Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

“MENGANALISIS ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN


KONSOLIDASI”

KELOMPOK 4
OLEH :

WA ODE HASNAWATI SARAY (B1C118083)


FARLAN ANTOMI (B1C118084)
NASRIL TEKKO T.M. (B1C118085)
MULIANTI (B1C118087)
TOMI MURDANI (B1C118088)
ENI ETRIANI (B1C118089)
SULFIAN (B1C118090)
AYU ISLAMIATI (B1C118091)
ADI ETYA PRIMA HAQ (B1C118092)
ANDI MUH. FADLI ARFIANSYAH (B1C118093)
MILDA SRI WAHYUNI (B1C118094)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Pemeriksaan Kas dan Setara Kas.

    Makalah ini telah kami susun semaksimal mugnkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

    Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Kas Dan Setara Kas ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

    
                                                                               
       Kendari,  Juni 2021

   
                                                                                           
   Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………..........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................


1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
1.3. TUJUAN MASALAH.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

2.1. PELAPORAN SEGMEN........................................................................................


2.2. ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN.........................................................
2.3. INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERSAI.....................................................
2.4. MENGIDENTIFIKASI PELAPORAN SEGMEN..................................................
2.5. PELAPORAN KEUANGAN INTERIM.................................................................
2.6. FORMAT KEUANGAN INTERIM........................................................................
2.7. PERMASALAHAN AKUNTANSI........................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................


3.1. KESIMPULAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memdai atas hal-hal material.
Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan dan isi laporan keuangan, yang meliputi, sebagai
contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan
keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam
laporan keuangan. Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang
harus diungkapakan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit.
Bila manajemenmenghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya
diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk catatan
atas laporan keuangan, auditor harus memberikan wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar karena hal tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam laporannya, jika
memungkinkan atau praktis; kecuali tidak disajikannya informasi tersebut adalah sesuai dengan
Pernyataan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini,
istilah “memungkinakan atau praktis” diartikan bahwa informasi dapat diperoleh secara wajar
dari akun dan catatan manajemen dan bahwa penyajian informasi demikan dalam laporannya
tidak menempatkan auditor sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan pokokatau informasi
lain mengenai perusahaan dan memasukkan informasi tersebut ke dalam laporan auditnya, jika
manajemen tidak menyajikan informasi tersebut.
Didalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dan segala aspek lain
auditnya, auditor menggunakan informasi yang di terima dari kliennya, bahwa auditor akan sult
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Oleh karena itu, tanpa izin kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan inormasi yang tidak du
haruskan untuk diungkapakn dalam laporan keuangan sesuai denga prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

2. Jelakan bagaimana pelaporan untuk segmen?


3. Apa saja isu akuntansi pelaporan segmen?
4. Bagaimana informasi tentang segmen operasi ?
5. Jelaskan bagaimana mengidentifikasi segmen?
6. Jelaskan pelaporan keuangan interim?
7. Bagaimana format keuangan interim?
8. Apa saja permasalahan akuntansi?

1.2. TUJUAN MASALAH

Agar kita mengetahui :


1. Pelaporan untuk segmen
2. Isu-isu akuntansi pelaporan segmen
3. Informasi tentenag segmen organisasi
4. Bagaimana mengidentifikasi segmen
5. Pelaporan keuangan interim
6. Format keuangan interim
7. Apa saja permasalahan akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PELAPORAN SEGMEN


Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa atau beroperasi di
berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan,prospek, dan
risiko berbeda. Informasi tentang jenis-jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya di
wilayah geografis berbeda di sebut informasi segmen. Informasiini dibutuhka untuk menilai
risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki disverifikasi usaha atau suatu
perusahaan multinasuonal, namun inormasi ini tidak mungkin diperoleh dari data terget. Oleh
karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang dipadang perlu untuk memenuhi
kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan guna
menghasilkan informasi yang signifikan padainvestor. Tiga alternatif yang penting adalah :
a. Devisi Geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin sangat
informatif bagi perusahaab, terutama dalam membedakan iperasi domestik dan luar
negeri).
b. Devisi Lini Produk atau Industrial ( memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai perbedaan profitabilitas, tingkat risisko, dan peluang pertumbuhan).
c. Devisi Berdasarkan Struktur Intern Pengendalian Manajemen ( mengumpulkan data
akurat yang dipperlukan dengan biaya tambahan kecil).

2.2. ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN


DSAK menerbitkan PSAK no.5 tahun 1994 tentang Pelaporaan Informasi Keuangan
Segmen, yang merekomendasikan pengungkapan informasi segmen. Tahun 2000 DSAK
Mengadopsi IAS 15 revisi 1997 dan kemudia merevisi PSAK 5 serta mengubahnya
menjadi pelaporan segmen. Peraturan ini mewajibkan pengungkapan informasi
berdasarkan segmen usaha dan geografis suatu entitas. PSAK 5 menjelaskan definisi
beberapa istilah sebgaia berikut:

1. Segmen usaha
Segmen Usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok
produk atau jasa terkait) dan kompnen ini memiliki risiko dan imblan yang berbeda
dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan terkait atau tidaknya produk atau jasa, adalah:
a. Karateristik produk atau jasa
b. Karateristik proses produksi
c. Jenis ataugolongan pelanggan (produk dan jasa)
d. Metode pendistribusian atau penyediaan jasa
e. Jika praktis, karateristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan,asuransi, atau
public utilities.

2. Segmen Geografis
Segmen Geografis adalah komponen perusahaan yang dapat diebdakan dalam
menghasilkan produk atau jasa padalingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki risioko dan imbalan yang berbeda dengan risikodan imbalan
padakompone yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Faktor-faktor
yang harus dipertimangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi:
a. Kesamaan kondisi eknomi dan politik
b. Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
c. Kedekatan geografis operasi
d. Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
e. Regulasi pengendalian mata uang
f. Risiko mata uang.
Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu
perusahaan dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individu terpisah yang
mempunyai karateristik ekonomi yang mirip. Manajemen juga dapat meyakini bahwa
agregasi akan memberikan informasi yang lebih berarti untukpengguna laporan
keunagan.
Setiap kali muncul isu pendefinisian pendapatan dari segmen suatu perusahaan,
maka salah satu masalahnya adalah alokasi biaya untuk masing-masing segmen. Dalam
PSAK 5, DSAK menyatakan bahwa alokasi daripendapatan dan beban akan ddimasukan
untuk segmen yang dialporkan hanya jika pendapatan dan beban tersebut dimasukan
kedalam laba atau rugi segmen yang digunakan dalam mengambil keputusan keuangan
utama perusahaan. Selain itu, hanya aset yang dimasukkan dalam pengukuran aset
segmen yang dihgunakan dalam pengambilan keputusan keuangan utama perusahaan
yang dialporkan untuk segmen tersebut. Oleh kare itu, DSAK sekali lagi berusaha untuk
menyelaraskan pengungkapan keuangan eksternal dari segmen dengan pelaporan internal
yang digunakan oleh manajemen untuk membuat alokasi sumber daya dan keputasan lain
terkait dengan segmen operasi.

2.3. INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI

1. Definisi Segmen Dilaporkan


Proses penentuan segmen dilaporkan secara terpisah yaitu segmen-segmen dimana
pengungkapan tambahan yang terpisah harus dibuat berdasarkan spesifikasi manajemen atas
segmen operasi yang digunakan secara internal untuk mengevaluasi posisi keuangan dan
kinerja operasi perusahaan.
Ambang Batas Kuantitatif Sepuluh Persen
DSAK menetakan 3 aturan signifikasi 10 persen untuk menentukan segmen
operasi mana yang harus mempunyai informasi terlapor yang terpisah. Pengungkapan
terpisah tersebut diharuskan untuk segemn yang memenuhi paling tidak satu dari
pengujian berikut :
a. Pendapatan segemn yang dilaporkan termasuk penjualan eksternal atau
penjualan/transfer antar segmen, lebih besar atau sama dengan 10 persen dari
pendapatan keseluruhan segmen operasi.
b.  Nilai absolut dari laba atau kerugian adalah lebih besar atau sama dengan 10
persen nilai absolut mencakup : laba gabungan dari seluruh segmen operasi yang
tidak dilaporkan rugi atau rugi gabungan dari seluruh segmen operasi yang
dilaporkan rugi.
c.  Aset segmen sama dengan atau lebih besar dari 10 persen aset gabungan seluruh
segmen operasi.
Perhatiakn bahwa uji pendapatan memasukkan penjualan atau transfer
antarsegmen . DSAK menyatakan bahwa pengaruh keseluruhan dari segmen tertentu
terhadap seluruh perusahaan harus diukur. DSAK meyakini juga bahwa definisi
segmen operasi harus memasukkan komponen dari perusahaanyang menjual secara
umum atau secara eksklusif ke komponen perusahaan yang lain. Informasi mengenai
operasi yang “ terintegrasi secara vertikal” tersebut memerikan pandangan mengenai
produksi dan operasi dari perusahaan.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan
pengukuran laba atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan
tersebut akan sama dengan yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan
internal. Beberapa perusahaan mengalokasikan beban operasi yang timbul dari fasilitas
yang dipergunakan bersama seperti gudang bersama. Perusahaan lain dapat
mengalokasikan biaya-biaya seperti biaya bunga, pajak penghasilan, atau pendapatan
dari investasi ekuitas ke segmen tertentu. Apa pun yang digunakan dalam tujuan
pengambilan keputusan untuk mengukur laba atau rugi segmen operasi harus
dilaporkan dalam pengungkapan eksternal.
Walaupun perusahaan diharuskan untuk melaporkan aset dari segmen yang
dilaporkan secara terpisah, PSAK 5 juga memperbolehkan perusahaan untuk
melaporkan kewajiban segmennya jika perusahaan meyakini bahwa pengungkapan
yang lebih lengkap akan lebih berguna. Aset yang akan dilaporkan adalah aset yang
digunakan oleh pengambil keputusan operasi utama dalam pengambilan keputusan
mengenai segmen dan dapat memasukkan aset tak berwujud seperti goodwill, atau aset
tak berwujud lainnya. Jika aset yang digunakan bersama dialokasikan ke dalam
segmen, maka aset tersebut harus dimasukkan dalam angka yang dilaporkan. Aset
tersebut juga dapat mencakup aset pendanaan seperti investasi pada efek ekuitas atau
pinjaman antarsegmen. Poin kuncinya adalah bahwa pendapatan, laba atau rugi, dan
aset harus dilaporkan dalam basis yang sama dengan yang digunakan untuk tujuan
pengambilan keputusan internal.
Jika total pendapatan eksternal dari segmen operasi yang dilaporkan secara
terpisah kurang dari 75 persen total pendapatan konsolidasi, maka manajemen harus
memilih dan mengungkapkan informasi tentang segmen operasi sampai paling tidak
75 persen dari pendapatan konsolidasi dimasukkan dalam segmen yang dilaporkan.
Pemilihan segmen operasi mana yang akan dilaporkan diserahkan kepada manajemen.
Informasi mengenai segmen operasi yang tidak dilaporkan secarah terpisah adalah
digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “ Seluruh Segmen Lainnya “      ( All
Other ). Sumber pendapatan dalam kategori “ Seluruh Segmen Lainnya “ harus
dijelaskan, tetapi tingkat pengungkapan untuk kategori ini secara signifikan lebih
sedikit dibandingkan segmen operasi yang dilaporkan terpisah. Sekali lagi, ingat
bahwa kantor pusat perusahaan ( atau administrasi pusat ) umumnya tidak dimasukkan
sebagai segmen operasi dari perusahaan.

2. Uji Pengungkapan Komprehensif


  

Uji Pendapatan Konsolidasi 75 persen


Total pendapatan dari sumber eksternal dari keseluruhan segmen operasi
dilaporkan secara terpisah harus paling tidak sama dengan 75 persen total pendapatan
konsolidasi. Perusahaan pelaporan harus mengidentifikasi segmen operasi tambahan
sebagai segmen yang dilaporkan sampai uji ini terpenuhi.

3. Melaporkan Informasi Segmen


Pengungkapan khusus yang diharuskan untuk tiap segmen yang dilaporkan
dijelaskan dalam PSAK 5. Dalam pelaporan segmen, hal-hal berikut harus
diungkapkan untuk setiap segmen yang ditentukan akan dilaporkan terpisah, yaitu :
a.  Informasi umum. Informasi harus mengungkapkan tentang (a) bagaimana
perusahaan mengidentifikasiakan setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah,
temasuk informasi tentang struktur organisasi perusahaan, dan (b)  jenis produk
atau jasa darimana tiap segmen dilaporkan memperoleh pendapatannya.
b.  Jumlah untuk setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah. Pengungkapan
segmen harus memasukkan jumlah sebagai berikut, (a) setiap laba atau rugi dan
prosedur pengukuran yang digunakan untuk menentukan laba atau rugi, termasuk
bagaimana akun perusahaan untuk transaksi antarsegmen, dan (b) setiap aset dan
kewajian segmen.
c. Ukuran laba tau rugi segmen. Hal-hal berikut harus diungkapkan jika digunakan
untuk mengukur laba atau rugi segmen yang ditinjau oleh pimpinan pembuat
keputusan perusahaan, yaitu (a) pendapatan dari penjualan eksternal, (b)
pendapatan dari transaksi dengan segmen operasi lain dari perusahaan, (c)
pendapatan bunga, (d) beban bunga, (e) beban depresiasi dan amortisasi, (f)
ekuitas dalam pendapatan investee yang telah dihitung melalui metode ekuitas,
(g) beban dan keuntungan pajak penghasilan, (h) pos luar biasa, dan (i) pos-pos
nonkas signifikan lainnya.
d. Aset dan kewajiban segmen. Informasi hal-hal berikut pada setiap laporan
terpisah aset segmen harus diungkapkan jika pos-pos berikut dimasukkan dalam
menentukan aset segmen yang ditinjau oleh pimpinan pembuat keputusan
perusahaan, yaitu : (a) jumlah investasi pada investee metode ekuitas, (b) jumlah
kewajiban.
e. Renkonsiliasi total konsoliadsi. Akhirnya, pengungkapan segmen memasukkan
rekonsiliasi antara pendaptan total segmen yang dilaporkan, laba atau rugi total,
aset total, dan total konsolidasi yang berhubungan dengan pos-pos tertentu.

Perusahaan diperbolehkan untukmenyajikan pengungkapan tersebut dalam skedul


terpisah atau dalam catatan kaki. Akan tetapi, dalam praktiknya, perusahaan
menyajiakan data komparatif paling tidak dua periode fiscal sebelumnya bersama
dengan informasi periode berjalan.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen juga harus dibuat untuk
melengkapi laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK. Oleh karena itu,
pengungkapan segmen harus juga dibuat dalam laporan keuangan interim. Laporan
interim harus mengungkapkan hal-hal berikut tentang setiap segmen yang
dilaporkan, yaitu : (1) pendapatan dari pelanggan eksternal, (2) pendapatan
antarsegmen, (3) pengukuran laba atau rugi segmen, (4) aset total untuk hal-hal yang
terdapat perubahan material dari laporan tahunan terakhir, (5) setiap perbedaan dari
laporan tahunan terakhir dalam definisi operasi segmen atau dalam bagaimana
perhitungan laba atau rugi segmen, dan (6) rekonsiliasi total laba atau rugi segmen
dengan total konsolidasi entitas.

2.4. MENGIDENTIFIKASI LAPORAN SEGMEN


Fokus dalam PSAK 5 adalah untuk memberikan informasi kepada pengguna
laporan keuangan untuk menentukan resiko dan potensi imbal hasil  dari suatu entitas,
mengunakan dasar informasi agregasi yang sama dengan yang digunakan oleh
manajemen perusahaan. psak 5 menyatakan bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian
laporan segmen yang utama yaitu segmen usaha dan segmen geografis.Bentuk atau
format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama risiko dan
imbalan perusahaan. Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi
oleh perbedaan produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen ialah
segmen usaha, dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis. Jika risiko dan
tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi yang berbeda di
berbagai negara atau wilayah geografis, maka perusahaan akan melaporkan segmen
geografis terlebih dahulu dan informasi keduanya adalah segmen usaha. Jika resiko dan
imbal hasil perusahaan sangat dipengaruhi oleh dua elemen berikut ini :
1. Perbedaan dalam produk atau jasa yang dihasilkan.
2.  Perbedaan operasional wilayah perusahaan yang diindikasikan dengan
pendekatan matriks, pada sistem pelaporan internal kepada pihak yang
berwenang, maka perusahaan harus menggunakan segmen usaha sebagai
segmen primer dan segmen geografis sebagai segmen sekunder.
Jika struktur organisasi perusahaan dan stuktur manajemen seperti juga sistem
pelaporan keuangan internal kepada pihak yang berwenang tidak didesain berdasarkan
produk atau jasa secara individu atau secara kelompok dan juga tidak didasarkan atas
wilayah tertentu, maka manajemen perusahaan harus menntukan resiko dan imbal hasil
perusahaan yang mana yang berhubungan erat dengan produk atau jasa yang dihasilkan
atau juga secara wilayah.

2.5. PELAPORAN KEUANGAN INTERIM


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian
yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau
periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan
keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk
perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan
perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah
diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya
perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut. Ada dua pandangan tentang
Laporan Interim yaitu :Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar
periode akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan
dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan. Dan pandangan yang menganggap
periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode tahunan.Pernyataan ini
dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan
interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.
Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan
informasi keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk
atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka
membantu pengguna laporan keuangan dalam :
1. Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
2. Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
3. Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai
2.6. FORMAT KEUANGAN INTERIM
Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut:
1. Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang
sama tahun fiskal sebelumnya.
2. Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode yang sama pada
akhir tahun fiskal sebelumnya.
3. Laporan arus kas pada akhir periode waktu kumulatif yang berjalan dan untuk periode
yang sama untuk tahun sebelumnya.
4. Catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan saldo yang disajikan dalam laporan
keuangan.

2.7. PERMASALAHAN AKUNTANSI


1.   Pandangan Diskrit Vs Pandangan Integral dalam Pelaporan Interim
Teori diskrit pelaporan interim memandang tipap periode interim sebagai dasar
periode akuntansi untuk dievaluasi seakan akan periode tersebut merupakan periode
akuntansi tahunan. Setiap penyesuaian akhir tahun dan penangguhan akan ditentukan
menggunakan dasar prinsip akuntansi yang sama dengan yang digunakan dalam
laporan tahuanan.
Teori integral pelaporan interim memandang periode interim sebagai bagian dari
periode tahunan. Pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan dan beban dapat
dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi selama
setahun.

2. Peraturan Akuntansi Untuk Pelaporan Interim


PSAK 3 menstandarisasi penyususnan dan pelaporan laporan laba rugi interim.
Standar tersebut mendefinisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya berdasarkan
sebuah basis interim. Standar tersebut juga memberikan panduan untuk tindakan
akuntansi atas divestasi, pos luar biasa, transaksi yang tidak biasa terjadi ataupun
tidak sering terjadi, serta kewajiban bersyarat pada laporan keuangan interim. Bahkan
termasuk penyajian dan pengungkapan laporan keuangan interim.
Pada PSAK 25 perubahan dalam kebijakan akuntansi diaplikasikan dengan
melaporkan setiap penyesuaian pada periode sebelumnya sebagai sebuah penyesuaian
untuk memulai saldo laba kecuali jika jumlahnya tidak bisa ditentukan secara wajar.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang disajikan dalam kurun
waktu kurang dari satu periode (satu tahun). Laporan interim disajikan sama dengan
penyajian laporan keuangan tahunan.Laporan interim wajib dibuat oleh perusahaan yang
terdaftar di badan pengawas pasar modal seperti Securities Exchange Commision di
Amerika Serikat dan Bursa Efek di Indonesia, hal ini agar semua perusahaan dapat
menunjukkan kinerjanya kepada pihak pihak yang terkait.Pengungkapan dalam laporan
keuangan interim mengenal adanya konsep estimasi dan materialitas.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran laba
atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan tersebut akan sama dengan
yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal, dan psak 5 menyatakan
bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian laporan segmen yang utama yaitu segmen usaha
dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh
karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Niswonger C Rollin,Philip E. Fess, dan Carl S Warren. 1993. Prinsip-prinsip akuntansi. Edisi 16. Jakarta:
Eralangga

https://www.academia.edu/20806994/PELAPORAN_SEGMEN_DAN_INTERIM

http://raufefendi.blogspot.com/2018/07/v-behaviorurldefaultvmlo_16.html

Anda mungkin juga menyukai