1202315002-3-Bab Ii
1202315002-3-Bab Ii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
longus dan ekstensor pollicis brevis dengan jepitan pada kedua tendon tersebut
serta pergesekan yang terlalu banyak atau lama sehingga sarung tendon menjadi
radang dan menebal tetapi tendon normal (Richardson & Iglarsh, 2009). De
Quervain’s Syndrome adalah suatu bentuk peradangan yang disertai rasa nyeri
dari selaput tendon yang berada di sarung synovial, yang menyelubungi extensor
pollicis brevis dan abductor pollicis longus (Appley, 2008). Berikut gambar
2.2 Etiologi
Tetapi ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab dari sindrom ini
yaitu:
a. Overuse
I dapat menyebabkan ruptur dan peradangan pada daerah tersebut sebagai akibat
b. Trauma Langsung
c. Peradangan Sendi
erosi tulang yang terjadi pada bagian tepi sendi akibat invasi jaringan granulasi
dan akibat resorbsi osteoclast. Dan pada tendon terjadi tenosinovitis yang disertai
invasi kolagen yang dapat menyebabkan rupture tendon baik total maupun parsial
(Parry, 2004).
2.3. Patofisiologi
pergesekan, tekanan, dan iskemia pada sekitar sendi carpometacarpal I, serta nyeri
timbulnya bengkak dan nyeri (Clarke, 2007). Kompartemen dorsal pertama pada
abduktor pollicis longus dan tendon otot ekstensor pollicis brevis pada tepi lateral.
Inflamasi pada daerah ini umumnya terlihat pada pasien yang menggunakan
tangan dan ibu jarinya untuk kegiatan-kegiatan yang repetitif. Karena itu, de
(repetitif).
Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada
sheath yang memproduksi cairan sinovial mulai menurun produksi dan kualitas
otot dengan tendon sheath karena cairan sinovial yang berkurang tadi berfungsi
sebagai lubrikasi. Sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat fibrosa yang tampak
tendon menjadi terbatas karena jaringan ikat ini memenuhi hampir seluruh tendon
sheath. Terjadilah stenosis atau penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal
ini akan mempengaruhi pergerakan dari kedua otot tadi. Pada kasus-kasus lanjut
akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon sheath. Pergesekan otot-otot ini
merangsang nervus yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi perangsangan
nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering merupakan keluhan utama pada
penderita penyakit ini. Pembungkus fibrosa dari tendon abduktor polisis longus
dan ekstensor polisis brevis menebal dan melewati puncak dari prosesus stiloideus
Ada beberapa tanda dan gejala klinis yang dapat kita amati dari penderita
c. Rasa tebal-tebal pada sekitar pergelangan tangan sisi ibu jari karena syaraf
2.5. Komplikasi
Rasa nyeri pada gerakan ibu jari sebagai akibat dari peradangan
komplikasi berupa kelemahan otot, ruptur otot serta disuse atrofi (Clarke,2008).
2.6. Prognosis
sindrom ini menjalani perawatan dengan baik dan teratur. Tetapi jika terapi
dapat menunjukkan hasil yang baik tetapi ada sekitar satu dari lima penderita yang
dioperasi menemukan masalah baru yang dapat berupa penurunan sensoris pada
10
Iglarsh, 2009).
carpi), tulang-tulang telapak tangan (ossa metacarpi) dan ruas-ruas jari tangan
1) Ossa Carpi
Ossa carpi terdiri dari delapan buah tulang-tulang kecil yang letaknya
teratur.
a) Os Scapoideum
b) Os Lunatum
c) Os Triquetum
d) Os Pisiforme
e) Os Trapezium
11
f) Os Capitatum
g) Os Hamatum
h) Os Trapezoideum
metacarpus II.
2) Ossa metacarpi
Ossa metacarpi terdiri dari tiga bagian yaitu basis, corpus dan capitulum.
a) Basis
b) Corpus
c) Capitulum
phalanges.
12
Phalangis digitorum terdiri dari tiga buah phalang kecuali ibu jari terdiri dari
a) Phalanges I
b) Phalanges II
c) Phalanges III
tuberositas unguicularis.
Gerakan jari tangan terdiri dari gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
Origo pada pertengahan facies anterior corpus radii dan membrana introssea
berinsersio ke basis phalang distal ibu jari. Berfungsi melakukan gerakan fleksi
sisi lateral basis phalanx proximalis ibu jari dengan fungsi melakukan gerakan
sepanjang pinggir lateral corpus os metacarpal I. Berfungsi untuk menarik ibu jari
Origo pada facies posterior ulna dan bagian introssea yang berdekatan.
Berinsertio ke facies posterior basis phalanx distalis ibu jari. Berfungsi untuk
yang berdekatan dan berinsersio pada facies posterior basis phalanx proximalis
ibu jari.
basis phalang proximal ibu jari. Fungsi untuk melakukan gerakan adduksi ibu jari.
Origo pada os pisiforme, insersio pada aponeurois dorsalis jari ke lima. Otot
insertion pada phalang proximal jari ke lima. Berfungsi untuk memfleksikan jari
kelingking.
menekuk sendi dasar jari ke II-V dan mengektensi sendi interphalanx jari
yang bersangkutan
15
II, caput tunggal, Mm. lumbricales III dan IV caput ganda. Insersio pada
dasar jari, mengekstensi sendi tengah dan ujung (Putz and Pabs, 2008). Gambar
palmar, berikut :
1) Vena
Jalinan vena superfisialis dapat ditemukan pada dorsum manus. Jalinan vena
permukaan anterior lengan bawah. Sedangkan vena basilica dapat diikuti dari
2) Arteri
a) Arteri Radialis
Arteri radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari arteri
mensuplai sisi lateral jari telunjuk. Sewaktu memasuki telapak tangan arteri
b) Arteri Ulnaris
Arteri ulnaris juga merupakan cabang terminal yang lebih kecil dari
empat arteriole digitalis yang mensuplai sisi medial jari kelingking, jari
1) Nervus radialis
fossa cubiti nervus radialis bercabang menjadi radialis profundus dan radialis
superficialis yang mensarafi kulit bagian ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah
(Snell, 2004)
2) Nervus medianus
besar ke otot-otot flexor pronator dari lengan bawah sampai tangan, kemudian
cabang motorik mensarafi otot lumbricalis pertama dan otot thenar yang terletak
18
kulit palmar ibu jari sampai setengah jari tengah (Snell, 2004)
3) Nervus ulnaris
plexus brachialis. Nervus ulnaris berjalan turun pada sisi medial lengan sampai di
belakang epicondylus medialis humeri dan ke bawah menelusuri sisi ulnar lengan
seluruh otot profunda yang kecil yang berada di sebelah medial tendo m. flexor
longus ibu jari tangan kecuali dua buah otot lumbricalis yang pertama. Cabang
sensorik mensuplai kulit jari kelingking, bagian medial tangan serta jari manis
(Snell, 2004). Gambar di bawah ini menjelaskan tentang persarafan pada tangan :
Tes finkelstein adalah salah satu cara untuk menentukan apakah ada
tenosinovitis dalam tendon abductor polisis longus dan ekstensor pollicis brevis.
bedah Amerika pada tahun 1930. Cara melakukan tes ini ialah ibu jari fleksi
sampai menempel pada telapak tangan kemudian diikuti fleksi ke empat jari
dalam posisi mengepal, ibu jari berada di dalam kepalan. Pemeriksa menggerakan
tangan pasien kearah gerakan ulna deviasi. Bila positif De Quervain syndrom
maka akan terasa nyeri yg hebat di sepanjang radius distal (Wikipedia, 2013).
Berikut ini aplikasi tes finkelstein, dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini:
Diagnosis banding dari De Quervain syndrom ini antara lain (1) Cervical
Carpal Tunnel Syndrom dimana nyeri pada tahap awal dirasakan pada
pergelangan tangan hingga menjalar sampai ke jari 1,2,3 dan setengah jari ke 4
kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang bersangkutan. Ada beberapa teori
tentang nyeri, modulasi dan reseptor nyeri, yang banyak ditemukan oleh beberapa
a. Teori spesifik
cortek.
Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola
sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu stimulus timbul
pada tingkat saraf perifer dan stimulus tertentu menimbulkan pola aksi
21
potensial tertentu. Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola untuk
rasa sentuhan.
theory) yang banyak diterima banyak ahli. Menurut teori ini, afferen terdiri
dari dua kelompok serabut yaitu serabut berukuran besar (A-beta dan C).
berasal pada lamina II dan III tanduk belakang medula spinalis substansia
menutup. Ini berarti bahwa rangsang yang menuju ke pusat melalui Transiting
Ada beberapa tingkat dalam susunan aferen dimana nyeri dapat dikelola
antara lain :
22
a. Tingkat reseptor
b. Tingkat spinal
teori gerbang kontrol nyeri oleh Malzack dan Wall maka untuk dapat
c. Tingkat supraspinal
akan menghambat aferen A delta. Selain itu NRM juga memacu timbulnya
dengan perantaraan NRM. Dengan uraian tersebut maka modulasi nyeri pada
tingkat supraspinal ada dua kemungkinan mekanisme yang terlibat yaitu jalur
d. Tingkat sentral
tentara yang sedang berperang tidak merasa nyeri yang hebat meskipun
menderita luka berat. Hal ini menunjukkan bahwa nyeri meliputi dua aspek
sensoris dan aspek psikologis. Dengan demikian susunan saraf pusat juga
2.10.3 Reseptor
Proses perjalanan nyeri itu perlu reseptor dan serabut aferen yang akan
membawanya ke pusat karena setiap informasi yang datang akan diterima oleh
reseptor dan diteruskan oleh serabut saraf aferent yang berbeda dengan jenis dan
propioseptor.
Rasa nyeri ditangkap oleh indra-indra yang spesifik misalnya badan ruffini
corpus Vater Pacini merupakan alat penerima rangsang raba. Indera yang tidak
spesifik adalah ujung bebas saraf (nosiseptor) sensoris yang tersebar luas lapisan
superfisial kulit dan juga dalam jaringan tertentu, seperti periosteum, dinding
arteri, akpsul sendi, ligamen dan lain-lain. Mekanisme yang tepat kenapa
tetapi diperkirakan karena adanya zat kimia seperti bradikinine Polipeptida yang
dilepaskan dari jaringan yang rusak dan selanjutnya merangsang ujung saraf
24
bradikinine dari jaringan rusak dan selanjutnya merangsang ujung saraf sensoris
saraf nyeri atau nosiseptor. Sinyal nyeri dihantarkan oleh serabut aferent kecil
jenis A delta (III b) dan serabut jenis C (IV) (Sujatno dkk, 2006).
suatu proses kuantifikasi untuk menetapkan suatu besaran atau dimensi dari
sesuatu yang diukur. Instrumen pengukuran nyeri yang lasim digunakan yakni:
dengan menunjukan satu titik pada garis skala nyeri ( 0 ---- 10 ). Awal garis
b) Pada ujung kiri diberi tanda “tidak ada nyeri” sedangkan pada ujung paling
mm (Wikipedia.com).
dan m. ekstensor pollicis brevis. Hal ini dapat mengakibatkan perdangan dan
gesekan antara tendon dan tendon sheath kemudian terjadi proliferasi jaringan
ikat fibrosa yang tampak sebagai inflamasi dari tendon sheath dan mengakibatkan
pergerakan tendon menjadi terbatas karena jaringan ikat memenuhi seluruh tendon
sheath. Terjadilah stenosis pada tendon sheath, pada kondisi lanjut terjadilah
perlengketan antara tendon dan tendon sheath. Gesekan pada otot-otot ini
merangsang nervus yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi perangsangan
nyeri pada ibu jari dan pergelangan tangan sisi lateral pada saat digerakan (Apley,
2008).
berhubungan dengan wound healing process, antara lain : Tahap Inflamasi ini
adalah reaksi tubuh terhadap cedera dan persiapan untuk fase perbaikan. Tahap
darah kecil, periode ini biasanya berlangsung 3 sampai 5 hari dalam hal ini baik
pembekuan fibrin dan proliferasi fibroblast, sel sinovial, dan kapiler. Sel-sel
secara ekstensif memproduksi kolagen ini. Tahap ini mulai setelah 5 hari dan
yang berkembang dan menghasilkan serat kecil kolagen dan pembentukan adhesi,
26
cidera serabut kolagen baru dapat menahan tekanan yang mendekati normal
(Wordpress.com 2014).
Arus dari mesin mengalir ke elektroda melalui coascial cable yaitu diselubungi
oleh logam dengan di antarai suatu bahan isolator. Arus dari mesin melalui
coascial cable menuju sebuah areal dapat meneruskan gelombang yang disebut
emitter director atau applicator. Dalam hal ini penderita tidak ikut termasuk
macam bentuk yaitu ada yang berbentuk segi empat dan bulat. Pada bentuk bulat
gelombang yang dipancarkan sirkuler dan paling padat di daerah tepi. Sedangkan
pada emmiter segi empat gelombang yang dipancarkan oval dan paling padat di
penyakit sendi degeneratif dan kaku sendi yang letaknya superfisial. Sedangkan
yaitu adanya panas dalam jaringan. Dengan panas maka jaringan akan teregang
dan akan membuat vasodilatasi dan sirkulasi darah menjadi lancar. Dengan
adanya sirkulasi darah yang lancar maka diharapkan substansi “P” (histamine,
terbawa oleh aliran darah. Dengan demikian maka nyeri dapat dikurangi.
lokal kurang dari 13% setiap kenaikan temperatur 1 derajat celcius, meningkatkan
1) Definisi
sistem saraf melalui permukaan kulit dalam hubungannya dengan modulasi nyeri.
2) Mekanisme TENS
a. Mekanisme periferal
menghasilkan impuls saraf yang berjalan dengan dua arah di sepanjang akson
yang berujung terjadinya vasodilatasi arteriole dan ini merupakan dasar bagi
b. Mekanisme segmental
neuron nosiseptif di cornu dorsalis medulla spinalis. Ini mengacu pada teori
gerbang kontrol (Gate Control Theory) yang dikemukakan oleh Melzack dan
Wall (1965) dimana TENS akan menghasilkan efek analgesia dengan jalan
cornu dorsalis medulla spinalis. Gerbang kontrol terdiri dari sel internunsia
cornu posterior dan sel T yang merelai informasi dari pusat yang lebih tinggi.
berdiameter besar A beta dan A alfa serta serabut berdiameter kecil A delta
dan serabut C. Asupan dari saraf berdiameter kecil akan mengaktifasi sel T
Pada saat yang bersamaan impuls juga dapat memicu sel substansia
gelatinosa yang berdampak pada penurunan asupan terhadap sel T baik yang
dengan kata lain asupan impuls dari serabut aferen berdiameter besar akan
c. Mekanisme ekstrasegmental
(PAG).
3) Spesifikasi TENS
paraestesia yang kuat dan disertai sedikit kontraksi. Karakteristik fisika dari
arus ini adalah frekuensi yang tinggi namun intensitas yang rendah dengan
pola kontinue, dimana durasi: 100-200 µs dan frekuensi: 10-200 pps. Posisi
terasa < 30 menit setelah dinyalakan dan menghilang < 30 menit setelah alat
dipadamkan. Durasi terapi secara terus menerus saat nyeri terjadi dimana
kontraksi otot-otot fasik yang berakhir pada aktivasi saraf berdiameter kecil
non noksius. Serabut saraf yang teraktivasi adalah G III dan A-delta
ergoseptor. Sensasi yang diinginkan dari arus ini adalah kontraksi otot fasik
yang kuat tetapi nyaman dengan karakteristik fisika yaitu frekuensi rendah
dan intensitas tinggi, dimana durasi: 100-200 µs dan frekuensi hingga 100
pps. Penempatan elektroda adalah pada motor point atau nyeri myotom. Profil
analgetik dari arus ini adalah terjadi > 30 menit setelah dinyalakan dan baru
hilang > 1 jam setelah mesin dimatikan. Durasi terapi 30 menit setiap kali
segmental.
c. Intens TENS
kontraksi otot. Fisika dasar dari arus ini yaitu frekuensi hingga 200 pps,
durasi > 1000 µs, intensitas tertinggi yang masih bisa ditolerir pasien dengan
pola continue. Penempatan elektroda yaitu pada daerah nyeri atau di sebelah
proksimal titik nyeri pada cabang utama saraf yang bersangkutan. Profil
analgetik < 30 menit setelah terapi dimulai, pengaruh analgetik bisa bertahan
31
> 1 jam, bisa terjadi hipoestesia (rasa berkurang). Durasi terapi berkisar 15
4) Prosedur penggunaan
a. Intensitas
b. Frekuensi pulsa
Frekuensi pulsa merupakan kecepatan atau pulse rate yang terjadi pada
setiap detik sepanjang arus listrik yang mengalir. Frekuensi pulsa dapat
c. Pemasangan elektroda
titik nyeri.
point.
2006).
b. Nyeri kepala
d. Luka terbuka
e. Kondisi infeksi
h. Mata
1) Definisi
putus atau terus menerus tanpa mengangkat tangan dan gesekan. Dapat
menggunakan ibu jari, pangkal tangan, siku atau alat bantu (Dorland, 2008).
sindrom myofasial
saraf, seperti sindrom carpal tunnel, thoracic outlet syndrom dan skiatika
dan lain-lain.
e. Relaksasi otot
a. Keadaan patologis yang dapat menyebar lewat aliran darah atau limfe
b. Melanoma maligna
e. Radang acut
g. Demam akut
h. Gangguan sensibilitas
34
b. Menaikkan metabolisme
tertekan akan terjadi ke kosongan, kemudian darah akan di isi kembali dari
jaringan dan tekanan searah tanpa disertai gesekan antara kulit dan
tangan.
dengan tekanan searah disertai gesekan antara kulit dan tangan. Friction
berasal dari kata latin frictio yang berarti jari siku dan tumit. Efeknya
(granulasi) dan renovasi . Peristiwa ini tidak terjadi secara terpisah tetapi
kedua setelah cedera friction diberikan dengan tekanan sedikit saja dan
2.11.4 Kinesiotapping
1. Definisi
dikembangkan oleh Kenzo Kase dengan istilah kinesiotaping pada tahun 1973.
Kinesiotapping adalah pita terapi yang terbuat dari bahan baku khusus yang
a. Support muscle
contraction otot, mengurangi kram dan cidera otot, serta mengurangi nyeri.
d. Koreksi sendi
Pada kondisi kelemahan otot yang akut atau kronis harus disangga full
untuk menjaga kontraksi selama otot bekerja. Pada kasus cidera sendi atau
ligamen aplikasi tapping dari medium ke full stretch untuk menjaga posisi
dari origo ke insertio, sedangkan untuk mencegah kram atau over kontraksi
sehingga aliran darah kaya oksigen meningkat, terjadi regenerasi area yang
2005).
peredaran darah. Otot tidak hanya dikaitkan dengan gerakan tubuh, tetapi
juga mengontrol peredaran darah vena, suhu tubuh. Oleh karena itu,
adalah sebuah pendekatan inovatif untuk mengobati saraf, otot dan organ.
fasia. Koreksi ruang yang digunakan untuk mengurangi tekanan atas jaringan
limfatik bergerak dari lebih padat ke daerah kurang padat (Kaze, 2005).
38
bertujuan untuk mengihibisi aktivasi otot yang mengalami gangguan nyeri dan
pemasangan tapping pada De Quervain syndrom yaitu: daerah atau kulit yang
akan dipasang taping harus bersih, kering dan bebas dari minyak, ukur tapping
sesuai area yang dibutuhkan, diukur dari ibu jari sampai tengah antara medial
radius dan elbow dengan bentuk taping “I”. Posisi pasien adalah siku semi fleksi
IP 1 fleksi, pergelangan ulnar deviasi (posisi terulur). Tapping dipasang dari distal
taping “I” dipasangkan pada medial pergelangan tangan dengan posisi melingkar
kearah ulnar dengan tarikan 35 %. Tapping diganti setelah 2 hari atau lebih (Kaze,
2005). Apliksi pemasangan taping dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini:
39
Tahap 2
Tahap 1
Ket : Tahap 1 adalah pemasangan tapping dari distal ke proksimal dengan tarikan
kurang lebih 15 %.
Tahap 2 adalah pemasangan tapping pada medial pergelangan tangan
dengan posisi melingkar kearah ulnar dengan tarikan 35 %.