Anda di halaman 1dari 25

Makalah Pasar Modal

DAMPAK COVID-19 TERHADAP BURSA EFEK DI INDONESIA

OLEH :
RAFIQA ZAHRA FARHAN
1810112089
HUKUM PASAR MODAL 3.2

Dosen Pengampu :

SHAFIRA HIJRIYA,S.H.,M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DAMPAK COVID-

19 TERHADAP BURSA EFEK DI INDONESIA” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pengganti ujian akhir semester pada mata kuliah Hukum Pasar Modal. Selain itu,

makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Dampak Covid-19

Terhadap Bursa Efek di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Semoga

Makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan di dalam Hukum Pasar

Modal.

Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, akhir kata, semoga makalah ini dapat

bermanfaat untuk kita semua.

Padang, 4 Juni 2021

Penulis

Rafiqa Zahra Farhan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Bursa Efek

1. Pengertian Bursa Efek Indonesia

2. Tugas Bursa Efek Indonesia

3. Fungsi Bursa Efek Indonesia

4. Manfaat Keberadaan Bursa Efek Indonesia

5. Produk-Produk Bursa Efek Indonesia

6. Mekanisme dan Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

B. Tinjauan Covid-19

1. Pengertian Covid-19

2. Bahaya dan Penyebaran Covid-19

BAB III PEMBAHASAN

A. Dampak Covid-19 Terhadap Bursa Efek di Indonesia

B. Upaya Meminimalisir Dampak Covid-19 Terhadap Bursa Efek

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kasus covid-19 muncul pertama kali di Wuhan, Cina, pada akhir tahun 2019.

Penyebaran pandemi virus ini begitu cepat dari manusia ke manusia, dari satu Negara ke

Negara lain, sehingga menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masuknya kasus

wabah covid-19 ke Indonesia, diumumkan pada 2 Maret 2020.

Untuk mencegah, atau setidaknya menekan, laju penularan sejumlah negara utama

terdampak telah melakukan upaya lockdown, karantina wilayah, hingga pembatasan

sosial skala besar. (PSBB). Sejumlah penerbangan dihentikan pada banyaknegara.

Tranportasi darat dan laut juga dibatasi. Sejumlah industri berhenti berproduksi.

Pergarakan manusia juga dicegah antar negara, antar provisi, antar wilayah kabupaten dan

kota terdampak. Kondisi ini membuat aktivitas ekonomi ikut terdampak. Adanya

penyebaran wabah covid-19 yang begitu cepat ini, membawa dampak terhadap

perekonomian Indonesia. Indonesia melakukan pembatasan keluar rumah, sehingga

banyak sektor-sektor ekonomi tertentu yang terkena dampak negatif dari virus tersebut.

Pandemi Covid-19 di Indonesia memengaruhi pasar modal dan menyebabkan

terjadinya perubahan waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan hal ini merupakan

sinyal negatif (kabar buruk) yang menyebabkan investor lebih tertarik untuk menjual

kepemilikan sahamnya. Kondisi pandemi Covid-19 juga memengaruhi dinamika pasar

saham, menyebabkan bursa saham di seluruh dunia mengalami penurunan, dan

meningkatkan inefisiensi di pasar saham. Hal ini juga memberikan dampak buruk bagi
pasar modal dan memengaruhi investor dalam membuat keputusan investasi di Indonesia.

Oleh karena itu, penulis akan mengangkat makalah yang berjudul “Dampak Covid-19

Terhadap Bursa Efek di Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak covid-19 terhadap bursa efek di Indonesia?

2. Bagaimana upaya meminimalisir dampak covid-19 terhadap bursa efek ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh adanya covid-19 terhadap bursa efek

di Indonesia

2. Untuk mengetahui upaya meminimalisir dampak covid-19 terhadap bursa efek


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Bursa Efek

1. Pengertian Bursa Efek

Bursa Efek Indonesia mendefinisikan pasar modal (capital market) sebagai

pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual

belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif

maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan

maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan

berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Secara legal, Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 mendefinisikan pasar

modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan

Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi

perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama

sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar

modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja

dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi

pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan tujuan untuk menyelenggarakan

perdagangan efek di pasar modal Indonesia yang teratur, wajar, dan efisien. Pemegang

saham BEI adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai perantara

perdagangan efek, disebut sebagai Anggota Bursa (AB). Visi dan misi Bursa Efek

Indonesia (BEI) yaitu untuk mencapai tujuan perusahaan. Visi Bursa Efek Indonesia adalah

untuk menjadi bursa yang kompetitif dengan kredinilitas tingkat dunia, dengan misi yaitu

menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan efek yang

teratur, wjar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan.

2. Tugas Bursa Efek

Menurut Tjiptono Darmadji, tugas-tugas Bursa Efek yaitu:

• Bursa Efek sebagai fasilitator

• Menyediakan fasilitas perdagangan efek

Mengupayakan likuiditas instrumen, yaitu aliran dana dengan cepat pada efek

yang dijual

• Sebarkan informasi bursa ke semua lapisan masyarakat

• Mensosialisasikan pasar modal, untuk menarik calon investor dan perusahaan

yang go public

• Membuat instrumen dan layanan baru

3. Fungsi Bursa Efek

Menurut E tandelilin, fungsi bursa efek yaitu:


• Menciptakan pasar terus menerus untuk efek yang telah ditawarkan kepada

masyarakat

• Menciptakan harga yang wajar untuk sekuritas yang dimaksud melalui mekanisme

pasar

• Membantu pengeluaran/pembelanjaan dunia usaha

Fungsi Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa fungsi yaitu

sebagai berikut:

a. Menyediakan semua sarana perdagangan efek, yaitu sebagai fasilitator.

b. Membuat peraturan yang yang berkaitan dengan kegiatan bursa.

c. Mengupayakan likuiditas instrumen.

d. Mencegah praktik-praktik yang dilarang di bursa (kolusi, pembentukan harga yang

tidak wajar, insider trading, dan sebagainya), sebagai regulator.

e. Menyebarluaskan informasi bursa (transparansi).

f. Menciptakan instrumen dan jasa baru.

Berdasarkan fungsi saham di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi saham yaitu

sebagai bukti kepemilikan perusahaan, dan pada akhir tahun buku pemilik saham akan

mendapat pembagian keuntungan (deviden) berdasarkan saham yang dimilikinya.

4. Manfaat Keberadaan Bursa Efek Indonesia

Manfaat dari keberadaan bursa efek diantaranya, yaitu :


a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim
berusaha yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai
prospek.
h. Alternatif investasi yang memberikan yang memberikan potensi keuntungan
dengan risiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan
diversifikasi investasi.
i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.
j. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan
manajemen professional.
k. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

5. Produk-Produk Bursa Efek Indonesia (BEI)

1. Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan.

Saham juga merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama

perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap

pemegangnya serta persediaan yang siap untuk dijual.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan

instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu

memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai

bukti kepemilikan seseorang atau badan atas suatu perseroan (perusahaan) yang
merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan. Keuntungan dalam

berinvestasi saham dapat berupa capital gain maupun deviden. Capital gain merupakan

selisih harga beli dengan harga jual saham. Sedangkan deviden merupakan pembagian

keuntungan dari perusahaan kepada pemegang saham. Deviden dapat dibagikan dalam

bentuk sejumlah uang (cash deviden) maupun sejumlah saham (stock deviden).

2. Surat Utang (Obligasi)

Surat Utang (Obligasi) merupakan salah satu efek yang tercatat di bursa di

samping efek lainnya seperti saham, sukuk, efek beragun aset maupun dana investasi

real estat. Obligasi dapat dikelompokkan sebagai efek bersifat utang di samping sukuk.

Obligasi dapat dijelaskan sebagai surat utang jangka menengah panjang yang dapat

dipindahtangankan, yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar

imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu

yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi dapat

diterbitkan oleh Korporasi maupun Negara.

3. Reksa Dana

Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,

khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian

untuk menghitung risiko atas investasi mereka. reksa dana dirancang sebagai sarana

untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan

untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang

terbatas. Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal

lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, reksa dana diartikan
sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek

oleh manajer investasi. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama,

adanya dana dari masyarakat pemodal. kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam

portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan

demikian, dana yang ada dalam reksa dana merupakan dana bersama para pemodal,

sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana

tersebut.

4. Exchange Traded Fund (ETF)

ETF adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi olektif yang unit penyertaannya

diperdagangkan di bursa efek. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk

ini diperdagangkan seperti sahamsaham yang ada di bursa efek. ETF merupakan

penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme

saham dalam hal transaksi jual maupun beli. Dealer Partisipan adalah perusahaan efek

yang bekerja sama dengan Manajer Investasi (MI) pengelola ETF untuk melakukan

penjualan atau pembelian Unit Penyertaan ETF. Saat ini di Indonesia ada 3 (tiga)

Dealer Partisipan yakni Bahana TCW Investment Management, Indo Premier

Investment Management dan Sinarmas Sekuritas.

