KELOMPOK 4
OLEH :
Atas berkat rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Pemeriksaan Kas dan Setara Kas.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mugnkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Kas Dan Setara Kas ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kendari, Juni 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memdai atas hal-hal material.
Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan dan isi laporan keuangan, yang meliputi, sebagai
contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan
keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam
laporan keuangan. Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang
harus diungkapakan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit.
Bila manajemenmenghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya
diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk catatan
atas laporan keuangan, auditor harus memberikan wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar karena hal tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam laporannya, jika
memungkinkan atau praktis; kecuali tidak disajikannya informasi tersebut adalah sesuai dengan
Pernyataan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini,
istilah “memungkinakan atau praktis” diartikan bahwa informasi dapat diperoleh secara wajar
dari akun dan catatan manajemen dan bahwa penyajian informasi demikan dalam laporannya
tidak menempatkan auditor sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan pokokatau informasi
lain mengenai perusahaan dan memasukkan informasi tersebut ke dalam laporan auditnya, jika
manajemen tidak menyajikan informasi tersebut.
Didalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dan segala aspek lain
auditnya, auditor menggunakan informasi yang di terima dari kliennya, bahwa auditor akan sult
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Oleh karena itu, tanpa izin kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan inormasi yang tidak du
haruskan untuk diungkapakn dalam laporan keuangan sesuai denga prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
1. Segmen usaha
Segmen Usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok
produk atau jasa terkait) dan kompnen ini memiliki risiko dan imblan yang berbeda
dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan terkait atau tidaknya produk atau jasa, adalah:
a. Karateristik produk atau jasa
b. Karateristik proses produksi
c. Jenis ataugolongan pelanggan (produk dan jasa)
d. Metode pendistribusian atau penyediaan jasa
e. Jika praktis, karateristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan,asuransi, atau
public utilities.
2. Segmen Geografis
Segmen Geografis adalah komponen perusahaan yang dapat diebdakan dalam
menghasilkan produk atau jasa padalingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki risioko dan imbalan yang berbeda dengan risikodan imbalan
padakompone yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Faktor-faktor
yang harus dipertimangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi:
a. Kesamaan kondisi eknomi dan politik
b. Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
c. Kedekatan geografis operasi
d. Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
e. Regulasi pengendalian mata uang
f. Risiko mata uang.
Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu
perusahaan dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individu terpisah yang
mempunyai karateristik ekonomi yang mirip. Manajemen juga dapat meyakini bahwa
agregasi akan memberikan informasi yang lebih berarti untukpengguna laporan
keunagan.
Setiap kali muncul isu pendefinisian pendapatan dari segmen suatu perusahaan,
maka salah satu masalahnya adalah alokasi biaya untuk masing-masing segmen. Dalam
PSAK 5, DSAK menyatakan bahwa alokasi daripendapatan dan beban akan ddimasukan
untuk segmen yang dialporkan hanya jika pendapatan dan beban tersebut dimasukan
kedalam laba atau rugi segmen yang digunakan dalam mengambil keputusan keuangan
utama perusahaan. Selain itu, hanya aset yang dimasukkan dalam pengukuran aset
segmen yang dihgunakan dalam pengambilan keputusan keuangan utama perusahaan
yang dialporkan untuk segmen tersebut. Oleh kare itu, DSAK sekali lagi berusaha untuk
menyelaraskan pengungkapan keuangan eksternal dari segmen dengan pelaporan internal
yang digunakan oleh manajemen untuk membuat alokasi sumber daya dan keputasan lain
terkait dengan segmen operasi.
3.1. KESIMPULAN
Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang disajikan dalam kurun
waktu kurang dari satu periode (satu tahun). Laporan interim disajikan sama dengan
penyajian laporan keuangan tahunan.Laporan interim wajib dibuat oleh perusahaan yang
terdaftar di badan pengawas pasar modal seperti Securities Exchange Commision di
Amerika Serikat dan Bursa Efek di Indonesia, hal ini agar semua perusahaan dapat
menunjukkan kinerjanya kepada pihak pihak yang terkait.Pengungkapan dalam laporan
keuangan interim mengenal adanya konsep estimasi dan materialitas.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran laba
atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan tersebut akan sama dengan
yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal, dan psak 5 menyatakan
bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian laporan segmen yang utama yaitu segmen usaha
dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh
karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Niswonger C Rollin,Philip E. Fess, dan Carl S Warren. 1993. Prinsip-prinsip akuntansi. Edisi 16. Jakarta:
Eralangga
https://www.academia.edu/20806994/PELAPORAN_SEGMEN_DAN_INTERIM
http://raufefendi.blogspot.com/2018/07/v-behaviorurldefaultvmlo_16.html