Salah satu program studi yang paling diminati calon peserta SBMPTN adalah Pendidikan Dokter.
Bahkan, prodi Pendidikan Kedokteran seringkali disebut-sebut sebagai pilihan sejuta umat.
1. Universitas Indonesia
Sebagai gambaran, jumlah peminat prodi ini dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pada 2016, prodi Pendidikan Dokter diminati 2.940 orang, dimana kuota yang ada hanya 72 kursi.
Artinya, hanya sekitar 2.45% peminat yang diterima.
Sementara pada 2017, jumlah peminat meningkat menjadi 4.041 orang dengan kuota 126. Jumlah
mahasiswa yang diterima sebanyak 3.12% dari jumlah peminat.
Pada 2018 lalu, jumlah peminatnya mencapai 3.955 orang. Sedangkan kuota yang tersedia sebanyak
136. Artinya, hanya sekitar 3,21% peminat yang diterima.
2. Universitas Gadjah Mada
Sebagai gambaran, jumlah peminat prodi ini dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pada 2016, prodi Pendidikan Dokter diminati 3.321 orang, dimana kuota yang ada hanya 53 kursi.
Artinya, hanya sekitar 1.60% peminat yang diterima.
Sementara pada 2017, jumlah peminat meningkat menjadi 3.777 orang dengan kuota 70. Jumlah
mahasiswa yang diterima sebanyak 1.85% dari jumlah peminat.
Pada 2018 lalu, jumlah peminatnya mencapai 4.444 orang. Sedangkan kuota yang tersedia sebanyak
70. Artinya, hanya sekitar 1.58% peminat yang diterima.
Sebagai gambaran, inilah jumlah peminat prodi ini dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pada 2016, prodi Pendidikan Dokter diminati 4.682 orang, dimana kuota yang ada hanya 72 kursi.
Artinya, hanya sekitar 1.54% peminat yang diterima.
Sementara pada 2017, jumlah peminat meningkat menjadi 4.914 orang dengan kuota 84. Jumlah
mahasiswa yang diterima sebanyak 1.71% dari jumlah peminat.
Pada 2018 lalu, jumlah peminatnya mencapai 5.335 orang. Sedangkan kuota yang tersedia sebanyak
135. Artinya, hanya sekitar 2.53% peminat yang diterima.
4. Universitas Sumatera Utara
Sebagai gambaran, inilah jumlah peminat prodi ini dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pada 2016, prodi Pendidikan Dokter diminati 2.245 orang, dimana kuota yang ada hanya 82 kursi.
Artinya, hanya sekitar 3.65%peminat yang diterima.
Sementara pada 2017, jumlah peminat meningkat menjadi 2.731 orang dengan kuota 100. Jumlah
mahasiswa yang diterima sebanyak 3.66% dari jumlah peminat.
Pada 2018 lalu, jumlah peminatnya mencapai 2.698 orang. Sedangkan kuota yang tersedia sebanyak
82. Artinya, hanya sekitar 3.04% peminat yang diterima.
5. Universitas Brawijaya
Sebagai gambaran, inilah jumlah peminat prodi ini dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pada 2016, prodi Pendidikan Dokter diminati 3.139 orang, dimana kuota yang ada hanya 69 kursi.
Artinya, hanya sekitar 2.20% peminat yang diterima.
Sementara pada 2017, jumlah peminat meningkat menjadi 3.340 orang dengan kuota 76. Jumlah
mahasiswa yang diterima sebanyak 2.28% dari jumlah peminat.
Pada 2018 lalu, jumlah peminatnya mencapai 4.085 orang. Sedangkan kuota yang tersedia sebanyak
90. Artinya, hanya sekitar 2.20% peminat yang diterima.
2. Memilih PTN dan program studi dengan ketentuan bahwa pendaftar dapat memilih paling banyak
dua PTN dan memilih paling banyak dua program studi dalam satu PTN atau dua PTN
3. Mengunggah borang portofolio*) bagi pendaftar yang memilih program studi bidang seni dan
olahraga.
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi ( LTMPT) Prof. Ravik Karsidi mengingatkan, sebagai
pertimbangan program studi, daya tampung per PTN tahun 2019, dan jumlah peminat program studi
per PTN tahun 2018 dapat dilihat di laman https:// sbmptn. ltmpt.ac.id.
Dikutip dari laman resmi LTMPT, berikut ketentuan resmi kelompok program studi dan jumlah
pilihan program studi yang harus diperhatikan Pejuang SBMPTN pada pendaftaran SBMPTN besok
(10/6/2019):
1. Program studi di PTN dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Saintek dan kelompok
Soshum.
2. Peserta dapat memilih program studi paling banyak dua program studi.
3. Jika program studi yang dipilih semuanya dari kelompok Saintek, peserta mengikuti kelompok
ujian Saintek.
4. Jika program studi yang dipilih semuanya dari kelompok Soshum, peserta mengikuti kelompok
ujian Soshum.
5. Jika program studi yang dipilih dari kelompok Saintek dan kelompok Soshum, peserta mengikuti
kelompok ujian Saintek dan juga kelompok ujian Soshum.