Full Text
Full Text
SKRIPSI
Oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2017
SKRIPSI
Oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2017
PENGESAHAN
Mengesahkan
Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Tim Penguji:
a) Prof. Dr. Chatarina Umbul W.,dr., M.S., M.PH.
b) Sho’im Hidayat, dr., M.S.
c) Jusi Istianti, S.KM
ii
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui,
Pembimbing,
Mengetahui,
Corie Indria Prasasti, S.KM., M.Kes Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc
NIP 198105102005012001 NIP 197208122005012001
iii
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul:
Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan kegiatan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga dapat terselesaikannya skripsi dengan judul “RISK
ASSESMENT KEBAKARAN UNIT PERAWATAN PADA RUMAH SAKIT X
TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN KEBAKARAN” sebagai salah satu
persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Airlangga
Skripsi ini menjabarkan tentang seberapa besar risiko kebakaran pada unit
perawatan pada rumah sakit X. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada bapak Shoim, selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi, serta saran dengan
penuh kesabaran hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi–tingginya kepada Dr. Shoim Hidayat, M.S, selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan petunjuk, bantuan, koreksi serta saran hingga
terselesaikannya proposal skripsi ini.
Terima kasih dan penghargaan disampaikan pula kepada seluruh pihak
yang terkait yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, kepada yang
terhormat:
1. Sho’im Hidayat,dr., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing saya yang
selalu memberikan dukungan dan pembelajaran dengan sabar.
2. Corie Indria Prasasti, S.KM., M.Kes, selaku Koordinator Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga;
3. Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc selaku Ketua Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga;
4. Bapak Suledi dan Ibu Anisah Yusroh yang senantiasa memberikan doa
serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Departemen Keselamatan dan kesehatan Kerja,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga yang telah
meberikan ilmu selama perkuliahan.
6. Citra Laksmi Chrisworo yang selalu memberikan dukungan, semangat
doa, dan perhatian.
7. Jesika wulandari, dan seluruh teman alih jenis fkm unair yang selalu
memberi dukungan bantuan dan doa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri saya maupun pihak lain
yang memanfaatkan.
ABSTRACT
Fire is an undesirable and unexpected event that comes from fire that can
cause harm. Hospital X is a maternity hospital in which there was a potential fire
hazard in every work process. It was necessary to identify hazard and risk
evaluation so that the potential of fire hazard can be prevented and the risk of fire
can be controlled, owned by the hospital. In the process of calculating the risk was
also carried out evaluation of fire control conducted by the hospital, with it then it
will get a residual risk value that indicates the control was done was appropriate
or not.
The purpose of this study was to analyze the risk of fire hospital X. This
study was observational, in terms of data retrieval time including cross sectional
research. According to the results of this research analysis using descriptive
analysis. The object of this study was the work environment of hospital X. The
data used in this study was the primary data through interviews and observations,
secondary data from this study was data from hospital documents X. The time of
the study conducted on October 1, 2017 to November 1, 2017.
The results showed that the hospital had implemented safety and health
and also had a document written K3 hospital policy. Based on the calculation of
fire risk in some potentially fire places in the hospital, the potential fires are in the
medium category. Based on the calculation of residual risk, the risk that had a
value > 1 has a value of 44.4% which means that almost half of the controls still
need to be reconsidered. The remaining risk <1 is 55.6%, which means that as
much as half of the controls performed were appropriate.
The conclusion that hospital X has potential for moderate fire hazard.
Hospital X has conducted fire control in the workplace environment. However,
hospital X still needs to improve the existing fire control in hospital work
environment because from the calculation of risk still found some remaining risk
that need reconsideration in controlling.
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah............................................................ 7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 7
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................ 7
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................... 7
1.4.3 Manfaat .................................................................. 8
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peraturan Terkait ............................................................ 9
2.2 Bahaya Kebakaran ......................................................... 10
2.2.1 Bahaya (Hazard) .................................................... 10
2.2.2 Definisi Kebakaran ................................................ 13
2.2.3 Potensi Kebakaran ................................................. 14
2.2.4 Konsep Terjadinya Api ......................................... 17
2.2.5 Dampak Kebakaran ............................................... 18
2.3 Risiko ........................................................................ 19
2.3.1 Definisi Risiko ...................................................... 19
2.3.2 Risk Assessment ................................................... 21
2.3.3 Manfaat Penilaian Risiko ...................................... 22
2.3.4 Identifikasi Bahaya ................................................ 23
2.3.5 Teknik Identifikasi Bahaya ................................... 24
2.3.6 Analisis dan Evaluasi Risiko ................................. 27
2.3.7 Jenis Pengendalian Risiko ..................................... 33
2.3.8 Pengendalian Risiko .............................................. 34
2.3.9 Strategi Pengendalian Risiko ................................ 34
2.3.10 Penilaian Risiko Sisa ............................................ 36
2.4 Rumah Sakit ................................................................... 37
2.4.1 Karakteristik Rumah Sakit .................................... 37
viii
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Identifikasi Bahaya Kebakaran ....................................... 82
6.2 Penilaian Risiko dan Evaluasi Risiko ............................ 87
6.3 Pengendalian dan Risiko Sisa ........................................ 94
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era sekarang ini pertumbuhan jasa bidang kesehatan sangatlah pesat
seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh begitu pesat pula. Dengan
sebai-baiknya agar perusahaan tidak kehilangan pasar baik dalam dan luar negeri.
Sumber daya manusia saja tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar namun
teknologi dan informasi, tentu hal ini dapat mendukung pada sektor kesehatan.
Dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada bidang kesehatan
tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi perkembangan perusahaan tapi juga
dapat menimbulkan dampak negatif. Setiap alat-alat yang digunakan pasti memiliki
risiko dan potensi bahaya yang perlu dikendalikan baik bagi lingkungan kerja,
pekerja dari risiko keselamatan dan kesehatan kerja seperti yang diatur pada UU
dan keselamatan kerja atau upaya pengendalian bahaya. Dengan adanya partisipasi
1
SKRIPSI RISK ASSESMENT KEBAKARAN ... DEWANGGA AJI SAPUTRA
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2
Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya dan tidak terjadi secara kebetulan saja.
Maka dari itu, sebab tersebut harus dianalisa dan dicari agar dapat dilakukan suatu
tindakan perbaikan yang ditujukan pada penyebab itu dengan upaya pencegahan
lebih lanjut agar kecelakaan dapat dicegah dan tidak terajadi kembali (Suma’mur,
2009).
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena adanya unsafe action dan unsafe
melakukan suatu tindakan tidak aman yang dapat menyebabkan suatu kecelakaan.
Sedangan unsafe condition adalah suatu kondisi lingkungan kerja yang tidak aman
dan dapat menjadi suatu potensi untuk terjadi suatu kecelakaan (H.W. Heinrich,
1980). Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan
seringkali tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda,
properti maupun korban jiwa yang terjadi didalam suatu proses kerja industri atau
diluar kemampuan manusia dan hal tersebut tidak diinginkan. Api dapat disebabkan
oleh adanya suatu reaksi dari bahan bakar, sumber panas dan oksigen, tanpa adanya
salah satu unsur tersebut maka api tidak akan dapat menyala. (Ramli, 2010)
tidak langsung. Dampak langsung seperti halnya pada pengobatan pekerja yang
yang hilang dan hilangnya waktu proses produksi. Sedangkan dampak tidak
Tidak ada pelanggan, tidak ada bisnis. Oleh karena itu, pencegahan kebakaran
2008).
yaitu bahan bakar, oksigen dan panas. Banyak jenis bahan yang ada dirumah sakit
baik gas dan padat yang mudah terbakar dapat menyebabkan potensi bahaya
kebakaran. Sumber panas baik terbuka seperti korsleting dan terbuka seperti
Dalam setiap kegiatan dan pekerjaan kita sehari-sehari, risiko akan selalu
ada dan menyertai. Perlu dilakukan suatu upaya analisa risiko agar dapat
dimana setiap tempat memiliki hasil identifikasi yang berbeda karena memiliki
diketahui dari kemungkinan adanya penyalaan api baik terbuka dan tertutup,
ditanggulangi secara cepat dan tepat sehingga dampak kebakaran tidak semakin
yang efektif dapat mengurangi dampak kerugian yang harus diterima oleh
kebakaran cukup tinggi namun upaya pengendalian tidak cukup baik makan akan
ada risiko sisa yang masih dapat menyebabkan risiko bahaya kebakaran itu terjadi.
Semakin tinggi potensi bahaya kebakaran maka manajemen kebakaran juga harus
semakin baik.
obat. Instalasi listrik dan hidran harus ditata serta diaudit. Akibat kebakaran tersebut
dapat berdampak kerugian bagi perusahaan dan lingkungan, maka perlu dilakukan
suatu analisa risiko kebakaran mulai dari identifikasi bahaya, penilaian risiko,
pengendalian, dan penilaian risiko sisa. Risiko sisa harus ditekan sekecil mungkin
dimana pada rumah sakit pasti memiliki potensi bahaya kebakaran jika terjadi
terdapat pasien, pengunjung dan pekerja. Jika terjadi kebakaran pada unit tersebut
dan sangat memerlukan suatu upaya analisa risiko sebagai upaya pengendalian
beragam, tingkat kepanikan tinggi, sifat pekerjaan beragam, bahan terbakar relatif
kebakaran yang efektif agar kebakaran dapat menekan risiko kebakaran rumah
sia.
tersebut akan menjadi sia-sia jika tidak dilakukan suatu analisa risiko terlebih
dahulu. Dengan melakukan analisa risiko maka kita dapat melakukan suatu upaya
pengendalian yang efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan perusahaan. Jika
kebakaran sudah terjadi maka kerugian bagi perusahaan yang berdampak pada
Analisa risiko dapat terbagi menjadi dua jenis yaitu analisa risiko
berdasarkan pekerjaan dan analisa risiko berdasarkan area. Pada penelitian ini
analisa risiko yang dilakukan yaitu dengan berdasarkan area. Rumah sakit memiliki
tingkat keparahan dampak yang cukup tinggi jika terjadi suatu kebakaran karena
Kebakaran rumah sakit cukup sering terjadi dimana pada tanggal 10 juli
2006 terjadi kebakaran di ibu dan anak hermina jakarta timur diduga disebabkan di
di rumah sakit umum tangerang, dan baru baru ini pada tanggal 23 oktober 2017
terjadi kebakaran karena korsleting listrik di rumah sakit fatmawati jakarta selatan.
melakukan suatu perhitungan risiko potensi kebakaran yang ada dirumah sakit X.
kesehatan kerja rumah sakit X, bahwa rumah sakit belum melakukan analisa risiko
dalam melakukan upaya pengendalian bahaya kebakaran dan rumah sakit memiliki
melakukan sertifikasi pada alat kebakaran. Oleh karena itu perlu dilakukan
perhitungan analisa risiko apakah alat-alat yang ada masik efektif dalam melakukan
kebakaran pada pekerjaan di unit perawatan pada Rumah Sakit X sebagai upaya
pengendalian kebakaran.
pada RS X;
pada RS X;
RS X;
1.4.3 Manfaat
1. Bagi Peneliti
tentang fakta yang ada di lapangan mengenai analisa risiko sebagai upaya
penanggulangan kebakaran.
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
Keselamatan Kerja;
Bangunan
Perkotaan.
9
SKRIPSI RISK ASSESMENT KEBAKARAN ... DEWANGGA AJI SAPUTRA
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10
faktor interinsik yang melekan pada sesuatu berupa barang atau kondisi yang
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah faktor dan pelaksanaan
1. Manusia
d. Penurunan konsentrasi
e. Stres;
bodoh;
peralatan kerja.
2. Lingkungan
Sebelum dipergunakan maka harus diuji dan diperiksa oleh suatu tim ahli.
Syahab, 1997).
4. Bahan
pengaruhnya juga ada yang dapat segera dilihat tetapi ada juga yang
perusahaan harus tahu sifat dari bahan yang digunakan dalam produksi
mencakup berbagai resiko yang sesuai dengan sifat bahan, antara lain:
a. Mudah terbakar;
b. Mudah meledak;
c. Menimbulkan alergi;
d. Menyebabkan kanker;
e. Bersifat racun;
g. Radioaktif
5. Proses
6. Cara Kerja
Cara kerja yang salah dapat membahayakan diri sendiri maupun orang
menerapkan cara kerja yang baik dan benar. Hal-hal yang perlu
tulang punggung.
paling sering dihadapi dan bisa digolongkan baik sebagai bencana alam ataupun
bencana yang disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri. Sedangkan menurut
Ramli (2010), Kebakaran merupakan api yang tidak terkendali artinya diluar
Menurut Anizar (2009), Kebakaran adalah peristiwa yang sangat cepat dan
yang sangat fatal, hal ini disebabkan karena ketidakdisiplinan dala menggunakan
melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu bahan bakar yang mudah terbakar,
oksigen yang ada dalam udara dan sumber energi atau panas yang berakibat
human eror / unsafe action dan unsafe condition. Unsafe action terjadi karena
kelalaian dari manusia dan kurang profesional dalam bekerja. Sedangkan unsafe
condition lebih mengarah kepada objek dan lingkungan dari pekerjaan manusia
yang memang tidak aman ataupun peralatan yang tidak memenuhi standar.
b. Merokok (18%)
c. Gesekan (10%)
Panas pada permukaan boiler, lampu pijar, logam panas, yang dapat
Api berasal dari percikan logam panas yang dapat berpotensi penyebab
kebakaran sebesar 4 %
kebakaran sebesar 2 %
kebakaran sebesar 1 %
sebesar 1%
p. Petir (1%)
sebesar 1%
q. Lain-lain 1 %
kebakaran sebesar 1%
panas atau zat asam atau bahan yang mudah terbakar atau adanya perpaduan dari
Assosiation (NFPA) (1990), api adalah salah suatu massa zat yang sedang berpijar
yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang berlangsung dengan cepat dan
disetai pelepasan energi atau panas. Menurut Ramli (2010), proses penyalaan api
1. Bahan bakar (fuel), yaitu bahan bakar padat, cair atau gas yang dapat
mengakibatkan kebakaran.
dikelompokkan menjadi:
1. Kerugian atau biaya langsung (direct costs): yaitu suatu kerugian yang
keluarganya
kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak
seperti:
kecelakaan
d. Biaya penyelidikan
2.3 Risiko
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti
pemberian yang tidak diinginkan yang berasal dari surga (Unexpected gift from
adalah kemungkinan adanya peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan
dapat terjadi dalam waktu dan keadaan tertentu. Menurut kamus Webster, risiko
objective;
kerugian yang timbul dari sumber hazard tertentu yang terjadi, atau dengan kata
lain risiko adalah probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat
pada spesifik individu atau kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut. Risiko
tinggi, bersifat akut, dan menimbulkan efek langsung. Focus dari risiko
pada tingkat makro dan mikro. Fokus dari risiko lingkungan adalah
dampak yang timbul pada habitat dan ekosistem yang jauh dari sumber
risiko
jangka pendek atau jangka panjang dari kerugian properti, terkait dengan
keselamatan investasi
dampak atau pengaruh yang akan timbul. Risk assessement adalah proses analisa
dan evaluasi risiko untuk menentukan besarnya risiko serta tingkat risiko dan
menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak. Bahaya perlu dilakukan
penilaian risiko agar diketahui besarnya risiko yang dapat terjadi, sehingga setelah
(risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation). Kedua tahap ini sangat
2010). Analisa risiko yang telah dilakukan kemudian dilakukan evaluasi risiko
yaitu merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan prioritas yang
risiko dengan standar, target ataupun kriteria lainnya yang ditentukan sebelumnya
memerlukan beberapa tahapan proses yang harus dilakukan, yaitu (Ramli, 2010):
3. Pengendalian risiko
Risk assessment akan bermanfaat jika hasil risiko yang telah teridentifikasi
risiko atau menghindari risiko. Tujuan akhirnya adalah risiko yang ada dapat
berkurang pada tingkat yang dapat ditoleransi oleh manajemen. Dengan demikian
saja bahaya yang dapat terjadi dalam organisasi atau perusahaannya sehingga
antara lain:
suatu bahaya dan menetapkan karakteristik dari bahaya tersebut (Siswanto, 2009).
potensi bahaya apa yang dapat terjadi ataumenimpa organisasi perusahaan dan
subjektif, di mana ukuran bahaya yang teridentifikasi akan berbeda antara orang
potensi bahaya yang terjadi. Sangat tidak mungkin untuk menghilangkan seluruh
bahaya tersebut (Ridley, 2006). Beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam
pada komponen atau peralatan yang terlibat dalam suatu proses, faktor
ditimbulkan.
operasi.
JSA adalah salah satu cara untuk menyediakan informasi kepada setiap
orang yang terlibat dalam tugas tertentu (SHLP Training, PT. Newmont
proses pencarian hazard yang dilakukan oleh dua orang yang memiliki
keahlian dalam suatu proses kerja untuk membuat proses tersebut aman.
tinggi atau pekerjaan yang akan dilakukan, cara yang dilakukan untuk
1985).
pekerjaan.
1. Menentukan peluang
misalnya peluang orang jatuh karena melewati jalan licin, peluang untuk
tempat kerja.
c. Durasi paparan
d. Kondisi lingkungan
e. Kondisi peralatan
2. Menentukan keparahan
akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan manusia, properti,
c. Kerugian ekonomi.
jumlah yang kecil mungkin lebih kecil dari amoniak dalam jumlah
besar.
3. Penentuan risiko
Keparahan
Kemungkinan
Almost 5 10 15 20 25
Certain (5) S T T T T
Likely (4) 4 8 12 16 20
R S T T T
Posible (3) 3 6 9 12 15
R S S T T
Unlikely (2) 2 4 6 8 10
R R S S T
Rare (1) 1 2 3 4 5
R R R R S
Sumber: Astra, 2008
Keterangan:
R (Rendah): 1-4
S (Sedang): 5-12
T (Tinggi): 13-25
4. Evaluasi Risiko
Suatu risiko tidak akan memberikan makna yang jelas bagi manajemen
pengaman yang akan digunakan. Pada area merah (resiko tidak dapat
langkah pencegahan. Pada bagian kuning atau area ALARP (As Low as
diperlukan jika biaya untuk menekan risiko sangat besar sehingga tidak
sebanding dengan manfaatnya. Pada area hijau risiko sangat kecil dan
upaya tertentu.
ragam, akan tetapi secara garis besar dapat dipilih alternatif sebagai berikut
(Budiono, 2003):
asuransi.
3. Risk reduction atau mengurangi risiko pada kasus yang relatif sering
kerja yang bersifat fatal, penggunaan bahan kimia yang sangat beracun
Bila suatu risiko tidak dapat diterima, maka harus dilakukan upaya
konsep dan perencanaan, maka pada tahap ini merupakan realisasi dari upaya
1. Eliminasi
2. Substitusi
untuk memperoleh hasil yang paling baik. Bnyak cara yang dapat dilakukan
dalam menentukan teknik, antara lain dengan teknik hirarki pengendalian Salah
pengendalian risiko ditentukan oleh dua faktor yaitu jenis dan strategi
sistem ini, efektivitas pengendalian risiko ditentukan oleh dua faktor yaitu jenis
maka dapat dibuat matriks perkalian antara hirarki pengendalian dan strategi
peringkat pengendalian.
Nilai Nilai
Strategi 1 2 3 4 5
Pengendalian Hirarki Jenis Pengendalian
Prosedur Alat Pengaman Pengaman Perubahan
Peringatan Aktif Pasif Rancangan
1 Pengaman 1 2 3 4 5
untuk
mengurangi
cidera
2 Merubah 2 4 6 8 10
bentuk
penyebaran
energi
3 Memasang 3 6 9 12 15
pelindung
4 Mencegah 4 8 12 16 20
penyebaran
energi
5 Pembatasan 5 10 15 20 25
akumulasi
energi
6 Eliminasi 6 12 18 24 30
sumber
Sumber: Ramli, 2010.
Risiko sisa adalah risiko yang masih ada setelah tindakan pengendalian
telah diterapkan (Siswanto, 2010). Menurut Ramli (2010), residual Risk adalah
evaluasi terhadap suatu risiko untuk mengetahui apakah risiko yang telah dinilai
sebelumnya telah dapat dikurangi atau dikendalikan secara efektif atau masih ada
risiko sisa (residual risk) sehingga perlu ada perbaikan pada pengendalian
sebelumnya. Risiko sisa (residual risk) didapat dari peringkat risiko dikurangi
(acceptable).
2. Score > 1 artinya risiko sisa (residual risk), pengendalian masih perlu
dipertimbangkan.
macam latar pendidikan, mulai dari pekerja medis, pasien dan pengunjung.
evakuasi.
panik.
berbeda.
untuk jenis api kelas A (bahan padat) dan kelas B (cair dan gas) yang
Rumah sakit memiliki jam operasinal yang tinggi, diman rumah sakit
itensitas rendah.
dibagi menjadi:
1) Kelas A
2) Kelas B
Api yang berasal dari kebakaran bahan cair atau gas yang
3) Kelas C
4) Kelas D
lain.
manusia maupun harta benda pada saat keadaan darurat (Ramli, 2010).
aman. Jika terjadi kebakaran dan lift tidak boleh digunakan maka harus
ada sarana evakuasi tangga yang dapat dilalui oleh tempat tidur
dengan pintu tahan api (fire door). Jenis means of escape dapat berupa
2) Tangga darurat
5) Koridor
6) Titik kumpul
b. Konstruksi
yaitu:
menghambat api.
pada tiap kelas memiliki kriteria kelas kebakaran yang diatur oleh
berikut:
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
RUMAH SAKIT
POTENSI KEBAKARAN
1. Oksigen
2. Bahan bakar (Jumlah, Jenis)
3. Panas (Terbuka, Tertutup)
PENGENDALIAN KEBAKARAN
1. Sarana Proteksi aktif
2. Sarana Proteksi Pasif
RESIDUAL RISK
TINDAK LANJUT
: Diteliti
: Tidak Diteliti
44
SKRIPSI RISK ASSESMENT KEBAKARAN ... DEWANGGA AJI SAPUTRA
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45
satunya dapat terjadi dirumah sakit. Perlu dilakukan suatu analisa risiko agar suatu
Semakin tepat penaggulangan kebakaran dengan potensi maka semakin kecil pula
kerugian yang harus ditanggung perusahaan. Kerugian atau dampak dari bahaya
kebakaran dapat berupa pada gangguan fisik dan kesehatan pada orang, kerugian
pada aset, hilangnya waktu proses produksi, dan gangguan pada lingkungan kerja.
Dengan mengetahui potensi bahaya dan dampak dari hasil analisa risiko
kita dapat melakukan suatu upaya pengendalian yang efektif dan efisien. Suatu
upaya pengendalian kebakaran dapat berupa sarana proteksi aktif dan sarana
proteksi pasif. Namun kita harus tetap melakukan suatu analisa terhadap
pengendalian yang kita lakukan apakah pengendalian yang kita lakukan dapat
menurunkan risiko pada titik aman atau masih memiliki risiko sisa yang harus
BAB IV
METODE PENELITIAN
fakta dan keterangan yang faktual. Menurut waktu pengambilan data termasuk
penelitian cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu dan
rs, perawat, staff perawatan teknis, staff dapur dan staff laundry mengenai potensi
bahaya, bahan yang digunakan, pekerjaan yang dilakukan, jumlah bahan, upaya
Penelitian ini dilaksanakan di RS. X yang berada di jalan Jl. Arif Rahman
Hakim No 122, Surabaya, Jawa Timur. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada
46
C. Risiko
Melakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus:
Nilai Kemungkinan X Nilai
Keparahan
Dan melihat matriks penilaian risiko
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Peringkat risiko rendah
(low risk): nilai 1-4
b. Peringkat risiko sedang
(moderate risk):
nilai 5-14
c. Peringkat risiko tinggi (high risk):
nilai 15-25
1. Data primer
a. Observasi
b. Wawancara
2. Data Sekunder
sumber terkait.
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif, kemudian
hasilnya akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabulasi. Pengolahan dan analisis
data akan dihubungkan dengan teori dan peraturan terkait tentang penilaian risiko
BAB V
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit X berada di jalan Jl. Arif Rahman Hakim No. 122, Surabaya.
Rumah Sakit X berdiri sejak tanggal 09 September 1999. Rumah Sakit X bergerak
dibidang jasa pelayan kesehatan / rumah sakit khusus obstetri & ginekologi dan
anak. Rumah sakit ini berdiri bedasarkan akta Pendirian tgl 2 Desember 1995 nomer
24 jam, yang kemudian diubah dengan akta perubahan tgl 30 juni 1997 no. 325,
sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Nomer 3694 dari Berita Negara
pernyataan keputusan rapat dengan Akta no.110 tangal 22 September 2004 dan
yang terakhir diubah dengan Pernyataan Keputusan Rapat dengan Akta no. 473
tanggal 25 April 2006 yang dibuat oleh Noor Irawati,SH., Notaris di Surabaya.
Rumah Sakit khusus Obstetri & Ginekologi, tgl 8 Agustus 2001, kemudian
Pnyelenggaraan Rumah Sakit Obsterti & Ginekologi, Tgl 06 Oktober 2006. Rumah
Sakit X merupakan rumah sakit swasta yang memiliki total pegawai sebanyak 162,
yang terdiri dari 16 orang dokter spesialis, 56 orang perawat dan bidan, 30 orang
51
SKRIPSI RISK ASSESMENT KEBAKARAN ... DEWANGGA AJI SAPUTRA
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52
1. Visi
2. Misi
3. Motto
Kepuasan anda adlah kebahagiaan kami, Jika anda puas sampaikan pada
Tabel 5.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia K3RS Rumah Sakit X Surabaya
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
1 Ketua K3RS Pelatihan hiperkes &
S1
keselamatan kerja
2 Sekretaris D3 Kebidanan
3 Seksi – seksi
a. Seksi Penanggulangan Kebakaran AK3 Umum, Diklat
SMU
dan Kewaspadaan Bencana PMK
b. Seksi Keselamatan dan Keamanan SMU Diklat Latram
c. Seksi Kesehatan Kerja D3 Pelatihan Patient Safety
d. Seksi K3 Konstruksi Pelatihan Perawatan
SMU,STM
bangunan
e. Seksi Bahan dan Limbah Berbahaya D3, SMF Diklat BTKL
f. Seksi Peralatan Medis Pelatihan Manajemen
D3, SMU Peralatan Medik di RS,
Workshop elektromedik
g. Seksi Utilitas Pelatihan Perawatan
D3,SMU, STM
bangunan
Melihat dari falsafah, tujuan dan ruang lingkup yang begitu komplek
bencana.
c. Berwibawa
kondisi nyaman dan aman agar terhindar dari tejadinya kecelakaan kerja,
2. Sekretaris K3 RS
Tugas sekretaris K3 RS :
antara lain:
3. Seksi K3 RS
pekerjaan
d. Seksi K3 Konstruksi
yang aman
aman
medis
berkala
sinkronisasi baik dalam K3 RS sendiri maupun dengan bagian atau bidang lainnya.
Setiap anggota K3RS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung
jawab kepada ketua K3RS dan menyampaikan laporan berkala tepat waktu.
kebakaran dan kejadian bencana berisiko untuk terjadi. Oleh sebab itu kerjasama
antar unit ataupun bagian sangat penting untuk mencegah, mengatasi ataupun
suatu kebakaran. Hasil dari suatu identifikasi bahaya dapat selanjutnya digunakan
1. Ruang perawatan
rumah sakit X surabaya, ruangan tersebut terletak pada lantai 1 dan lantai 2,
perawatan ditemukan kabel listrik yang tidak tersusun dengan rapi, tidak
ada jalur kabel pada rungan tersebut. Hal tersebut dapat menimbulkan risiko
bagi pasien, pengunjung, maupun perawat. Jika kabel tersebut terjirat pada
terkena bahan muda terbakar seperti kasur, kain, alkohol yang ada diruang
perawatan.
pengunjung (pasien & keluarga) rumah sakit yang membuang putung rokok
Pada bagian ruang rawat inap tidak memiliki hidran, detektor kebakaran,
dan alarm kebakaran otomatis. Namun pada ruang rawat inap sudah terdapat
dan 3 terdapat kabel kabel yang tidak tertata rapi. Ruang panel listrik
berdekatan dengan talang air yang terkadang terlihat tetesan air dari
tersengat listrik. Pada ruangan ini juga tidak terdapat alat pemadam
yang mempercepat penyalaan api jika ada sumber api atau kontak
dengan material lain. Pada ruangan tersebut juga tidak tertutup rapat,
ada lubang besar pada bagian atas tembok yang bersebelahan dengan
kantin, jadi jika terjadi kebakaran kantin maka api akan sangat mudah
peledakan.
Pada ruangan ini juga terdapat panel listrik yang sangat berdekatan
dengan tabung oksigen. Jika terjadi arus pendek listrik hingga kebakaran
maka penyalaan api akan sangat cepat jika ada kebocoran juga pada
oksigen. Pada ruangan ini terdapat apar dan pemadam api portable
3. Ruangan Dapur
dapur maka api akan sangat mudah membesar karena gudang oksigen yang
berada pada ruangan sebelah akan sangat mudah memperbesar api. Pada
bagian dapur sudah memiliki alat pemadam api ringan namun tidak
Pada dapur tidak terdapat rambu rambu “awas mudah terbakar pada
tempat gas LPG, padahal tempat dapur biasanya diguakan pekerja untuk
mengingat setiap orang pada umumnya terkadang lupa untuk melihat situasi
4. Ruangan Laundry
LPG. LPG yang digunakan pada alat ini berada pada luar ruangan laundry,
namun pada sekitar tabung LPG tidak ada tanda apapun seperti gambar
(flammable gas, dilarang merokok). Alat tersebut juga sebagai suatu potensi
5. Ruangan Sterilisasi
sterilisasi berada pada satu gedung dengan ruang perawatan dan terletak
pada bagian belakang gedung rumah sakit. Didalam ruangan ini terdapat
namun kabel-kabel yang digunakan pada alat ini tidak tertata rapi dan tidak
kebakaran.
sprinkle dan hidran. Alat sterilisasi memiliki potensi bahaya kebakaran yang
6. Ruangan Genset
ruangan ini berada pada bagian belakang gedung sebelah kanan. Ruangan
memiliki potensi bahaya kebakaran cukup tinggi yang berasal dari bahan
bakar yang digunakan dan kegagalan teknis dari mesin itu sendiri. Pada
rungan genset tidak terdapat APAR, deteksi kebakaran, sprinkle, hidran dan
Penilaian risiko akan disajikan pada tabel 5.1. Nilai kemungkinan (likelyhood) “L”
merupakan suatu nilai dari range 1-5 yang dapat memberikan bobot yang sesuai
tentang kemungkinan kebakaran yang dapat terjadi dari suatu bahaya yang ada.
Nilai keparahan (consequence) “C” didapatkan dari hasil diskusi dengan orang
lapangan. Nilai keparahan merupakan suatu nilai dari range 1-5 yang dapat
memberikan bobot yang sesuai tentang keparahan kebakaran yang dapat terjadi dari
Tabel 5.3 Hazzard Identification Risk Analysis & Risk Control (HIRARC)
Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko
Area Hazard Effect L C Score Level
Kabel listrik tidak tertata rapi Korsleting 2 4 8 Sedang
Dan
Ruang kebakaran
Perawatan Pengunjung merokok, karena Kebakaran 2 3 6 Sedang
tidak ada poster larangan
merokok diarea perawatan
Kasur mudah terbakar kebakaran 2 3 6 Sedang
5.5.1 Kebijakan
rumah sakit X sudah memiliki kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
program keselamatan dan kesehatan kerja dirumah sakit X. Salah satu kebijakan
surabaya.
pemadan api ringan yang telah ditempatkan pada wilayah gedung dan di
telah dipasang dirumah sakit, APAR tersebut berjumlah 22 buah dari jumlah
seluruh unit kerja. Penempatan APAR dapat dilihat di lihat pada tabel 5.2
yaitu:
tekanan dan fisik APAR juga dalam keadaan baik, APAR memiliki
tersebut.
a. Konstruksi Bangunan
batu bata. Pada lantai gedung terbuat dari beton dan adukan semen
yang artinya bahan bangunan pada gedung rumah sakit X terbuat dari
b. Tangga Darurat
Gedung rumah sakit tidak memiliki tangga darurat khusus yang hanya
dapat dilalui oleh kursi roda atau tempat tidur dorong. Tangga darurat
tidak memiliki arah penunjuk arah dan anti slip disetiap anak tangganya.
arah darurat sudah terpasang disetiap bagian ruangan mulai dari lantai 1
d. Pencahayaan Darurat
disetiap lantai dan koridor rumah sakit sebagai antisipasi bilamana jika
sakit. Jarak antara pintu keluar dengan tempat berkumpul cukup jauh
dan tidak terlihat karena banyaknya pohon. Disepanjang area antar pintu
dengan membentuk struktur anggota tim yang tersusun langsung dengan setiap
anggota yang ada di area kerja masing-masing. Koordinator berkerja sama dengan
menghindari dampak dari suatu potensi bahaya kebakaran yang ada di sekitar
perhitungan risiko sisa. Berikut tebel pengendalian yang ada pada rumah sakit X
surabaya.
menentukan risiko sisa. Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari proses penilaian
pengendalian risiko yang telah dilaksanakan oleh rumah sakit. Risiko sisa
didapatkan dari hasil pengurangan nilai risiko dikurangi dengan nilai dari efektifitas
kurang satu maka artinya pengedalian yang dilaksanakan sudah sesuai atau dapat
diterima. Jika didapatkan nilai lebih dari satu maka pengendalian masih perlu
dipertimbangkan
pengendalian kebakaran pada rumah sakit X. Maka didapatkan risiko sisa dengan
hasil >1 yang artinya bahwa pengendalian yang dilakukan di rumah sakit X masih
terkendali dan belum dapat diterima, maka perlu dilakukan pengkajian ulang dan
dilakukan perbaikan dalam upaya pengendalian bahaya. Namun juga ada beberapa
potensi bahaya kebakaran yang mendapatkan risiko sisa <1 yang artinya bahwa
BAB VI
PEMBAHASAN
memiliki karakteristik khusus seperti sifat penghuni yang beragam, sifat pekerjaan
yang beragam, tingkat kepanikan yang tinggi, relatif tingginya bahan yang dapat
terbakar serta yang ditempati selama 24 jam penuh. Hal tersebutlah yang
ini, unit perawatan yang akan diteliti. Hal tersebut dikarenakan pada unit perawatan
terdapat pasien, pengunjung dan pekerja rumah sakit membuat unit tersebut
menjadi salah satu unit yang harus memiliki sistem pencegahan kebakaran yang
tepat. Karena kerugian yang ditimbulkan akan sangat tinggi dan dimana
karakteristik rumah sakit yang telah disebutkan banyak terdapat pada unit
perawatan tersebut.
tajuan dari manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu untuk
mengetahui semua potensi bahaya yang terdapat pada suatu kegiatan kerja atau
proses kerja tertentu. Ramli (2010) juga menerangkan bahwa identifikasi bahaya
hal tersebut tidak sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001 dimana setiap
82
yang terdapat di unitnya sendiri. Kemudian setelah data terkumpul, maka akan
1. Ruang Perawatan
dengan rapi, tidak ada jalur kabel pada rungan tersebut. Hal tersebut dapat
kebakaran jika terkena bahan muda terbakar seperti kasur, kain, alkohol
pengunjung (pasien & keluarga) rumah sakit yang membuang putung rokok
kebakaran, dan alarm kebakaran otomatis. Hal tersebut tidak sesuai dengan
Dimana seharusnya tersedia hidran gedung (hose reel) yaitu penyemprot air
dalam bangunan gedung apabila terjadi kebakaran tahap awal dan sebelum
Adanya kabel yang tidak rapi dan juga tetesan air akibat kebocoran
talang air di area tersebut dapat menimbulkan korsleting listrik dan yang
jugadapat tersengat oleh listrik. Ditambah pada ruangan ini juga tidak
terbakar.
ada sumber api atau kontak dengan material lain. Pada ruangan tersebut
juga tidak tertutup rapat, ada lubang besar pada bagian atas tembok yang
bersebelahan dengan kantin, jadi jika terjadi kebakaran kantin maka api
akan sangat mudah membesar jika kontak dengan ruang oksigen dan
3. Ruangan Dapur
jika terjadi kebakaran diruang dapur maka api akan sangat mudah membesar
karena gudang oksigen yang berada pada ruangan sebelah akan sangat
mudah memperbesar api. Pada bagian dapur sudah memiliki alat pemadam
api ringan namun tidak memiliki hidran, detektor kebakaran dan alarm
tersedianya sistem alarm dan detektor serta hidran gedung (hose reel) adalah
4. Ruang Laundry
tersedianya APAR, sistem alarm dan detektor serta hidran gedung (hose
Tidak tersedia tanda pula pada LPG seperti flammable gas atau pada
5. Ruangan Sterilisasi
steamer dan panas pada tekanan tertentu. Alat ini menggunakan listrik
alat ini tidak tertata rapi dan tidak memiliki jalur kabel yang terlindungi.
6. Ruangan Genset
berasal dari bahan bakar yang digunakan dan kegagalan teknis dari mesin
itu sendiri. Pada rungan genset tidak terdapat APAR, deteksi kebakaran,
dan detektor serta hidran gedung (hose reel) adalah proteksi kebakaran yang
dimana untuk memahami sifat dari suatu risiko dan menentukan peringkat dari
risiko itu sendiri. Dilakukan untuk menentukan besarnya tingkatan risiko yang ada.
dalamnya akan dibahas mengenai apakah bahaya tersebut dapat ditolerir atau tidak.
membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko, yang digunakan
untuk menentukan apakah risiko dan atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi.
Sama halnya dnegan pendapat Nilamsari (2016) bahwa evaluasi risiko dilakukan
untuk menentukan apakah risiko dari setiap tahapan kerja dapat diterima atau tidak.
1. Ruang Perawatan
Adanya bahaya kabel listrik yang tidak tertata dengan rapi. Bahaya
dan bahkan juga kebakaran dengan nilai tingkat keparahan 4. Hal tersebut
untuk terjadi juga tetap ada. Dampak yang diakibatkan adalah dapat memicu
tersebut diberi skor 3 karena dampak kebakaran dari putung rokok tidak akan
rokok yang kecil. Sehingga skor perkaliannya adalah 6 dan termasuk dalam
Bahaya yang terdapat di ruang panel listrik adalah adanya kebocoran air
tersebut adalah 4, karena korban dapat mengalami cidera yang serius hingga
rumah sakit. Sehingga skor tingkat risiko di ruang panel listrik adalah
Bahaya yang terdapat pada ruangan ini yang pertama adalah adanya
tersebut adalah 2, karena biasanya hal tersebut tidak terjadi namun tetap
Bahaya kedua adalah ruangan yang tidak tertutup dengan rapat dan
2. Jika terjadi kebakaran kantin maka api akan sangat mudah membesar jika
sedang.
Di ruang ini juga terdapat tabung LPG yang bersebelahan dengan tabung
oksigen dengan nilai kemungkinan 2. Dimana adanya tabung LPG ini dapat
(2012) hal ini akan menimbulkan efek yang dapat menimbulkan kerugian
korban jiwa akan timbul dan proses kegiatan di rumah sakit akan terganggu.
hal tersebut tidak terjadi namun tetap terdapat kemungkinn untuk terjadi.
4. Ruang Dapur
Sehingga dengan adanya bahaya dan dampak tersebut diperoleh skor risiko
LPG. Oleh karena itu diberikan nilai kemungkinan 2 dengan dampak yang
5. Ruang Laundry
Dari hasil penilaian kedua komponen tersebut, diperoleh skor risiko sebesar
LPG. Alat tersebut juga sebagai suatu potensi bahaya kebakaran karena
menyebabkan cidera yang serius seperti cacat anggota tubuh dan aktivitas
rumah sakit juga terganggu. Dari hasil nilai kemungkinan dan keparahan
tersebut, diperoleh skor tingkat risiko sebesar 8 yaitu level risiko sedang.
Dimana kebakaran dan peledakan tersebut memiliki dampak yang besar dan
panjang bagi rumah sakit, yaitu korban jiwa, kerugian materil, tidak dapat
bagi reputasi rumah sakit. Dari nilai kemungkinan dan keparahan tersebut
Selain risiko peledakan gas LPG juga terdapat bahaya kebocoran gas
LPG, dimana kemungkinan terjadinya ialah 3 yaitu kecil atau terjadi karena
6. Ruang Sterilisasi
dengan rapi dan tidak emmiliki jalur kabel yang terlindungi. Nilai
Dampak yang ditimbulkan adanya alat tersebut ialah kebakaran dan juga
besar. Skor tingkat risikonya ialah 8 dengan level risiko yang sedang.
7. Ruang Genset
Sehingga skor tingkat risiko yang diperoleh adalah 9 dengan level risiko
sedang.
Setelah diketahui hasil dari penilaian risiko dan juga evaluasi risiko maka
1. Ruang Perawatan
Adanya bahaya kabel listrik yang tidak tertata dengan rapi dan
tingkat risikonya ialah 8 dan dalam level risiko sedang. Telah dilakukan
pengendalian seperti tersedianya alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm.
Selain itu juga tersedia alat proteksi pasif yaitu konstruksi bangunan yang
adalah 6 dan risiko sisa menjadi 2, namun hal tersebut menunjukan bahwa
nilai risiko masih lebih dari 1 yang artinya pengendalian di tempat tersebut
level risiko sedang. Risiko ini dapat dikurangi dengan adanya pengendalian
yang telah dilakukan yaitu tersedianya alat proteksi aktif seperti APAR dan
alarm. Selain itu juga tersedia alat proteksi pasif yaitu konstruksi bangunan
yang sesuai, adanya tangga darurat, petunjuk darurat dan assembly point.
Bahaya yang terdapat di ruang panel listrik adalah adanya kebocoran air
kebakaran. Diketahui bahwa skor tingkat risiko di ruang panel listrik adalah
dilakukan yaitu tersedianya alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm.
Selain itu juga tersedia alat proteksi pasif yaitu konstruksi bangunan yang
sesuai, adanya tangga darurat, petunjuk darurat dan assembly point. Dimana
risiko rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai risiko masih lebih dari
pertimbangkan.
tersedianya alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm. Selain itu juga
tersedia alat proteksi pasif yaitu konstruksi bangunan yang sesuai, adanya
Bahaya kedua adalah ruangan yang tidak tertutup dengan rapat dan
bersebalahan dengan area dapur. Jika terjadi kebakaran kantin maka api akan
sangat mudah membesar jika kontak dengan ruang oksigen. Sehingga skor
proteksi aktif seperti APAR dan alarm. Selain itu juga tersedia alat proteksi
pasif yaitu konstruksi bangunan yang sesuai, adanya tangga darurat, petunjuk
darurat dan assembly point. Maka risiko sisa menjadi 0 dengan skor
Di ruang ini juga terdapat tabung LPG yang bersebelahan dengan tabung
bahwa skor risiko diperoleh 8 yaitu level risiko sedang. Telah dilakukan
dengan tersedianya alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm serta adanya
alat proteksi pasif yaitu konstruksi bangunan yang sesuai, adanya tangga
bahwa nilai risiko masih lebih dari 1 yang artinya pengendalian di tempat
4. Ruang Dapur
skor tingkat risiko yaitu 9 dengan level risiko sedang. Dengan adanya
nilai risiko masih lebih dari 1 yang artinya pengendalian di tempat tersebut
tersedianya alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm dan juga alat proteksi
sebesar 6 dan diperoleh pula skor sisa sebesar 3. Hal tersebut menunjukan
bahwa nilai risiko masih lebih dari 1 yang artinya pengendalian di tempat
tabung LPG dengan dampak yang dapat terjadi adalah kebakaran dan juga
peledakan. Dimana skor risiko sebesar 8 dengan level risiko sedang. Dengan
dan pasif. Maka diperoleh skor pengendalian sebesar 6 dan risiko sisa
menjadi 2. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai risiko masih lebih dari 1
5. Ruang Laundry
seperti APAR dan alarm. Selain itu juga tersedia alat proteksi pasif yaitu
api dan kain dimasukan dan diputar didalamnya. Dengan skor tingkat risiko
sebesar 8 yaitu level risiko sedang. Dengan tersedianya alat proteksi aktif
risiko sisa menjadi 2. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai risiko masih
pertimbangkan.
yang merupakan bahan bakar pemanas pakaian. Dengan skor tingkat risiko
diperoleh skor pengendalian 15 dan menjadikan risiko sisa sebesar -7. Hal
Selain risiko peledakan gas LPG juga terdapat bahaya kebocoran gas
6. Ruang Sterilisasi
dengan rapi dan tidak memiliki jalur kabel yang terlindungi. Dampak yang
skor risikonya adalah 9 yaitu tergolong dalam level risiko sedang. Namun
adanya pengendalian berupa alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm
serta alat proteksi pasif yaitu konstruksi bangunan yang sesuai, adanya
tangga darurat, petunjuk darurat dan assembly point. Maka risiko dapat
hal tersebut menunjukan bahwa nilai risiko masih lebih dari 1 yang artinya
Dampak yang ditimbulkan adanya alat tersebut ialah kebakaran dan juga
peledakan. Skor tingkat risikonya ialah 8 dengan level risiko yang tinggi.
maka sisa risiko menjadi -7. Hal tersebut menunjukan bahwa pengendalian
7. Ruang Genset
disedikannya alat proteksi aktif seperti APAR dan alarm serta alat proteksi
Karena dengan pengendalian berupa alat proteksi aktif dan pasif telah
BAB VII
7.1 Kesimpulan
baik dari segi sarana prasarana aktif (APAR dan alarm) maupun pasif
2. Rumah sakit belum memiliki alat proteksi aktif otomatis seperti detektor
4. Hasil perhitungan risiko secara garis besar potensi kebakaran pada rumah
101
7.2 Saran
1. Melakukan perbaikan pada lokasi yang dalam perhitungan risiko sisa masih
kembali
tahun 2016
3. Memberikan pelatihan AK3 umum pada seketaris K3RS, agar lebih dalam
DAFTAR PUSTAKA
National Fire Protection Association (NFPA) 10. 1995. Standart for Portable Fire
Extinguisher. United State of America.
Suma’mur. 1996. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV. Haji
Masagung.
Susanto. 2008. Artikel Risk Assessment dan upaya Pengembangan jasa Konsultasi
di bidang Manajemen Risiko. Fraud Audit Task Force (FATF) BPKP
Capacity Building Project. Siswanto, A. 2009. Risk Assessment. Surabaya.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
LAMPIRAN 4
LEMBAR PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN
BAGI RESPONDEN
Judul Penelitian
Risk Assesment kebakaran unit perawatan pada rumah sakit X terhadap upaya
pengendalian kebakaran
Bahaya Potensial
Tidak terdapat bahaya potensial yang diakibatkan akibat keterlibatan Bapak/Ibu
dalam penelitian ini
Kerahasiaan Data
Bapak/Ibu yang terlibat dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaan data dan
identitasnya. Data hanya digunakan untuk kebutuhan penelitian yang bersifat
akademik saja. Publikasi yang akan dilakukan oleh peneliti juga tidak akan
menampilkan identitas Bapak.
Jenis Insentif
Bapak yang telah dengan sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini akan
mendapatkan insentif berupa barang yaitu safety glass serta ucapan terima kasih.
Demikian penjelasan yang perlu saya sampaikan dan harus dipahami sebelum
bersedia menjadi responden penelitian. Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima
kasih
LAMPIRAN 5
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Alamat :
Nomor Telepon :
Saksi
( )
LAMPIRAN 6
LEMBAR PANDUAN WAWANCARA
Risk Assesment Kebakaran Unit Perawatan pada Rumah Sakit X
Terhadap Upaya Pengendalian Kebakaran
Nama :
Umur :
Bagian :
Lama Kerja :
Pendidikan :
No Pertanyaan Jawaban
1 Dalam kegiatan operasional perawatan bahan
kimia apa saja yang digunakan?
2 Menurut ada apakah ada bahan kimia apa saja
yang ada di rumah sakit yang berpotensi
kebakaran?
3 Seberapa jauh unit perawatan dengan dapur
rumah sakit?
4 Di lingkungan rumah sakit dimana letak sumber
penyalaan api?
5 Api yang digunakan dalam keadaan terbuka atau
tertutup?
6 Apakah sedang dilakukan perbaikan pada alat
alat rumah sakit?
7 Apakah alat-alat masik berfungsi dengan baik?
8 Apakah anda mengetahui penanganan
kebakaran?
9 Dimana letak alat pemadam kebakaran?
10 Apakah anda mengetahui dimana akan
menyelamatkan diri saat keadaan kebakaran?
11 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan
pemadaman kebakaran?
12 Sebelumnya apakah pernah dilakukan proses
identifikasi bahaya
13 Bagaimana hasil proses identifikasi bahaya?
14 Siapa saja yang dilibatkan dalam proses
identifikasi bahaya?
15 Metode apa yang digunakan dalam proses
identifikasi bahaya
16 Apakah pernah terjadi kebakaran di rumah sakit
ini?
No Pertanyaan Jawaban
17 Jika pernah kapan? Apa penyebab terjadinya
kebakaran?
18 Seberapa besar dampak kejadian kebakaran
tersebut?
a. Sangat ringan: Tidak ada cidera, kerugian
biaya rendah, kerusakan peralatan ringan
b. Ringan: Cidera ringan (hanya
membutuhkan P3K), peralatan rusak ringan
c. Sedang: Menyebabkan cidera
yang memerlukan perawatan medis ke rumah
sakit, peralatan rusak sedang.
d. Berat: Menyebabkan cidera yang
mengakibatkan cacatnya anggota tubuh
permanen, peralatan rusak berat
e. Fatal: Menyebabkan kematian
satu orang atau lebih, kerusakan pada mesin
sehingga mengganggu proses produksi
19 Seberapa sering efek atau
kecelakaan tersebut terjadi:
a. Sangat jarang: Hampir tidak pernah terjadi
b. Jarang: Frekuensi kejadian
jarang terjadi, terjadi dalam waktu tahunan
c. Mungkin terjadi: Frekuensi
kejadian sedang, terjadi dalam waktu bulanan
d. Sering: Hampir 100% terjadi
kejadian tersebut
e. Pasti terjadi: 100% kejadian
pasti terjadi
20 Dirumah sakit apakah sudah terbentuk P2k3?
21 Siapa saja Anggota P2k3?
22 Dirumah sakit apakah ada tim pemadam
kebakaran?
23 Berapa sering karyawan mengikuti training
keadaan darurat?
24 Siapa yang bertugas memeriksa alat pemadam
kebakaran?
25 Seberapa sering alat pemadam kebakaran
dilakukan pemeriksaan?
LAMPIRAN 7
NFPA 14 Hydrant
1. Tersedia hidran di dalam dan di luar
gedung yang selalu dalam kondisi
baik serta siap pakai.
2. Kotak hidran terletak tidak kurang
dari 0,9 m (3 ft) atau lebih dari 1,5
m (5 ft) diatas permukaan lantai
3. Hydrant harus mempunyai selang,
sambungan selang, nozzle
(pemancar air), keran pembuka
serta kopling yang sesuai dengan
sambungan dinas pemadam
kebakaran
4. Diletakkan pada dinding beton
yang datar
5. Kapasitas persediaan air minimal
30.000 liter
6. Selang hidran berdiameter
maksimal 1.5 inch dengan panjang
30 m
7. Kotak hidran mudah dibuka,
dilihat, dijangkau, dan tidak
terhalang oleh benda apapun
8. Terdapat petunjuk penggunaan
yang dipasang pada tempat yang
mudah terlihat
9. Semua peralatan hidran dicat merah
dan kotak hidran berwarna merah
bertuliskan “HIDRAN” yang dicat
warna putih
NFPA 10 APAR
1. Terdapat APAR dengan jenis dan
klasifikasi sesuai dengan jenis
kebakaran yang selalu dalam
kondisi baik serta siap pakai.
2. Segel harus dalam kondisi baik dan
tutup tabung harus terpasang kuat
3. APAR harus diletakkan menyolok
mata, mudah dijangkau, dan
diletakkan di sepanjang jalur
lintasan normal termasuk eksit
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 9