Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bening Hernia Sari

NIM : P1337424617008

Masyarakat Samin Hadapi Masalah Kesehatan


 Thu, 03 May 2018 - 00:20 WIB
BLORA - Sama seperti kelompok masyarakat, komunitas adat Sedulur Sikep
Samin juga menghadapi sejumlah problem di bidang kesehatan. Salah satunya
terkait asupan gizi. Mereka pun direkomendasikan untuk meningkatkan konsumsi
pangan melalui keanekaragaman yang bersumber pada pangan lokal (nabati dan
hewani).
Rekomendasi itu mengemuka dalam seminar hasil penelitian studi aspek sosio
budaya pangan, gizi dan kesehatan masyarakat Adat Samin di aula Dinas
Kesehatan (Dinkes) Blora, kemarin. Penelitian sebelumnya dilakukan tim peneliti
dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Muhammadiyah Semarang
(Unimus), Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Neys-van Hoogstraten
Fundation (NHF).
††† Ali Khosam dari Neys-van Hoogstraten Fundation yang memandu seminar
mengatakan, pihaknya meneliti di beberapa masyarakat adat††antara lain Badui di
Banten, masyarakat adat di wilayah Pelabuan Ratu dan Sedulur Sikep di
Kabupaten Blora dan Pati dan Kudus. Risti Kurnia Dewi, peneliti dari IPB,
mengungkapkan, masyarakat Adat Samin pada dasarnya tidak menentang
perubahan.
Namun mereka juga tetap memegang teguh ajaran leluhur. Menurutnya, tim
peneliti menganalisis ketahanan pangan masyarakat††Sedulur Sikep. Selain itu,
menganalisis persepsi masyarakat†Samin terhadap pelayanan kesehatan dan gizi.
Tim juga menganalisis asupan gizi dan status gizi balita.
‘’Dan dari hasil penelitian tersebut memunculkan sejumlah rekomendasi,’’
ujarnya di seminar yang antara lain diikuti sejumlah tokoh Sedulur Sikep Samin
Klopoduwur, Blora. Rekomendasi itu di antaranya perlunya perbaikan mutu
konsumsi pangan dengan memperhatikan aspek keanekaragaman yang bersumber
pada pangan lokal (nabati dan hewani).
Selain itu, perlu meningkatkan pengetahuan gizi ibu dan perbaikan pola makan
anak balita. Kepala Dinkes Blora, Heny Indriyanti mengemukakan, pihaknya
menyambut baik hasil penelitian dan membuka diri untuk penelitianpenelitian
yang lain dan difokuskan di Kabupaten Blora. ‘’Karena ini adalah suatu hal yang
bisa kami gunakan untuk referensi dan penentuan kebijakan lebih
lanjut,’’tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Asisten Bidang Administrasi Sekretaris Daerah
(Sekda), Chris Hapsoro AW, mengharapkan agar hasil penelitian disebarluaskan
untuk menambah pengetahuan, sehingga persoalan kesehatan dan gizi bisa segera
diselesaikan. (H18-63)

Hasil Analis :
Suku samin ini berada di kawasan Blora, Jawa Tengah, bojonegoro dan
Jawa Timur adalah salah satu suku yang ada di Indonesia. Masyarakat ini adalah
keturunan para pengikut samin surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep,
dimana mereka mengorbankan semangat perlawnan belanda dalam bentuk lain
kecuali kekerasan. Meski tinggal didaerah yang cukup terpencil, namun warga
kampung samin masih mempertahankan kebudayaan luhur milik nenek moyang
mereka. Maka dari itu disana masih kurangnya pengetahuan terutama pada
pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizinya. Adapun kendala yang dihadapi suku
samin tentang pelayanan kesehatan yaitu sebagian dari mereka belum
menggunakan KB, menjaga kebersihan diri atau personal hygine, dan kurangnya
kesadaran mereka untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan untuk mengetahui
kondisi dan masalah yang dihadapi, serta dapat menambah wawasan bagi mereka.
Selain pelayanan kesehatan, mereka juga belum mengetahui pengolahan bahan
makanan yang baik dan benar agar gizi yang terkandung didalamnya tidak hilang.
Apabila saya menjadi bidan desa di suku samin langkah awal untuk
meningkatkan kesadaran akan pelayanan kesehatan yaitu mengidentifikasi
masalah yang terjadi, kemudian melakukan pendeketan kepada Kepala Desa
terlebih dahulu dan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk
mendukung program yang akan dibuat. Kemudian membuat keputusan bersama
melalui musyawarah mufakat. Maka dari itu cara untuk meningkatkan kesadaran
tentang pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi dengan membuat beberapa
progam yaitu
1. Melakukan penyuluhan tentang kesehatan di desa tersebut dan
dilaksanakan satu bulan sekali, seperti tentang cuci tangan, tanda bahaya
ibu hamil, bersalin, nifas , dll.
2. Apabila melakukan posyandu menyediakkan makanan maupun Doorprize
untuk menarik masyarakat ke posyandu.
3. Untuk pemenuhan gizi dengan melakukan demonstrasi cara membuat
makanan yang baik dan benar tanpa menghilangkan gizi yang terkandung
didalamnya, seperti sayur dan cara menghidangkan makanan yang baik
dan benar.

Anda mungkin juga menyukai