Anda di halaman 1dari 4

Sifat Fisik Minyak Jahe

Persyaratan mutu minyak atsiri jahe menurut standar EOA:


 Bau : beraroma harum yang khas karena kandungan minyak atsiri, sedangkan
oleoresinya menyebabkan rasa pedas.
 Bentuk : cairan

 Warna : bening sampai kuning tua

 Indeks bias : berkisar antara 1,486 hingga 1,492

 Rotasi optic aktif : (−¿28° ¿−(−45 ° )

 Bobot jenis : bobot jenis antara 0,877 hingga 0,882

 Kelarutan : dalam etanol 80% larut dengan sedikit keruh

Sumber : Yuliana 2009

Tabel sifat FisikoKimia Minyak Jahe

Asal Sifat FisikoKimia


Indeks Bias Density Putar Optik
Malagasy 1,4927 0,936 11,4
Komersial 1 1,4884 0,8803 -33,9
Komersial 2 1,4918 0,883 -39,3
Komersial 3 1,489-1,494 0,877-0,886 -26-(-50)

Sumber : L.Kurniasari, 2008

Tabel karakteristik minyak atsiri jahe Indonesia

Karakteristik Minyak atsiri Jahe Standar Internasional


Jawa tengah Lampung Eksportir
Berat jenis 0,8965 0,8959 0,8916 0,870-0,890
Indeks bias 1,4890 1,4878 1,4868 1,480-1,490
Putaran optik +12 ° 40' +10 ° 30 ' +6° 20' −20 °−(−45 ' )
Kelarutan Larut 1:7 Larut 1:5 Larut 1:5 Larut 1:4
dalam etanol 90
%
Bilangan asam 2,40 2,82 2,16 2,00-5,00
Bilangan ester 10,20 16,85 20,45 10,00-40,00

Sumber :Ma’amun 2006


Kandungan Kimia Minyak Jahe

Minyak jahe adalah suatu campuran yang komplek dari komponen terpenes dan non
terpenoid. Komponen utama minyak jahe terdiri dari seskuiterpen, monoterpen, dan
monoterpen teroksidasi. Seskuiterpen pada jahe terdiri dari seskuiterpen hidrokarbon dan
seskuiterpen alkohol. Seskuiterpen hidrokarbon terdiri dari a-zingiberen, b- zingiberen,
kurkumen, b-bisabolen, belemen,b-parnesen, d-salinen, b-seskuiphelandren, dan seskuitujen.
Seskuiterpen alkohol terdiri dari zingiberol (cis-b-endesmol dan trans-bendesmol), nerediol,
cis-b-seskuiphelandrol, trans-b-seskuiphelandrol, cissabinen, dan zingiberenol. Monoterpen
hidrokarbon pada minyak jahe terdiri dari d-camphen, 4-3-karen, p-simen, kurkumen, d-
limonen, mirsen, d-bphelandren, a-pinen, b-pinen dan sabinen, sedangkan monoterpen
teroksidasi pada jahe terdiri dari d-borneol, bornil asetat, 1,8-sineol, sitral, sistronelil asetat,
geraniol, dan linalol. Koswara tahun 1995 juga menjelaskan bahwa komponen utama minyak
atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingeberol. Zingiberen
merupakan seskuiterpen hidrokarbon dengan rumus C15H24, sedangkan zingiberol
merupakan seskuiterpen alkohol dengan rumus C15H26O. Pada jahe terdapat 20 senyawa
aromatis yang meliputi monoterpen (β-feladren, kamfen, sineol, borneol, sesquiterpen
hidrokarbon (zingeberin), β-bisabol, (E,E)-α-fernesen, β-sesquiterpen, kurkumin, alkohol,
dan gingerol. (Lingga, 2012). Menurut Hargono tahun 2013 gingerol merupakan senyawa
alami berwarna kuning pucat yang terdapat dalam oleoresin jahe yang labil terhadap panas
baik selama penyimpanan maupun pada waktu pemrosesan, sehingga gingerol sulit untuk
dimurnikan.

Sumber : Koswara (1995)

1. Geraniol

Golongan : Monoterpen Teroksidasi

2. a-Zingiberen

Golongan : Seskuiterpen Hidrokarbon


3. Kurkumen

Golongan : Seskuiterpen Hidrokarbon

4. Eukaliptol disebut juga 1,8-Cineole.

Golongan : Monoterpen Teroksidasi

5. Asam Klorogenat

Golongan : Fenilpropanoid

PRODUKSI DALAM TANAMAN


Rimpang jahe memiliki bebrapa bagian diantaranya kulit bagian luar, kortex bagian luar,
kortex bagian dalam, endodermis, glandula minyak dan bundle vaskular. Pada jaringan kortex
terdapat glandula minyak sebagai sumber minyak atsiri.Rimpang jahe sebagian besar
tersusun atas 40 – 60% pati, 9 – 10% protein, 6 – 10% lipid, 4 – 7,5% oleoresins dan minyak
atsiri (1 – 3,3%). Rimpang jahe emprit mengandung minyak atsiri yang terdiri dari senyawa –
senyawa seskuiterpen, zingiberence, zingeron, oleoresin, camphena, limonen, borneol,
sineol, sitral, zingiberal, phelandrene. Kandungan utama minyak jahe emprit adalah
zingiberence dengan total kandungan 30 - 35% dari total minyak atsiri. Senyawa ini juga
mempengaruhi kualitas yang dihasilkan. Perbedaanya perlakuan antara bahan baku basah dan
kering juga berakibat pada kandungan kimia yang berbeda pula. Bahan baku kering
ditemukan Zingiberene dan Curcumen sedangkan pada jahe basah atau segar tidak terdapat
Curcumen.

METODE MEMPEROLEH MINYAK JAHE

Metode alternatif menggunakan teknologi Microwave Assisted Extraction (MAE). MAE


merupakan teknik untuk mengekstraksi bahan – bahan terlarut didalam bahan tanaman
dengan bantuan energi microwave. Teknologi tersebut cocok bagi pengambilan senyawa
bersifat thermolabil karena memiliki kontrol terhadap temperatur yang lebih baik
dibandinkan proses pemanasan konvensional. Selain kontrol suhu yang lebih baik, MAE
memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah waktu ekstrasi yang lebih singkat, konsumsi
energi dan solvent yang lebih sedikit, yield yang lebih tinggi, adanya proses pengadukkan
sehingga meningkatkan pheonema yang menggabungkan fitur sohklet dan kelebihan dari
mikrowave.

Daftar Pustaka

Hargono, et al. 2013. Pemisahan Gingerol Dari Rimpang Jahe Segar Melalui Proses
Ekstraksi Secara Batch. Semarang: Universitas Diponegoro
Koswara, S.1995. “Jahe dan Hasil Olahanya. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Lingga, L. 2012. Healt Secret of Pepper (Cabai). Jakarta. PT Elex Media Komputindo
Kurniasari.L et al.2008.’’Kajian Ekstraksi Minyak Jahe Menggunakan Microwave
Assisted Extraction (MAE)’’. Momentum Universitas Diponegoro :
Semarang, Vol 4, No 2, 49
Ma’mun 2006, ‘’Karakteristik Minyak Atsiri Dari Famili Zingibereceae Dalam
Perdagangan ‘’ Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika
Yuliana, Sri dan Sari Intan Kailaku. 2009. Pengembangan Produk Jahe dalam
Berbagai Jenis Industri. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, Vol 5
Drs. Fery Norhendy, Apt. 2016. Farmakognosi untuk SMK Farmasi Vol.1. Jakarta :
EGC Medical Book.

Anda mungkin juga menyukai