LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
1903511097
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul
“PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI SECARA TIDAK LANGSUNG” ini tepat
pada waktunya dan dalam keadaan sehat.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi Hasil Ternak. Selain itu laporan ini diharapkan dapat menambah
wawasan kepada pada pembaca mengenai perhitungan koloni bakteri yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Sri Anggreni
Lindawati, M.Si selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Hasil Ternak yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai mata kuliah ini.
Saya menyadari penulisan dari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, tata bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai acuan
untuk dapat lebih baik lagi dalam penulisan laporan di masa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
2.1 Daging ayam ............................................................................................. 4
2.2 Pertumbuhan mikroba .............................................................................. 4
2.3 Media pertumbuhan mikroba ................................................................... 5
BAB 3. MATERI DAN METODE ......................................................................... 8
3.1 Materi ....................................................................................................... 8
3.2 Metode ...................................................................................................... 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 10
4.1 Hasil........................................................................................................ 10
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 10
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
5.2 Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhitungan jumlah bakteri merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk bisa
mengetahui berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada suatu media, baik itu
koloni sel yang hidup maupun koloni sel bakteri yang mati. Koloni bakteri adalah
sekumpulan dari bakteri sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk
suatu koloni- koloni. Perhitungan koloni bakteri adalah suatu cara yang digunakan
untuk mengetahui jumlah total koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media
pembiakan. Secara mendasar terdapat dua cara untuk menghitung jumlah bakteri,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai
atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : metode cawan petri
(total plate count), perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil
atau terdekat (MPN metode), cara kekeruhan atau turbidimetri (Hadioetomo, 1990).
1
Penggunaan metode perhitungan secara langsung (Direct methode) digunakan
untuk menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup.
Sedangkan perhitungan bakteri secara tidak langsung digunakan untuk menentukan
jumlah bakteri yang hidup saja (Rosmania & Yanti, 2020). Setiap perhitungan
jumlah bakteri baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki kelemahan
masing-masing. Jumlah bakteri masih belum mendekati hasil maksimal
dikarenakan perhitungan yang melibatkan sel hidup maupun sel mati bakteri,
keterbatasan alat dan bahan saat perhitungan, keperluan persiapan alat dan bahan
yang cukup panjang, ketelitian penelitian oleh peneliti dan lain-lain (Wibowo &
Andrivani, 2016).
Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni
yang besar dimana jumlah koloni dapat dihitung sebagai satu koloni dan satu rantai
koloni (Pelgzar & Reid, 1958). Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk
mengetahui jumlah mikroba yang ada di dalam suatu bahan atau media. Dalam
praktikum ini media yang digunakan yaitu daging ayam sebagai salah satu makanan
yang berasal dari hewan ternak. Daging ayam merupakan salah satu pangan asal
ternak yang sering dikonsumsi. Harganya yang terjangkau dan mudah didapatkan
menjadi alasan sebagian masyarakat gemar mengkonsumsi daging ayam.
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daging ayam
Daging ayam merupakan bahan pangan yang mudah rusak karena pertumbuhan
bakteri. Kandungan protein dan air yang tinggi pada daging ayam, menyebabkan
daging ini mudah membusuk karena pertumbuhan mikroorganisme kontaminan
yang berasal dari lingkungan sekitar. Pembusukan daging ayam yang disebabkan
mikroba kontaminan akan semakin cepat pada kondisi lingkungan dan
penyimpanan yang kurang baik, bakteri yang sangat potensial sebagai pembusuk
daging ayam antara lain Brochothrix thermosphacta, bakteri asam laktat (BAL),
Enterobacteriaceae dan Pseudomonas spp. (Höll et al., 2016). Beberapa bakteri
patogen juga ditemukan sebagai kontaminan pada daging ayam, antara lain
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella sp., Pseudomonas sp.,
Clostridium perfringens dan Shigella flexneri (Ray & Bhunia, 2014).
Jumlah mikroba pada suatu produk dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu
metode perhitungan, yaitu perhitungan langsung (indect count) jumlah sel atau
biomassa mikroba. Perhitungan secara tidak langsung bertujuan untuk mengetahui
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup (variabel count).
4
massa sel ditentukan dengan menimbang atau mengukur berat seluruh sel biomassa
dapat dikoreksikan dengan jumlah sel dengan membandingkannya pada kurva
standar. Penghitungan tidak langsung jumlah sel mikroorganisme dalam sampel di
konsentrasikan dan ditanam pada media yang sesuai. Pertumbuhan mikroorganisme
seperti pembentukan koloni dalam medium agar digunakan untuk memperkirakan
jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam sampel (Anonim, 2008).
Metode hitungan cawan menggunakan teori bahwa setiap sel akan hidup
berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi
jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik pengitungan ini
membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan (inokulasi
pada cawan) hasil pengenceran. Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi dan
kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan yang dipilih untuk
penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik. Analisis pangan terhadap
kemungkinan adanya bakteri patogen merupakan standar yang diharuskan untuk
mengetahui kualitas pangan dan menjamin keamanan pangan (De Boer & Beumer,
1999).
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien)
yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat,
lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu
5
gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau nonmotil, medium ini
ditambahkan bahan pemadat 50% (Hadietomo, 1990).
6
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu
yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang
ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik,
garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan
bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan
lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya
medium untuk menghitung jumlah bakteri E.coli air sumur.
7
BAB 3. MATERI DAN METODE
3.1 Materi
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Pipet otomatis
4. Laminar flow
5. Kantung plastik
6. Lampu bunsen
Bahan :
Prosedur kerja di dalam perhitungan koloni bakteri secara tidak langsung dapat
dibagi menjadi tiga proses. Pertama pengambilan sampel, kedua pemupukan, ketiga
penghitungan bakteri. Secara lengkap prosedur tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut.
Pengambilan sampel :
8
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi larutan pepton 9ml.
Dalam hal ini larutan tersebut sudah dilarutkan sebesar 10-2.
4. Demikian seterusnya sampai pengenceran yang kehendaki (10-6 atau 10-7)
Penghitungan bakteri :
1. Ambilah Media kultur bakteri yang telah dibuat sehari sebelum praktikum
dari inkubator.
2. Baliklah cawan petri dengan media kultur berada diatas.
3. Berilah garis menggunakan spidol pada cawan petri menjadi empat bagian
yang sama.
4. Kemudian, hitunglah jumlah koloni bakteri.
5. Jika terdapat koloni besar yang menyatu maka koloni bakteri tersebut
dihitung sebagai satu koloni.
9
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum ini tidak didapatkan hasil secara langsung karena praktikum
dilaksanakan secara daring. Oleh karena itu, hasil dari praktikum ini adalah
simulasi., yakni:
4.2 Pembahasan
Bersarkan hasil percobaan yang diperolah, dapat terlihat pada media NA dengan
pengenceran 10-5 kali terjadi pertumbuhan bakteri dengan koloni berjumlah 4,2×105
CFU/g. Serta pada media NA dengan pengenceran 10-5 kali terjadi pertumbuhan
bakteri dengan koloni berjumlah 3,0×106. Terlihat terdapat penambahan jumlah
koloni yang signifikan seiring dengan bertambahnya pengenceran. Hal ini dapat
dikaitkan dengan konsentrasi bakteri di dalam sampel yang membuat bakteri
berkoloni secara masif.
Pada NA dengan pengenceran 10-4 memiliki kuantitas bakteri yang lebih banyak
daripada kuantitas bakteri pada pengenceran 10-5. Ketimpangan data ini juga dapat
terjadi akibat dari ketidaksesuaian lingkungan hidup mikroba pada sampel dengan
sampel itu sendiri (media dengan sampel). Mengingat terdapat media yang hanya
dapat ditumbuhi oleh beberapa jenis bakteri saja. Selebihnya data hasil praktikum
yang diperoleh ini telah menunjukan adanya signifikasi dengan percobaan-
percobaan yang dilakukan oleh praktikan lain. Dimana jumlah koloni secara umum
berkisar diantara 30-300 koloni (Penuntun Praktikum Mikrobiologi, 2019)
10
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Bakara, V.F.S. Tahsin. M., & Hasnudi. 2014. Analisis Bakteri Salmonella sp. pada
Daging Ayam Potong yang Dipasarkan Pada Pasar Tradisional dan Pasar
Modern Di Kota Medan. J. Peternakan Intergratif 3(1): 71-83. Fakultas
Pertanian USU: Medan. Dalam
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jpi/article/view/7951 diakses pada tanggal
4 Mei 2021.
De Boer dan Beumer, R. R., 1999. Methodology for Detection and Typing of
Foodborne Microorganisms. International Journal of Food Microbiology,
Volume 50, p. 119–130.
Höll, L., Behr, J, & Vogel, R.F. 2016. Identification and growth dynamics of meat
spoilage microorganisms in modified atmosphere packaged poultry meat by
MALDI-TOFMS. Food Microbiol. 6:84–91. Dalam
https://doi.org/10.1016/j.fm.2016.07.003 diakses pada tanggal 4 Mei 2021.
Madigan, MT. 2009. Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-Edisi ke-12). San
Francisco: Pearson Benjamin Cummings. hlm. hlm. 2. ISBN
9780321536150. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme
diakses pada tanggal 4 Mei 2021.
12
Pratiwi, Kartika Gema. 2015. Mikrobiologi Umum: Perhitungan Jumlah Koloni
Mikroba. Dalam https://tikagpravitri.blogspot.com/2015/09/mikrobiologi-
umum-perhitungan-jumlah.html diakses pada tanggal 3 Mei 2021.
Ray, B. & Bhunia, A. 2014. Fundamental Food Microbiology. 5 th Ed. CRC. Press
– Taylor and Francis Group. Boca Raton.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 3924 2009. Mutu Karkas dan Daging
Ayam. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Dalam
https://pdfslide.net/documents/sni-3924-2009-daging-ayam.html diakses
pada tanggal 4 Mei 2021.
13