Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini para pelaku usaha lebih menyukai badan usaha yang berbentuk Perseroan
terbatas karena pertanggung jawabannya yang bersifat terbatas hanya pada saham-saham
yang ditanamkan didalamnya. Perseroan Terbatas juga memberikan berbagai kemudahan
bagi pemilik atau pemegang sahamnya untuk mengalihkan, menjual seluruh atau sebagian
kepada orang lain. Perseroan Terbatas merupakan salah satu bentuk badan usaha yang
berbentuk badan hukum yang modalnya terdiri dari saham-saham sehingga menjadi
persekutuan modal yang oleh undang-undang menentukan bahwa semua saham-saham yang
ditempatkan harus disetor penuh agar dapat menjalankan usahanya, mampu berfungsi secara
sehat, berdaya guna dan berhasil guna. Oleh karena itu, kami dalam menjalankan usaha di
bidang makanan di perlukan yang namanya badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).

Untuk mencapai kinerja yang memuaskan diperlukan kemampuan profesional untuk


mencapainya harus melalui beberapa tahapan atau kondisi. Pendidikan formal masih belum
memadai untuk mencapai kemampuan yang profesional. Untuk itu kemampuan SDM
karyawan harus diberdayakan melalui pelatihan, pendidikan dan pengembangan. Maka dalam
manajemen SDM kami melakukan perencanaan sumber daya manusia mulai dari rekrutmen
dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir,
pemberian kompensasi, kesejahteraan, keselamatan, kesehatan kerja, dan hubungan
industrial.

Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju sekarang ini kebutuhan
manusia akan gizi semakin meningkat setiap manusia membutuhkan makanan yang
bergizi untuk menjamin kesehatanya. Kesempatan  bagi kami untuk membuat usaha
makanan ringan seperti keripik pisang dengan berbagai varian seperti pedas, asin dan
masin. Karena banyak orang yang suka makanan-makanan kecil, kami yakin usaha yang
di jalankan akan berhasil dan menguntungkan.
Dalam pemasaran yang menjadi sasaran kami adalah seluruh lapisan masyarakat di
berbagai umur. Untuk pemasaran keripik pisang kami mengutamakan kualitas rasa,
kebersihan dan keramah tamahan saat pelayanan terhadap konsumen. Ini bertujuan agar
konsumen senang dan tidak akan berpindah ke produk pesaing. Metode pemasaran yang
dilakukan cukup variatif, tidak Cuma sekedar mengunggu konsumen datang ke outlet, tapi
kami juga memanfaatkan media promosi lainnya seperti brosur, voucher, banner dan media
sosial seperti twitter, facebook, blackberry messanger, Istagram. Untuk program jangka
panjang, Kami mencanangkan untuk membuka cabang di berbagai daerah untuk kemudahan
pendistribusian pada masyarakat
Dengan adanya penanaman saham yang dilakukan oleh investor diharapkan dapat
menjadi langkah awal dalam mengembangkan usaha. Maka besar harapan agar para
insverstor dan bank dapat menanamkan sahamnya ke perusahaan kami untuk
mengembangkan usaha.

2.2 Rumusan Masalah


2.3 Tujuan masalah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peseroan Terbatas (PT)


2.1.1 Pengertian Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootshap (NV), adalah suatu
badan hokum untuk menjalankan saha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,
yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya
terdiri dari saham saham yang dapat diperjual belikan, perubahan kepemilikan perusahaan
dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha daan besarnya modal perseroan tercantum
dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaaan pribadi milik
perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih
dari satu saham yang menjadi bukti kepemilikan perusahaan. Pemilik saham memiliki
tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang
perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi
tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka
keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham
akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada
besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham,
model PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik
obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa meghiraukan untung atau ruginya
perseroan terbatas tersebut.
Sedangkan menurut pasal 1 huruf 1 UU No. 40 tahun 2007, yang dimaksud dengan
perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang sseluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang
ini. Dari isi undang-undang tersebut, dapat diuraikan bahwa perseroan terbatas harus
memenuhi unsur-unsur:
- Badan hukum
- Didirikan berdasarkan perjanjian
- Melakukan kegiatan usaha
- Modal dasar
- Memenuhi persyaratan Undang-Undang
2.1.2 Syarat-Syarat pendirian Perseroan Terbatas (PT)
1. Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat
dalam bahasa indonesia
2. Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan
didirikan.
3. ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam rangka
peleburan.
4. Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan
Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
5. Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi
kurang dari 2 (dua) orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung
sejak keadaan tersebut pemegang saham yang brsangkutan wajib mengalihkan
sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan mengeluarkan saham baru
kepda orang lain.
6. Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) telah dilampaui,
pemegang saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham bertanggung
jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas
permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan
perseroan tersebut.
7. Ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ketentuan pada ayat 5 (lima), serta ayat 6
(enam) tidak berlaku bagi:
a. perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara
b. Perseroan yang megelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesain, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tentang pasar modal.

2.2 Industri Farmasi

Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri
kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri Farmasi
harus membuat obat sesuai aturan CPOB agar sesuai dengan tujuan penggunaannya,
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak
menimbulkan risiko yang membahayakan konsumen, baik karena ketidakamanan,
ketidakefektifan, maupun mutu obat yang substandar (Menkes RI, 2010).
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang wajib diperoleh untuk mendirikan
perusahaan industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas
Syarat dan Kelengkapan Dokumen
Melalui Tahap Persetujuan Prinsip
a. Mengisi formulir Model Pm-I
b. Melampirkan fotokopi NPWP
c. Melampirkan fotokopi Akte Pendirian Perusahaan.
2. IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip
a. Mengisi Formulir Model SP-I dan SP-II
b. Melampirkan fotokopi NPWP
c. Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen
Kehakiman dan HAM
d. Fotokopi IMB
e. Formulir Model Pm-II (informasi pembangunan proyek)

2.2.1 Permohonan Izin Prinsip Industry Farmasi


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1799/MENKES/PER/XII/2010 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi, terdapat
beberapa aturan mengenai persetujuan prinsip yaitu:

1. Untuk memperoleh izin industri farmasi diperlukan persetujuan prinsip.


2. Permohonan persetujuan prinsip diajukan secara tertulis kepada Direktur
Jenderal.
3. Dalam hal permohonan persetujuan prinsip dilakukan oleh industry
Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri, pemohon
harus memperoleh Surat Persetujuan Penanaman Modal dari instansi yang
menyelenggarakan urusan penanaman modal sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Persetujuan prinsip diberikan oleh Direktur Jenderal setelah pemohon
memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala
Badan. Pengajuan permohonan persetujuan RIP kepada Kepala Badan
dilakukan dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam
formulir 2 terlampir. Persetujuan RIP diberikan oleh Kepala Badan paling
lama dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan
diterima.

Persyaratan

Dalam pengajuan persetujuan prinsip, industri farmasi wajib


memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen Permohonan Persetujuan Prinsip
sebagai berikut:
Persyaratan
1. Permohonan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Badan POM dan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
2. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk / Identitas direksi dan komisaris
perusahaan
4. Susunan direksi dan komisaris
5. Pernyataan direksi dan komisaris tidak pernah terlibat pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
6. Fotokopi sertifikat tanah / bukti kepemilikan tanah
7. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang
Gangguan (HO)
8. Fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan
9. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan
10. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak
11. Persetujuan Lokasi dari Pemerintah Daerah Provinsi
12. Persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan
13. Rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat
14. Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing
apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, dan apoteker penanggung
jawab pemastian mutu, dan
15. Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung
jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu dan
apoteker penanggung jawab pemastian mutu dari pimpinan perusahaan.
2.2.2 Permohonan Izin Industri Farmasi
Pemohon yang telah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip dapat
mengajukan permohonan izin industri makanan. Permohonan izin industri
makanan diajukan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan dan
Kepala Dinas Kesehatan propinsi setempat dengan menggunakan contoh
sebagaimana tercantum dalam formulir 7 terlampir; Surat Permohonan Izin industri
farmasi harus ditandatangani oleh direktur utama dan apoteker penanggung jawab
pemastian mutu.