5. Derivatif
Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang

keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying

assets. Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama” baik yang bersifat

penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek

“utama” maupun turunan selanjutnya. Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif

merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihakpihak guna memenuhi janji

untuk membeli atau menjual assetsatau commodities yang dijadikan sebagai objek

yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama

antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari objek

yang diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada

di spot market.

6. Mekanisme dan Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia telah mengatur sedemikian rupa terkait kegiatan yang terjadi di

bursa, termasuk mekanisme dan jam perdagangan efek.

a. Price and Time Priority

Prioritas harga (price priority) bisa dilihat dari dua sisi, yaitu permintaan dan penawaran.

Prioritas harga pada sisi permintaan adalah suatu permintaan beli pada harga lebih tinggi

akan menjadi prioritas (diutamakan) dibanding permintaan beli pada harga lebih rendah.

Kemudian, prioritas harga pada sisi penawaran adalah suatu penawaran jual pada harga

lebih rendah akan memiliki prioritas (diutamakan) dibanding penawaran jual pada harga

lebih tinggi.
Prioritas waktu (time priority) adalah suatu penawaran jual atau permintaan beli yang

diajukan pada harga yang sama, kemudian sistem di Bursa Efek akan secara otomatis

memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang

dilakukan/diajukan terlebih dahulu.

b. Sistem Pembelian Saham

Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan satuan

perdagangan dengan hitungan lot saham (round lot). Jadi, nilai per lot saham sama dengan

100 lembar saham. Nah, investor yang melakukan investasi saham tidak bisa membeli per

lembar saham, melainkan harus membeli dengan per lot saham. Contoh kasus, Andi ingin

membeli saham Bank BCA (BBCA) di harga Rp25.000 per lembar. Maka, harga satu lot

saham BBCA adalah 100 x Rp25.000 = Rp2.500.000. Dengan kata lain, Andi hanya bisa

membeli per seratus lembar saham (1 lot).

c. Penyelesaian Transaksi

Pada sistem perdagangan di bursa efek, proses settlement pembelian dan penjualan saham

adalah T+3 hari perdagangan. T adalah hari transaksi di lakukan. Jadi, proses

penyelesaian transaksi selesai dilakukan pada hari ke-3.

d. Jam Perdagangan

Perdagangan bursa efek dilakukan pada hari Senin s.d. Jumat, terdiri dari dua sesi setiap

harinya, yaitu sesi I (pagi hari) dan sesi II (siang hari). Waktu normal perdagangan sesi I

yaitu pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB dan sesi II pukul 14.00 s.d. 16.00 WIB.
Ada perubahan kebijakan jam perdagangan di bursa efek selama masa pandemi virus

coronavirus (Covid-19). Untuk waktu perdagangan tetap dari Senin s.d. Jumat. Namun,

jam perdagangan dipangkas, yaitu sesi I pukul 09.00 s.d. 11.30 WIB dan sesi II pukul

13.30 s.d. 15.00 WIB.

e. Pengawasan Perdagangan

Dalam rangka perlindungan terhadap semua pihak, Bursa Efek Indonesia melakukan

pengawasan yang ketat terhadap aktivitas perdagangan. Hal-hal Pengawasan

Perdagangan Diantaranya yaitu :

1. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjamin informasi perusahaan (laporan

keuangan, corporate action, dll) telah disampaikan secara transparan dan

berkesinambungan.

2. BEI mengawasi perdagangan secara real time yaitu dengan surveillance

terintegrasi untuk melihat kegiatan perdagangan yang tidak wajar (abnormal).

Kemudian, mengambil tindakan yang dibutuhkan, salah satunya bisa berupa

auto reject yang dilakukan ketika fluktuasi harga saham dianggap tidak wajar.

3. BEI meminta klarifikasi ke perusahaan terkait jika ada isu tertentu di pasar.

Tujuannya yaitu untuk memastikan tidak ada informasi yang disembunyikan

perusahaan sehingga merugikan pihak lain.

4. BEI melakukan suspend perdagangan saham untuk waktu tertentu ketika

terjadi ada transaksi yang tidak wajar. Selama masa suspend saham, BEI akan

meminta klarifikasi ke emiten terkait transaksi tersebut.


