PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan An. H dengan
gastroenteritis akut di Klinik Pratama Advent Bandung. Pembahasan bab ini terutama
4.1 Pengkajian
sebelum dibawa ke klinik. Selain itu BAB cair juga terdapat lendir berwarna
kehijauan dan BAK menjadi agak gelap dan keruh. Pasien juga tampak lemas dan
sering menangis. Keluhan dirasa sejak semalam sebelum pasien di bawa ke klinik.
Jika perut ditekan maka pasien agak teriak. Ibu pasien juga menyampaikan jika
anaknya mual, muntah dan susah makan. Menurut ibu pasien, bagian anus juga
tampak lecet dan kemerahan. Dari hasil pengkajian didapatkan tanda-tanda vital
tampak cekung, mata cekung, mukosa mulut dan bibir tampak kering, lidah tampak
kotor, turgor kulit melambat, akral dingin serta anus lecet dan kemerahan.
akut didapati perubahan konsitensi, frekuensi dan warna pada BAB pasien, distensi
abdomen dan peningkatan bising usus, nyeri di abdomen, mata tampak cekung dan
terjadi penurunan produksi air mata, ubun-ubun kepala tampak cekung, mukosa
57
mulut menjadi kering, bagian perineal anal menjadi kemerahan dan lecet. Pada
pengkajian
58
yang dilakukan pada An. H didapati hasil pengkajian memiliki kesamaan dengan
konsisten, frekuensi dan warna BAB, ubun-ubun cekung, mata cekung, mukosa mulut
kering, distensi abdomen, peningkatan peristaltik usus dan lecet serta kemerahan pada
bagian anal pasien. Dari hasil pengkajian pada pasien An.H tidak didapatkan
kesenjangan antara teori dan praktek karena semua hasil pengkajian yang dibahas
Secara teoritis, pada pasien dengan diagnosa medis gastroenteritis akut dapat
aktif.
teori dengan diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien An. H karena
4.3 Intervensi
volume cairan adalah agar masalah kekurangan volume cairan dapat teratasi.
cairan akibat BAB cair yang berlebih. Intervensi yang dilakukan adalah
cairan yang masuk ataupun keluar, monitor berat badan, dorong orang tua
dalam pemberian obat. Tujuan pada masalah yang kedua yaitu agar masalah
kebutuhan nutrisi dapat teratasi. Akibat adanya invasi bakteri pada sistem
dilakukan yaitu mengkaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah asupan nutrisi yang diperlukan pasien, berikan diet
rendah serta untuk mengurangi diare, monitor jumlah nutrisi yang dikonsumsi
pasien, kaji kebutuhan nutrisi pasien, dan monitor adanya mual dan muntah
60
pada pasien. Tujuan pada masalah yang ketiga yaitu masalah kerusakan
integritas kulit dapat teratasi. Kerusakan integritas kulit pada bagian perineal
adalah karena adanya kerjasama yang baik antara pasien dan petugas.
Karena adanya kerjasama yang baik dari pihak pasien, sehingga penulis
3) Kesenjangan
4.4 Implementasi
60
hal-hal yang menghambat serta kesenjangan antara teori dan praktek. Masalah
yang pertama
61
yaitu kekurangan volume cairan. Intervensi yang dilakukan adalah monitor status
hidrasi pasien, monitor tanda-tanda vital, monitor jumlah cairan yang masuk ataupun
keluar, monitor berat badan, dorong orang tua untuk meningkatkan asupan cairan,
observasi konsistensi feses dan kolaborasi dalam pemberian obat. Masalah yang
kedua yaitu gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi yang dilakukan
yaitu mengkaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah asupan nutrisi yang diperlukan pasien, berikan diet rendah serta untuk
mengurangi diare, monitor jumlah nutrisi yang dikonsumsi pasien, kaji kebutuhan
nutrisi pasien, dan monitor adanya mual dan muntah pada pasien. Masalah yang
ketiga yaitu kerusakan integritas kulit. Intervensi yang dilakukan yaitu membersihkan
area di sekitar perineal dengan menggunakan air bersih dan sabun, menggunakan
pakaian yang longgar, menganjurkan keluarga untuk rutin mengganti pakaian dalam
dan celana pasien, serta menganjurkan untuk menggunkana bedak. Pada tahap
3) Kesenjangan
ditetapkan tidak semua dapat dilakukan oleh karena tidak semua diagnosa
4.5 Evaluasi
sebanyak 4x, pada hari kedua masih terdapat BAB cair 2x, pada hari ketiga 1x
BAB cair dan hari terakhir sebelum pasien pulang tidak ada lagi BAB cair.
Pada masalah yang kedua, pada hari pertama masalah belum teratasi karena
mengonsumsi beberapa sendok saja dan masih disertai mual dan muntah. Pada
hari kedua pasien telah memkan makanannya sebanyak 1/3 porsi, hari ketiga
sebanyak ¾ porsi dan pada hari terakhir juga sama. Pada masalah yang ketiga,
lecet pada bagian perineal pasien di hari pertama tampak lecet dan kemerahan,
pada hari kedua hingga hari terakhir luka lecet dan kemerahan semakin
kemampuan pasien. Tidak ada perbedaan antara teori dan evaluasi yang
dilakukan.
63
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutaqqin, (2011)
baik maka akan membantu pasien agat cepat pulih dan membantu kebutuhan
cairan dan nutrisi pasien menjadi terpenuhi. Dalam tahap evaluasi, penulis
kesabaran. Dalam kasus pasien An. H, diare yang dialami oleh pasien telah
mengalami perubahan yang signifikan hingga tidak mengalami diare pada hari
terakhir perawatan.
4.6 Dokumentasi
telah diberikan disaksikan oleh petugas klinik dan tenaga kesehatan lainnya yang
menjelaskan terapi obat pulang yang diberikan, cara penggunaan dan efek
62