Anda di halaman 1dari 100

Y N

Widyaiswara Madya
BPSDM Prop. KALBAR

Yuni.Djuachiriaty09@gmail.com
081350029111

August 31, 2021 2


AGENDA/MATA PELATIHAN
Agenda 2 dan 3 di Tempat Kerja
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN
AGENDA 1 SIKAP
PERAN PNS DALAM
PRILAKU BELA NEGARA
NKRI

WAWASAN KEBANGSAAN DAN MANAJEMEN ASN,


NILAI-NILAI BELA NEGARA, WHOLE OF
ANALISIS ISU KONTEMPORER, GOVERNMENT,
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA PELAYANAN PUBLIK

AGENDA II NILAI-NILAI
DASAR PNS AGENDA IV HABITUASI

MERANCANG
AKTUALISASI,
ANEKA PEMBIMBINGAN
PENULISAN RANCANGAN
AKTUALISASI, EVALUASI
RANCANGAN
AKTUALISASI,
PEMBEKALAN HABITUASI
KOMITMEN MUTU
ETIKA PUBLIK
NASIONALISME
AKUNTABILITAS

ANTI KORUPSI
• RELIGIUS (PATUH AJARAN
AGAMA) • Jujur •EFEKTIF • Jujur
• Tanggung • HORMAT MENGHORMATI

jawab • KERJASAMA •EFISIEN


• TIDAK MEMAKSAKAN
• Ber- • Disiplin
KEHENDAK
tanggung
• Jujur •BER-
• JUJUR
jawab • Tanggung
• AMANAH (DAPAT DIPERCAYA) ORIENTASI
• Kejelasan • ADIL MUTU jawab
Target • PERSAMAAN DERAJAT • Integritas
• TIDAK DISKRIMINATIF tinggi •INOVASI • Kerja keras
• MENCINTAI SESAMA MANUSIA
• Netral
• TENGGANG RASA

• MEMBELA KEBENARAN • Cermat • Sederhana


• Mendahulu- • PERSATUAN • Disipilin
kan kepenti- • RELA BERKORBAN
ngan publik • CINTA TANAH AIR
• Hormat • Mandiri
• MEMELIHARA KETERTIBAN • Sopan
• Adil • DISIPLIN • Taat pada • Adil
• MUSYAWARAH
peraturan
• Transparan
• KEKELUARGAAN
perundang-
• MENGHORMATI KEPUTUSAN
undangan • Berani
• TANGGUNG JAWAB
• Konsisten • KEPENTINGAN BERSAMA

• GOTONG ROYONG
• Taat • Peduli
• SOSIAL
• Partisipatif • TIDAK MENGGUNAKAN HAK perintah
YANG BUKAN MILIKNYA

• HIDUP SEDERHANA

• KERJA KERAS
• MENGHARGAI KARYA ORANG
• Menjaga
LAIN
rahasia
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
LATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
STRUKTUR
KURIKULUM (1)
A. Kurikulum Pembentukan Karakter PNS, yang
terdiri dari:
1. Agenda Sikap dan Perilaku Bela Negara (I)
2. Agenda Nilai–Nilai Dasar PNS (II)
3. Agenda Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI
(III)
4. Agenda Habituasi (IV)

B. Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis


Bidang Tugas

LOGO
AGENDA II, NILAI-NILAI DASAR
PROFESI PNS

Dalam agenda ini, terdapat 5 mata pelatihan yaitu:

1. AKUNTABILITAS
2. NASIONALISME
3. ETIKA PUBLIK
4. KOMITMEN MUTU
5. ANTI KORUPSI
Dari Agenda ke DUA ini, sekarang akan
disampaikan mata diklat NASIONALISME

LOGO
AGENDA III, KEDUDUKAN DAN PERAN
PNS DALAM NKRI

Dalam agenda ini, terdapat 3 mata pelatihan yaitu:

1. Pelayanan Publik
2. Manajemen ASN
3. Whole of Government

LOGO
KURIKULUM & PENYELENGGARAAN
PELATIHAN DASAR CPNS
33 hari kerja (288 JP) klasikal, 80 hari (853
JP) non klasikal di tempat kerja, total 113
hari kerja
1. Mentor
2. Coach di tempat PNS
pelatihan Profesional
berkarakter
(Materi Institusional: Kebijakan pelayan publik
Pengembangan SDM Aparatur Evaluasi Akhir
dan MTSL) Agenda IV
1.Pembentukan Karakter
Habituasi 2.Penguatan kompetensi
Agenda III teknis bidang
Agenda II: Nilai-Nilai
Dasar ASN Kedudukan dan
ANEKA Peran PNS dalam
NKRI
Studi Lapangan
1. Manajemen
ASN
2. Pelayanan
Agenda I: Sikap Publik
Prilaku dan Disiplin 3. WoG
PNS (TUS,
Kes.Jas&Men, 4. SL
Keprotokolan

Teknis Umum /Administrasi;dan


Orientasi Peserta Coach di tempat Teknis substantif
kerja

Waktu Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kompetensi Bidang Tugas


LOGO
TAHAP
PEMBELAJARAN
Evaluasi PNS
PROFESIONAL
Akhir YANG
BERKARAKTER
Agenda IV SEBAGAI
Oreintasi Peserta Habituasi PELAYAN
MASYARAKAT

Agenda I: Bela
Negara
Agenda III: Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI

Agenda II: Nilai-Nilai


Dasar PNS
Penguatan Kompetensi
Teknis Bidang Tugas

LOGO
PENGALAMAN BELAJAR
PESERTA

Menghasilkan (abstract
conceptualization): menulis
jurnal, membuat rencana aksi
penerapan intervensi pada
issue tertentu

Mengalami (concrete
experience): visitasi, nonton
film, bahas kasus yang Aplikasi (active
relevan dengan issue experimentation) :
alumni menerapkan
value (harus dipantau
Mendalami (reflective oleh penyelenggara
Membaca observation): diskusi, self- dan user) pada issue
materi Diklat dialogue, menceritakan kembali, tertentu
secara E- mengkritisi, memverifikasi value
learning pada proses intervensi Tahap Aktualisasi

LOGO
EVALUASI PESERTA
(AKHIR)

Bobot
No Komponen Penilaian
(%)
1 Sikap Perilaku (agenda 1) 10
2 Akademik (agenda 2 dan 3) 20
3 Aktualisasi (agenda 4) 50
4 Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas 20
Jumlah 100

LOGO
ASPEK PEMBELAJARAN
NASIONALISME

Jumlah jam 12 JP
540 menit = 4 sesi

5 Pokok Bahasan

Disajikan dengan multi


methode
LOGO
AGENDA II : NILAI-NILAI DASAR PNS (ANEKA)

NASIONALISME
LOGO
MENGAPA PENTING

LOGO
LEARNING SPIRIT
LOGO
What do you hope… from this session

LOGO
DIDEPAN SAUDARA ADA GAMBAR POHON,
POHON ITU KITA SEBUT POHON HARAPAN

SILAHKAN SAUDARA MENULISKAN


HARAPAN SAUDARA SETELAH MENGIKUTI
MATA DIKLAT NASIONALISME DI METAPLAN
YANG TELAH DIBAGIKAN, SETELAH ITU
TEMPELKAN HARAPAN SAUDARA DI GAMBAR
POHON HARAPAN TERSEBUT.

BPSDM Provinsi Kalimantan LOGO


Tengah
DESKRIPSI SINGKAT
Mata Diklat ini akan membahas bagaimana
Pembentukan Karakter melalui penanaman
nilai-nilai Pancasila dalam menumbuhkan
nasionalisme Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa, beserta analisis dampaknya
apabila tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan
tugas dan jabatannya.
HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini,


peserta memiliki pemahaman nilai-nilai
nasionalisme Pancasila dan mampu
mengaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. Memahami peranan Pancasila dalam
menumbuhkan nasionalisme ASN.
2. Memahami fungsi dan peran ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik;
3. Memahami peran ASN sebagai pelayanan
publik;
4. Memahami fungsi ASN sebagai perekat &
pemersatu bangsa ;
5. Menganalisis dampak apabila tidak
mengaplikasikan nilai-nilai nasionalisme
Pancasila dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
MATERI POKOK
1. Peranan Pancasila dalam menumbuhkan
nasionalisme ASN.
2. ASN sebagai pembuat dan pelaksana
kebijakan publik.
3. ASN sebagai pelayan publik
4. ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa
5. Implementasi nilai-nilai Nasionalisme
Pancasila dalam tugas jabtannya
PANDANGAN ATAU PAHAM KECINTAAN MANUSIA
INDONESIA TERHADAP BANGSA DAN TANAH AIRNYA
YANG DIDASARKAN PADA NILAI-NILAI PANCASILA

DENGAN INDIKASI :
❑ MENEMPATKAN PERSATUAN KESATUAN, KEPENTINGAN DAN
KESELAMATAN BANGSA DAN NEGARA DI ATAS KEPENTINGAN
GOLONGAN

❑ MENUNJUKKAN SIKAP RELA BERKORBAN DEMI


KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA DLLL

LEMBAGA
ADMINISTRASI
NEGARA
ASN YG MAMPU MENGAKTUALISASIKAN WAWASAN
KEBANGSAAN DAN JIWA NASIONALISME DLM MENJALANKAN
PROFESINYA SBG PELAYANAN PUBLIK YG BERINTEGRITAS

ASN sebagai pelaksana ASN sebagai pelayan ASN sebagai perekat


kebijakan publik publik dan pemersatu bangsa

SILA 1 SILA 2 SILA 3 SILA 4 SILA 5

ASN yang memahami dan memiliki kesadaran


mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
pelaksanaan tugasnya

ASN YANG MEMILIKI


NASIONALISME KUAT
PEMBUAT DAN
PELAKSANA
KEBIJAKAN
PUBLIK

PELAYAN
APARATUR SIPIL
PUBLIK
NEGARA

PEREKAT DAN
PEMERSATU
BANGSA
BANGSA SBG PROSES POLITIK
OLEH ASPIRASI RAKYAT

SBG PROSES BUDAYA


GAMBARAN CIRI/KARAKTER MASY
• ERNEST RENAN
KLASIK : “Le Desir D’etre Ensamble”
TEORI
bangsa sebagai jiwa yang mengandung
kehendak bersatu (Le desir D’etre Ensemble)
• OTTO BAUER
“Eine Charakter Gemeinschaft”
Satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan
nasib (EineCharakter Gemeinschaft),
MODERN : • BUNG HATTA
“Keinsyafan sbg satu Persekutuan yg
tersusun menjadi satu karena percaya
akan persamaan nasib & tujuan

• BUNG KARNO
“Himpunan masy (menunjuk Teori Renan &
Bauer) yang bersama-sama tinggal dlm
satu kesatuan Geopolitik”
PENGARUH • GLOBALISASI
LINGKUNGAN • TUNTUTAN
PERUBAHAN
TUMBUH BERKEMBANG

BANGSA
TINGGAL NAMA
INDONESIA

RASA & SEMANGAT


LATAR BLKG SEJARAH BUDAYA
KEBANGSAAN
PEMBENTUK
(WAWASAN KEBANGSAAN) GEOGRAFI

PERSATUAN
& KESATUAN
MANIFESTASI KESADARAN
NASIONAL YANG MENGANDUNG
CITA-CITA DAN PENDORONG
SECARA BAGI SUATU BANGSA BAIK
POLITIK UNTUK MEREBUT
KEMERDEKAAN MAUPUN
SEBAGAI PEDORONG UNTUK
MEMBANGUN DIRINYA MAUPUN
LINGKUNGAN MASYARAKAT,
BANGSA DAN NEGARANYA