Persyaratan
Kelengkapan persyaratan permohonan izin industri makanan adalah sebagai
berikut:
1. Fotokopi persetujuan prinsip Industri Farmasi yang masih berlaku;
2. Surat persetujuan Penanaman Modal untuk Industri Farmasi dalam
rangka Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri;
3. Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan;
4. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya;
5. Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
6. Rekomendasi kelengkapan administratif izin Industri Farmasi dari kepala Dinas
Kesehatan Propinsi;
7. Rekomendasi pemenuhan persyaratan CPMB dari Kepala Badan;
8. Daftar pustaka wajib seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir;
9. Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masingmasing apoteker
penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu,
dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu;
10. Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung jawab
produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, dan apoteker
penanggung jawab pemastian mutu dari pimpinan perusahaan;
11. Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dari masing-
masing apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu;
Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung
maupun tidak langsung dalam pelanggaran perundangundangan di bidang
kefarmasian.
2.2.3 Alur Permohonan Izin Indusri Farmasi

2.2.4 Tata Cara Permohonan Izin Industri Farmasi


a) Pemohon yang telah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip dapat
mengajukan permohonan izin industri farmasi.
b) Surat permohonan izin industri farmasi harus ditandatangani oleh Direktur
Utama dan Apoteker penanggung jawab pemastian mutu diajukan ke
Kementerian Kesehatan beserta kelengkapannya.
c) Pemohon mengajukan surat permohonan ke Kementerian Kesehatan RI cq
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan dan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi setempat menggunakan contoh Formulir 7.
d) Paling lama dalamwaktu 20 (duapuluh) hari kerjasejak diterimanya tembusan
permohonan, Kepala Badan melakukan audit pemenuhan persyaratan CPOB .
e) Paling lama dalamwaktu 20 (duapuluh) hari kerja sejak diterimanya
tembusan permohonan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi melakukan
verifikasi kelengkapan persyaratan administratif.
f) Paling lama dalamwaktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
persyaratan CPOB, Kepala Badan mengeluarkan rekomendasi pemenuhan
persyaratan CPOB kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan pemohon dengan menggunakan
contoh Formulir 8.
g) Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak dinyatakan memenuhi
kelengkapan persyaratan administratif, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
mengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan administratif kepada
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan dan pemohon
dengan menggunakan contoh Formulir 9.
h) Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima
rekomendasi serta persyaratan lainnya, Direktur Jenderal menerbitkan izin
industri farmasi dengan menggunakan contoh Formulir 10.

2.2.5 Struktur Organisasi Industri Farmasi


Pada struktur organisasi terkandung alur perintah yang
mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang harus di pertanggung jawabkan oleh masing-
masing karyawan atas berbagai kegiatan serta komunikasinya dengan unit yang
lainnya.
1. Direksi
Direksi terdiri dari satu orang direktur utama, tiga orang wakil direktur utama
dan enam orang direktur.
Tugas utama dari direksi :
a. Menentukan usaha sebagai pimpinan umum dalam mengelola perusahaan.
b. Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab terhadap
pengembangan     perusahaan secara keseluruhan.
c. Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, melakukan
penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.
2. Dirktur utama
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang
administrasi keuangan,kepegawaian dan kesekretarian.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air
dari langganan.
e. Melaksanakan tugas-tugas yang di berikan Dewan Direksi.
f. Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada
Dewan direksi.
g. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
h. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama
dengan MD atau CEO)
i. Memimpin rapat umum, dalam hal; untuk memastikan pelaksanaan tata tertib:
keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat;
mengarahkan diskusi kea rah consensus; menjelaskan dan menyimpulkan
tindakan dan kebijakan. 
j. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia
luar.
k. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan
sub-komite, sehingga tercapai keselarasan dan efektivitas.
l. Mengambil keputusan sebagaimana di delegasikan oleh BOD atau pada situasi
tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan dalam meeting-meeting BOD.
m. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan
standaretika dan hokum, sebagai refrensi dalam (apapun standar dokumen
kebijakan direktur yang mungkin anda gunakan).
3. Direktur
a. Menetapkan Prosedur kegiatan perusahaan ditiap-tiap manajer untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan perusahaan.
b. Menetapkan tujuan dari tiap-tiap manajer yang ada.
c. Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari manajer secara periodik
dan pertanggungjawabannya.
d. Mengadakan pengangkatan, mutasi dan pemberhentian karyawan beserta
gajinya.
e. Menetapkan kebijakan operasional perusahaan untuk jangka pendek.
f. Sebagai pimpinan dari perusahaan.
g. Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur tidak
menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran
dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan
pertanggungjawabannya secara perdata.
h. Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah
menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran
dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka direktur tidak dapat dipersalahkan
atas kerugian PT.
4. Direktur Keuangan
a. Direktur keuangan dapat membentuk organ setingkat di bawahnya yang
jumlahnya di tetapkan dengan persetujuan Dewan Direksi.
b. Mengawasi Operasional mengenai keuangan perusahaan.
c. Melakukan pengecekan lapangan mengenai bagian keuangan
d. Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada dibawahnya
e. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada mengenai bagian keuangan
f. Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan
g. Menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk menjamin tidak adanya
kebocoran dalam bagian keuangan.
5. Direktur Personalia
a. Mengembangkan system perencanaan personalia dan pengendalian kebijakan
pegawai
b. Melaksanakan Kebutuhan administrasi dan kepagawaian.
c. Membina pengembangan staff administrasi.
6. Manager
Tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai
macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam
suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme
penyesuaian.
Adapun mekanisme yang diperlukan untuk menyatukan variabel diatas adalah
sebagai berikut:
a. Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan,
supervisi, dan lain-lain.
b. Rancangan organisasi dan pekerjaan.
c. Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
d. Sistem komunikasi dan pengendalian.
e. Sistem reward.
7. Manager Personalia
a. Pengorganisasian, perencanaan program & pengendalian Unit Personalia
b. Flow Process Administrasi seluruh kegiatan Personalia
c. Proses & Prosedur Rekrutmen : searching, interview, test and selection.
d. Remuneration Management : Struktur dan Skala Gaji, Basic Salary, Allowance,
Incentive & Overtime.
e. System Penilaian Kinerja Karyawan
f. Seluruh Perizinan Ketenaga Kerjaan
g. Promosi, Mutasi & Demosi serta PHK
h. Handling karyawan Tetap, Kontrak & Harian serta PKL
i. Perjalanan Dinas dalam/luar negeri serta fasilitasnya
j. Training & Evaluasi
k. Medical, Hospital, Asuransi & Dana Pensiun karyawan
l. Benefit & Fasilitas Lainnya
m. System Penyediaan Data Karyawan, Surat-surat serta Form Administrasi
kegiatan personalia
n. Buat dan pastikan System Dokumentasinya yang Efektif
o. Buat System pelaporan Seluruh Kegiatan Personalia.
8. Manager Pemasaran
a. Menetapkan prosedur operasional Informasi yang lebih efisien
b. Melaporkan hasil kerja kepada direktur secara berkala.
c. Bertanggung jawab penuh tentang fungsi dan tugas sebagai kepala bagian
pemasaran secara berkala kepada direktur.
9. Manager Pabrik
A. Berkaitan Kepada Direktur:
a. Bertanggung jawab kepada direktur perusahaan langsung.
b. Melakukan konsultasi berkala supaya tercapai keselarasan pelaksanaan
tugas.
B. Berkaitan Dengan Produksi:
a. Bersama-sama dengan bagian lain untuk mengantisipasi dan mengatasi
berbagai persoalan produksi
b. Mengarahkan setiap bagian yang di tunjuk oleh direktur perusahaan.
c. Bersama-sama dengan supervisor menangani masalah pabrik.
d. Manajer pabrik membawahi PPC, Produksi, Pembelian, dan Gusang Bahan
Buku.
10. ADM & Gudang
Bagian ini akan mengecek semua administrasi dan transaksi berhubungan
dengan jalannya perusahaan. Bagian ini terdiri dari CMT,Acounting, dan Kasir.
a. CMT bertugas untuk mengurus hal hal berkaitan dengan pihak Outsourcing.
b. Accounting bertugas untuk melakukan membukukan transaksi yang terjadi.
c. Kasir bertugas untuk membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang
harian.
11. Divisi regional
a. Mengelola aset untuk menjalankan bisnis secara benar sesuai arah
perusahaan.
b. Menyepakati target kinerja dengan direksi.
c. Beroperasi sebagai badan usaha yang memberi keuntungan kepada pemilik
modal.
d. Menjalankan kebijakan dan prosedur baku yang di tetapkan oleh Kantor
Pusat.
e. Menciptakan dan Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi pemilik
modal, calon penanam modal dan pemangku kepentingan.

2.3 Industri Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh, karena
makanan sangat diperlukan untuk tubuh. Makanan menurut Permenkes RI No.329 tahun
1976 adalah barang yang digunakan sebagai makanan atau minuman manusia, termasuk
permen karet dan sejenisnya, akan tetapi bukan obat.

CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik) atau GMP (Good Manufacturing
Practice) adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan
agar bermutu, aman dan layak untuk dikonsumsi.Aman untuk dikonsumsi artinya produk
makanan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan
atau keselamatan manusia seperti menimbulkan penyakit atau keracunan. Layak untuk
dikonsumsi artinya makanan tersebut keadaannya normal tidak menyimpang seperti
busuk, kotor, menjijikkan, dan tidak menyimpan dari keadaan lainnya.

Di dalam CPMB dijelaskan mengenai persyaratan-persyaratan yang harus


dipenuhi tentang penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai
bahan baku sampai produk akhir. CPMB sangat berguna bagi kelangsungan hidup
industri pangan baik yang berskala kecil, sedang, maupun yang besar. Melalui CPMB,
industri pangan dapat dapat menghasilkan produk makanan yang bermutu dan aman
untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat, dan industri pangan
yang bersangkutan akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian industri pangan
yang menghasilkan produk yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, maka masyarakat
pada umumnya akan terlindung dari penyimpanan mutu pangan dan bahaya yang
mengancam kesehatan. (Keputusan Kepala Badan POM Republik Indonesia No: hk.
00.05.5.1639 tentang pedoman cara produksi pangan yang baik untuk industri rumah
tangga).

2.3.1 Alur Perizinan Pendirian Industri Makanan

Dalam pelaksanaan pelayanan izin Industri Farmasi, pelaksana pelayanan


perizinan dan pemohon harus mengikuti alur tata cara perizinan sebagai berikut:
Persetujuan Prinsip
Alur permohonan persetujuan prinsip Industri Farmasi

2.3.2 Jenis Permohonan Izin


a. Persetujuan Prinsip
Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah memperoleh
persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan, sebelum
pelaku usaha melakukan persiapan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan
instalasi peralatan, termasuk produksi percobaan.
b. Izin Industri Makanan
Izin yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah selesai melaksanakan tahap
persetujuan prinsip, sebelum industri farmasi melakukan kegiatan produksi.
c. Perubahan Izin Industri Makanan
Perubahan Izin Industri Makananharus dilakukan apabila: perubahan kapasitas
produksi, perubahan fasilitas produksi, perubahan alamat/lokasi, perubahan
penanggung jawab, perubahan nama industri.
d. Perpanjangan
Perpanjangan persetujuan prinsip dikarenakan pemohon mengalami kendala yang
berkaitan dengan pembangunan sarana produksi, diperpanjang selama 1 (satu)
tahun.
2.3.3 Masa Berlaku Izin
a. Persetujuan prinsip berlaku selama 3 (tiga) tahun. Dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan pelaksanaan penyelesaian pembangunan fisik, atas permohonan
pemohon, persetujuan prinsip dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.
b. Izin industri makanan berlaku untuk seterusnya selama industri makanan yang
bersangkutan masih berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2.3.4 Pencabutan Izin
a. Persetujuan Prinsip Persetujuan prinsip batal apabila setelah jangka waktu 3 (tiga)
tahun dan/atau setelah jangka waktu 1 (satu) tahun perpanjangan, pemohon belum
menyelesaikan pembangunan fisik.
b. Izin Industri Farmasi Izin produksi industri farmasi dapat dicabut apabila
melanggar ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

2.4 Cara Pembuatan Makanan yang Baik (CPMB)


Aspek-aspek pokok CPMB sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu, Prinsipnya adalah Industri makanan harus membuat
produk sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuanp penggunaanya, memenuhi
persyaratan  dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya 
karena tidak aman, mutu rendah atau  tidak efektif.  Manajemen bertanggung
jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui  suatu “Kebijakan Mutu”  yang
memerlukan partisipasi  dan komitmen dari semua jajaran disemua departemen
didalam perusahaan.
Unsur dasar sistem manajemen mutu adalah:
 Dijabarkannya struktur organisasi, tugas dan fungsi, tanggung jawab,
prosedur-prosedur, instruksi-instruksi, proses dan sumber daya untuk
menerapkan manajemen mutu.
 Sistem mutu harus dibentuk dan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan, sifat
dasar produk-produknya, dan hendaknya diperhatikan elemen-elemen penting
yang ditetapkan dalam pedoman ini.
 Pelaksanaan periode mutu harus menjamin bahwa apabila diperlukan,
dilakukan pengambilan contoh bahan awal, produk antara dan produk jadi,
serta dilakukan pengujian terhadapnya untuk menentukan diluluskan atau
ditolak, yang didasarkan atas hasil uji dan kenyataan-kenyataan yang dijumpai
yang berkaitan dengan mutu.
2. Ketentuan Umum
Pada pembuatan makanan, pengawasan menyeluruh sangat esensial untuk
menjamin bahwa konsumen menerima makanan yang bermutu tinggi dan aman
digunakan. Tidaklah cukup jika produk jadi makanan hanya sekedar lulus dari
serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu harus
dibentuk dalam produk tersebut.
3. Personalia
Jumlah karyawan di semua tingkatan hendaklah memadai serta memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai tugasnya.
4. Bangunan dan Fasilitas
Bangunan untuk pembuatan makanan hendaklah memiliki ukuran,
rancangan, konstruksi, serta letak yang memadai untuk memudahkan pelaksanaan
kerja, pembersihan, dan pemeliharaan yang baik. Tiap sarana kerja hendaklah
memadai, sehingga setiap resiko kekeliruan, pencemaran silang, dan berbagai
kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu kosmetik dapat dihindarkan.
5. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik hendaklah memiliki
rancang bangun dan konstruksi yang tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi
tiap produk kosmetik terjamin seragam dari batch ke batch, serta untuk
memudahkan pembersihan dan perawatannya.

6. Sanitasi dan Higiene


Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
pembuatan makana. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia,
bangunan, peralatan, dan perlengkapan bahan produksi serta wadahnya, dan
setiap hal yang dapat menjadi sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran
hendaklah dihilangkan melalui program sanitasi dan higiene yang menyeluruh
dan terpadu.
7. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan, yang dapat menjamin produksi barang jadi yang memenuhi spesifikasi
yang ditentukan.
8. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan
makanan yang baik agar tiap kosmetik yang dibuat memenuhi persyaratan mutu
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Rasa keterikatan dan tanggung jawab
semua unsur dalam semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk
menghasilkan kosmetik yang bermutu mulai dari saat makanan dibuat sampai
distribusi makanan. Untuk keperluan itu, harus ada suatu bagian pengawasan
mutu yang berdiri sendiri.
9. Dokumentasi
Sistem dokumentasi hendaknya meliputi riwayat setiap bacth, mulai dari
bahan awal sampai produk jadi. Sistem ini hendaknya merekam aktivitas yang
dilakukan, meliputi pemeliharaan peralatan, penyimpanan, pengwasan mutu,
disteribusi, dan hal-hal spesifik lain yang terkait dengan CPMB.
10. Inspeksi Diri/ Audis Internal
Tujuan inspeksi diri atau audit internal adalah untuk melaksanakan
penilaian secara teratur tentang keadaan dan kelengkapan fasilitas pabrik
kosmetik dalam memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Makanan yang Baik
(CPMB).
11. Penyimpanan
Area penyimpanan hendaknya cukup luas untuk memungkinkan
penyimpanan yang memadai dari berbagai katagori baik bahan maupaun produk,
seperti bahan awal, produk antara, ruahan dan produk jadi, produk yang
dikarantina, dan produk yang lulus uji, ditolak, dikembalikan, atau ditarik dari
peredaran.
Area penyimpanan hendaknya dirancang atau disesuaikan untuk
menjamin kondisi penyimpanan yang baik, harus kering dan dirawat dengan baik.
Bila diperlukan area dengan kondisi khusus (suhu dan kelembaban) hendaknya
disediakan, diperiksa, dan dipantau fungsinya. Tempat penerimaan dan
pengiriman barang, hendaknya dapat melindungi material dan produk dari
pengaruh cuaca. Dan bahan berbahaya hendaknya disimpan secara aman.
12. Kontrak Produksi dan Pengujian
Pelaksanaan kontrak produksi dan pengujian hendaknya secara jelas
dijabarkan, disepakati dan diawasi, agar tidak terjadi kesalah pahaman atau salah
dalam dalam penafsiran dikemudian hari, yang dapat berakibat tidak
memuaskannya mutu produk atau pekerjaan. Guna mencapai mutu produk yang
memenuhi standar yang disepakati, hendaknya semua aspek perkerjaan yang
dikontrakan ditetapkan secara rinci pada dokumen kontrak. Hendaknya ada
perjanjian tertulis antara pihak yang memberi kontrak dan pihak penerima
kontrak yang menguraikan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak.
Dalam hal kontrak pengujian, keputusan akhir terhadap hasil pengujian
suatu produk, tetap merupakan tanggung jawab pemberi kontrak. Penerima
kontrak hanya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengujian sampai
diperoleh hasil pengujian.

13. Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk


Hendaknya ditentukan personil yang bertanggung jawab untuk menangani
keluhan dan menentukan upaya pengatasannya, harus ada prosedur tertulis yang
menerangkan tindakan yang harus diambil, termasuk perlunya tindakan penarikan
kembali, bila kasus keluhan yang terjadi meliputi kerusakan produk. Bila
kerusakan produk ditemukan atau diduga terjadi dalam satu bacth, hendaknya
dipertimbangkan kemungkinan terjadinya kasus pada bacth lain. Hendaknya
dibuat sistem penarikan kembali dari peredaran terhadap produk yang diketahui
atau diduga bermasalah.
BAB III
PEMBAHASAN

Dengan melihat keadaan dan peluang yang bisa di dapat dalam usaha untuk industri
makanan, maka kami akan mendirikan sebuah PT yang diberi nama PT. BARESTO
SIWORI , kami membuat nama PT sesuai dengan syarat pendirian PT yaitu minimal
memiliki 2 nama yang memiliki arti, yaitu nama dan asal daerah dari pendiri. PT.BARESTO
SIWORI akan didirikan di daerah Tiparcakung, PT. BARESTO SIWORI akan memproduksi
keripik pisang dengan berbagai varian rasa.

3.1. Visi dan Misi dari pendirian industri makanan ini :

A. Visi
Visi adalah menjadi perusahaan yang mandiri dan berkualitas yang dapat bersaing
dipasar dan juga mengembangkan usahanya dengan baik di dalam negeri dan
memiliki harapan untuk mengembankan usaha hingga ke manca Negara untuk
jangka panjangya.
B. Misi
Misi untuk mengembangkan dan memperbaharui produk dengan lebih sehat dan
berkualitas, membangun dan mengembangkan potensi diri dalam membangun
usaha mandiri, membuat suatu mekanisme usaha yang berkualitas sehingga dapat
bersaing dipasar, menjadikan makan nusantara sebagai makanan hari di
masyarakat.

3.2. Syarat untuk Perseroan Terbatas (PT)

- Fotokopi KTP Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan atau pemegang


sahamnya.
- Fotokopi Kartu Keluarga jika penanggungjawabnya seorang perempuan.
- Fotokopi NPWP.
- Surat Keterangan Domisili atau SITU.
- Fotokopi Akta Pendirian PT dan fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan
Hukum.
- Surat Izin Gangguan (HO) dan Surat Izin Prinsip.
- Neraca perusahaan.
- Pas foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x
6 (2 lembar).
- Materai Rp6.000.
- Surat izin teknis dari instansi terkait jika diminta.
3.3. Biaya Administrasi Pendirian PT

 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut:
a.   memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp
10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b.    memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 milyar sampai dengan paling
banyak Rp 50 milyar.
 
Kemudian mengenai biaya notaris, pengenaan biaya jasa hukum notaris untuk
pendirian PT bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ditentukan berdasarkan hal-hal
sebagai berikut:
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai modal dasar paling banyak Rp 1
miliar dikenakan biaya sebesar Rp 5 juta, dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Kegiatan Satuan Besaran

 
1 Persetujuan Pemakaian Nama Per Persetujuan Rp 600 ribu
Perseroan dan Pengesahan Perseroan

 
2 Biaya Akta Notaris Per Akta Rp 4 juta

 
3 Biaya pengumuman dalam Berita Per Pendirian Rp 400 ribu
Negara Republik Indonesia dan
Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia

 
3.4. Lama Pengurusan Perijinan Suatu PT

 Berdasarkan informasi yang telah diperoleh bahwasannya Presiden Joko


Widodo pada tahun 2016 silam pernah mengatakan bahwa lama pembuatan PT
tersebut kini menjadi 10 hari yang awalnya adalah selama 47 hari. Namun,
kenyataan bisa lebih dari 10, apalagi jika Anda tidak memahami prosedurnya.
 Adapun dari berbagai informasi yang didapat tentang berapa lama pembuatan
PT pada notaris juga dipengaruhi dari apakah persyaratan yang dibutuhkan
sudah lengkap atau tidak. Serta jadwal pembayaran dari klien atau calon
pembuat PT apakah tepat waktu atau tidak. Sehingga bagi calon pembuat PT
tersebut haruslah mengetahui berbagai persyaratan yang telah diberikan agar
tidak menemukan hal yang tidak diinginkan.
 Setelah mengetahui berapa lama pembuatan PT, Anda haruslah mampu untuk
memenuhi persyaratan yang telah diberikan oleh notaris. Adapun persyaratannya
adalah PT tersebut harus didirikan setidaknya oleh dua orang atau lebih, sebuah
PT juga harus didirikan dengan akta otentik, dan sebuah PT harus memiliki
modal dasar perseroan. Itu sebagian persyaratan pembuatan PT yang harus Anda
penuhi.

3.5. Sarana dan Prasarana

a. Sarana

- Alat Vakum Frying

- Mesin pengiris pisang

- Mobil

- Alat Press

b. Prasarana

Meliputi bahan produksi pembuatan keripik pisang, yaitu minyak, gula,


garam, plastic packing, keju, coklat, dll.
3.6. Produksi

PT. BARESTO SIWORI akan memproduksi keripik pisang dalam berbagai varian
rasa yaitu asin, manis, keju, dan coklat, yang akan di produksi dalam 1 bungkus beratnya 250
mg, dan dalam satu bulannya akan di produksi sebanayak 24.000 bungkus setara dengan
6000 kg. Dengan proses penggorengan menggunakan mesin vacum frying, yang dapat
mengorang keripik pisang sebanyak 40 bungkus dalam satu kali penggorengan. Harga
jualnya dalam satu bungkus adalah Rp. 11.000.

3.7. Pemasaran

Telah banyak jenis snack yang kini beredar di masyarakat, khususnya keripik pisang.
Namun, dari sekian banyaknya keripik pisang yang beredar memiliki rasa yang sama setiap
produsen. Oleh sebab itu, masyarakat harus mengetahui tentang produk yang akan kami
produksi yang memiliki varian rasa. Untuk itu, kami telah menyusun strategi pemasaran.
Tahapan-tahapannya sebagai berikut:
a. Pengembangan produk
Keripik pisang memang telah banyak dijumpai di berbagai daerah. Namun, Kami
memberikan produk dengan rasa yang berbeda dengan tampilan yang lebih menarik.
Selain itu, Kami akan menambahkan varian rasa yang lebih banyak. Varian rasa
adalah inti pemikat dari produk Kami karena dengan rasa yang baru konsumen
cenderung penasaran untuk mencoba.
b. Pengembangan wilayah pemasaran
Area pemasaran utama adalah seluruh lapisan dan golongan masyarakat. Kami
akan memasarkan produk pertama kali ke teman-teman mahasiswa serta para dosen.
Secara bertahap, kami juga akan melakukan kerjasama dengan warung, toko-toko,
dan sentra-sentra kue tradisional. Media pemasaran yang kami gunakan adalah secara
langsung (mulut ke mulut), serta juga menggunakan situs jual online.
c. Kegiatan promosi
Promosi masih berkaitan erat dengan pemasaran karena di dalam pemasaran
tersebut ada sebuah kegiatan yang digunakan untuk mengenalkan serta membuat
konsumen tertarik yang sering disebut promosi. Kegiatan promosi akan dilakukan
secara langsung (mulut ke mulut), langsung dilakukan dengan menawarkan dan
mengenalkan produk pada teman-teman yang memiliki toko atau gerai dan
menggunakan situs jual online untuk mempromosikan keripik pisang ini.
d. Pembelian kolektif
Untuk memikat konsumen, Kami memberikan pilihan pada konsumen untuk
membeli produk 1 kardus atau lebih snack yang berisi 30 snack dengan harga yang
lebih miring dibanding membeli harga satuan.
BAB IV
RANGKUMAN

Analisis Ekonomi Usaha Industri Makanan meliputi Analisi SWOT, yaitu:

 Strength (Kelebihan)
a. Bahan baku mudah didapat.

b. Lokasi strategis.

c. Sumber daya masyarakat potensial.

d. Harga kripik pisang yang murah sehingga mudah dijangkau semua kalangan.

e. Merupakan kudapan beragam rasa,sehat dan bergizi.

f. Produk Kripik Pisang tanpa bahan pengawet lebih menjamin kesehatan konsumen.

 Weakness (Kelemahan)
a. Membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit.

b. Produk kripik Pisang mudah hancur.

c. Kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya mengkonsumsi kudapan yang sehat.

 Opportunity (Peluang)
a. Produk ini cukup diminati oleh semua kalangan.

b. Dapat dikonsumsi dari berbagai kalangan dari rentangan usia 6 – 60 tahun.

c. Cakupan lokasi pemasaran yang cukup luas.

d. Belum ada usaha Kripik Pisang yang menyediakan berbagai rasa

 Threat (Ancaman)
a. Munculnya pesaing baru yang meniru konsep kami
BAB V

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai