KESEHATAN LINGKUNGAN
(EKOLOGI LAUT)
KELOMPOK 3
NAMA :
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
cintaNya, penulis bisa menyelesaikan tugas makalah kesehatan lingkungan dengan
topic “Ekologi Laut” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 5
1.4 Manfaat……………………………………………………………..………. 5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber
pangan,tambang mineral,dan energi,media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau
pariwisata. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yangmempelajari struktur dan
fungsi dari alam”. Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah
tangga makhluk hidup.
4|Page
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
6|Page
karang. Dalam perkembangannya peneliti mulai menghitung angka individual
individual dari setiap spesies. Ternyata individual satu spesies lebih banyak dari
individual spesies lainnya. Sejak saat itulah ekologi berkembang menjadi ekologi
kuantitatif.
Ekologi kuantitatif adalah studi ekologi yang mengguranakan perhitungan.
Namun kadang kadang analisis kuantitatif tidak hanya menghitung angka invidual
individual satu daerah.
Namun, pengembangan ekologi laut diIndonesia belum sepesat
perkembangan di dunia Internasional. Hal ini mungkin karena biaya sangat mahal
terutama untuk mengurangi lautan guna memperoleh data yang di perlukan.
7|Page
2.3 Manfaat Laut Bagi Manusia
Manusia sangat tergantung pada organisme lain untuk memperoleh
produk-produk dasar seperti makanan, obat-obatan, dan bahan baku lainnya.
Manusia bukan salah satu spesies laut tetapi manusia adalah satu bagian besar
dari jaring-jaring makanan. Manusia mengonsumsi dalam jumlah besar ikan
laut, udang, kerang, tiram, dan alga makroskopis.
Pada tahun 1989 hasil tangkapan laut berupa ikan, udang, hewan-
hewan bercangkang (cumi-cumi, tiram, kerang) sebesar 85,8 juta metrik ton, hal
ini merupakan sumber protein hewan terbesar di dunia yang melebihi produksi
daging sapi, kambing, ayam potong, dan telur. Diperkirakan konsumsi pada
tahun mendatang akan meningkat hingga 30%.
Tabel 1.1.
Makanan dari laut sebagai sumber protein hewani yang dikonsumsi
di berbagai negara dan dinyatakan dalam persentase (%).
NEGARA % SUMBER NEGARA % SUMBER
AUSTRALIA 6 2 JEPANG 51 2
KANADA 10 2 MADAGASKAR 15 1
CINA 19 2 MAROKKO 24 1
GHANA 50 1 FILIPINA 50 2
INDIA 13 2 SENEGAL 38 1
INDONESIA 60 2 UNITED KINGDOM 9 2
ITALI 10 2 USA 6 2
Sumber: Norse, 1993.
Bangsa-bangsa penangkap ikan terdepan adalah Jepang, Rusia, Cina
dengan total tangkapan masing masing Negara 11% kemudian diikuti oleh
Negara Peru, Chili, dan USA. Tidak semua tangkapan ikan tersebut digunakan
langsung sebagai makanan. Diperkirakan 30% dari tangkapan ikan tersebut
dibuat tepung ikan yang dapat digunakan untuk makanan hewan atau ternak.
Selain hewan, dilaut juga terdapat tumbuhan dan jamur yang dapat
digunakan sebagai obat obatan tetapi obat obatan tersebut kebanyakan berasal
8|Page
dari hewan yang memiliki keanekaragaman biokimia untuk industry farmasi.
Dilaut, obat obatan tersebut barasal dari hewan invertebrate seperti sponge,
tunicate, keong,bryozoa, dan lain lain. Hewan hewan tersebut mengandung
racun atau toksin dengan identitas kimiawi yang telah di ketahui sekarang ini.
Pada tahun 1950, ekstrak dari sponge, spesies tethya crypta, telah diketahui
mengandung senyawa senyawa arabinosida, yakni ara-a dan ara-c. Senyawa
tersebut merupakan anti virus yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi
infeksi herpes. Baru baru ini ilmuan dari India melaporkan bahwa tumbuhan
mangrove, lamun,dan rumput laut juga mengandung senyawa kimia alam
yang dapat digunakan sebagai obat anti virus.
Pada tahun 1978 ekstrak dari ascadian tunicate dari genus
Trididenium, mengandung kimia alam yaitu didemnim, adalah senyawa kimia
yang berguna sebagai obat anti tumor. senyawa lain yang baru ditemukan
adalah didemnim B sebagai obat anti kanker yang saat ini dalam pengujian
klinis lanjutan di institute kanker nasional, USA.
Satu modifikasi dari didemnim B baru baru ini berhasil diisolasi dari
hewan tunicate yang hidup dilaut tengah yaitu dari spesies Aplidium albican
yang mengandung senyawa kimia anti tumor. Selanjutnya dari hewan
Bryozoa spesies Buguna neretina juga menghasilkan senyawa kimia alam
yaitu bryostatin, yaitu berguna sebagai obat anti tumor.
Keong konus memiliki lebih dari 500 jenis diketahui mengandung
beragam toksin yang mepengaruhi sel sel saraf. Keong konus ini sangat
melimpah di perairan tropis.
Laut juga berisi berbagai sumber bahan baku industry. Tumbuhan laut
dikenal sebagai rumput laut adalah dari alga merah,alga coklat, dan alga hijau
menghasilkan material dasar terutama polisakarida yang berguna bagi
manusia.
Alga coklat mepunyai sejitar 1500 jenis, mengandung alginate.
Alginate ini telah banyak dipakai dalam industry makanan dan obat obatan.
9|Page
Alga merah mengandung spesies sekitar 5000 jenis dan merupakan sumber
utama keragenan dan agar agar. Keragaman tersebut diperoleh dari rumput
laut jenis Eucheuma sp. dan Kappaphycus sp.
Rumput laut penghasil agar dari jenis Gracilaria sp., gelidium sp.,
kebanyakan di temukan dipantai Negara Negara Asia, Brazil dan Chili.
Untuk laut sendiri mampu mneyerap CO2. CO2 yang terserap akan
diambil oleh terumbu karang untuk digunakan dalam proses fotosintesis, dan
menghasilkan oksigen yang berguna bagi makhlus hidup di laut.
Lau mampu membawa angin panas kedaerah kutup, dan membawa
angin dingin ke daerah khatulistiwa, sehingga tidak ada daerah yang terlalu
panas dan terlalu dingin di bumi. Selain itu, pemandangan indah bawah laut
yang indah dapat dijadikan sebagai objek wisata bagi manusia.
10 | P a g e
3. Air buangan sungai
4. Air buangan industry
11 | P a g e
Pada akhir abad XX ini, limbah kegiatan industry dikatakan telah
mengancam seluruh negeri.hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam
seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi
limbah tersebut dapat menyebar kemana mana (Syah,1995)
Buangan di erairan menyebabkan masalah kehidupan bidata dalam
bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah
menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biotaperairan.selain
itu erosi lumpur yang terbawa kelaut kemudian diendapkan mengakibatkan
tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian
karang.
Akibat pencemaran kehidupan dalam air dapat terganggu dengan
mematikan binatang binatang dan tumbuh tumbuhan dalam air karena oksigen
yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobic dari zat
zat organic yang banyak terkandung dalam air buangan.
Komponen minyak yang tidak larut dalam air akan mengapung
menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak
tenggelam dan terakumulasi didalam sedimen sebagai deposit hitam pada
pasir dan batuan batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik
berpengaruh pada reproduksi, perkembangan pertumbuhan dan perilaku biota
laut terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya
dapat menurunkan produksi ikan
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan bahan
pencemar adalah :
1. Kandungan lumpur yang meningkat didalam air mengurangi jumlah
cahaya yang masuk yang diperlukan untuk fotosintesis
2. Buangan air panas yang meskipun tidak langsung terkena biota dalam air,
dapat merubah kondisi dari lingkungan hidupnya. Akibatnya satu jenis
akan tumbuh dan berkembang lebih cepat sedang yang lain justru lebih
lambat
12 | P a g e
3. Senyawa organic didalam proses penguriannya dapat mengambil zat asam
dari air terlalu banyak
4. Air sungai yang mengalir berlebihan keperairan pantai dapat membentuk
lapisan yang menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang
lebih subur dari bawah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13 | P a g e
Ekologi laut merupakan ilmu terapan dari ekologi dasar tetapi secara
umum ekologi laut dapat dimasukan kedala ilmu kelautan. Dalam
mempelajari ekologi laut diperlukan beberapa disiplin ilmu lain seperti fisika,
kimia, geologi laut, dan ilmu biologi seperti fisiologi, taksonomi, tingkah laku
dan evolusi. Laut itu sendiri terdiri dari beragam biota laut di dalamnya dam
meiliki banyak manfaat yang ada diantaranya sebagai makanan, obat obatan
untuk berbagai penyakit dan sebagai bahan baku industry. Laut memiliki
keindahan di dalam nya yang bisa digunakan sebagai objek wisata bagi
manusia.
Pencemaran laut dapat berasal dari sumber laut itu sendiri dan dari
darat. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila laut sudah tercemar, kehidupan
didalam air akan terganggu dengan mematikan binatang binatang atau biota
biota laut didalamnya serta menimbulkan kualitas dan kuantitas biota perairan.
Oleh karena itu harus ada upaya pencegahan salah satunya adalah tidak
mebuang sampah di laut.
3.2 Saran
Laut merupakan salah satu bagian terpenting didalam kehidupan kita,
karena di dalam laut memiliki berbagai biota laut yang memiliki berbagai
macam manfaat untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu kita harus pandai
pandai memanfaatkan laut dengan baik dengan tidak mencemarinya.
DAFTAR PUSTAKA
14 | P a g e
Pembela,brahmana.2014. BIOL4327-Ekologi Laut. Edisi 2/3 sks/ modul 1-9.
Tanggerang selatan : Universitas Terbuka
Badrudin dan Wudianto. (2004). Biologi, Habitat dan Sebaran Ikan Layur serta
Beberapa Aspek Perikanannya. Balai Riset Perikanan Laut Jakarta.
15 | P a g e