PTUN Rafiqa Zahra Farhan 1810112089
PTUN Rafiqa Zahra Farhan 1810112089
Nomor : 100/PTUN.PDG/V/2017
Padang, 7 Juni 2017
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Padang.
di-.
Jl. Diponegoro No.8, Belakang Tangsi, Kec. Padang Barat., Kota Padang, Sumatera Barat 25117
Perihal : Jawaban / Eksepsi Gugatan Sengketa Tata Usaha Negara
Dengan Hormat
Prof. Dr. H. Harman, S.Psi., M.Sc Sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Barat beralamat kantor
di Jalan Jendral Sudirman No 51 Padang, Sumatera Barat dalam hal ini diwakili oleh kuasanya:
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Tanjung Periuk No. 12 Teluk Bayur, kec. Padang Selatan,
Kota Padang
Pekerjaan : Direktur PT. Damai Energi Sentosa
Untuk dan atas nama Tergugat, dengan ini hendak mengajukan dalil-dalil seperti apa yang akan
terurai di bawah ini konklusi jawaban serta eksepsi.
DALAM POKOK EKSEPSI
1. Bahwa Tergugat dengan ini membantah dalil-dalil yang diajukan Penggugat, kecuali hal-hal
yang diakui secara tegas oleh Tergugat dalam jawaban ini.
2. Bahwa dalam surat gugatan terdapat syarat formil yang dibuat oleh penggugat menggandung
cacat formil yaitu kedudukan kantor Tergugat sehingga dapat dikatakan bahwa gugatan tersebut
obscuur libel (gugatan kabur).
3. Bahwa memang benar Tergugat telah mengeluarkan Bahwa pada tanggal 20 Maret 2017
Gubernur Sumatera Barat telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 255 / TDK- LH / GBR /
2017 tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai Energi Sentosa.
4. Bahwa tidak benar penggugat mengalami kerugian atas keluarnya Surat Keputusan Gubernur
Sumatera Barat Nomor : 255 / TDK- LH / GBR / 2017 tentang pencabutan izin lingkungan
perusahaan PT. Damai Energi Sentosa pada tanggal 20 Maret 2017.
1. Bahwa Tergugat menolak dalil-dalil gugatan Penggugat karena isinya tidak benar dan tidak
mendasar kecuali yang diakui secara jelas dan tegas oleh Tergugat.
2. Bahwa dalam dalil surat gugatan Penggugat dalam butir 11 dikatakan tidak benar Gubernur
Sumatera Barat melanggar ketentuan Asas-asas Umum Pemerintahan yang baik.
DALAM EKSEPSI
Hormat Kami
Kepada Yth.
Ketua/Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Nomor : 100/PTUN.PDG/V/2017
Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Padang
di-
Jalan Diponegoro No.8, BelakangTangsi, Kec. Padang Barat., Kota Padang, Sumatera Barat
25117
Perihal: Replik Penggugat atas Eksepsi Tergugat tentang Sengketa Tata Usaha Negara
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rafiqa Zahra Farhan,S.H.,M.H
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Advokat, berkantor di Jalan Anduring No. 12A Padang
Bertindak atas nama pemberi kuasa :
Nama : Aziza Safira, M.B.A
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Direktur PT. Damai Energi Sentosa
Alamat : Jalan. Tanjung Periuk No. 12 Teluk Bayur, kec. Padang
Selatan, Kota Padang
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT
Adapun jawaban-jawaban terhadap dalil-dalil gugatan sebagai berikut :
1. Bahwa penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil tergugat yang tidak memiliki dasar
sama sekali
2. Bahwa dalam posita alasan gugatan bagian fakta hukum bahwa benar tentang pencabutan
izin lingkungan perusahaan penggugat tanpa dasar kejelasan dari dikeluarkannya Surat
Keputusan Tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai Energi Sentosa
Nomor :255 / TDK- LH / GBR / 2017 tertanggal 20 Maret 2017 yang diterbitkan oleh
Gubernur Sumatera Barat.
3. Bahwa yang dinyatakan tergugat dalam dalil butir 11 dikatakan tidak benar oleh Gubernur
Provinsi Sumatera Barat karena melanggara asas umum pemerintahan yang baik, tidak
dijelaskan alasan-alasan bahwa tindakan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
yang berlaku
4. Bahwa apabila dinyatakan dalam eksepsi/jawaban tergugat tanggal 7 Juni 2017, pada surat
jawaban tergugat hanya menyatakan bahwa tindakan tergugat tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, sehingga tidak memenuhi rumusan pasal 53 ayat 2(a) dan
(b) UU No 9 Tahun 2004 mengenai tindakan sewenang-wenang ini jelas dilakukan oleh
tergugat dengan telah mengeluarkan objek gugatan tersebut tidak bertentang dengan
peraturan perundang-undangan tersebut
5. Bahwa penggugat telah menjalankan usaha dalam bidang industri pertambangan mineral
dan batu bara telah seseuai dengan ketentuan yang berlaku dan mematuhi persyaratan
yang ada
6. Bahwa penggugat benar mengalami kerugian materil yang diakibatkan perusahaan
berhenti beroperasi sementara karena izin yang dicabut.
Bahwa berdasarkan uraian alasan penggugat sebagaimana tersebut diatas, maka penggugat
memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya
berkenan untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut:
Dengan Hormat,
Prof. Dr. H. Harman, S.Psi.,M.Sc Sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Barat beralamat kantor di
Jalan Jendral Sudirman No 51 Padang, Sumatera Barat dalam hal ini diwakili oleh kuasanya:
1. Bahwa tergugat tetap pada jawaban yang telah disampaikan sebelumnya yakni bahwa
terhadap dalil gugatan Penggugat pada butir 11, Tergugat memberikan jawaban bahwa
pencantuman Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1
Angka 9 UU Nomor 51 Tahun 2009 tidak cukup hanya mencantumkan unsur konkrit,
individual dan final. Tetapi harus pula menimbulkan akibat hukum.
2. Bahwa Tergugat menilai gugatan penggugat tidak dapat diterima
Oleh karena itu, Tergugat memohon kiranya kepada majelis hakim untuk memutuskan:
Demikian alasan-alasan dan dalil-dalil serta duplik kami atas replik penggugat.
di-
Jalan Diponegoro No.8, Belakang Tangsi, Kec. Padang Barat., Kota Padang, Sumatera Barat
25117
Perihal : Pengantar Bukti Penggugat atas Sengketa Tata Usaha Negara
Dengan Hormat,
Perkenankan Saya Rafiqa Zahra Farhan, SH., MH pekerjaan sebagai Advokat/pengacara yang
berkedudukan di Rafiqa Law Firm, Beralamat di Jalan Anduring No. 12A Padang, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Nomor 001/SKK.TUN/PDG/IV/2017 tanggal 20 April 2017 yang
selanjutnya disebut sebagai penggugat untuk menyampaikan alat bukti berupa surat/tulisan yang
telah diberi meterai cukup dan telah pula dicap dan diparaf oleh Pejabat Pos. Bukti-bukti tersebut
adalah sebagai berikut:
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat
di-
Jalan Diponegoro No.8, Belakang Tangsi, Kec. Padang Barat., Kota Padang, Sumatera Barat
25117
Perihal : Pengantar Bukti Penggugat atas Sengketa Tata Usaha Negara
Dengan Hormat,
Perkenankan Rafiqa Zahra Farhan, SH., MH pekerjaan sebagai Advokat/pengacara yang
berkedudukan di Rafiqa Law Firm, Beralamat di Jalan Anduring No. 12A Padang, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Tanggal 26 Mei 2017 terlampir, bertindak untuk dan atas nama Prof. Dr. H.
Harman, S.Psi.,M.Sc Sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Barat beralamat kantor di Jalan
Jendral Sudirman No 51 Padang, Sumatera Barat yang selanjutnya disebut sebagai Tergugat
untuk menyampaikan alat bukti berupa surat/tulisan yang telah diberi meterai cukup dan telah
pula dicap dan diparaf oleh Pejabat Pos. Bukti-bukti tersebut adalah sebagai berikut:
Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Nomor : 100/PTUN.PDG/V/2017
Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Padang
di-
Jalan Diponegoro No.8, BelakangTangsi, Kec. Padang Barat., Kota Padang, Sumatera Barat
25117
Dengan Hormat,
2.Bahwa Penggugat dalam gugatannya pada pokoknya mendalilkan bahwa yang menjadi
objek gugatan dalam perkara ini adalah pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai
Energi Sentosa Nomor :255 / TDK- LH / GBR / 2017 tertanggal 20 Maret 2017 yang
diterbitkan oleh Gubernur Sumatera Barat secara sewenang – wenang.
3.Bahwa dengan diterbitkanya Surat Keputusan Tergugat yang menjadi objek sengketa dalam
perkara ini, kepentingan Penggugat sangat dirugikan karena Penggugat tidak dapat
menjalankan usaha pendistribusian pertambangan mineral dan batu bara dan berakibat terjadi
kerugian materil dan immateril dari Penggugat yaitu berkurangnya penghasilan Penggugat.
4. Bahwa Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa selain bersifat sewenang-wenang, juga
telah bertentangan atau melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB),
yaitu Asas Kepastian Hukum karena tidak mengutamakan landasan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara karena karna
tidak menimbang surat Edaran Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Nomor
05.E/30/DJB/2015 tentang Pengumuman Status Clear and Clean dan sertifikat Clear and
Clean untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral bukan Logam dan Batuan sesuai dengan
penjelasan Surat Edaran Direktorat Jenderal mineral dan batu bara.
5. Bahwa dalam kenyataannya penggugat selaku Perusahaan Pertambangan Mineral dan Batu
Bara telah bertindak dan menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mematuhi semua persyaratan yang ada seperti telah mengajukan dan mendapatkan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun
2015. IUP diberikan oleh Bupati/Walikota apabila perusahaan Pertambangan tersebut berada
di wilayah izin usaha pertambangan (WIUP).
6. Bahwa Perusahaan PT. Damai Energi Sentosa berlokasi di dalam wilayah kota Padang di
mana tidak termasuk wilayah yang tumpang tindih karena sesuai dengan siaran Pers
Kementerian ESDM Nomor 33/Humas KESDM/2011 tanggal 27 Mei 2011 menyatakan
bahwa prinsip Clear and Clean diberikan pada sebuah perusahaan yang telah memegang Izin
Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah izin usaha pertambangan yang sudah tidak lagi
bermasalah dalam hal penataan wilayah perusahaannya.
7. Bahwa Penggugat guna meneguhkan gugatannya serta untuk membukukan bahwa KTUN
dalam perkara ini bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
Asas-asas umum pemerintahan yang baik maka dalam hal ini mengajukan bukti-bukti ke
persidangan sebagai berikut:
Surat:
a. Bukti Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat, Nomor :255 / TDK- LH / GBR / 2017
Tanggal 20 Maret 2017 tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai Energi
Sentosa sebagai Perusahaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
b. Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Damai Energi Sentosa sesuai yang diatur dalam
Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015.
c. Surat Edaran Nomor 05.E/30/DJB/2015 dari Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara
tentang Pengumuman Status Clear and Clean dan sertifikat Clear and Clean untuk IUP
Mineral bukan Logam dan Batuan
d. Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Damai Energi Sentosa Nomor 24 tanggal 5 Januari
2010 yang dibuat oleh dan dihadapan notaris (sesuai dengan aslinya).
e. Foto copy hasil siaran Pers Kementerian ESDM Nomor 33/Humas KESDM/2011 tanggal
27 Mei 2011 menyatakan bahwa prinsip Clear and Clean diberikan pada sebuah perusahaan
yang telah memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah izin usaha pertambangan
yang sudah tidak lagi bermasalah dalam hal penataan wilayah perusahaannya
Saksi
Ulfa Fadhila,S.H.,M.Hum
Keterangan saksi dan penggugat sebagaimana dalam persidangan adalah sebagai berikut :
-Bahwa saksi menyatakan dirinya termasuk dalam Tim Hukum dari PT. Damai Energi Sentosa
pada tahun 2010.
-Bahwa saksi menyatakan PT. Damai Energi Sentosa berada dalam kawasan Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP),
-Bahwa saksi menjelaskan pendiri perusahaan dibantu dengan Tim Hukum PT. Damai Energi
Sentosa bersama-sama mengajukan dan mengurus Izin Usaha Lingkungan (IUP) kepada
notaris setempat,
Jika pengadilan atau majelis hakim berpendapat lain mohon keputusan yang seadil-
adilnya (ex aquo et bono). Demikianlah gugatan ini diajukan atas pertimbangan dari kebijakan
bapak ketua pengadilan tata usaha negara Padang yang memeriksa dan mengadili perkara ini
diucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat
Dengan Hormat,
Bahwa setelah mengikuti proses persidangan dalam perkara ini di Pengadilan Tata Usaha
Negara Padang, proses jawab menjawab, pengajuan bukti-bukti, baik surat maupun saksi-saksi
dari kedua belah pihak serta memperhatikan jalannya persidangan maka dengan ini tergugat
melalui kuasa hukumnya akan mengajukan konklusi dalam perkara sebagai berikut:
1. Bahwa kami menolak segala dalil-dalil yang diajukan oleh penggugat dalam surat
gugatannya. Kecuali secara tegas diakui kebenarannya
2. Bahwa tergugat telah mengirimkan jawaban gugatan atau eksepsi
3. Bahwa benar tergugat dalam perkara Nomor 100/PTUN.PDG/V/2017 adalah Gubernur
Provinsi Sumatera Barat
4. Bahwa benar tergugat dalam perkara Nomor 100/PTUN.PDG/V/2017 pada tanggal 6 Mei
2017 telah menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Izin Lingkungan Nomor 255 /
TDK- LH / GBR / 2017 Tanggal 20 Maret 2017 atas nama penggugat dalam perkara
Nomor 100/PTUN.PDG/V/2017
5. Bahwa tergugat sama sekali tidak sewenang-wenang dalam menerbitkan objek sengketa
seperti yang disampaikan oleh pihak penggugat dan sama sekali tidak bertentangan
dengan asas umum pemerintahan yang baik
6. Bahwa tergugat guna meneguhkan jawabannya serta untuk membuktikan bahwa KTUN
dalam perkara ini tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan Asas-asas umum pemerintahan yang baik maka dalam hal ini mengajukan bukti-bukti
ke persidangan sebagai berikut:
Surat
1. Bukti surat berupa fotokopi Surat Keputusan Pencabutan Izin Izin Lingkungan Nomor
255 / TDK- LH / GBR / 2017 Tanggal 20 Maret 2017 yang diterbitkan oleh Gubernur
Provinsi Sumatera Barat
2. Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata cara evaluasi penerbitan
izin usaha pertambangan mineral dan batu bara
Saksi
Adimas,S.H
Keterangan saksi ahli dari tergugat sebagaimana dalam persidangan adalah sebagai berikut;
Bahwa berdasarkan dalil dan bukti sebagaimana tersebut diatas, naka Tergugat memohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya berkenan
untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut:
Apabila majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memiliki pendapat lain,
penggugat mohon putusan seadil-adilnya.
Demikian simpulan gugatan ini kami sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai
Aamiin.
Hormat kami,
Kuasa Hukum Tergugat
Dalam hal ini memberi kuasa kepada Rafiqa Zahra Farhan, S.H.,M.H, warga Negara Indonesia,
Pekerjaan Advokat berkantor di Jalan Anduring No. 12A Padang berdasarkan surat kuasa khusus
Nomor 001/SKK.TUN/PDG/IV/2017 tanggal 20 April 2017 bertindak untuk dan atas nama
pemberi kuasa, selanjutnya di sebut sebagai PENGGUGAT
MELAWAN
Badan pejabat TUN Prof. Dr. H. Harman, S.Psi.,M.Sc Sebagai Gubernur Provinsi Sumatera
Barat beralamat kantor di Jalan Jendral Sudirman No 51 Padang, Sumatera Barat dalam hal ini
diwakili oleh kuasanya Rafiqa Zahra Farhan, SH., MH pekerjaan sebagai Advokat/pengacara
yang berkedudukan di Rafiqa Law Firm, Beralamat di Jalan Anduring No. 12A Padang,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Tanggal 26 Mei 2017 yang selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT.
1. Telah membaca penetapan ketua pengadilan Tata Usaha Negara Padang Nomor
22/PEN.TUN.G/TUN-PDG tanggal 20 Mei 2017 tentang penetapan pemeriksaan perkara
ini dengan cara biasa
2. Telah membaca penetapan ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Padang nomor
29/PEN.TUN.G PTUN-PDG tanggal 22 Mei 2017 tentang penujukan susunan majelis
hakim yang memeriksa dan memutus perkara gugatan ini.
3. Telah membaca penetapan Hakim ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Padang nomor
125/PEN.TUN.G PTUN-PDG tanggal 23 Mei 2017 tentang penetapan hari pemeriksaam
persiapan
4. Telah membaca penetapan hakim ketua ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Padang
nomor 135/PEN.TUN.G PTUN-PDG tanggal 28 Mei 2017 tentang penetan hari sidang
tanggal 1 Juni 2017
5. Telah membaca dan memeriksa berkas perkara yang bersangkutan
6. Telah membaca dan memerikasa bukti-bukti tertulis maupun surat-surat lainnya yang
diajukan oleh para pihak yang berpekara di persidangan
7. Telah mendengar keterangan saksi dari para pihak, yang berpekara di persidangan
8. Telah membaca berita acara pemeriksaan persiapan dan berita acara persidangan dalam
perkara ini
Menimbang bahwa penggugat telah mengugat tergugat dalam surat gugatannya tanggal 6 Mei
2017 yang diterima dan didaftarkan di dalam kepaniteraan pengadilan tata usaha negara padang
tanggal 11 Mei 2017 dibawah registrasi perkara nomor: 100/PTUN.PDG/V/2017 yang berbunyi
sebagai berikut:
1. Bahwa perusahaan PT. Damai Energi Sentosa ( yang selanjutnya disebut Perseroan)
berkedudukan di Jl. Tanjung Periuk No. 12 Teluk Bayur, kec. Padang Selatan, Kota Padang
merupakan sebuah badan hukum yang bergerak dalam usaha dibidang Pertambangan mineral dan
batu bara.
2. Bahwa perusahaan PT. Damai Energi Sentosa dengan berdasarkan Undang-undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatuBara telah mengajukan dan mendapatkan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 43
Tahun 2015.
3. Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
BatuBara yang dibuat dengan acuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah yaitu pada pasal 37 Undang-undang Nomor 4 tahun 2009, IUP diberikan oleh
Bupati/Walikota apabila perusahaan Pertambangan tersebut berada di wilayah izin usaha
pertambangan (WIUP).
4. Bahwa Perusahaan PT. Damai Energi Sentosa berlokasi di dalam wilayah kota Padang di
mana tidak termasuk wilayah yang tumpang tindih karena sesuai dengan siaran Pers
Kementerian ESDM Nomor 33/Humas KESDM/2011 tanggal 27 Mei 2011 menyatakan bahwa
prinsip Clear and Clean diberikan pada sebuah perusahaan yang telah memegang Izin Usaha
Pertambangan (IUP) di wilayah izin usaha pertambangan yang sudah tidak lagi bermasalah
dalam hal penataan wilayah perusahaannya.
5. Bahwa dalam surat Edaran Nomor 05.E/30/DJB/2015 dari Direktorat Jenderal Mineral Dan
Batubara tentang Pengumuman Status Clear and Clean dan sertifikat Clear and Clean untuk IUP
Mineral bukan Logam dan Batuan, dinyatakan : Bahwa sesuai ketentuan Pasal 11 Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 Tahun 2013, Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara melakukan pengawasan terhadap Penyelenggaraan dan Pengelolaan Kegiatan Usaha
Pertambangan di Daerah dalam bentuk pengumuman status Clear and Clean dan Sertifikat Clear
and Clean terhadap :
1. Kuasa Pertambangan
2. IUP yang diterbitkan oleh gubernur dan/atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan permohonan kuasa pertambangan yang telah diterima
oleh gubernur atau bupati/walikota dan telah melakukan pencadangan wilayah
sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009.
6. Bahwa dengan dikeluarkannya penerapan status Clear and Clean merupakan bentuk langkah dalam
menyesuaikan dengan peraturan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan dalam
rangka untuk kemakmuran rakyat sebagaimana diatur dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945, dan menurut dikatakan bahwa seharusnya dalam teori dan peraturan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) yang sudah diatur dalam peraturan pemerintah itu merupakan Clear and Clean (CnC). yang
berarti, jika perusahaan sudah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) otomatis sudah dinyatakan Clear and
Clean (CnC).
7. Bahwa pada tanggal 20 Maret 2017 Gubernur Sumatera Barat telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 255
/ TDK- LH / GBR / 2017 tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai Energi
Sentosa.
8. Bahwa dengan diterbitkannya Surat Keputusan Nomor : 255 / TDK- LH / GBR / 2017 Tanggal
20 Maret 2017 yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini terbukti melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang diatur dalam pasal 53 ayat 2 a Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 sehingga surat
keputusan tersebut mengandung cacat hukum dan haruslah dinyatakan batal atau tidak sah demi
hukum.
