Anda di halaman 1dari 7

JUDUL : PENGARUH JAJAN ANAK TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA

ANAK USIA 6-12 TAHUN


DI PUSKESMAS BUKIT HINDU PALANGKARAYA JULI 2010 – DESEMBER 2010

Nama : REGINA
NIM : FAA 110 037

Makalah untuk Mata Kuliah Bahasa Indonesia

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS INDONESIA
ABSTRAK

Kata kunci : Diare, Jajan anak, Studi Kasus Kontrol

Pendahuluan :

A.Latar Belakang :

Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan dunia, terutama pada daerah
berkembang. Diare adalah kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar yang tidak
biasa yang disertai dengan tinja melembek sampai mencair. Menurut data Badan Kesehatan
Dunia (WHO), Diare merupakan penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di
Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan
anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena
Diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena Diare. 1

Asupan makanan anak usia sekolah didapat dengan mengkonsumsi makanan utama
dan makanan jajanan. Murid sekolah dasar belum dapat memilih makanan jajanan yang sehat
dan bersih, selain itu juga mereka belum terbiasa mencuci tangan sebelum menjamah
makanan. Penyakit yang sering ditimbulkan oleh makanan yang tidak aman ini salah satunya
adalah diare.2 Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan
dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak.

Diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada
balita (16,7%). Prevalensi diare 13% lebih banyak di perdesaan dibandingkan perkotaan,
cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan tingkat pengeluaran RT per
kapita rendah. Prevalensi diare yang tinggi pada bayi dan anak balita tidak selalu diberi oralit,
proporsi yang mendapat oralit pada ke dua kelompok umur tersebut berturut-turut 52,8% dan
55,5%.

Riskesdas. Ringkasan profile kesehatan di Indonesia. (online).http://www.selasi.net/menyusui/page-


9. 2010[Oktober 23, 2010]

Berdasarkan data-data yang peneliti dapatkan, saat ini diare menjadi masalah yang
serius bagi masyarakat Indonesia terutama pada anak berusia 6-12 tahun. Karena itu, peneliti
ingin meneliti adanya pengaruh kebiasaan jajan terhadap kejadian diare pada anak usia 6-12
tahun. Penelitian dilakukan dengan agar dapat membantu masyarakat agar mengetahui
bagaimana cara menanggulangi diare pada anak-anak. Sehingga diharapkan, anak-anak yang
ada di Palangkaraya dapat terhindar dari diare.
Tujuan Penelitian :

Tujuan umum :
“Mengetahui Hubungan Jajan minuman sembarangan tehadap munculnya diare pada anak
sekolah dasar “

Tujuan Khusus :
 Mengetahui berapa banyak anak usia 6-12 tahun di Palangkaraya yang terkena diare
karena kebiasaaan jajannya.
 Mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan anak usia 6-12 tahun dengan kejadian diare.

Manfaat Penelitian :
●Bagi masyarakat : Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan masyarakat akan
mengetahui penyebab diare terutama pada anak usia 6-12 tahun.

●Bagi Universitas: Membantu memberikan tambahan pengetahuan di dalam lingkungan


warga kampus, sehingga dapat mencegah diare di sekitar lingkungan universitas.

●Bagi peneliti : Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang diare dan
akhirnya mendapatkan solusi dari permasalahan ini. Dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sumber data untuk penelitian selanjutnya.

a. Pengertian Diare
Diare adalah peningkatan jumlah (tiga kali atau lebih ) atau penurunan konsistensi
dari tinja ( menjadi lunak atau cair ) dalam waktu 24 jam. Diare dapat dibagi menjadi akut
( kurang dari 14 hari ) dan persisten ( lebih dari 14 hari ) dan kronik (Lebih dari 1 bulan ).
3

b. Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah 4 :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmootik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus.Isi Rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu(misalnya toksin)pada dinding usus akan terjadi


peningkatan sekresi,Air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c. Manifestasi Klinik
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair, mungkin disertai lendir atau
lendir dan darah. Warna tinja makin berubah kehijauan karena bercampur dengan
empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defeksi dan tinja makin
lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang
tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau
sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan
elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan turun, mata dan ubun-ubun
besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering. Berdasarkan banyaknya cairan dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan
4
berat.

d. Penyebab Diare.
Diare disebabkan oleh berbagai faktor yaitu 4 :

1. Faktor infeksi
a. Infeksi Enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi:
- Infeksi bakteri : Vibrio, Escherichia coli, Salmonella, Shigella,
Compylobacter, Yersinia,Aeromonas, dan sebagainya
- Infeksi virus : Entererovirus, Adeno-virus, Rotavirus,Astrovirus dan lain-
lain.
- Infeksi parasit : cacing , frotozoa, dan jamur
b. Infeksi Parental ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut
(OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, enselafalitis, dan
sebagainya.Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2
tahun.

2. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat, disakarida,monosakarida. Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering .
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan

Makanan basi,beracun, alergi terhadap makanan.

e. Pemeriksaan diagnostik
Ada bebererapa cara pemeriksaan diagnostik untuk mengetahui diare3:
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis
2. Pemeriksaan darah : Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah
4. Duodenal intubation

f. Penatalaksanaaan medik
Dengan memastikan tanda-tanda dehidrasi cegah perburukan dan bawa ke fasilitas
kesehatan. Tanda-tanda dehidrasi pada anak :
1. Tanpa Dehidrasi : sadar, mau minum normal, kelopak mata normal, air mata banyak,
mulut tidak kering, kulit tidak keriput. Urin normal. Berat badan turun<5%. Terapi
penggantian Cairan Rehidrasi Oral (CRO) 10ml/kgBB/setiap diare: 2-5 ml/kgBB setiap
muntah.
2. Dehidrasi ringan-sedang : rewel, gelisah, tampak kehausan dan minum dengan cepat,
kelopak mata cekung, air mata berkurang, mulut kering, kulit pucat, urin berkurang,
berat badan turun 5-10% dari BB sebelumnya. Diberikan rehidrasi dengan CRO
75mg/kgBB/3jam dan penggantian cairan sama seperti dehidrasi ringan.
3. Dehidrasi berat : lemah, tidak sadar, tidak mau minum, kelopak mata sangat cekung,
sangat kering, kulit pucat, berat badan turun>10%bb sebelumnya. Terapi rehidrasi
dengan cairan intravena ( infus ) untuk itu segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
4. Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah4 :

1. Pemberian cairan, berdasarkan jenis cairan, cara memberikan cairan, dan jumlah
pemberiannya.Pemberian cairan dapat terbagi menjadi:
- Cairan Per oral.Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberian
per oral berupa cairran yang berisikan NaCL dan NaHCO3, KCL,dan glukosa.
Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan kadar natrium
90mEq/L.Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang kadar
Natrium 50-60 mEq/L.Formula lengkap sering disebut oralit.Cairan Sederhana
yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanyya mengandung garam
dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air yang diberi garam dan gula, untuk
pengobatan sementaramdirumah sebelum dibawa berobat kerumah
sakit/pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.
- Cairan Parenteral. Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien.Tapi itu semua tergantung pada ketersediaannya cairan
setempat.Pada umumnya cairannya cairan Linger Laktat(RL) selalu tersedia di
fasilitas kesehatan dimana saja.Mengenai berapa banyak cairan yang diperlukan
bergantung pada berat/ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
- Cairan pasien Malnutrisi energi Protein tipe marasmik.Diare dengan dengan
tipe berat.misalya dengan berat badan 3-10 kg,umur 1 bulan-2 tahun. Jumlah
cairan 200 ml/kg BB/24 jam.Kecepatan tetesan 4 jam pertama pada pasien
MEP.Jenis cairan DG aa.20 jam berikutnya 150ml/kg/BB/20jam.Selain
pemberian cairan pada pasien yang telah disebutkan masih ada ketentuan
pemberian pada pasien lain.

2. Ditetik ( cara pemberian makanan ). bagi penderita diare, pemberian makanan


harus diatur,misalnya memakan makanan setengah padat(bubur) atau setengah padat
(nasi Tim)
3. Obat-obatan. Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang
melalui tinja atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau karbohidrat lain.
f. Pencegahan
Untuk memperkecil kemungkinan terkena diare,perlu diperhatikan makanan dan
minuman yang di konsumsi. Diare dapat dicegah Dengan cuci tangan pakai sabun setelah
makan, setelah buang air besar, dan sebelum menyiapkan makanan. Dan air yang
dikonsumsi perlu diolah dengan direbus. 1

Anda mungkin juga menyukai