5. BEI akan memberikan sanksi kepada perusahaan atau pihak yang melakukan

kecurangan (manipulasi) harga saham.

B. Tinjauan Covid-19

1. Pengertian Covid-19

Coronavirus merupakan salah satu dari keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa

hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan

Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

WHO saat ini telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, artinya virus ini tekah

menyerang dan tersebar di berbagai negara dalam skala besar. Angka kematian dan kasus

infeksi yang melebihi satu juta orang sehingga memiliki dampak yang sangat serius

terhadap berbagai aspek kehidupan, dan juga sampai saat ini belum ada treatmen, obat,

antivirus dan serum untuk Pandemi Coronavirus.

2. Bahaya dan Penyebaran Covid-19

Tingkat bahaya yang disebabkan oleh Covid-19 sebenasnya sama dengan bahaya

pada penyakit yang menyerang pernapasan lainnya, infeksi 2019-nCoV dapat

menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.

Beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau

kesulitan bernafas. Walaupun fatalitas penyakit ini masih jarang, namun bagi orang yang

berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti,

diabetes dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah.
Waktu penyebaran yang dibutuhkan oleh virus ini untuk menyerang manusia relatif singkat

waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa

inkubasi. Saat ini masa inkubasi 2019- nCoV diperkirakan antara 2-11 hari, dan perkiraan

ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus. Berdasarkan data dari

penyakit akibat coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi 2019-

nCoV juga bisa mencapai 14 hari.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Dampak Covid-19 Terhadap Bursa Efek di Indonesia

Perubahan faktor makro ekonomi domestik seperti inflasi dan kurs dari Febuari 2019

sampai dengan Maret 2020 dapat dilihat pada tabel berikut.

Dari tabel dapat dilihat bahwa kurs yang terjadi pada bulan Februari 2019 sampai

Maret 2020 sangat berfluktuatif, dan pada bulan Maret 2020 merupakan kurs nilai tengah

yang tertinggi. Pada bulan Maret 2020, nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)

mencapai Rp.16.486 per USD. Hal ini dikarenakan ketidakpastian akan penyebaran virus

yang tengah mewabah di seluruh dunia yaitu Corona Covid-19. Dari pasar modal hingga

uang 'terpapar' virus corona Covid-19 tersebut. Ketidakpastian tersebut membuat investor
lari dari negara emerging market. Serta membawa banyak dolar keluar dari Indonesia dan

membuat rupiah anjlok. Kurs merupakan variabel makro ekonomi yang turut

mempengaruhi pergerakan harga saham. Kestabilan nilai tukar Rupiah merupakan hal yang

sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Melemahnya nilai tukar Rupiah dapat

berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi suatu perusahaan. Hal ini terjadi

khususnya pada perusahaan yang menggunakan bahan baku impor maupun perusahaan

yang mengandalkan pinjaman modal asing untuk membiayai operasi. Kenaikan biaya

produksi akan mempengaruhi minat beli investor terhadap saham perusahaan sehingga

pada akhirnya akan mempengaruhi IHSG.

Pada umumnya harga saham di seluruh sektor industri mengalami penurunan dan

menyebabkan nilai IHSG terkoreksi sangat dalam (BEI, 2020). Bahkan sebagian emiten

mulai mempersiapkan dana untuk melakukan buyback saham. Kondisi yang tidak menentu

juga menyebabkan sebagian investor asing melepas saham yang sudah ditanamkan di

Indonesia. Hal ini karena kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang

menurun. Walaupun demikian, ada beberapa sektor usaha yang justru mengalami

peningkatan harga saham antara lain usaha yang bergerak dibidang teleconference,

misalnya Zoom. Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut mengalami peningkatan harga

saham lebih dari 100% dan mencatat peningkatan keuntungan yang signifikan setelah

lockdown, pembatasan jarak sosial, dan bekerja dari rumah diberlakukan di sejumlah

negara.

Di Indonesia, semua sektor industri mengalami penurunan. Pada saat pandemi

ramai dibicarakan di Indonesia, harga saham secara umum mengalami penurunan.

Sebagian pemegang saham menjual sahamnya karena khawatir harga saham akan semakin
menurun bahkan ada kemungkinan terjadi buy back saham oleh emiten yang dapat

merugikan para pemegang saham. Sebagian investor justru meningkatkan jumlah saham

karena berasumsi harga saham akan meningkat setelah pandemi berakhir. Investor yang

termasuk risk taker (berani mengambil risiko) akan memanfaatkan kondisi ini untuk

membeli banyak saham pada saat harga turun. Mereka berpikir bahwa kondisi ini hanya

sementara dan jika kondisi kembali normal maka harga saham akan meningkat dan

mendatangkan banyak keuntungan. Investor yang termasuk risk averter (takut mengambil

risiko) akan ketakutan, sebagian investor tersebut akan menjual saham karena khawatir

nilai saham akan semakin menurun dan merugikan. Sebagian lainnya tidak menjual namun

juga tidak membeli saham, mereka mempertahankan jumlah saham yang dimiliki dengan

harapan kondisi akan normal dan harga saham akan meningkat kembali, namun mereka

juga tidak berani membeli atau menambah jumlah saham karena khawatir nilainya akan

semakin menurun. Bagi investor yang moderat, pada umumnya mereka menambah jumlah

saham namun penuh pertimbangan, mereka akan membeli dalam jumlah tertentu (tidak

banyak), dengan demikian jika harga saham turun maka kerugian tidak terlalu besar dan

jika harga saham naik maka akan mendapatkan keuntungan.

Adapun Dampak Covid-19, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Seiring dengan menyebarnya Covid-19 virus pandemi yang melanda Indonesia pada

awal tahun 2020, investor asing cendrung mengalami peningkatan nilai perdagangan

saham. Meningkatnya dominasi asing dikhawatirkan berdampak negatif karena ditengarai

sebagai hot money. Sejalan dengan meningkatnya integrasi pasar modal domestik dengan

global, maka tingkat ketergantungan juga semakin tinggi sehingga gejolak tertentu akan
memengaruhi keputusan investor dan mengakibatkan capital outflow dengan cepat. Hal ini

akan membahayakan perekonomian karena memengaruhi likuiditas domestik.

2. Nilai tukar rupiah (Kurs) sangat berpengaruh bagi Indeks Harga Saham Gabungan,

semakin tinggi nilai tukar rupiah maka semakin rendah nilai IHSG. Hal ini bisa terjadi

dikarenakan melihat dari tipe investor itu sendiri atau dengan melihat porsi kepemilikan

di BEI yang didominasi oleh asing, yaitu apabila investor berasal dari luar dan

menggunakan mata uang asing. Bagi investor luar, terdepresiasi nya mata uang rupiah

akan menyebabkan investor cenderung melepas mata uang asing nya untuk membeli saham

yang harga nya turun karena pengaruh kurs mata uang. Nilai tukar yang melonjak-lonjak

secara drastis dan tak terkendali akan menyebabkan kesulitan dalam dunia usaha, oleh

karena itu pengelolaan nilai mata uang yang cukup stabil menjadi salah satu faktor moneter

yang mendukung perekonomian secara makro.

3. Salah satu faktor turun nya IHSG selain kurs mata uang yaitu tingkat inflasi. Akan tetapi

inflasi yang terjadi pada awal tahun 2020 tidak begitu signifikan disebabkan indikator yang

sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan

jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dan harga barang di Indonesia pada saat terjadinya

penyebaran virus pandemi Covid-19 tersebut, tidak keseluruhan mengalami kenaikan.

B. Upaya Meminimalisir Dampak Covid-19 Terhadap Bursa Efek

1. Investor tidak hanya harus memiliki modal namun juga harus memiliki pengetahuan

serta dapat mengambil sikap yang tepat dalam melakukan jual beli di pasar saham.

Analisa harus dilakukan oleh investor baik analisa fundamental maupun analisa
teknikal. Investor dapat melakukan analisa makro terlebih dahulu dengan melihat

kondisi perekonomian suatu negara, semakin baik kondisi perekonomian maka

semakin baik kondisi pasar saham di negara tersebut.

2. Perlu juga melihat kondisi politik suatu negara, terbukti pada saat kondisi politik tidak

stabil kondisi pasar saham juga menjadi tidak stabil seperti yang terjadi di Indonesia

pada tahun 1997-1998.

3. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu sektor industri. Sektor industri yang akan

dibeli sahamnya harus dipastikan aman, sebagai contoh sektor industri properti saat

ini kurang baik perkembangannya karena sebagian besar masyarakat lebih fokus

terhadap kesehatan dan tercukupinya kebutuhan pokok. Dalam hal ini lebih baik jika

berinvestasi pada sektor industri farmasi dan consumer goods karena produk-produk

tersebut dibutuhkan. Masyarakat banyak mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan

daya tahan tubuh dan mengonsumsi kebutuhan pokok sehari-hari. Sektor industri

informasi dan teknologi (IT) saat ini juga mengalami kemajuan yang pesat karena

tingginya kebutuhan masyarakat terkait IT di masa pandemi.

4. Selanjutnya, analisa individu perusahaan, saham perusahaan apa yang akan dibeli.

Investor harus melakukan analisa menyeluruh terkait perusahaan tersebut, mulai dari

laporan keuangan harus menunjukkan kondisi sehat yang terlihat dari rasio-rasio

keuangan, manajemen perusahaan harus profesional, dan kinerja perusahaan

menunjukkan peningkatan dari periode ke periode.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bursa Efek Indonesia mendefinisikan pasar modal (capital market) sebagai

pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual

belikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif

maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan

maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan

berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Namun, akibat terjadinya pandemi Covid-

19 di dunia bahkan di Indonesia, memiliki dampak yang sangat dirasakan bahkan dari segi

jual beli di bursa efek.

Adapun Dampak Covid-19, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Meningkatnya dominasi asing dikhawatirkan berdampak negatif karena ditengarai

sebagai hot money. Sejalan dengan meningkatnya integrasi pasar modal domestik dengan

global, maka tingkat ketergantungan juga semakin tinggi sehingga gejolak tertentu akan

memengaruhi keputusan investor dan mengakibatkan capital outflow dengan cepat. Hal ini

akan membahayakan perekonomian karena memengaruhi likuiditas domestik.

2. Nilai tukar rupiah (Kurs) sangat berpengaruh bagi Indeks Harga Saham Gabungan,

semakin tinggi nilai tukar rupiah maka semakin rendah nilai IHSG.

3. Salah satu faktor turun nya IHSG selain kurs mata uang yaitu tingkat inflasi. Perubahan

IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. Dan harga barang di Indonesia pada saat terjadinya penyebaran

virus pandemi Covid-19 tersebut, tidak keseluruhan mengalami kenaikan.

Upaya Meminimalisir Dampak Covid-19 Terhadap Bursa Efek, yaitu:

1. Investor dapat melakukan analisa makro terlebih dahulu dengan melihat kondisi

perekonomian suatu negara, semakin baik kondisi perekonomian maka semakin baik

kondisi pasar saham di negara tersebut.

2. Perlu juga melihat kondisi politik suatu negara, terbukti pada saat kondisi politik tidak

stabil kondisi pasar saham juga menjadi tidak stabil seperti yang terjadi di Indonesia

pada tahun 1997-1998.

3. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu sektor industri. Sektor industri informasi dan

teknologi (IT) saat ini juga mengalami kemajuan yang pesat karena tingginya

kebutuhan masyarakat terkait IT di masa pandemi.

4. Selanjutnya, analisa individu perusahaan, saham perusahaan apa yang akan dibeli.

B. Saran

Dalam membuat makalah ini, Penulis mengakui masih banyak terdapat kekurangan dalam

pembuatannya. Penulis berharap para pembaca dapat membeirkan saran terhadap makalah

ini agar menjadi makalah yang benar-benar bermanfaat bagi pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, Dkk. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta :

Salemba Empat

Gerry Kurnia Dichi. 2021. URGENSI PENGATURAN TENTANG SYARAT PEMBERIAN

ASIMILASI DAN HAK INTEGRASI NARAPIDANA PADA ERA PANDEMI COVID-19

MENURUT PERMENKUHAM NOMOR 10 TAHUN 2020

Henny Saraswati. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di Indonesia.

JAD: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara Vol. 3 No. 2

https://www.bi.go.id/id/statistik/indikator/data-inflasi.aspx. Diakses tanggal 5 Juni 2021

https://www.edusaham.com/bursa-efek diakses tanggal 5 Juni 2021

Irfan Fahmi, 2013. Rahasia Saham dan Obligasi. Bandung: Alfabeta

Tandelilin,E. 1991. Investasi, Manajemen dan Analisis. Yogyakarta : PAU Studi Ekonomi

Universitas Gajah Mada

Tesa Wiandiri. 2020. PENGARUH SOSIALISASI DAN EDUKASI BURSA EFEK

INDONESIA TERHADAP MINAT MENABUNG SAHAM (Mahasiswa S1 Perbankan

Syariah Angkatan 2016 IAIN Metro)

Anda mungkin juga menyukai