Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN OPERASIONAL SYARIAH

PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

Oleh:

Neni Nurliasari dan Sahrul Ma’rif

Prodi Ekonomi Syariah-Manajemen Bisnis Syariah Semester 4-B Fakultas Syariah Institut
Agama Islam Darussalam Ciamis Jawa Barat

ABSTRAK

Pemeliharaan atau maintenance ditujukan agar dapat mengurangi frekuensi kerusakan dan
mengurangi lamanya waktu kerusakan. Tujuannya untuk Untuk memperpanjang kegunaan asset,
untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin, untuk menjamin kesiapan operasional
dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu dan untuk menjamin
keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Dan memiliki jenis-jenis preventive
maintenance, corrective maintennce serta strategi pemeliharaan dan keandalan.

Kata kunci: Pemeliharaan, tujuan pemeliharaan dan jenis-jenis pemeliharaan.

PENDAHULUAN

Perkembangan industri yang pesat ini, menimbulkan banyak persaingan yang


menuntut adanya peningkatan performance pengoperasian produksi. Hal ini dilakukan
agar mampu menghadapi persaingan dalam hal kualitas, kecepatan pemenuhan,
permintaan produsen dan harga yang kompetitif. Upaya untuk meningkatkan
performance pengoperasian dan kelancaran arus produksi yaitu dengan dilakukannya
pemeliharaan dan perbaikan yang konsisten agar dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas mesin.
Pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan dapat
beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari suatu kombinasi pemeliharaan preventif
yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan. Bila terjadi

1
kerusakan, secepat mungkin harus diperbaiki agar biaya sistem mesin yang tidak
produktif dan tenaga kerja menganggur dapat diminimumkan.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeliharaan (maintenance)


Istilah pemeliharaan berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Terein yang
berarti memelihara, merawat dan juga pemeliharaan. Pemeliharaan sebuah sistem yang
berasal dari berbagai elemen dalam bentuk struktur (machine), penggantian komponen
(material), biaya perawatan (money), perencanaan kegiatan kegiatan (methode) serta
eksekutor pemeliharaan (man).
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi utama yang penting dalam suatu
perusahaan. Suatu perencanaan produksi dapat gagal apabila ada perangkat atau
komponen-komponen yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Setiap perusahaan
menginginkan agar dapat memberikan pelayanan dan produktivitas tinggi terhadap
pelanggan. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan (maintenance), perusahaan dapat
mengurangi kerusakan sehingga mendapatkan hasil yang optimal, karena dapat
meningkatkan keloyalan terhadap pelanggan.
Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:247), menyatakan bahwa:
“Pemeliharaan merupakan semua aktivitas termasuk menjaga peralatan dan mesin selalu
dapat melaksanakan pesanan pekerjaan”. Sedangkan menurut Sofyan Assauri (2004:95),
menyatakan bahwa: “Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara atau menjaga
fasilitas/peralatan dan mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan agar
supaya terdapat suatu produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa maintenance adalah suatu
kegiatan yang meliputi tindakan perbaikan atas suatu kerusakan sehingga fasilitas atau
perangkat produksi bisa berfungsi kembali dalam kondisi tertentu.

Adapun Kegiatan-kegiatan pemeliharaan menurut Tampubolon (2004), kegiatan-kegiatan


pemeliharaan dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

2
1. Inspeksi (inspection) 
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala
dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu
mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran
proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, dan
berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-
sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.
2. Teknik (engineering) 
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan
kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan
penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan
inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-
perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh
karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan
mesin-mesin yang rusak tidak di dapatkan atau diperoleh komponen yang sama
dengan yang dibutuhkan.
3. Produksi (production) 
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan
pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,
melaksanakan kegiatan servis dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini
dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat
kerusakan pada peralatan.
4. Administrasi (clerical work) 
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan
(progress report) tentang apa yang telah dikerjakan. waktu dilakukannya inspeksi dan

3
perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yang tersedia di
bagian pemeliharaan.
5. Bangunan (housekeeping) 
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar
bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.
B. Tujuan Pemeliharaan
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya “Manajemen Pemeliharaan Mesin”
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu,
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Sedangkan menurut Patrick (2001,407), tujuan pemeliharaan antara lain:

5. Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas produksi guna memenuhi kebutuhan


yang sesuai dengan target serta rencanan produksi,
6. Mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas dan menjaga modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan
kebijakan perusahaan,
7. Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan guna memenuhi
apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga agar kegiatan produksi tidak
mengalami gangguan,
8. Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin atau perangkat
serta peralatan yang dapat membahayakan kegiatan kerja,
9. Mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan
maintenance secara efektif dan efisien untuk keseluruhannya,
10. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari
suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang serendah mungkin.

4
C. Jenis-jenis Pemeliharaan
1. Planned Maintenance (Perawatan yang Terencana)
Planned maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilaksanakan
berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada
rangkaian proses produksi.

Planned maintenance ini terdiri atas :

a. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan) ialah pemeliharaan yang


dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada
berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. Yang termasuk
kedalam ruang lingkup preventive maintenance adalah inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi terhindar dari kerusakan. Biaya perbaikan dan lamanya
mesin/peralatan tidak beroperasi dapat diminimalkan dibandingkan dengan
perbaikan mesin yang sama tetapi dilakukan setelah mesin itu rusak total. Sistem
pemeliharaan mesin dapat meliputi rencana inspeksi dan perbaikan secara
periodik. Biaya pembuatan atau modal awal dapat dikurangi bila bagian
pemeliharaan dapat memberikan informasi-informasi yang baik tentang masalah-
masalah servis mesin/peralatan, pemasangan unit-unit cadangan dapat dibuat
optimal. Selanjutnya dilakukan standarisasi jenis mesin dan suplier, juga
meningkatkan mutu barang tanpa menambah biaya hingga modal dapat dihemat
dan juga biaya-biaya pemeliharaan selanjutnya.
b. Scheduled Maintenance (Perawatan Terjadwal) yaitu perawatan yang bertujuan
mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik
dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan
pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang
bersangkutan.
c. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif) yakni strategi perawatan di mana
pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut
juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga

5
disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya
sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin,
sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin.
2. Unplanned Maintenance (Perawatan Tidak Terencana)
Unplanned maintenance ialah sebuah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya
indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba
memberikan hasil yang tidak layak.
Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak
berencana.
Unplanned maintenance ini terdiri dari :
a. Emergency Maintenance (Perawatan Darurat) ialah kegiatan perawatan mesin
yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan
akibat yang lebih parah. Breakdown Maintenance (Perawatan Kerusakan) yaitu
pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami
kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.
b. Corrective Maintenance (Perawatan Penangkal) merupakan pemeliharaan yang
dilaksanakan karena adanya hasil produk (setengah jadi maupun barang jadi)
tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya.
Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk barang, maka perlu diamati tahap
kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki (koreksi).

KESIMPULAN
1. Pemeliharaan merupakan suatu fungsi utama yang penting dalam suatu
perusahaan. Suatu perencanaan produksi dapat gagal apabila ada perangkat atau
komponen-komponen yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Setiap perusahaan
menginginkan agar dapat memberikan pelayanan dan produktivitas tinggi
terhadap pelanggan. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan (maintenance),
perusahaan dapat mengurangi kerusakan sehingga mendapatkan hasil yang
optimal, karena dapat meningkatkan keloyalan terhadap pelanggan.
2. Tujuan menurut Daryus A dalam pemeliharaan yakni; Untuk memperpanjang
kegunaan asset, untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang

6
untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin, untuk
menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu dan untuk menjamin keselamatan orang yang
menggunakan sarana tersebut.
3. Jenis-jenis dalam pemeliharaan ada dua yakni; Planned Maintenance (Perawatan
yang Terencana) dan Unplanned Maintenance (Perawatan Tidak Terencana).

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, F.D. 2008. Perawatan Mekanikal Mesin Produksi. Yogyakarta: Maximus

Revino. 2005. Manajemen Material. Jakarta: Panduan Praktis bagi Industri


Manufaktur. Djambatan

Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LPFE UI

Anda mungkin juga menyukai