9. Bahwa pertimbangan pencabutan izin lingkungan PT. Damai Energi Sentosa oleh Tergugat
didasarkan pada tidak dipenuhinya prinsip Clean and Clear dalam hal pemenuhan izin
administrasi perusahaan.
10. Bahwa perusahaan telah melakukan pengajuan izin dan telah mendapatkan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) tersebut oleh Bupati/walikota Padang karena PT. Damai Energi Sentosa
terdapat di Wilayah Kota Padang sebagai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
11. Bahwa Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa selain bersifat sewenang-wenang, juga
telah bertentangan atau melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), yaitu
Asas Kepastian Hukum karena tidak mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara.
12. Bahwa dengan diterbitkannya surat keputusan Nomor : 255 / TDK- LH / GBR / 2017
Tanggal 20 Maret 2017 tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai Energi
Sentosa oleh Gubernur Sumatera Barat menimbulkan kerugian dari pihak penggugat karena
perusahaan tidak dapat beroperasi.
13. Dengan demikian, penerbitan objek sengketa Tata Usaha Negara (TUN) oleh Tergugat
bersifat sewenang-wenang, karna tidak menimbang surat Edaran Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara Nomor 05.E/30/DJB/2015 tentang Pengumuman Status Clear and Clean dan sertifikat
Clear and Clean untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral bukan Logam dan Batuan
(sesuai dengan penjelasan Surat Edaran Direktorat Jenderal Nomor 5 yang dimaksud diatas).
Bahwa terhadap gugatan penggugat tersebut di atas, tergugat telah mengajukan jawaban tertulis
pada persidangan tanggal 8 Juni 2017 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
2. Bahwa dalam surat gugatan terdapat syarat formil yang dibuat oleh penggugat
menggandung cacat formil yaitu kedudukan kantor Tergugat sehingga dapat dikatakan
bahwa gugatan tersebut obscuur libel (gugatan kabur).
3. Bahwa memang benarTergugat pada tanggal 20 Maret 2017 Gubernur Sumatera Barat
telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor: 255 / TDK- LH / GBR / 2017 tentang
pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai Energi Sentosa.
4. Bahwa tidak benar penggugat mengalami kerugian atas keluarnya Surat Keputusan
Gubernur Sumatera Barat Nomor: 255 / TDK- LH / GBR / 2017 tentang pencabutan izin
lingkungan perusahaan PT. Damai Energi Sentosa pada tanggal 20 Maret 2017.
1. Bahwa Tergugat menolak dalil-dalil gugatan Penggugat karena isinya tidak benar dan
tidak mendasar kecuali yang diakui secara jelas dan tegas oleh Tergugat.
2. Bahwa dalam dalil surat gugatan Penggugat dalam butir 11 dikatakan tidak benar
Gubernur Sumatera Barat melanggar ketentuan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
baik.
Bahwa terhadap jawaban tergugat tersebut diatas, pengugat telah mengajukan jawaban tertulis
pada persidangan tanggal 17 Juni 2017 telah mengemukan kan hal-hal sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
7. Bahwa penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil tergugat yang tidak memiliki dasar
sama sekali
8. Bahwa dalam posita alasan gugatan bagian fakta hukum bahwa benar tentang
pencabutan izin lingkungan perusahaan penggugat tanpa dasar kejelasan dari
dikeluarkannya Surat Keputusan Tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT.
Damai Energi Sentosa Nomor :255 / TDK- LH / GBR / 2017 tertanggal 20 Maret
2017 yang diterbitkan oleh Gubernur Sumatera Barat.
9. Bahwa yang dinyatakan tergugat dalam dalil butir 11 dikatakan tidak benar oleh
Gubernur Provinsi Sumatera Barat karena melanggara asas umum pemerintahan yang
baik, tidak dijelaskan alasan-alasan bahwa tindakan tersebut tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku
10. Bahwa apabila dinyatakan dalam eksepsi/jawaban tergugat tanggal 7 Juni 2017, pada
surat jawaban tergugat hanya menyatakan bahwa tindakan tergugat tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, sehingga tidak memenuhi rumusan pasal 53
ayat 2(a) dan (b) UU No 9 Tahun 2004 mengenai tindakan sewenang-wenang ini jelas
dilakukan oleh tergugat dengan telah mengeluarkan objek gugatan tersebut tidak
bertentang dengan peraturan perundang-undangan tersebut
11. Bahwa penggugat telah menjalankan usaha dalam bidang industri pertambangan
mineral dan batu bara telah seseuai dengan ketentuan yang berlaku dan mematuhi
persyaratan yang ada
12. Bahwa penggugat benar mengalami kerugian materil yang diakibatkan perusahaan
berhenti beroperasi sementara karena izin yang dicabut.
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, penggugat telah mengajukan bukti tertulis
berupa fotocopy surat-surat yang telah diberi materai cukup dan telah dilegalisir serta telah
disesuaikan dengan aslinya/pembandingnya sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah, bukti
tersebut diberi tanda P-I s/d P-6 dengan rincian sebagai berikut :
1. Bukti P-1: Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat, Nomor :255 / TDK- LH / GBR /
2017 Tanggal 20 Maret 2017 tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan PT. Damai
Energi Sentosa (sesuai dengan aslinya) ;
2. Bukti P-2 : Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Damai Energi Sentosa sesuai yang diatur
dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015(sesuai dengan aslinya) ;
3. Bukti P-3 : Surat Edaran Nomor 05.E/30/DJB/2015 dari Direktorat Jenderal Mineral Dan
Batubara tentang Pengumuman Status Clear and Clean dan sertifikat Clear and Clean
untuk IUP Mineral bukan Logam dan Batuan (sesuai dengan aslinya)
4. Bukti P-4 ; Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Damai Energi Sentosa Nomor 24
tanggal 5 Januari 2010 yang dibuat oleh dan dihadapan notaris (sesuai dengan aslinya)
5. Bukti P5: Foto copy hasil siaran Pers Kementerian ESDM Nomor 33/Humas
KESDM/2011 tanggal 27 Mei 2011 menyatakan bahwa prinsip Clear and Clean diberikan
pada sebuah perusahaan yang telah memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di
wilayah izin usaha pertambangan yang sudah tidak lagi bermasalah dalam hal penataan
wilayah perusahaannya
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya, selain mengajukan alat bukti tertulis pihak penggugat
juga mengajukan satu orang saksi yang telah didengar dan memberikan keterangan dibawah
sumpah dalam persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
-Bahwa saksi meyatakan kenal dengan pihak Penggugat tetapi tidak memiliki hubungan
kekeluargaan dengannya dan menyatakan tidak kenal dengan pihak Tergugat.
-Bahwa saksi menyatakan dirinya termasuk dalam Tim Hukum dari PT. Damai Energi
Sentosa pada tahun 2010.
-Bahwa saksi menyatakan PT. Damai Energi Sentosa berada dalam kawasan Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP),
-Bahwa saksi menjelaskan pendiri perusahaan dibantu dengan Tim Hukum PT. Damai
Energi Sentosa bersama-sama mengajukan dan mengurus Izin Usaha Lingkungan (IUP)
kepada notaris setempat,
Bahwa untuk menggugat dalil-dail bantahannya, tergugat telah mengajukan bukti tertulis berupa
fotocopy surat-surat yang telah diberi materai cukup dan telah dilegalisir serta telah disesuaikan
dengan aslinya/perbandingan sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah dengan diberi tanda T-
1s/T-6, adalah sebagai berikut
1. Bukti T-1 : Bukti surat berupa fotokopi Surat Keputusan Pencabutan Izin Izin
Lingkungan Nomor 255 / TDK- LH / GBR / 2017 Tanggal 20 Maret 2017 yang
diterbitkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat.(sesuai dengan aslinya)
2. Bukti T-2 : Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata
cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan batu bara
Bahwa penggugat dan tergugat telah menyerahkan kesimpulanya dalam perkara ini
dipersidangan tanggal 7 Juli 2017
Bahwa para pihak menyatakan tidak mengajukan apa-apa lagi dalam perkara ini dan segala
sesuatu yang tercantum dalam berita acara persidangan haruslah dianggap telah tercantum dalam
putusan ini
Bahwa selanjutnya para pihak yang berperkara memohon putusan yang seadil-adilnya;
- Menimbang bahwa maksud dan tujuan gugatan pengugat adalah sebagaimana diuraikan
dalam duduknya perkara tersebut di atas:
- Menimbang bahwa yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah :..
SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 255 / TDK- LH /
GBR / 2017 TANGGAL 20 MARET 2017 TENTANG PENCABUTAN IZIN
LINGKUNGAN PERUSAHAAN PT. DAMAI ENERGI SENTOSA.
- Menimbang bahwa penggugat dalam gugatannya mendalilkan yang pada pokoknya
tergugat dalam menerbitkan /mengeluarkan objek sengketa bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melanggar azas-azas umum
pemerintah yang baik, dengan alasan yang intinya sebagai berikut:..........
1. Bahwa penggugat adalah pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang sudah berada
dalam kawasan wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) sebagaimana tercantum dalam
surat Edaran Nomor 05.E/30/DJB/2015 dari Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara
tentang Pengumuman Status Clear and Clean dan sertifikat Clear and Clean untuk IUP
Mineral bukan Logam dan Batuan
2. Bahwa perusahaan PT. Damai Energi Sentosa dengan berdasarkan Undang-undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatuBara telah mengajukan dan
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) sesuai yang diatur dalam Peraturan
Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015.
3. Bahwa tergugat telah menerbitkan objek sengketa yang dalam pertimbangannya
berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata cara evaluasi
penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan batu bara
4.Bahwa tindakan tergugat dalam menerbitkan objek sengketa a quo sebagaimana
diuraikan dalam angka 3 tersebut menunjukan tergugat pada waktu mempersiapkan
penerbitan objek sangketa tidak mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan utamanya
yang menyangkut tata letak perusahaan yang berada dalam wilayah izin usaha
pertambangan yang telah memiliki izin usaha pertambangan (IUP) yang dalam surat
Edaran Nomor 05.E/30/DJB/2015 dari Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara
menerangkan bahwa apabila suatu perusahaan telah memiliki IUP pada wilayah izin
usaha pertambangan (WIUP) maka akan otomatis memiliki status Clean and Clear (CnC)
pada perusahaan tersebut , sehingga pada dasarnya tergugat telah melanggar azas-azas
umum pemerintahan yang baik terutama azas kecermatan formal dan asas kepastian
hukum;
- Menimbang bahwa terhadap dalil gugatan penggugat tersebut, tergugat telah menanggapi
dalam jawabannya tanggal 23 Juni 2017 yang mendalilkan pada pokoknya tergugat dalam
menerbitkan objek sengketa tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan tidak melanggar azas-azas umum pemerintahan yang baik dengan alasan
pada intinya sebagai berikut :
1. Bahwa tergugat tetap pada jawaban yang telah disampaikan sebelumnya yakni bahwa
terhadap dalil gugatan Penggugat pada butir 11, Tergugat memberikan jawaban
bahwa pencantuman Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 1 Angka 9 UU Nomor 51 Tahun 2009 tidak cukup hanya mencantumkan
unsur konkrit, individual dan final. Tetapi harus pula menimbulkan akibat hukum.
2. Bahwa pada dasarnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata
cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan batu bara diterbitkan
untuk mengatur perusahaan pertambangan yang tidak ada status Clear and Clean
(CnC) pada izin lingkungan perusahaan tersebut;
2. Menyatakan batal surat keputusan gubernur sumatera barat nomor : 255 / tdk- lh / gbr / 2017
tanggal 20 maret 2017 tentang pencabutan izin lingkungan perusahaan pt. damai energi sentosa.
3. Memerintahkan tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 184.000,- (seratus
delapan puluh empat ribu rupiah)
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Padang, pada hari kamis 16 Juli 2017 oleh Hendri Wandi S.H., M.H selaku hakim ketua
majelis, Siti Dyan Harlinda, S.H., M.H dan F. Lenita, S.H., M.H Masing- masing sebagai hakim
anggota I dan hakim anggota II, putusan mana diucapkan dalam sidang yang dinyatakan terbuka
untuk umum pada Kamis 16 Juli 2017 oleh majelis hakim tersebut dengan dibantu oleh Ahmad
Adnan,S.H selaku panitera pengganti Peradilan Tata Usaha Negara Padang dan dihadiri oleh
kuasa hukum penggugat dan kuasa hukum tergugat.
2. Biaya Atk...............................................................................................Rp.100.000,-
3.Biaya Panggilan......................................................................................Rp.40.000,-
5.Leges......................................................................................................Rp.3000,-
6.Redaksi..................................................................................................Rp.5000,-
7.Materai...................................................................................................Rp6000.-
Jumlah..........................................................................................................Rp. 184.000,-