laktat yang memiliki tiga
isomer yaitu D-, L-, dan DL-asam laktat. PLA yang dibuat dari monomer L- atau D- asam laktat
memiliki sifat semicrystalline dengan melting temperature (Tm) 180◦C dan glass temperature (Tg)
sekitar 67◦C, sedangkan PLA dari campuran L- dan D- asam laktat bersifat amorphous dengan glass
temperatures mendekati suhu kamar. 7
Polimer sintetik konvensional mengandalkan cadangan minyak dan gas untuk sumber monomer
dan energi untuk proses produksi. Namun, faktanya cadangan bahan bakar fosil ini membutuhkan jutaan
tahun untuk beregenerasi dan kuantitasnya kini tiap tahun terus berkurang. Sebaliknya, monomer yang
digunakan untuk memproduksi Poly (Lactic Acid) (PLA) diperoleh dari bahan terbarukan. Poly (Lactic
Acid) (PLA) adalah poliester termoplastik alifatik linier yang berasal dari 100% sumber terbarukan pati-
patian seperti jagung, dan kentang. Energi dari matahari mendorong fotosintesis di dalam sel tumbuhan;
karbon dioksida dan air dari atmosfer diubah menjadi pati. Pati ini yang kemudian diekstraksi dari bahan
tanaman dan diubah menjadi gula yang dapat difermentasi (misalnya glukosa) dengan hidrolisis
enzimatik. karbon dan elemen lain dalam gula alami ini kemudian diubah menjadi asam laktat melalui
fermentasi2. Karena terbuat dari bahan-bahan yang 100% dari sumber terbarukan membuat PLA
biodegradable atau bisa mudah tergredegasi dengan mudah apabila dibandingkan dengan jenis polimer
serupa yang terbuat dari minyak bumi, proses konversi pati menjadi asam laktat bisa di lihat di gambar
berikut4 .

Gambar 2. Proses Konversi Pati Hingga Menjadi Asam Laktat

Seperti asam laktat pada umumnya, asam laktat yang dihasilkan secara eksklusif (499,5%) L-
isomer, yang merupakan salah satu alasan mendukung produksi dari sumber terbarukan daripada
petrokimia. Polimerisasi asam laktat menjadi PLA dengan berat molekul tinggi dapat dicapai dengan
dua cara sesuai dengan gambar 3. 8
(1) Kondensasi langsung—yang melibatkan pelarut di bawah vakum tinggi.
(2) Pembentukan zat antara dimer siklik (laktida)—yang bebas pelarut.
Dalam kondensasi langsung, pelarut digunakan di bawah vakum dan suhu tinggi untuk
menghilangkan air yang dihasilkan dalam kondensasi. Pendekatan ini digunakan oleh Carothers dan
masih digunakan oleh Mitsui Chemicals. Polimer yang dihasilkan adalah bahan dengan berat molekul
rendah hingga menengah, yang dapat digunakan apa adanya, atau digabungkan dengan isosiant,
epoksida atau peroksida untuk menghasilkan kisaran berat molekul. Dalam proses bebas pelarut, dimer
perantara siklik, sering disebut sebagai laktida gambar 3, diproduksi dan dimurnikan dengan distilasi.
Polimerisasi pembukaan cincin katalitik dari hasil antara laktida dalam PLA dengan berat molekul
terkontrol. Dengan mengontrol waktu tinggal dan suhu dalam kombinasi dengan jenis dan konsentrasi
katalis, dimungkinkan untuk mengontrol rasio dan urutan unit asam D- dan L-asam laktat dalam polimer
akhir. 9
Gambar 3. Sintesis PLA

Karena, asam laktat adalah molekul kiral, stereokimia PLA dapat disesuaikan agar sesuai dengan
kebutuhan. Ini adalah stereoregularitas yang membuat poli(L-asam laktat) polimer yang sangat
kristalin. Diad monomer dalam rantai PLA mungkin berisi stereocenter identik (L:L atau D:D) atau
stereocenter enantiomer (L/D). Dengan katalis khusus kandungan isotaktik dan sindiotaktik dengan unit
enantiometrik yang berbeda dapat dikontrol. Bahan yang sepenuhnya amorf dapat dibuat dengan
memasukkan kandungan D yang relatif tinggi (420%) sedangkan bahan yang sangat kristalin diperoleh
ketika kandungan D rendah (O2%). Kemajuan terbaru dalam fermentasi bakteri glukosa yang diperoleh
dari jagung telah menyebabkan pengurangan biaya produksi asam laktat. PLA memiliki beberapa
keunggulan seperti biokompatibel dan biodegradable, dan dapat dengan mudah dipecah secara termal
dengan hidrolisis. Bahan baku PLA banyak tersedia di alam. Hal ini sangat menguntungkan karena
membantu meningkatkan ekonomi pertanian. Selain itu, ada pengurangan emisi karbon dioksida
dibandingkan dengan plastik komoditas berbasis minyak bumi konvensional karena membantu dengan
fiksasi sejumlah besar karbon dioksida. Kemampuan PLA yang paling penting adalah bahwa seseorang
dapat menyesuaikan sifat fisiknya dengan modifikasi material. Polimernya relatif keras, dengan suhu
transisi gelas pada kisaran 60–70oC dan meleleh pada 170–180oC. 10

II.3 Sifat Poly (Lactic Acid) (PLA)

Gambar 4. Rumus Struktur Poli Asam Laktat


Menurut Fambri, dkk (1997),9 serat PLA memiliki sejumlah karakteristik yang mirip dengan
banyak serat termoplastik lainnya, seperti crimp terkontrol, permukaan halus, dan kelembapan rendah.
Salah satu properti unik sebagai perbandingan adalah bahwa PLA satu-satunya serat alam yang dapat
diproses meleleh. Adapun sifat sifat PLA antaranya disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Properties PLA

II.4 Keunggulan Poly (Lactic Acid) (PLA)


Menurut Batelheo et al., (2004),11 kelebihan PLA dibandingkan dengan polimer konvensional
yang terbuat dari minyak bumi adalah:
a. Biodagradable, artinya PLA dapat diuraikan secara alami di lingkungan oleh mikroorganisme.
b. Biocompatible, dimana pada kondisi normal, jenis plastik ini dapat diterima oleh sel atau jaringan
biologi.
c. Dihasilkan dari bahan yang dapat diperbaharui.
d. Recyclable, melaui hidrolisis asam laktat dapat diperoleh dan digunakan kembali untuk aplikasi
yang berbeda atau bisa digabungkan untuk menghasilkan produk lain.
e. Tidak menggunakan pelarut organik/bersifat racun dalam memproduksi PLA.
f. Dapat dibakar sempurna dan menghasilkan gas CO2 dan air.
Gambar 5. Prospek pengembangan PLA yang mudah Biodagradable

II.5 Aplikasi Poly (Lactic Acid) (PLA)


Poli (asam laktat) (PLA) telah menghasilkan minat yang besar sebagai salah satu bahan paling
inovatif yang sedang dikembangkan untuk berbagai aplikasi. Polimer ini bersifat termoplastik dan dapat
terurai secara hayati, yang membuatnya sangat menarik untuk aplikasi biologis dan medis. PLA juga
dapat diubah menjadi filamen untuk fabrikasi hingga dijadikan struktur tekstil yang diinginkan.
Aplikasi medis dari polimer ini muncul dari biokompatibilitasnya yakni produk degradasi, asam laktat,
secara metabolik tidak berbahaya bagi tubuh. Serat PLA dapat dibuat menjadi berbagai bentuk dan
dapat digunakan untuk implan dan aplikasi bedah lainnya seperti jahitan. 10

Gambar 6. Benang Jahit Medis dari PLA

III. Metodologi Penelitian


III.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat Percobaan
1. Beaker glass
2. Dean stark trap
3. Gelas ukur
4. Kertas saring shatman
5. Labu leher 3
6. Neraca analiitk
7. Oven

Bahan Percobaan
1. Asam laktat 90%
2. Kloroform = 30 ml
3. Logam stannum
4. Methanol = 110 ml
5. Xilena = 20 ml

Gambar 7. Skema Alat Percobaan (Dean Stark Trap)

III.2 Metodelogi
1. Sintesis dilakukan dengan mencampur 2 gram asam laktat dengan 20 ml xilena dan stanum
sebagai katalis.
2. Lakukan variasi katalis stanum yang digunakan, yaitu 3%
3. Direaksikan dalam reaktor, berupa Dean Stark Trap yang dihubungkan dengan labu berleher
tiga, lalu dipanaskan pada suhu 140 °C selama 14 jam untuk melepaskan air.
4. Larutan yang tertinggal dalam labu kemudian ditambahkan 30 ml kloroform lalu disaring.
5. Ke dalam filtrat ditambahkan 110 ml metanol dingin sedikit demi sedikit sambil diaduk.
6. Endapan disaring dan dicuci dengan metanol dingin.
7. Sisa endapan dikeringudarakan lalu dipanaskan dalam oven pada suhu 80 °C selama 2 jam.
8. Asam laktat dicetak kedalam extruder sehingga mendapat produk filament
IV. Pembahasan
IV.1 Hasil Percobaan
Dari percobaan sintesa poly (lactic acid) yang dilakukan, dengan variasi katalis logam stannum
diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Percobaan Sintesa Filamen Poly (Lactic Acid)

Variabel Logam Waktu


Percobaan Hasil Keterangan
Stannum (b/b) (jam)

Larutan tampak
0 Jam bening transparan
(Sebelum di dan homogen
I distilasi) kecuali katalis
stannum, serta
endapan masih
belum terbentuk

2%

Larutan sedikit
menguning dan
5jam memiliki tekstur
(Sebelum di kental dan lengket.
II
oven) serta endapan
masih belum
terbentuk

Larutan berwarna
kuning pekat,
5jam memiliki tekstur
(Sesudah di yang semakin
III
oven) kental dan lengket.
serta endapan
masih belum
terbentuk

3% I
Larutan tampak
bening transparan,
0 Jam dan homogen
(Sebelum di kecuali katalis
distilasi) stannum, serta
endapan masih
belum terbentuk

5 jam Larutan berwarna


(Sebelum di bening silver,
II oven) memiliki tekstur
lengket, serta
endapan masih
belum terbentuk

… Larutan berwarna
bening silver,
5 jam memiliki tekstur
(Sesudah di lengket, logam
III oven) stannum menyatu
ditengah larutan,
serta endapan
masih belum
terbentuk

IV.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan sintesa poly (lactic acid) adalah mampu mensintesa pol y(lactic acid)
melalui reaksi polimerisasi kondensasi, untuk mendapatkan perbandingan katalis yang tepat untuk
mendapat karakter PLA yang terabaik, serta membandingkan hasil produk filament yang dihasilkan
dari segi mechanical strength dan visual.
Prosedur percobaan sintesa poly (lactic acid) ini dilakukan dengan metode sintesisi asam laktat
secara langsung. Langkah pertama yang kita lakukan yaitu menimbang 10 gr Asam laktat. Menurut
Marck (2005)7 fungsi dari asam laktat disini yakni sebagai bahan baku pembuatan poly(lactic acid).
PLA tersusun dari monomer asam laktat yang memiliki tiga isomer yaitu D-, L-, dan DL-asam laktat.
Setelah menimbang asam laktat, kemudian mencampurkan asam laktat dengan Xilena sebanyak 85,3
gram. Menurut Prawinegara (2015), xylol (xylena) yaitu senyawa hirokarbon yang bersifat
menjernihkan larutan, Langkah selanjutnya yaitu memasukan logam stanum sebanyak 2%; 3% sebagai
katalis. Menurut Hagaoul (2011)12Stanum (Sn) merupakan katalis yang paling baik digunakan untuk
mendapatkan polimer pada suhu yang relatif rendah. Penggunaan variable konsentrasi digunakan untuk
mendapatkan formula variasi penambahan stanum terbaik untuk proses pembuatan poly (lactic acid).
Setelah penambahan stannum, aduk secara merata larutan yang ada di beaker glass dan masukan larutan
tersebut ke dalam labu destilasi dan pasang seperangkat alat Dean Stark Trap. Setelah itu tahap
selanjutnya yaitu melakukan proses destilasi selama 14 jam, dengan suhu 140°C. Setiap 15-30 menit
sekali, kami memastikan suhu secara berkala agar sesuai dengan suhu yang diinginkan. setelah proses
distilasi selesai larutan yang tertinggal ditambahkan kloroform lalu disaring. Menurut Bahl A, (2011)13
Fungsi penambahan kloform yaitu untuk melarutkan larutan yang tertinggal di labu distilasi
dikarenakan kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium Filtrat
kemudian ditambahkan metanol dingin lalu endapan dikering udarakan. Menurut Purnavita dkk
(2014)14 , PLA tidak dapat larut dalam methanol, dengan demikian tujuan penambahan methanol yakni
untuk mengendapkan PLA. hasilnya Asam laktat dicetak kedalam extruder sehingga mendapat produk
filamen.
Setelah dilakukan percobaan terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan prosedur sebelumnya,
seperti penggunaan Dean Stark Trap digantikan dengan alat distilasi set. Dean Stark Trap merupakan
alat yang digunakan untuk menampung destilat yang terdiri dari dua lapisan yang tidak bercampur satu
sama lain. Alat ini biasa digunakan pada destilasi yang menghasilkan air, jika sampel yang akan
dihitung kadar airnya dapat bercampur pada suhu tinggi dan tidak bercampur pada suhu rendah
sedangkan set distilasi merupakan alat untuk pemisahan 2 jenis liquid yang memiliki titik didih berbeda.
Selain itu, terdapat ketidaksesuaian dengan prosedur yakni lama distilasi tidak sampai 14 jam melainkan
hanya 5 jam. Setelah sudah 5 jam, kami mendapatkan hasil seperti gambar yang ada dibawah ini:

(a) (b)
Gambar 8. Hasil Distilasi selama 5 jam (a) variabel stannum 2%, (b) variabel stannum 3%

Dari Gambar 8. setelah proses distilasi selama 5 jam, pada variabel 2% Gambar 8a. terlihat
larutan awal yang sudah kita campurkan menjadi sedikit menguning dan semakin kental dan terdapaat
kumpulan logam stannum ditengahnya. Selain itu, hasil kami dengan proses 5 jam tersebut, masih
belum terlihat adanya endapan. Begitu pula yang terjadi pada percobaan variasi variabel konsentrasi
stannum 3%. Seperti Gambar 8b. terlihat larutan hasil ditilasi tampak lebih kental berwarna bening
transparan berbeda dari variabel sebelumnya yang berwarna kuning. Menurut Sastrohamidjojo (2004)
distilasi merupakan proses pemisahan zat cair yang memiliki titik didih yang berbeda, dimana titik didih
yang paling rendah akan dembunkan sehingga larutan distilat akan menjadi lebih pekat dan kental. Lee
et al (2005)15 menyatakan bahwa gel kental transparan merupakan ciri oligomer poli asam laktat.
Namun, tetap saja hasil tidak menunjukkan terbentuknya endapan. Oleh karena itu dilakukan lanjutan
prosedur dengan mengoven larutan ditilat selama 2 jam, dan hasil dari pengovenan dapat dilihat dari
gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 9. Hasil setelah di oven selama 2 jam (a) variabel stannum 2%, (b) variabel stannum 3%

Setelelah dipanaskan di dalam oven selama 2 jam, hasil yang kami dapatkan sesuai Gambar 9.
Pada Gambar 9a. untuk variabel stannum 2% dihasilkan sisa distilat semakin menguning dan lengket,
serta tetap juga tidak terbentuk endapan putih. Begitu juga yang terjadi pada variabel stannum 3% pada
Gambar 9b. menunjukkan hasil berwarna transparan lengket dan hanya menyisakan katalis stannum.
Jadi hasil praktikum kedua variabel gagal karena tidak adanya endapan yang tersisa, sehingga tidak bisa
diproses lebih lanjut dengan penambahan kloform dan methanol dingin. Menurut Lee et al (2005) akibat
tidak terbentuknya endapan disebabkan oleh banyak faktor diantaranya tekanan, suhu, dan waktu
polimerisasi. Benar saja untuk variabel variasi stannun 2% terdapat keerroran pada heating mantel yakni
panasnya tidak konstan sehingga kemungkinan terjadi penurunan dan kenaikan suhu secara signifikan.
Berdasarkan Hutagaol (2011), tidak terbentukknya endapan dapat disimpulkan bahwa proses
polimerisasi belum berlangsung dengan sempurna, dimana hanya terbentuk polimer dengan ukuran dan
bobot molekul yang rendah.

V. Kesimpulan
1. Kestabilan suhu sintesis dapat berpengaruh terhadap pembentukan endapan PLA, ketidakstabilan
suhu bisa menyebabkan proses polimerisasi berlangsung dengan tidak sempurna, dimana hanya
terbentuk polimer dengan ukuran dan bobot molekul yang rendah.
2. Kegagalan praktikum ini juga disebabkan karena adanya factor dari alat yang kurang ideal saat
setting suhu dan kurangnya ketrampilan praktikan dalam melakukan proses praktikum

Daftar Pustaka
1. Farrington, D.W., Lunt, J., Davies, S. and Blackburn RS. Poly (lactic acid) fibers. Published
online 2005:191-220.
2. Lunt J. Polym. Degrad. Stabil. Teknik ITS. 1998;59.
3. Narayanan, N., P. K. Roychoudhury and AS. L (_) lactic acid fermentation and its product
polymerization. Electronic Journal of Biotechnology. Published online 2004.
doi:10.1007/s10973-018-7967-3
4. Litchfield, J. H. Lactic Acid. Microbiolly Produced. Elsevier inc. Published online 2009.
doi:10.14710/reaktor.15.2.79-86
5. Susilowati Praptowidodo V. Plastik Biodegradable Poliasamlaktat : Inovasi Proses Polimerisasi.
Bandung : Departemen Teknik Kimia, ITB. 2005;ISSN 1410-(1).
6. Huang, Li Ping, Jin, Bo, Lant, Paul, & Zhou J. Simultaneous saccharification and fermentation
of potato starch wastewater to lactic acid by Rhizopus oryzae and Rhizopus arrhizus.
Biochemical Engineering Journal. 2005;23(3):265-276. doi:10.30641/ham.2019.10.57-67
7. Marck HF. Encyclopedia of Polymer Science and Technology, John Wiley & Sons, third edition.
Published online 2005:283.
8. Cicero, J.A., Dorgan, J.R., Garrett, J., Runt, J. and Lin J. Effects of molecular architecture on
two‐step, melt‐spun poly (lactic acid) fibers. Journal of Applied Polymer Science.
2002;86(11)(1):2839-2846.
9. Fambri, L., Pegoretti, A., Fenner, R., Incardona, S.D. and Migliaresi C. Biodegradable fibres of
poly (L-lactic acid) produced by melt spinning. Polymer. 1997;38(1):78-85.
10. Gupta B, Revagade N, Hilborn J. Poly(lactic acid) fiber: An overview. Progress in Polymer
Science (Oxford). 2007;32(4):455-482. doi:10.1016/j.progpolymsci.2007.01.005
11. Batelheo, T., N. Teixira and FA. Polylactic Acid Prodeuction From Sugar Molasses.
International Patent WO. Published online 2004. doi:10.24269/jpk.v4.n2.2019.pp40-52
12. Hutagaol RP, Nurhayati L, Analy J. Sintesis Poli Asam Laktat Berbobot Molekul Rendah
Memakai Katalis Stannum. Jurnal Sains Natural. 2017;1(1):94. doi:10.31938/jsn.v1i1.17
13. Bahl A BB. A Textbook of Organic Chemistry (for B.Sc Students). New Delhi: S Chand &
Company. Published online 2011. doi:10.22146/jik.3313
14. Purnavita S, Sriyani HY, Sri H. Rekayasa Proses Produksi Asam Laktat dari Limbah Ampas
Apans Pati Aren Sebagai Bahan Baku Poli Asam Laktat. Momentum. 2024;10(April):14-18.
15. Lee, M. W., H. T. Tan, M. Chandrasekaran dan CPO. Synthesis and Characterisation of PLLA
by Melt Condensation using Binary Catalyst System. SIMTech Technical Reports. 2005;6(3).
Appendiks

Asam Laktat = 10 gram


Xilena = 85,3 gram

Variabel Logam Stannum 2%


Logam Stannum = 3%
• Menghitung Logam Stannium = Berat massa asam laktat + xilena x 2%
= 10 gram +85,3 gram x 2%
= 1,9 gram
Variabel Logam Stannum 3%
Logam Stannum = 3%
• Menghitung Logam Stannum = Berat massa asam laktat + Xilena x 3 %
= 10 gram + 85,3 gram x 3%
= 2,86 gram
LEMBAR REVISI
Modul Percobaan : Pembuatan Filamen Poly(Lactic Acid) Bahan Baku 3D Printer
Kelompok : 6A
Tanggal Percobaan : 18 Juni 2021

Tanggal Tanggal
Keterangan TTD
Revisi Kembali
1/ 07/ 2021 1/ 07/ 2021 - Abstrak diganti menjadi 3
paragraf (Pendahuluan+ tujuan,
prosedur, hasil dan pembahasan)
- Sitasi menggunakan Mendeley
superscript American 11th
- Judul bab dan sub bab
menggunakan heading
- Penulisan bab menggunkan
angka romawi
- Tiap sub bab diberi gambar

2/ 07/ 2021 2/ 07/ 2021 - Bab 3 metodelogi untuk alat dan


bahan diurutkan sesuai abjad

4/ 07/ 2021 4/ 07/ 2021 - Perbaikan redaksi pada tabel


hasil praktikum
- Perbaikan redaksi kutipan sitasi
yang digunakan agar tidak sama
- Hasil dan pembahasan pada
abstrak bisa disesuaikan dengan
kesimpulan
- Hasil dan pembahasan dilengkapi
apabila percobaan berhasil
bagaimana

4/ 07/ 2021 4/ 07/ 2021 - ACC

Anda mungkin juga menyukai