SUATU SIKAP YANG


NASIONALISME SECARA MENINGGIKAN BANGSANYA
SEMPIT SENDIRI, SEKALIGUS TIDAK
MENGHARGAI BANGSA LAIN
SEBAGAIMANA MESTINYA

SECARA
PANDANGAN TENTANG RASA
LUAS CINTA YANG WAJAR TERHADAP
BANGSA DAN NEGARA SERTA
❑ Nasionalisme berperan dalam pembinaan kharakter bangsa, MENGHORMATI BANGSA LAIN
pengawal nation building, dan pengerat integrasi nasional.
NASIONALISME PANCASILA
Menempatkan persatuan
kesatuan di atas kepentingan
pribadi/golongan

Sikap rela berkorban


pandangan atau
paham kecintaan
manusia Bangga sebagai bangsa

DIARAHKAN
Indonesia
Indonesia
terhadap bangsa
Persamaan hak, derajat dan
dan tanah airnya
kewajiban
yang didasarkan
pada nilai-nilai
Pancasila
Mencintai sesama manusia

Sikap tenggang rasa


KAITAN WASBANG, WASNUS DGN
NASIONALISME
➢Wawasan adalah pandangan atau paham tentang suatu hal
atau konsepsi cara pandang

➢Wawasan kebangsaan dimiliki oleh setiap bangsa yang


bernegara.

➢Wawasan kebangsaan sebagai landasan psikologis dan demi


eksistensinya di tengah kehidupan bangsa-bangsa lain di dunia.
WAWASAN KEBANGSAAN

1. CARA PANDANG BANGSA INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-


UNDANG DASAR 1945 TENTANG DIDIRI DAN LINGKUNGANNYA DALAM
MENGEKSPRESIKAN DIRI SEBAGAI BANGSA INDONESIA DI TENGAH-TENGAH
LINGKUNGAN NUSANTARA ITU

2. CARA PANDANG BANGSA TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA, DIDASARI OLEH


FALSAFAH CITA-CITA DAN TUJUAN NASIONAL ATAU IDEOLOGINYA SERTA
KEMUNGKINAN PENYESUAIANNYA DI DUNIA YANG TERUS BERUBAH (DINAMIS).
Lemhanas.

NILAI-NILAI YANG MENGUATKAN:


a. Pengorbanan
b. Kesederajatan→ kesediaan mengambil peran yang sama dalam perjuangan mewujudkan
cita-cita bersama (mencapai taraf hidup yang lebiH sejahtera). Nilai ini juga mendorong
sikap untuk mengambil peran dalam rangka ikut menciptakan perdamaian abadi di dunia,
di antara bangsa-bangsa.
c. Kekeluargaan→ kesediaan untuk menjalin hubungan harmonis antar kelompok
masyarakat bangsa dan antar bangsa dalam prinsip saling membutuhkan, tanpa harus
mengorbankan eksistensi kultural ataupun kepentingan nasional.
Kesamaan
rasa dimiliki
dan memiliki

Eksistensi
Suatu
bangsa

nasionalisme
❑MENEMPATKAN
PERSATUAN
KESATUAN,
KEPENTINGAN
DAN
PANDANGAN ATAU
KESELAMATAN
PAHAM KECINTAAN
NASIONALISME BANGSA DAN
NASIONALISME MANUSIA INDONESIA
PANCASILA NEGARA DI ATAS
BANGSA TERHDP BGS DAN
KEPENTINGAN
INDONESIA TANAH AIRNYA YG
GOLONGAN
DIDSARKAN PD NILAI-
NILAI PANCASILA
❑MENUNJUKKAN
SIKAP RELA
BERKORBAN
DEMI
KEPENTINGAN
BNGSA DAN
NEGARA DLLL
MASALAH
BANGSA

1. IDEALISME KEBANGSAAN MENURUN.


2. BERPIKIR MENGECIL / MEMECAH → SIKAP KELIRU THD OTODA.
3. GEJALA ETNISITAS.
4. DISIPLIN RENDAH → RUSAK LINGKUNGAN.

NAT’L POWER
GLOBALISASI
RENDAH
CARA PANDANG BGS INDONESIA
TTG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
BERDSRKAN PANCASILA DAN UUD 1945
SERTA SESUAI DGN GEOGRAFI WILAYAH
NUSANTARA YG MENJIWAI KEHIDUPAN
BANGSA DALAM MENCAPAI TUJUAN
DAN CITA-CITA NASIONALNYA.
Hakikat
❑ Kesamaan persepsi komponen bangsa sebagai dasar
terbangunnya rasa dan semangat kebangsaan dan
kenusaan (nasionalisme) yang tinggi dalam semua
aspek kehidupan nasional.

❑ Hakikat Wawasan Nusantara menghendaki


dimilikinya sikap untuk segera mengakhiri kesetiaan
terhadap kelompok (partai, golongan, suku bangsa
dan seterusnya) atau kepada perseorangan, begitu
kesetiaan terhadap bangsa dan negara diperlukan.
KETERKAITAN WASBANG
DAN WASNUS
❑ WASBANG dimiliki oleh setiap bgs yg menegara.
Setiap bgs membutuhkannya sbg landasan psikologis
dan demi eksistensinya di tengah kehidupan bangsa-
bangsa lain di dunia.
❑ Wawasan Nusantara → bentuk konkrit (implementasi)
wawasan kebangsaan.
Wawasan Nusantara pada dasarnya adalah WASBANG
yg kemudian diangkat menjadi Wawasan Nasional
Indonesia. Wawasan Nusantara lebih bermakna khas
Indonesia yg merupakan negara kepulauan. Wawasan
Nusantara lebih spesifik mengacu pada cara pandang
bgs Indo dgn menekankan pd konteks pemanfaatan
geopolitik dan geostrategi sbg negara kepulauan yang
didasarkan pd nilai Pancasila dan UUD 1945 untuk
mencapai tujuan nasional.
KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN
KEBANGSAAN
UNIVERSAL

SPIRIT WAWASAN
NUSANTARA

NEG. KEPULAUAN POSISI SILANG

PENGERTIAN :

“CARA ➢ NILAI STRATEGIS.


PANDANG BGS ➢ MENGANDUNG KERAWANAN
THD DIRI & TINGGI
LINGK .....DST” → SATU PERSEPSI
→ HAN PERSATUAN & KESATUAN
WASANTARA SBG LAND. VISIONAL

→ INTERPRETASI TTG :

CITA-CITA NASIONAL
➢ MERDEKA
➢ BERSATU
➢ BERDAULAT
➢ ADIL
➢ MAKMUR
➢ BERKEHIDUPAN KEBANGSAAN YG BEBAS
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
o Pelayanan Publik o Orientasi Pada
o Profesional Pluralitas kepentingan
o Kompetensi Globalisasi Publik
(Pengetahuan, o Mengutamakan
Perilaku, Skill) kepentingan
o Etika Profesi Publik
o Memahami bidang o Etika publik
tugas o Nilai-nilai publik
o Berorientasi pada o Public trust
mutu/kualitas;
o Budaya o Pemersatu bangsa
o Pengawal negara
Pelayanan ASN
o Mementingkan
o Tidak Diskriminatif kepentingan negara
o Membangun o Loyalitas pada negara
kepercayaan bukan yang lainnya
publik o Semangat Nasionalisme
o Wawasan Kebangsaan
Desentralisasi o Menciptakan kondisi
aman dan damai
Sumber: presentasi Dr. Adi Konflik o Keragaman/pluralisme
Suryanto, M.Si
APARATUR SIPIL NEGARA
• Harus Paham
Sejarah Bangsa
Indonesia ➢ Berintegritas
• Harus memiliki jiwa ➢ Berwawasan
nasionalisme Kebangsaan yang
Kuat
• Sebagai Pelaksana
➢ Berorientasi
Kebijakan Publik kepublikan yang kuat
• Sebagai Pelayan ➢ Mementingkan
Publik kepentingan nasional
• Sebagai Perekat dan di atas segalanya
Pemersatu Bangsa
INDONESIA PUSAKA

INDONESIA TANAH AIR BETA


PUSAKA ABADI NAN JAYA

INDONESIA SEJAK DULU KALA


SLALU DIPUJA-PUJA BANGSA

DISANA TEMPAT LAHIR BETA


DIBUAI DIBESARKAN BUNDA

TEMPAT BERLINDUNG DI HARI TUA


SAMPAI AKHIR MENUTUP MATA

WAWASAN KEBANGSAAN DALAM KERANGKA NKRI15-03-2018


NILAI-2 NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN
Dasar ontologis Pancasila adalah kehendak mencari titik
temu ("persetujuan") dlm menghadirkan kemasalahatan-
kebahagiaan bersama dlm suatu masyarakat bgs yg
majemuk

KEHIDUPAN NEGARA-BANGSA

TITIK
TUMPU TITIK
TEMU
VISI DAN MISI BERNEGARA
BERDASARKAN PANCASILA

Menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,


adil dan makmur

Melindungi
segenap Ikut melaksanakan
bangsa Mencerdaskan ketertiban dunia
Indonesia dan Memajukan kehidupan berdasarkan
seluruh kesejahteraan bangsa kemerdekaan,
tumpah darah umum perdamaian abadi dan
Indonesia keadilan sosial
5 Isu 1. PEMAHAMAN PANCASILA

Strategis •


Wawasan Kesejarahan (Historis)
Wawasan Konseptual
Wawasan Yuridis
• Wawasan Visional
PEMBINAAN IDEOLOGI • Wawasan Implementatif (Dimensi
PANCASILA Pengetahuan/Filosofis, Keyakinan
dan Tindakan)
2. INKLUSI SOSIAL
→ WAWASAN DASAR IDEOLOGI
• Menguatnya gejala polarisasi dan PANCASILA
fragmentasi sosial baik berbasis 3. KEADILAN SOSIAL
identitas keagamaan, kesukuan,
• Kebijakan pembangunan yang masih
golongan dan kelas-kelas sosial;
berorientasi pada peningkatan
• Menguatnya politisasi identitas baik
pertumbuhan ekonomi daripada
berdasarkan suku, ras maupun
peningkatan pemerataan;
agama;
• Masih lemahnya kerangka regulasi
• Lemahnya budaya kewargaan;
yang mendorong kemandirian & inklusi
ekonomi dan yang lebih mengutamakan
4. PELEMBAGAAN PANCASILA kepentingan nasional;
• Masih tingginya tingkat kesenjangan
• Lemahnya institusionalisasi nilai-
(disparitas) sosial dan ekonomi.
nilai Pancasila dalam kelembagaan
sosial politik, ekonomi dan budaya; 5. KETELADANAN PANCASILA
• Kurangnya konsistensi dalam • Semakin maraknya sikap dan perilaku
menjadikan Pancasila sebagai destruktif yg lebih mengedepankan hal-
sumber dari segala sumber hukum hal negatif di ruang publik;
dalam pembentukan peraturan • Kurangnya apresiasi dan insentif
perundang-undangan s/d perda; terhadap prestasi dan praktik-praktik
baik/ teladan di masyarakat.
Jalur penguatan pemahaman Pancasila,
Jalur pemahaman menuju Indonesia cerdas 1 Kalau
kewargaan.
Pancasila
Jalur kerukunan kebangsaan,
2 ingin menjadi
Jalur kerukunan menuju Indonesia bersatu.
ideologi yang
Jalur pendekatan keadilan sosial, Jalur
bekerja
keadilan menuju Indonesia berbagi
3
kemakmuran. (working
jalur pelembagaan Pancasila dlm pranata ideology),
kenegaraan-kemasyarakatan, Jalur
pelembagaan menuju Indonesia tertata- 4 setidaknya
terlembaga. ada 5 jalur
Jalur penyuburan keteladanan, Jalur yang harus
keteladanan
Menuju Indonesia terpuji. Itulah jalan
5 diarungi :
kebahagiaan-kemajuan hidup bersama"
Pemahaman
Pancasila
Intensitas pembelajaran Pancasila selama era reformasi
1 mengalami penurunan yang mengakibatkan kurangnya
wawasan Pancasila di kalangan pelajar dan kaum muda.

2 Kurangnya efektivitas dan daya tarik pembelajaran Pancasila


secara isi dan metodologi.

3 Masih adanya distorsi sejarah akibat kurangnya akses


terhadap sumber-sumber otentik.

4 Sosialisasi Pancasila yang dilaksanakan oleh K/L pada


umumnya kurang terencana, terstruktur dan terkoordinasi.

5
Rendahnya tingkat kedalaman literasi masyarakat Indo secara
umum yg berakibat menurunnya daya pikir dan nalar kritis.
Pemahaman terhadap Pancasila belum sepenuhnya
6 dikembangkan secara ilmiah baik melalui pendekatan
intradisplin, multidisiplin, dan transdisiplin.
Pemahaman dan Implementasi
Nilai-Nilai Ketuhanan

1. Sejarah Nilai-nilai Ketuhanan Dalam


Masyarakat Indo,
2. Nilai-nilai Ketuhanan Dlm Perumusan
Pancasila
3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai
Ketuhanan
4. Implementasi Nilai-Nilai Ketuhanan.
Ad .1. Sejarah Nilai Ketuhanan

1. Masy. Pra sejarah sdh mengenal agama lama/tua (wiwitan,


anemisme, dinamisme, kepercayaan)
2. Hindu, Budha, abad 3, (Pedagang India)
3. Islam abad 7 (Timteng, India, China).
4. Kristen abad 16 (Eropa)
5. Pemerintah Liberal, Sekulerisasi Politik abad 19, Sekolah, Elit
Pribumi.
6. BPUPKI (anggota 63---13 islam) islam dilarang masuk poltik
7. Sarikat Dagang Islam (1908), Muhammadiyah (1912), NU
(1926), Serikat Islam (1911).
8. Puncaknya--- Pergerakan dan Parpol (1920-an) dg menambah
nama INDONESIA (PSII, PPKI, PKMI, DST)
Ad.2. Nilai Ketuhanan Dlm Perumusan
Pancasila

1. Agoes Salim (Tokoh SI) gagasan ttg Kebangsaan).


2. Soekarno : Nilai Ketuhanan sbg Pembeda
Nasionalisme Gaya Eropa (Nasionalisme Indo)
3. Muncul dua Gol Kebangsaan (Jawa Hokokai) dan
Gol Islam (Masyumi) : Pentingnya Nilai Ketuhanan
dalam bernegara.
4. Sidang BPUPKI, Soekarno membentuk Panitia 9
utk menyusun Pembukaan UUD
5. Pidato 1 Juni 1945 tdk mendukung Islam sbg dasar
Negara. Namun Prinsip Ketuhanan sbg salah satu
Sila dari filosofi dasar Negara Indonesia.
Ad.3. Perspektif Nilai Teoritis Ketuhanan

1. Adanya kompromi antara paham


kebangsaan dg Otoritas Agama.
2. Negara modern demokrastis, bukan
krn ada tdknya pemisahan paham
negara dan agama.
3. Mengembangkan toleransi kembar
dalam konstrusi politik.
Ad.4. Implementasi Nilai Ketuhanan

1. Mendudukan Pancasila secara


proporsional.
2. Melibatkan nilai-nilai moral universal
Agama dlm kehidupan masy
3. Nilai-nilai moral Ketuhanan sbg
landasan pengelolaan masy. yg
majemuk.
4. Pancasila tdk mengenal Negara Agama,
buka negara sekuler.
Sila Pertama
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing2 secara
berkeadaban.
2. Saling menghormati pilihan agama dan kepercayaan
serta kebebasan menjalankan ibadah menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.
3. Menumbuhkan semangat ketuhanan yg welas asih dan
toleran dlm kehidupan intra dan antar-agama dgn tdk
menempuh cara2 kekerasan dan pemaksaan keyakinan
keagamaan kpd org lain.
4. Mengembangkan pergaulan dan kerjasama antar
pemeluk agama dan kepercayaan yg berbeda-beda shg
terbina kerukunan hidup.
Pemahaman dan Implementasi
Nilai-Nilai Kemanusiaan

1. Sejarah Nilai Kemanusiaan Dalam


Masyarakat Indo,
2. Nilai-nilai Kemanusiaan Dlm
Perumusan Pancasila
3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai
Kemanusiaan
4. Implementasi Nilai-Nilai
Kemanusiaan.
Ad.1. Sejarah Nilai Kemanusiaan dalam
Masyarakat Indonesia.
1. Sejak dulu bgs indo sdh berinteraksi dgn bgs lain
melalui aktivitas dagang.
2. Negara kepulauan terbesar, letak yg strategis.
3. Nilai positif, tumbuh nilai kekeluargaan antar bgs dan
kemanusiaan, dg menakluk samudera dan benua.
4. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya (abad 7-13M) di Sumatera
dan Majapahit (abad 13-15M) di Jawa
5. Pengaruh Perdagangan India, Arab, Persia, Cina dan
Eropa, sampai jaman penjajahan kolonial, shg abad 20
muncul Pergerakkan Sosial, Semangat Kebangkitan,
Ekspansi beragam ideologi, negosiasi, nasionalisme yg
terbuka universal, pergaulan antar bgs yg bebas.
Ad.2. Nilai Kemanusiaan Dlm Perumusan
Pancasila

1. BPUPKI, tanggal 25 Mei 1945 Radjiman


Wideodiningrat (ketua) : Pentingnya Gotong
Royong dlm keluarga bgs maupun antar bgs.
2. Kegotongroyongan akan melahirkan
kemakmuran Asia Timur Raya (Jepang).
3. Perdamaian yg bersendikan kekeluargaan.
4. Kemanusiaan dlm Sifat Adil dan Beradab,
pidato Soekarno pada 1 Juni 1945
Ad.3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai
Kemanusiaan

1. Dampak Kemenangan negara demokratis


barat, melahirkan pemikiran sistem Pem-an
demokratis.
2. Kesadaran akan HAM pasca PD II, 10 Desemb
1948 disepakati Universal Declaration of
Human Rights, ada 30 psl berisi pokok
padangan Majelis Umum PBB ttg Jaminan
HAM di bid. Pol, Ek, Sosial, dan Budaya.
3. Perang dingin Blok Barat (AS) vs Blok Timur
(Uni Soviet). Ind konsisten dg Non Blok.
Ad.4. Implementasi Nilai Kemanusiaan

1. Embrio bgs Indo lahir dari pandangan kemanusiaan


universal hsl interaksi peradaban dunia.
2. Kemerdekaan sbg ungkapan bhw dunia hrs
dibangun atas dasar kesederajatan antar bgs dan
egalitarian antar umat manusia.
3. Manusia tumbuh sebagai manusia yg berbudaya
dan berkiprah di pentas pergaulan dunia
4. Tujuan negara melindungi seluruh tumpah darah
indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bgs.
5. Menjdi pedoman politik luar negeri, menjaga
ketertiban dunia.
6. Prinsip Kemanusiaan dan Keadilan.
Sila Kedua
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dgn menghormati
hak dasar manusia sbg individu, sbg warga, dan sbg
bagian dari kolektivitas.
3. Mengembangkan rasa kemanusiaan dan budi pekerti
kemanusiaan terhadap sesama manusia dan makhluk
lainnya serta gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
4. Berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan demi
martabat kemanusiaan.
5. Bangsa Indonesia merasa dirinya sbg bagian dari
seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap
DARI SABANG SAMPAI MARAUKE
BUKAN HANYA UNTAIAN KATA

DARI SABANG SAMPAI MARAUKE


ADALAH KESATUAN GEOGRAFIS
KESATUAN POLITIS DAN KESATUAN
ADMINISTRASI, SEKALIGUS

TETAPI YANG LEBIH PENTING DARI ITU


DARI SABANG SAMPAI MARAUKE
ADALAH SATU KESATUAN SEMANGAT,
SATU KESATUAN KEHENDAK DAN SATU
KESATUAN CITA-CITA

UNTUK MENUJU
INDONESIA YANG MAJU
DAMAI DAN SEJAHTERA

(BUNG KARNO)
Pemahaman dan Implementasi
Nilai-Nilai Persatuan Indonesia

1. Pendekatan Historis,
2. Tumbuhnya Kesadaran Nasionalisme
Purba dan Nasionalisme Tua.
3. Nasionalisme Indonesia : Perspektif
Teoritis
4. Implementasi Nilai-Nilai Persatuan
dalam Membangun Semangat
Nasionalisme.
Ad.1. Pendektan Historis

1. Negara Kepulauan, Letak Strategis, Pendekatan


Historis,
2. Tempat awal persemaian manusia jenis homo
sapiens (Ras Mongoloid dan Melanesoid)
3. Bukti sejarah peninggalan kuno, prasasti, tulisan
huruf palawa.
4. Riwayat bercocok tanam, perdagangan, ragam
kepercayaan animisme, VOC, Penjajahan,
sejarah kebangkitan Indo, dst.
Ad.2. Tumbuhnya Kesadaran Nasionalis
Purba dan Nasionalisme Tua.

1. Nasionalisme Purba (Archaic) Tumbuh dlm


masy yg masih sederhana, bersifat lokal.
2. Nasionalisme Tua (Proto), dilandasi oleh
gerakan sosial terorganisir (SI, SDI, STOVIA,
Boedi Oetomo, dsb
3. Afiliasi dan fusi beberapa kelompok dlm
kehidupan masy menjadi cikal bakal blok
nasionalis pada dekade berikutnya.
Ad.3. Nasionalisme Indonesia : Perspektif
Teoritis
1. Kesadaran nasional dan pembentukan kesatuan
bangsa, sbg reaksi atas negara kolonial asing.
2. Kehendak untuk menggantikan Negara Hindia
Belanda menjadi Negara Hindia (Hatta ,1982:197)
kemudian bernama Indonesia.
3. Semangat untuk mempertahankan warisan historis
tradisi kekuasaan (Cultural Nationalism)— Kerajaan
Sriwijaya, Majapahit
4. Muncul aliran2 kebangsaan, yi. Modernis,
primordialis, dan parenialis.
5. Kebangsaan Indo berupaya mencari persatuan dlm
perbedaan.
Ad.4. Implementasi Nilai-Nilai Persatuan dalam
Membangun Semangat Nasionalisme.
1. Melaksanakan sila Ketiga Pancasila dlm masyarakat
plural tdk mudah. Hrs terus dilakukan dan
ditumbuh kembangkan.
2. Kehendak untuk hidup bersama sbg pengikat
3. Semangat kebgsaan mengakui manusia dlm
keragaman, terbagi dlm golongan2.
4. Gagasan nasionalisme kebgsaan di atas utk
menolak gagasan Marxis (paham sosialis) dan
kelompok Islam (manusia atas dasar kesamaan
hamba Tuhan).
5. Semangat gotong royong, persaudaraan, pdamaian
Sila Ketiga
1. Menunjukkan rasa memiliki dan mencintai Tanah Air
dan bersedia melindungi segenap bgs dan seluruh
tumpah darah Indo.
2. Mengutumakan persatuan, kesatuan, keptgan dan
keslmatan bgs neg di atas keptingan pribadi atau
golongan.
3. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara.
4. Bangga sbg Bgs Indo dgn memuliakan potensi dan
hasil karyanya.
5. Memajukan semangat gotong-royong dan pergaulan
Pemahaman dan Implementasi
Nilai-Nilai Kerakyatan Dalam Hikmat
Kebijaksanaan dlm Permusyawaratan

1. Sejarah Nilai-nilai Permusyawaratan dalam


Masyarakat Indonesia.
2. Permusyawaratan dalam Perumusan
Pancasila.
3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai
Permusyawaratan dlm Kehidupan Berbangsa
4. Implementasi Nilai-Nilai Permusyawaratan
dalam Kehidupan Sehari-hari.
Ad.1. Sejarah Nilai-nilai Permusyawaratan
dalam Masyarakat Indonesia

1. Tradisi Musyawarah yg dilandasi semangat


kekeluargaan telah lama ada.
2. Penjajahan Pem-an Kolonial, Diskriminasi,
Penindasan tlh menggelorakan semangat
kemerdekaan dan demokrasi sesuai karakter dan
cita2 bgs. (Pem-an Desa, Ajaran Islam, Pergerakkan)
3. Pembentukan Volkstraad yg memajukan peran
masyarakat dlm pemerintahan.
4. Berdirinya berbagai pergerakkan sosial (Boedi
Oetomo, SI, partai2 politik, Dewan Rakyat).
Ad.2. Permusywrtan dlm Perumusan Pancasila
1. Kedaulatan rakyat dg semangat permusyaw sejak
sidang pertama BPUPKI 29 Mei 1945
2. M. Yamin, pentingnya kedaulatan rakyat sbg tujuan
kemerdekaan,dan PERMUSYWRATAN sbg salah
satu dasar negara.
3. Sidang hari berikutnya berkembang gagasan agar
Kepala Negara dan Parlemen dipilih oleh Rakyat.
4. Soekarno pada 1 Juni 1945 memasukkan prinsip
Mufakat atau Demokrasi sbg dasar ketiga. Krn Indo
bukan negara utk satu orang.
5. Prinsip demokrasi yg semula urutan 3 bergeser
menjadi sila ke-4. Kerakyatan yg dipimpin oleh…
Ad.3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai
Permusyawaratan dlm Kehidupan Berbangsa

1. Abraham Lincoln, demokrasi sbg pem-an dari


rakyat, oleh rakyat dan utk rakyat.
2. Model demokrasi deliberatif, yg
mengutamakan diskusi dan musyawarah utk
mencapai konsensus.
3. Pilihan demokrasi konsensus berupa
demokrasi permusyawaratan untuk
mencapai mufakat, bukan atas dasar
kekuasaan.
Ad.4. Implementasi Nilai Permusyawaratan
dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Demokrasi bukan sekedar alat, tetapi cerminan


jiwa, kepribadian, cita2 bgs Indo.
2. Adanya landasan etis dlm berdemokrasi
3. Demokrasi permusyawaratan dijalankan dlm
berbagai pilar kehdupan bernegara.
4. Demokrasi dijalankan utk memberikan pelayanan
dan kesejahteraan pada masyarakat.
5. Memahami kebutuhan rakyat sbg pemegang saham
utama pemerintahan.
Sila Keempat
1. Menghormati aspirasi dan kptingan rakyat dlm
politik dgan terus menyempurnakan sistem dan
praktik demokrasi.
2. Menghormati perbedaan pandangan dgn tdk
memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan yg menyangkut kehidupan bersama dgn
dibimbing oleh kearifan dan akal sehat sesuai dgn
hati nurani yang luhur.
4. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
Pemahaman dan Implementasi
Nilai-Nilai Keadilan Sosial

1. Perspektif Historis Nilai Keadilan


Sosial
2. Perspektif Teoritis Nilai Keadilan
Sosial.
3. Membumikan Keadilan Sosial dlam
Kerangka Pancasila.
Ad.1. Perspektif Historis Nilai
Keadilan Sosial
1. Masyarakat Adil dan Makmur telah berkobar ratusan
tahun lamanya.
2. Ungkapan “Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem
Karta Raharja”.
3. Pusat kehidupan dan peradaban dunia (jawa, sumatera,
kalimantan menyatu dg kawasan Asia Tenggara) zaman
es. Jaringan perdagangan.
4. Perkembangan kerajaan nusantara menghadapi
penetrasi dari luar/interaksi dagang.
5. Abad 16 berturut-turut masuknya kaum penjajah yg
mengeruk keuntungan ekonomi danpedagangan.
6. Muncul gagasan keadilan dan kesos oleh Sutan Sjahrir
Ad.2. Perspektif Teoritis
1. Gagasan keadilan dg Pendekatan Merkantilis yg
menekankan pentingnya regulasi negara atas
perdagangan (Aristoteles)
2. Pemikiran Islam (dinasti ummayah, abbasiyah) yg
menekankan pentingnya aspek Moralitas perilaku
boros, tamak, serakah, nafsu menimbun,
kesenangan duniawi yg berlebihan.
3. Hukum alam yg membenarkan hukum perdagangan
bebas
4. Liberalisme perdagangan dan mengurangi peran
negara (Liberalisme Klasik : Adam Smith).
Ad.3. Membumikan Keadilan Sosial
dlam Kerangka Pancasila.
1. Negara sbg orgs masyarakat bertujuan
menyelenggarakan keadilan.
2. Fungsi sosial hak milik pribadi, bukan penghapusan
hak milik.
3. Keadilan sosial merupakan perwujudan imperative
etis dari amanat Pancasila dan UUD 45.
4. Komitmen keadilan dlm Pancasila memiliki dimensi
yg sangat luas. (relasi yg adil, kesetaraan
kesempatan, akses layanan dan sumber daya,
partisipasi pengambilan kpts).
Sila Kelima
1. Mengembangkan usaha bersama dgn semangat tolong-
menolong.
2. Suka memberi pertolongan dan menjauhi sikap pemerasan
thdap orang lain.
3. Bersama-sama memperjuangkan kemandirian per
ekonomian dan kemajuan kesjahteraan yg berkeadilan.
4. Tdk melakukan kegiatan perekonomian yg memboros-kan
sumberdaya dan merugikan kesejahteraan umum.
5. Suka bekerja keras dan menghargai hasil karya org lain.
Inklusi
Sosial

1
Arus globalisasi membawa kontestasi nilai
(ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada
menguatnya kecenderungan politisasi identitas

2
Menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi
sosial baik berbasis identitas keagamaan,
kesukuan, golongan dan kelas-kelas sosial

3 Lemahnya budaya
kewargaan

4
Indonesia sebagai masyarakat plural kurang
mengembangkan wawasan dan praktik-praktik
pembelajaran multikulturalisme

5 Lemahnya kebijakan dan kepemimpinan yang


mendorong ke arah inklusi sosial
Keadilan
Sosial

Kebijakan pembangunan yang masih


1 berorientasi
pertumbuhan
pada
ekonomi
peningkatan
daripada
peningkatan pemerataan
2 Masih terjadi sentralisasi pembangunan
ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu

3
Meluasnya kesenjangan (disparitas)
sosial antar pelaku ekonomi; antar
daerah; antar bidang; antar sektor dan
antar wilayah
Keadilan
Sosial

4
Kebijakan ekonomi yang mengedepankan
sektor ekstraktif yg kurang mengembangkan
nilai tambah

5
Tingginya tingkat korupsi dan ekonomi rente
yang mengakibatkan ekonomi berbiaya tinggi
yang berimbas pada kesenjangan sosial

6
Lemahnya kerangka regulasi yang
mendorong kemandirian ekonomi dan yang
lebih mengutamakan kepentingan nasional

7
Masih lemahnya kebijakan afirmasi yang
mendorong inklusi ekonomi
Pelembagaan
Pancasila

1
Lemahnya institusionalisasi nilai-nilai
Pancasila dalam kelembagaan sosial politik,
ekonomi dan budaya
Kurangnya konsistensi dalam menjadikan
2 Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan
Masih berkembangnya bentuk-bentuk
3 dan relasi kelembagaan negara yang tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila

4 Masih lemahnya wawasan ideologi


Pancasila di kalangan penyelenggara
negara
Keteladanan
Pancasila

1
Semakin maraknya sikap dan perilaku destruktif
yang lebih mengedepankan hal-hal negatif di
ruang publik

2 Kurangnya apresiasi dan insentif


prestasi dan praktik-praktik baik
terhadap

3
Kurang pengarusutamaan keteladanan Pancasila
di ruang publik
Masih kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh
4 pemerintahan dan masyarakat

Tendensi mengedepankan kepentingan pribadi


5 dan golongan dengan mengabaikan prinsip-
prinsip kebajikan kehidupan publik
Keteladanan
Pancasila

Farha Ciciek bersama suami


mendirikan komunitas Tanoker
Ledokombo, Festival Egrang Bambang Irianto, pendiri
menjadikan Desa Ledokombo kampung 3G (Glintung Go Green)
dikenal di penjuru Indonesia di Malang adalah salah satu Ikon
adalah salah satu Ikon Prestasi Prestasi UKP Pancasila
UKP Pancasila.
Tindakan
sebagai
Karakter
Budaya
Kewargaan
Diskusi kelompok :

Berdasarkan pendekatan historis,


teoritis, dan implementasi nilai-nilai
Nasionalisme Pancasila yg telah
dijelaskan dan dipahami, saudara
diminta untuk menyusun nilai-nilai
dasar nasionalisme yg harus
diaktualisasikan selaku ASN…..
Do’a Untuk Negeri,

Untuk sebuah bangsa


Yang terlelap dalam tidur panjang
Dulu pernah bernama Sriwijaya
Kemudian menjadi Majapahit
Dan sekarang menjadi NKRI
…… tetap NKRI
Merahmu Bercahaya Dalam Haru
Putihmu Bersinar Dalam Kesedihan Do’aku
Semoga Engkau Tetap Berkibar Merah Putihku
STUDI KASUS

Wujud perkembangan pendidikan bangsa Indonesia akhir-akhir ini menjadi pudar


oleh aksi-aksi pelajar yang tidak menunjukkan jati diri bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.Disamping itu juga terdapat tindakan-tindakan kekerasan yang
dilakukan baik oleh masyarakat terhadap pendidik maupun pendidik terhadap anak
didik yang juga tidak memberi contoh keteladanan.Hal tersebut sebagai bentuk
penyimpangan dari kepribadian bangsa Indonesia. Hampir-hampir pemediaan
lewat televisi, radio, media sosial lainnya tidak pernah sepi dari fenomena-
fenomena yang terkadang mencoreng nama pendidikan di Negara ini. Fenomena
tersebut berupa aksi kekerasan yang dilakukan di sekolah-sekolah, Kasus
STPDN/IPDN, kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah usia yang dilakukan
oleh sosok pendidik, dari sektor sarana dan prasarana juga negeri ini masih dinilai
diskriminatif karena di beberapa daerah banyak terdapat sekolah-sekolah yang
hampir roboh dan dapat membahayakan murid dan guru yang sedang melakukan
aktifitas belajar mengajar.
DISKUSI KELOMPOK

▪ BAGAIMANA SIKAP SAUDARA SEBAGAI


SEORANG ASN MELIHAT FENOMENA
DIATAS ?
▪ BAGAIMANA HUBUNGANNYA DENGAN
NILAI-NILAI DASAR NASIONALISME ?
▪ DISKUSIKAN DALAM KELOMPOK DAN
PRESENTASIKAN
BIODATA NAMA
NIP
: YUNI DJUACHIRIATY,S.Psi.M.Si,Psikolog
: 19720609 199803 2 007
JABATAN : WIDYAISWARA MADYA
PENDIDIKAN : 1. SI PSIKOLOGI UNIV. MUHAMMADYAH SURAKARTA
2. PROFESI PSIKOLOG UNIV. MUHAMMADYAH SURAKARTA
3. S2 PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI,
UNIV.GAJAHMADA YOGYAKARTA

KANTOR : BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROV.


KALBAR,JL. GUSTI JOHAN IDRUS PONTIANAK
RUMAH : JL. PURNAMA AGUNG VII BLOK i/8 PONTIANAK
STATUS : MENIKAH, 2 ANAK
NO. HP : 0813 5002 9111
EMAIL : yuni.djuachiriaty09@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai