Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“MASA KEMUNDURAN (1250-1500 M)”


DOSEN PENGAMPU: Bpk. Iskandar Zuhdi, B.Sc ., M.Pd

Disusun oleh :
Rahmat Ramdhani (2020220025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI AL-HAMIDIYAH JAKARTA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilhamnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun
dalam rangka menyelesaikan tugas dari Bapak Iskandar Zuhdi, B.Sc., M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Depok, 17 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ………........................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Fase-fase Kemunduran Islam ..................................................................................... 2
B. Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam........................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 10
B. Saran......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada tahun 1250-1500 M, merupakan babak di mana umat Islam yang berada di sekitar
Timur Tengah mendapat berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar
misalnya serangan dari Timur Lenk dan juga Hulagu Khan yang kesemuanya merupakan
satu keturunan yaitu bangsa Mongol. Dari dalam atau intern yaitu merupakan masa
disintegrasi, konflik antara sunni dan syi’ah yang semakin menajam serta munculnya
gerakan-gerakan fanatik terhadap bangsa Arab.
Akan tetapi berlainan dengan apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara atau Mesir,
Dinasti Mamalik yang berkuasa di sana berhasil berhasil selamat dari serangan-serangan
dari bangsa Mongol. Sehingga peradaban Islam yang mungkin terputus karena saat itu
Baghdad yang merupakan pusat peradaban Islam telah dihancurkan oleh bangsa Mongol,
dapat terus berkembang walaupun di tempat yang berbeda. Penyebabnya adalah banyak
ilmuwan yang melarikan diri ke Mesir dan di sana pemerintah yang berkuasa juga
memperhatikan perkembangan ilmu pengtahuan dan sebagainya. Dengan demikian
perkembangan peradaban dari masa periode klasik tidak terputus dan terus berlanjut oleh
dinasti Mamluk di Mesir.
B. Rumusan masalah
Dari paparan diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Fase-fase kemunduran Islam
2. Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Fase-fase kemunduran Islam
2. Untuk Mengetahui Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fase-Fase Kemunduran Islam


Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh
bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga
masih keturunan bangsa Mongol.
Masa kemunduran ini dapat dibagi ke beberapa fase, yaitu :
1. Serangan Mongol oleh Dinasti Jengiskhan
Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia
tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka
mempunyai watak yang kasar, suka berperang, pengembara dan berani menghadapi maut untuk
mencapai keinginannya, dan kebringasannya dalam menentang musuh-musuhnya. Jengiskhan
menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang
sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah
Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan)
sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti
Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.
Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan
India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah
kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan
pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Kota Bagdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia
tersebut.
Pada tahun 1258 M inilah kota Baghdad jatuh ke tangan bangsa Mongol dan mengakhiri
khilafah Abbasiyah di sana, juga merupakan awal kemuduran politik dan peradaban Islam.
Karena pada masa itu Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan merupakan kawasan yang kaya
akan khsanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Kejatuhan Baghdad ini tidak semata-mata karena faktor ekstern, tetapi juga karena faktor intern
yang telah meruntuhkan khilafah Abbasiyah di sana. Faktor intern itu antara lain adanya
perpecahan yang ditandai dengan lepasnya daerah kekuasaan yang kemudian membentuk
kerajaan kecil-kecil, hal tersebut berdampak pada lemahnya kekuatan ekonomi yang juga timbul
karena adanya korupsi dan keinginan untuk hidup mewah dikalangan penguasa, dan faktor-faktor
lainnya.
Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi
Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-
daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamluk yang saat
itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah
pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.
Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan
Islam lainnya dikuasai oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah
dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan
kemunduran dunia Islam.
Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan kembali
peradaban yang telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-
1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan
sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam, seperti
astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani.[3] Ia membangun semacam biara,
perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan
gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut
syi’ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan
Abu Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang
sangat menyedihkan dan angin topan disertai hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan
Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan saling memerangi
. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

2. Serangan Dinasti Timur Lenk

Belum sempat bangkit dari kejatuhan, seabad kemudian malapetaka yang tidak kalah dahsyatnya
kembali terjadi. Penyerangan kali ini yang dipimpin oleh Timur Lenk atau Timur si Pincang ke
dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau
Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan
Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam.”
Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di
Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh
Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi
seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M, ia menaklukkan Khurasan, terus ke
Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan.
Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa
saja yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun
dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari
70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai lebih dari
80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun
1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan.
Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan
wajah mayat menghadap ke luar.
Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari
Ayyubi dihancurkan. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang
bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan
membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara sebagai
tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki,
karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan
Hulagukhan.
Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara. Tentara Usmani
mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan.
Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina,
Namun di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71
tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.
Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi Timur Lenk adalah sosok
yang bisa dibilang saleh ia sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut
Syi’ah yang ta’at dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para ulama.
Walaupun terkadang ia memaksakan suatu fatwa kepada ulama agar memperbolehkan apa yang
dilakukannya.

3. Dinasti Mamluk di Mesir

Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah
tentara Mamluk yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars
(1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun
hakiki dinasti Mamluk di Mesir.
Dinasti Mamluk berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir
tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran,
sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamluk ini
mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi
modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil
menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara Salib di
sepanjang laut tengah.
Di bidang politik atau pemerintahan, pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali
dalam waktu yang singkat ketika Qalawun (1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara
turun temurun. Anak Qalawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh
Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di
Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir berkompetisi dalam prestasi, karena
mereka merupakan kandidat sultan.
Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama
setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat
penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan
Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari
serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah,
kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama.

1. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan
Ibnu Khaldun.
2. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj
al ‘Ibry.
3. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah
dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi,
perintis psykoterapi.
4. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.
5. Dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis
dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani
dalam Ilmu Hadits dan lain-lain.
6. Dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-
sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara
masjid.

Kerajaan Mamluk ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral
rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki
Usmani yang kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara Mamluk. Kemudian Mesir
ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki.

B. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Islam


Beberapa penyebab kemunduran dan kehancuran Umat Islam di Spanyol di antaranya konflik Islam
dengan Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan, dan keterpencilan.
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas
dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka
mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada
perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan
orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak
pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen
memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di
Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak
pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih
memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non Arab yang ada sering menggerogoti dan
merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri
tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan,
disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul
kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan
Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan
Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, diantaranya juga disebabkan
permasalahan ini.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa
mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang
mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada banyak perilaku yang patut diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap sejarah
perkembangan Islam di abad pertengahan khususnya pada masa kemunduran,yakni:
1. Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau perbuatan kaum
muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya menderita tidqak terulang lagi.
Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain untuk memundurkan peran
kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun politik. Oleh karena itu, umat Islam
hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang seimbang antara kepentingan duniawi dan
ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan Al Qur’an dan
Hadis.
2. Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat. Mereka semula jauh tertinggal
dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam, tetapi kemudian
mereka dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat islam
3. Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad pertengahan seperti Ibnu Sina, Al
Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi bagi uamt Islam untuk terus
mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita-cita perjuangan tokoh-tokoh muslim
pada abad pertengahan tersebut sehingga Islam mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami. Maka dari
itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi perbaikan. Dan semoga makalah ini mudah difahami
dan bermanfaat di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta

Armstrong, Karen. 2002. Islam Sejarah Singkat. Penerbit Jendela, 2002: Yogjakarta

Nasr, Sayyed Hossein. 2002. ISLAM: Agama, Sejarah dan Peradaban. Risalah Gusti : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai