Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif adalah pemeriksaan yang

dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

laboratorium sederhana dan konseling. Asuhan kebidanan

komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan

berkesinambungan diantaranya asuhan kebidanan kehamilan

(antenatal care), asuhan kebidanan persalinan (intranatal care),

asuhan kebidanan masa nifas (postnatal care), dan asuhan

kebidanan bayi baru lahir (neonatal care). Bidan mempunyai peran

yang sangat penting dengan memberikan asuhan kebidanan yang

berfokus pada perempuan secara berkelanjutan (continuity of care).

Bidan memberikan asuhan kebidanan komprehensif, mandiri dan

bertanggung jawab, terhadap asuhan yang berkesinambungan

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat derajat kesejahteraan suatu bangsa.

Angka kematian ibu sangat tinggi, sekitar 830 wanita

meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan

diseluruh dunia setiap hari. Diperkirakan tahun 2015, sekitar

303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan

persalinan. (World Health Organization, 2018) Angka kematian ibu

juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam

1
2

tujuan pembangunan MDGs tujuan ke 5 yaitu meningkatkan

kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015

adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu

Berdasarkan laporan rutin Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

Selatan, jumlah kelahiran dilaporkan selama tahun 2017 adalah

sebanyak 5.686 kelahiran. Jumlah bayi lahir hidup sebanyak 5.611

bayi sedangkan jumlah bayi lahir mati sebanyak 75 bayi. Bayi lahir

mati merupakan bayi yang dilahirkan dalam keadaan mati baik

masih dalam kandungan maupun sesaat setelah proses persalinan.

Persentase bayi lahir mati pada tahun 2017 mengalami

peningkatan kasus sejumlah 75 kasus bayi lahir mati. Berdasarkan

data Dinas Kesehatan Kaboupaten Konawe Selatan, jumlah

kematian bayi dilaporkan selama tahun 2017 adalah 15 bayi yang

tersebar di beberapa kecamatan. Hal ini dapat dilihat bahwa angka

kematian bayi pada tahun 2017 mengalami peningkatan kasus

dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2016 angka kematian bayi

sebesar 2 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2017

angka kematian bayi meningkat menjadi 3 per 1.000 kelahiran

hidup (Dinas Kesehatan Kabupaten Konsel, 2017).

Hingga akhir tahun 2015, Indonesia berpeluang gagal

mencapai sasaran-sasaran MDGs. Target–target yang berpeluang

gagal untuk dicapai itu di antaranya; Penurunan angka kematian

ibu; Penurunan angka kematian balita; Penurunan angka


3

AIDS/HIV; Cakupan air minum dan sanitasi. SDGs tidak lain

merupakan kelanjutan dari target–target MDGs dalam hal

bagaimana mewujudkan pembangunan manusia. Dari 17 tujuan

pembangunan berkelanjutan SDGs, tujuan yang berhubungan

dengan kesehatan ibu dan bayi adalah tujuan ke 3 yaitu

memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan

bagi semua untuk semua usia dan tujuan ke 5 yaitu mencapai

kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan

anak perempuan.

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI

2012) mencatat kenaikan AKI di Indonesia yang signifikan, yakni

dari 228 menjadi 359/100.000 KH. Lima penyebab kematian ibu

terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK),

infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia

masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu

perdarahan, HDK, dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah,

dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan

sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25%

kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK

(Kemenkes RI, 2018). Sarana kesehatan sebagai unit organisasi

pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai

pusat perkembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan


4

terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja

tertentu. Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal dengan minimal 4 kali selama

kehamilannya, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester ke tiga, untuk memantau

keadaan ibu dan janin secara seksama sehingga dapat mendeteksi

secara dini dan dapat mengintervensi secara cepat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1464/ MENKES/PER/X /2010 BAB III tentang

Penyelenggaraan praktik bidan terutama pasal 9 dan 10

memberikan pelayanan yang meliputi Pelayanan kesehatan ibu,

Pelayanan kesehatan anak dan Pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana, Pelayanan konseling pada

masa pra hamil, Pelayanan antenatal pada kehamilan normal,

Pelayanan persalinan normal, Pelayanan ibu nifas normal,

Pelayanan ibu menyusui dan Pelayanan konseling pada masa

antara dua kehamilan, maka penulis tertarik untuk menulis Laporan

Tugas Akhir (LTA) dengan judul “ Asuhan kebidanan komprehensif

pada Ny.S di Puskesmas Ranomeeto, Kec. Ranomeeto”. dengan

pencatatan asuhan kebidanan sesuai standar VI dalam bentuk 7

langkah Varney dan SOAP (subyektif, obyektif, analisis,

penatalaksanan) untuk catatan perkembangan.


5

B. Ruang lingkup

1. Sasaran

Pada ibu hamil trimester III, ibu bersalin, bayi baru lahir, dan

nifas pada Ny. “S” GIIIPIIA0.

2. Tempat Pengambilan Kasus

Dilakukan di Puskesmas Ranomeeto Kec. Ranomeeto

Kab. Konawe Selatan.

3. Waktu

a. Pengambilan kasus : dilakukan pada bulan januari

sampai maret

b. Penyusunan LTA : dilakukan penyusunan Laporan

Tugas Akhir dari bulan januari sampai april.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. “S” dengan menggunakan standar asuhan kebidanan di

Puskesmas Ranomeeto.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian subjektif dan objektif pada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

b. Mampu merumuskan diagnosa dan atau masalah kebidanan

berdasarkan data dan hasil pengkajian yang telah dilakukan.


6

c. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan

yang telah diberikan kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan

bayi baru lahir.

e. Mampu melakukan evaluasi kebidanan yang telah diberikan

kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

f. Mampu melakukan pendokumentasian pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

D. Manfaat Penulis

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan pertimbangan untuk

menambah wawasan tentang asuhan kebidanan meliputi masa

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB.

2. Manfaat praktiks

a. Bagi penulis

Meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilan

dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

dari masa kehamilan sampai dengan bayi baru lahir.

b. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas Ranomeeto)

Di jadikan sebagai bahan acuan untuk dapat

mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam

memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan


7

dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa tentang

cara memberikan asuhan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai