Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

METODE PENELITIAN

OUTLINE PENGAJUAN MASALAH PENELITIAN

DOSEN MATA KULIAH

Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH.

DISUSUN OLEH

Niluh Gede Priskila Ambarayanti ( PO7124318026 )

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN IVB

TAHUN AJARAN 2021

OUTLINE PENGAJUAN MASALAH PENELITIAN


Judul Penelitian hubungan pola istirahat dan tingkat aktivitas fisik dengan

kejadian desminore pada Mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palu Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Tingkat 4.

Masalah Penelitian Banyaknya mahasiswa kebidanan tingkat 4 yang mengalami

dismenore ketika menstruasi.

Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan

Masalah remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,

menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) rentang usia remaja 10-24 tahun dan belum

menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia

menurut sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau

sekitar 18% dari jumlah penduduk.(Sinaga, 2017)

Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang

disebabkan oleh kejang otot uterus. Pada saat menstruasi

terjadi pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan

vasokontriksi pembuluh darah sehingga menghambat aliran

darah ke uterus. Produksi prostaglandin yang berlebihan

mengakibatkan kontraksi uterus yang terlalu kuat sehingga

menimbulkan rasa sakit atau dismenorea. Dismenore dibagi

menjadi dismenire primer dan dismenore sekunder.

Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa adanya kelainan


pada organ genital dan hampir selalu muncul pertama kali

pada wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus

ovulasi mereka tetap. Puncak kejadian dismenore primer

adalah pada rentan usia remaja akhir menuju dewasa muda

yaitu rentan usia 15-25 tahun. Dismenore sekunder adalah

nyeri haid dengan adanya kelainan pada orga genital yang

seringnya terjadi pada wanita berusia lebih dari 30 tahun.

(Delia et al., 2021)

Dalam dua dekade terakhir hubungan antara aktivitas

fisik dan gangguan menstruasi termasuk dismenore

menunjukan bahwa olahraga dapat mempengaruhi

menstruasi. Dengan banyak cara termasuk amenore dan

dapat mengurangi gejala sindrom pramenstruasi dan

dismenore. (Mahvash et al., 2012)

Menurut data dari World Health Organization (WHO)

tahun 2018 bahwa angka kejadian dismenore di dunia sangat

besar. Angka kejadian dismenore di Indonesia mencapao

55% pada peempuan usia produktif yang menyebabkan

terganggunya aktivitas seharian selama 1-2 hari setiap

bulannya. (Umi Nur Cahyani, 2019)

. Dismenore pada usia remaja dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diperoleh faktor-faktor yang berhubungan


atau yang mempengaruhi kejadian dismenore primer adalah

umur, usia menarche, lamanya menstruasi, riwayat

dismenore keluarga, meal skipping, waktu bangun pagi,

jumlah waktu tidur, olahraga, dan stres. Berdasarkan faktor

–faktor tersebut salah satu yang dapat mempengaruhi

kejadian dismenore adalah aktivitas fisik atau olahraga.

Tingkat aktivitas fisik tiap remaja berbeda-beda, dimana

tingkat aktivitas fisik diusia awal remaja yang merupakan

segmen usia yang paling aktif dari seluruh populasi. Pada

remaja yang aktif dalam melakukan beragam aktivitas fisik

maupun olahraga yang dapat menghasilkan energi mampu

menurunkan kejadian dismenore saat menstruasi.(Tristiana,

2019)

Berdasarkan penelitian kualitas tidur diidentifikasi

sebagai inisiasi tidur, pemeliharaan tidur, kedalaman tidur,

mimpi, bangun setelah tidur, serta kondisi setelah tidur yang

berpengaruh pada kehidupan seharihari, jumlah tidur, dan

kepuasan tidur. Dari hasil penelitian, kualitas tidur buruk

paling banyak dialami oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Bandung yang menjadi subjek penelitian,

yaitu dari 106 mahasiswi, 66 mahasiswi (62%) memiliki

kualitas tidur buruk. Jumlah yang mengalami kualitas tidur

baik jauh lebih rendah, yaitu 40 mahasiswi (38%) sehingga


dapat dikatakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Bandung mengalami kualitas tidur buruk. (Y et al.,

2019)

Berdasarkan latar belakang tersebut saya tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan pola istirahat dan

tingkat aktivitas fisik dengan kejadian desminore pada

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Prodi

Sarjana Terapan Kebidanan Tingkat 4, mengingat masih

banyak mahasiswa terkhususnya mahasiswa kebidanan yang

mengalami Desminore ketika menstruasi.

Batasan Masalah a. Subjek penelitian adalah remaja dengan usia 20-25

tahun.

b. Objek penelitian adalah Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan tingkat 4.

c. Penelitian ini memfokuskan pada pola istirahat yang

meliputi tidur siang minimal 25-30 menit perhari, tidur

malam minimal 8-10 jam perhari.

d. Penelitian ini juga memfokuskan pada aktivitas fisik

seperti:

- Aktivitas ringan ( menyapu lantai, mencuci

baju/piring, berdandan, menonton televisi).


- Aktivitas sedang (olahraga kecil seperti berenang

dan berjalan santai).

- Aktivitas berat (berlari).

Tujuan Penelitian Umum:

Untuk mengetahui hubungan pola istirahat dan tingkat

aktivitas fisik dengan kejadian desminore pada Mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Tingkat 4.

Khusus:

a. Untuk menghetahui hubungan pola istirahat dengan

kejadian desminore pada Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Tingkat 4.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik

dengan kejadian desminore pada Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Tingkat 4.

c. Untuk mengetahui kejadian desminore pada Mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana

Terapan Kebidanan Tingkat 4.


Hipotesis a. Ha : ada pengaruh hubungan pola istirahat dan tingkat

aktivisik terhadap kejadian desminore Mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana

Terapan Kebidanan Tingkat 4.

b. H0 : tidak ada pengaruh hubungan pola istirahat dan

tingkat aktivisik terhadap kejadian desminore Mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Prodi Sarjana

Terapan Kebidanan Tingkat 4.

Metode Penelitian a. Jenis penelitian:

Kuantitatif dengan pendekatan observasional

b. Desain penelitian:

Cros sectional

c. Populasi:

Seluruh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Prodi sarjana terapan kebidanan tingkat 4

Sampel:

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Prodi

sarjana terapan kebidanan tingkat 4B


d. Definisi Operasional:

1. Definisi Desminore

2. Pola istirahat yang baik

3. Tingkat aktivitas fisik yang baik

e. Variabel

Variabel bebas:

Pola istirahat dan tingkat aktivitas fisik

Variabel terikat:

Desminore

f. Sumber data

Data primer:

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan lembar

kuesioner kepada responden yang telah dipilih. Setiap

responden diminta untuk mengisi angket yang berisi identitas

dan daftar pertanyaan yang telah disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

Data sekunder:

Data sekunder yang digunaka yaitu data dari laporan

BKKBN, WHO, jurnal-jurnal penelitian dan dari beberapa

buku.
g. Rencana analisis data

a. Pengolahan data

1. Editing (melakukan pengecekan kelengkapan data)

2. Coding (pembeian kode responden pada format

pengumpulan data)

3. Data Entry (data responden dari format

pengumpulan data dimasukkan ke Microsoft)

4. Cleaning data (melakukan pengecekan kembali

terhadap data)

b. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

sifat atau karakteristik dari setiap var iabel

penelitian. Dalam penelitian ini analisis univariat

digunakan untuk menganalisis pengaruh pola

istirahat dan tingkat aktivitas fisik dengan kejadian

desminore. Analisis univariat digunakan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan presentase dari

setiap variabel menggunakan rumus :

f
a) Distribusi frekuensi : P = x 100%
n

Keterangan :

P : Presentase

f : frekuensi jawaban responden


n : jumlah responden

b) Menggunakan Median

Md = ½ (Xn/2 + Xn/ 2 + 1)

Keterangan :

Md : Median

X : Datum ke

N : banyaknya data

2. Analisis Bevariat

Analisis bevariat digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yaitu

pola istirahat dan tingkat aktivitas fisik dengan

variabel terikat yaitu desminore.

Instumen penelitian Kuesioner

Daftar pustaka Delia, A., Tina, L., & Afa, J. R. (2021). Hubungan Kualitas

Tidur, Aktivitas Fisik Dan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dismenorea Primer Pada Mahasiswi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Endemis

Journal, 1(4), 1–6.

https://doi.org/10.37887/ej.v1i4.16605

Mahvash, N., Eidy, A., Mehdi, K., Zahra, M. T., Mani, M., &
Shahla, H. (2012). The effect of physical activity on

primary dysmenorrhea of female university students.

World Applied Sciences Journal, 17(10), 1246–1252.

Sinaga, E. & dkk. (2017). Manajemen Kesehatan

Menstruasi. Global One.

Tristiana, A. (2019). Hubungan aktivitas fisik dengan

kejadian dismenore primer pada santri di pondok

pesantren X di Kabupaten Bogor.

repository.uinjkt.ac.id.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/3

7180

Umi Nur Cahyani, L. U. N. (2019). Penerapan Kombinasi

PIjat Effleurage Dan Pemberian Air Kelapa Hijau

Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja

Putri Usia13-15 Tahun. Penerapan Kombinasi PIjat

Effleurage Dan Pemberian Air Kelapa Hijau Terhadap

Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri

Usia13-15 Tahun, 14–21.

Y, R. D., Irasanti, S. N., Ferri, A. F. M., Ibnusantosa, R. G.,

& Sukarya, W. S. (2019). Hubungan Kualitas Tidur

dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung


Relation Between Sleep Quality and Primarry

Dysmenorrhea on Medical Students of Bandung Islamic

University. 1(20), 134–138.

Anda mungkin juga menyukai