Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK


WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG
KABUPATEN MUARO JAMBI

Yurleni
Fakultas Peternakan Universitas Jambi
Email: yurleni@yahoo.com

ABSTRAK

Ipteks bagi masyarakat yang diadakan pada kelompok wanita tani “Sri Rezeki” di Desa
Sebapo Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi bertujuan melatih pembuatan pupuk bio
kompos yang berasal dari sampah rumah tangga menggunakan komposter skala rumah
tangga berbasis mikroorganisme lokal (MOL) yang berasal dari durian fermentasi. Target
khusus yang ingin dicapai adalah menciptakan peluang berwirausaha dengan memanfaatkan
teknologi pembuatan bio-kompos skala rumah tangga sebagai pupuk tanaman organik. Selain
itu tercapainya transfer teknologi dari pihak kampus ke masyarakat petani secara baik dan
berkelanjutan. Metode yang dipakai adalah: 1. merumuskan permasalahan yang dihadapi dan
mencarikan solusi melalui : ceramah dan diskusi, 2. Melakukan demonstrasi dan menerapkan
cara bagaimana membuat dan memperbanyak starter yang berasal dari MOL dan pemanfaatan
sampah rumah tangga sebagai sumber pupuk organik dan pestisida alami. Luaran yang akan
dihasilkan dari program pengabdian pada masyarakat ini adalah penerapan paket teknologi
berupa : pupuk bio- kompos. Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan pengabdian dilakukan
demonstrasi hasil melalui pembimbingan dan hasilnya di evaluasi secara berkala untuk
memantapkan trasnfer teknologi yang dilakukan. Hasil pengabdian yang dicapai adalah
kelompok tani wanita “Sri Rezeki” sudah menghasilkan pupuk organik dari sampah rumah
tangga. Mengurangi biaya rumah tangga untuk pembelian sayur mayur karena sudah
memanfaatkan pupuk organik pada tanaman sayuran pekarangan. Tidak lagi menghadapi
permasalahan dalam membuang sampah rumah tangga. Peningkatan pengetahuan tentang
pembuatan mikroorganisme local untuk stater pembuatan pupuk organic.

Key Word : Kelompok Tani, Komposter, Mikroorganisme Lokal, Pupuk Bio-Kompos

PENDAHULUAN

Desa Sebapo merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi, terletak pada ketinggian antara 14 sampai 60 meter dpl. Luas wilayah Desa
Sebapo 4.500 ha. Topografi wilayah Desa Sebapo adalah datar sampai bergelombang. Mata
pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani karet. Sejalan dengan program
Pemerintah Provinsi Jambi dalam melakukan peremajaan karet rakyat, maka pada tahun 2006
mulai dibentuk kelompok-kelompok tani yang mengusahakan berbagai macam jenis usaha.
Tujuan dibentuknya kelompok-kelompok tani tersebut adalah sebagai Prima Tani yang
mendukung program Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawalan teknologi pada
kawasan Prima Tani Desa Sebapo.
Pada tahun 2009 desa Sebapo mempunyai 18 kelompok tani yang tergabung dalam
Gapoktan “Payung Mas”. Sampai tahun 2015 dari 18 kelompok tani tersebut hanya beberapa
kelompok tani yang masih aktif melakukan kegiatan usahanya. Salah satu kelompok tersebut

LPPM Universitas Jambi Halaman | 85


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178
adalah kelompok wanita tani “Sri Rezeki”. Kelompok wanita tani “Sri Rezeki” pernah
mendapat bantuan ternak kerbau dan kambing dari Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 10 ekor untuk ternak kerbau dan 25 ekor kambing. Selain
usaha peternakan kelompok wanita tani ini juga mengusahakan tanaman holtikultura. Usaha
pertanian dan peternakan merupakan simbiosis mutualisme yang saling ketergantungan antara
satu dengan lainnya. Untuk memperoleh hasil panen yang optimum pada tanaman holtikultura
membutuhkan pupuk.
Kelompok wanita tani “Sri Rezeki” beranggotakan 35 orang terdiri dari ibu-ibu rumah
tangga petani. Kegiatan wanita tani ini selain sebagai petani juga sebagai ibu rumah tangga
yang menyiapkan segala keperluan rumah tangganya. Untuk kegiatan masak memasak
didapur tentu akan menghasilkan sampah rumah tangga, baik yang organik maupun non
organik. Sampah organik yang bersal dari rumah tangga ini dapat diolah menjadi pupuk
organik dengan dicampur kotoran ternak menggunakan teknologi komposter dan sebagai
aktivatornya menggunakan MOL
MOL dapat dibuat dari bahan-bahan lokal yang tersedia di daerah tersebut. Pembuatan
MOL cukup sederhana, tidak membutuhkan biaya yang besar, dan proses pengolahanya
cukup sederhana. Dari hasil penelitian Yurleni dkk., (2015) MOL yang berasal dari durian
fermentasi mengandung bakteri asam laktat yang cukup potensial sebagai aktivator untuk
proses fermentasi pada pakan ternak. Selain sebagai aktivator untuk fermentasi pakan ternak,
MOL yang berasal dari durian fermentasi ini juga dapat digunakan sebagai aktivator
pembuatan pupuk organik campuran sampah organik rumah tangga dengan kotoran ternak.
Dari hasil pembicaraan dengan anggota kelompok wanita tani “Sri Rezeki” diketahui
bahwa tingkat pendapatan petani dari sayuran masih rendah dan salah satu penyebabnya
adalah rendahnya produksi. Rendahnya produksi sayuran ini disebabkan tanaman sayuran
kurang mendapat asupan gizi dari unsur hara tanah, sedangkan penggunaan pupuk organik
masih terbatas karena harga pupuk yang mahal dan hal ini menyebabkan ongkos produksi
sayuran tinggi dan tidak sebanding dengan harga jual sayuran. Kurangnya informasi
mengenai cara pembuatan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia membuat kelompok
tani yang bergerak di bidang sayuran masih berpendapatan rendah. Dari permasalahn di atas
perlu diupayakan teknologi untuk dapat meningkatkan pendapatan petani.

TARGET DAN LUARAN

Luaran yang akan dihasilkan dari program ipteks bagi masyarakat melalui penerapan paket
teknologi ini adalah :
1. Didapatkan pupuk kompos yang berasal dari campuran sampah organik rumah tangga
dengan kotoran ternak menggunakan teknologi komposter skala rumah tangga dan sebagai
aktivatornya menggunakan MOL
2. Lingkungan yang bersih bebas dari sampah rumah tangga
3. Menambah pendapatan anggota kelompok tani
4. Mengurangi biaya rumah tangga untuk pembelian sayur mayor

LPPM Universitas Jambi Halaman | 86


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178

METODE PELAKSANAAN

Dalam penyelesaian masalah ini maka ditawarkan beberapa macam teknologi yang
sederhana namun tepat guna yang dikemas dalam sebuah paket teknologi yaitu teknologi
pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sampah organik yang berasal dari rumah
tangga menggunakan komposter. Komposter yaitu suatu alat tempat penampungan sampah
rumah tangga yang terbuat dari plastic fiber dan didalamnya terdapat daringan untuk
memisahkan pupuk padat dengan pupuk cair. Untuk mempercepat proses pengomposan
digunakan stater yang berasal dari Mol (mikro organism local). Mol dapat dimanfaatkan
dalam proses pembuatan kompos, sebagai zat perangsang tumbuh (ZPT) dan sebagai
pestisida alami (agen hayati).

Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang akan ditawarkan untuk mendukung realisasi program ipteks bagi
masyarakat ini adalah :

Ceramah dan Diskusi


Ceramah dan diskusi dilakukan untuk menjelaskan kepada petani mitra mengenai berbagai
hal sehubungan dengan IPTEKS yang akan diterapkan antara lain:
- Fungsi Mol dalam teknologi pembuatan kompos
- Efisiensi penggunaan komposter sebagai wadah untuk mengolah sampah skala rumah
tangga
- Peluang dan analisis agribisnis sayuran organik
Bahan dan Alat :
Untuk menunjang kegiatan ceramah dan diskusi diperlukan bahan dan alat antara lain :
kertas singkap, spidol dan ATK lainnya serta papan informasi.
Demonstrasi Cara
Metode demonstrasi cara dilakukan dengan tujuan untuk memperagakan proses
pelaksanaan paket teknologi pembuatan aktivator MOL, MOL kompos, MOL ZPT dan MOL
Pestisida. Kegiatan ini dibagi atas beberapa tahap. Untuk memudahkan dalam pemahaman
dan pelaksanaannya maka kepada kelompok diberikan buku panduan (MODUL). Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk sekolah lapang dan terjadwal.
Kegiatan Tahap Pertama. Demonstrasi Cara Pembuatan MOL
a.Persiapan bahan
b.Pencampuran
c.Pemeraman (fermentasi)
Bahan dan Alat :
- Durian fermentasi
- Air gula aren
- Toples
- Pengaduk
- Kain penutup

LPPM Universitas Jambi Halaman | 87


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178
Kegiatan Tahap Kedua. Demonstrasi cara Pembuatan bio-kompos
a.Persiapan bahan
b.Pencampuran bahan
c.Pemberian Mol
d.Pemeraman
Alat dan Bahan :
- Sampah organik rumah tangga
- Kotoran sapi
- MOL
- Komposter
- Ember kecil
- Pengaduk

Demonstrasi Hasil
Untuk membuktikan kepada khalayak sasaran manfaat dari masing-masing teknologi yang
telah diberikan maka dibuat plot percontohan yang dibagi atas dua kelompok (plot) yaitu plot
A tanpa perlakuan teknologi dan plot B dengan perlakuan teknologi. Selama demonstrasi
berlangsung dilakukan pengamatan sesuai petunjuk di buku panduan (Modul).

Pembimbingan
Kepada mitra kelompok wanita tani ‘Sri Rezeki” akan dilakukan pembimbingan dan
arahan secara intensif dan mensosialisasikan kepada anggota kelompok tani. Pelaksanaan
pembimbingan dan sosialisasi akan dilakukan secara individu atau secara kelompok.
Sosialisasi Ipteks ini akan dilakukan dalam 4 tahap :
Kegiatan Tahap I Sosialisasi Teknologi
Tujuan :
- Memberikan gambaran tentang pentingnya peran teknologi untuk meningkatkan
produktifitas.
- Mendiskusikan teknologi yang tepat guna dan murah untuk dikembangkan bagi petani
Bentuk kegiatan :
- Sekolah Lapang
Alat dan Bahan :
- leflet, kertas singkap, laptop dan LCD

Kegiatan Tahap II. Demonstrasi


Tujuan :
- Melatih peternak dalam penerapan teknologi hingga melaksanakan dengan baik dan benar
- Membuktikan kepada khalayak sasaran manfaat teknologi dalam meningkatkan produksi.

Bentuk Kegiatan :
Demonstrasi Cara : yaitu dengan memperagakan cara penerapan suatu teknologi.
Demonstrasi Hasil : yaitu denmgan membuatkan plot percontohan serta membandingkan
hasilnya dari sebelum dan sesudah penerapan IPTEKS. Kegiatan ini dilaksanakan di tempat
mitra.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 88


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178

Evaluasi
Evalusi dilakukan dengan peninjauan ke lokasi mitra dan lokasi daerah penyebaran
IPTEK. Evaluasi dilakukan dua kali sebulan selama dilakukan kegiatan penerapan IPTEK.
Kriteria indikator yang digunakan untuk menyatakan keberhasilan kegiatan adalah :
1. Kenaikan produkrtifitas produksi sayuran
2. Peningkatan keuntungan anggota kelompok
3. Jumlah peternak yang mengadopsi penerapan I.

Rencana Kegiatan dan Langkah Solusi


Rencana kegiatan dan langkah-langkah solusi yang akan dilakukan setelah disepakati
bersama dalam pelaksanaan pra pengabdian adalah:

1. Pembuatan bahan aktivator.


Bahan aktivator digunakan dalam proses fermentasi untuk mempercepat proses
dekomposisi. Sebagai bahan/media digunakan bahan yang ada di sekitar lingkungan petani
seperti buah-buahan busuk, rebung atau bekicot. Media ini berfungsi sebagai tempat tumbuh
bagi mikroba lokal (MOL)
2. Pembuatan Bio-kompos skala rumah tangga.
Dalam pertanian organik sangat dibutuhkan kompos atau pupuk organik. Pemberian pupuk
kandang kurang efektif karena unsur haranya sangat rendah dan jumalah sangat terbatas.
Untuk itu perlu dibuat kompos dengan memanfaatkan limbah kandang, limbah rumah tangga
dan tanaman lain yang mengandung zat aktif tertentu yang berfungsi sebagai anti hama dan
penyakit. Untuk mempercepat proses pengomposan ditambahkan MOL
Partisipasi Mitra
Sewaktu ditawarkan program ipteks bagi masyarakat ini, anggota kelompok sangat
menyambut baik dan antusias karena sudah lama program semacam ini tidak ada. Sebenarnya
kelompok ini sudah mempunyai program dan rencana kerja, hanya saja mereka tidak mampu
membayar fasilitator untuk memberikan penyuluhan dalam transfer teknologi. Untuk
berjalannya sekolah lapang mereka, setiap anggota kelompok yang mendapatkan IPTEKS
dari luar berkewajiban mensosialisasikannya kepada anggota kelompok.
Keseriusan anggota kelompok wanita tani dalam pelaksanaan program ini terlihat dari
partisipasi mereka dalam menyediakan fasilitas pernyataan keikutsertaan mereka jika
program ini direalisasikan. Bahkan PPL dan Mantri hewan juga menyatakan bersedia
membantu suksesnya program pengabdian ini.

HASIL YANG DICAPAI

Pelaksanaan pengabdian dilakukan sebanyak 5 (lima) kali pertemuan yang dihadiri oleh
anggota Kelompok Tani Wanita “Sri Rezeki” dan masyarakat sekitarnya. Uraian kegiatan
yang dilakukan pada tiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 3.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 89


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178

Tabel 3. Jadwal Pertemuan dan Uraian Kegiatan


No Tanggal pelaksanaan Kegiatan
1. 8 Agustus 2016 Ceramah dan diskusi
2. 22 Agustus 2016 Demonstrasi cara
3. 23 Agustus-24 September 2016 Pembimbingan
4. 25 September 2016 Hasil pengomposan
5. 26 September 2016 Uji coba ke tanaman

Kegiatan ceramah dan diskusi


Kegiatan ceramah dan diskusi ini dilakukan di rumah Ketua Kelompok Tani “Sri rezeki”
yaitu Ibu Waliyah. Kegiatan ini diikuti oleh anggota dan masyarakat RT. 8 dan 9 Desa
Sebapo Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Masyarakat sangat antusias mengikuti
uraian tentang pemanfaatan sampah rumah tangga seperti terlihat pada Gambar berikut:.

Gambar 1. Ceramah dan Diskusi Tentang Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga.

Alat bantu yang digunakan untuk melakukan penyuluhan atau ceramah adalah infokus dan
leaflet.
Isi materi ceramah
Tidak semua sampah rumah tangga bisa dibuat kompos. Sampah rumah tangga dapat
dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu: a). Sampah organik dan sampah an organik.
Sampah organik rumah tangga berasal dari sisa sayur-sayuran, buah-buahan dan sisa
makanan serta sampah kebun seperti dedaunan dan rumput, yang dapat dijadikan kompos.
Tahap awal untuk membuat kompos adalah: Menyediakan wadah untuk pengomposan.
Tempat pengomposan dapat bermacam-macam, seperti lubang dalam tanah, bak, drum,
baskom, dan sebagainya. Syarat wadah tersebut tidak terkena hujan secara langsung. Jika
wadah yang dipergunakan berupa drum atau baskom plastik, pada bagian dasar harus diberi
lubang sebanyak lima lubang dan diletakkan jangan berhubungan langsung dengan tanah,

LPPM Universitas Jambi Halaman | 90


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178
terlebih dahulu harus diberi alas atau diletakkan di atas susunan batu bata seperti terlihat pada
Gambar berikut:.

Gambar 2. Wadah Untuk Tempat Pengomposan Sampah Organik

Setelah diuraikan dan diterangkan manfaat sampah rumah tangga dan penggunaan
teknologi yang sederhana dan tepat guna, dilakukan Tanya jawab dengan anggota yang hadir.
Banyak anggota yang bertanya karena teknologi ini sangat tepat dan bermanfaat sekali pada
skala rumah tangga dan membantu mereka dalam mengatasi kesulitan membuang sampah
rumah tangga yang setiap hari mereka hasilkan.

Demonstrasi cara
Pembuatan starter untuk biokompos
Pembuatan starter untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan dilakukan pelatihan
dan demonstrasi, seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. Pelatihan dan Demonstrasi Proses Pengomposan

Setelah anggota kelompok maupun masyarakat sekitar yang mengikuti kegiatan


memahami dan mampu membuat starter sendiri baru dilakukan kegiatan selanjutnya.
Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan kompos menggunakan komposter
Langkah-langkah pembuatan kompos
Pemisahan sampah
Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik. Sampah anorganik berupa plastik,
kaleng, karet. Sampah organik berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang
berukuran besar sebaiknya dipotong/dicacah terlebih dahulu seperti terlihat pada Gambar
berikut:

LPPM Universitas Jambi Halaman | 91


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178

Gambar 4. Pemisahan Sampah Sesuai Ukuran

Pencampuran
Isi wadah dengan kompos lama setinggi 1/3. Selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Aduk
bahan secara merata. Bahan bisa ditambah serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme
perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah dengan karung/plastik.

Pematangan
Aduk sampah setiap 7 hari, selama proses berlangsung suhu bahan berkisar 30-700C.
Memasuki minggu ke-5 atau ke-6, kompos sudah jadi. Cirinya adalah tidak berbau busuk,
berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32 derajat celcius.

Pengayakan dan Pengemasan


Kompos yang sudah matang diayak untuk memperoleh hasil seragam. Lalu dikemas dalam
plastik. Agar menghasilkan pupuk kompos yang baik, beberapa fisik bahan yang dapat dilihat
secara visual dan dirasakan, antara lain warna kompos coklat kehitaman, tidak berbau busuk
atau menyengat, tetapi berbau tanah tanah, berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan
jari-jari tangan, selama dalam pengomposan, suhu bahan organik berkisar 30-70 derajat
celcius, kelembaban bahan organik berkisar 40-60 derajat celcius, derajat kemasaman pH
kompos berkisar antara 6,5-7,5.

Pembimbingan
Kepada mitra kelompok wanita tani ‘Sri Rezeki” akan dilakukan pembimbingan dan
arahan secara intensif dan mensosialisasikan kepada anggota kelompok tani. Pelaksanaan
pembimbingan dan sosialisasi akan dilakukan secara individu atau secara kelompok.

Hasil pengomposan dan uji coba ke tanaman


Setelah satu bulan di uji cobakan sampah organik rumah tangga maka dilakukan
pemanenan dari proses pengomposan. Hasil dari proses pengomposan dengan komposter
terbagi dua yaitu: pupuk cair dan pupuk padat. Selama pengumpulan didapatkan dari satu
buah komposter dihasilkan pupuk cair sebanyak 30 liter dan pupuk padat sebanyak 10 kg.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 92


Jurnal Karya Abdi Masyarakat p-ISSN:2580-1120
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-ISSN:2580-2178

Gambar 5. Komposter Pupuk Cair

Setelah didapatkan pupuk kompos cair dan padat, maka kegiatan selanjutnya adalah uji
coba ke tanaman. Tanaman yang diuji cobakan adalah tanaman sorghum. Biji sorghum
diperoleh dari budidaya tanaman sorghum Institut Pertanian Bogor. Hasil uji coba ke tanaman
dilakukan dikebun pekarangan rumah anggota kelompok tani. Tanaman sorghum yang di uji
cobakan seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Hasil Uji coba Pupuk ke Tanaman Sosgum

Uji coba ketanaman dilakukan pada tanaman sorghum karena tanaman ini mudah tumbuh
dan banyak manfaatnya. Selain banyak manfaatnya masyarakat belum begitu mengenal
tanaman sorghum ini sehingga mereka senang sekali pada waktu diperkenalkan pada
tanaman ini.

KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diperoleh peningkatan pengetahuan
tentang pemanfaatan sampah menggunakan teknologi yang mudah diterapkan dan menambah
wawasan pengetahuan tentang manfaat pupuk organik dari sampah rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2007. Rencana Pembangunan Pertanian 2005 – 2009.


Dirjen Peternakan. 1998. Kajian Pola Pengembangan Peternakan Rakyat Berwawasan
Agribisnis. Lembaga Penelitian IPB dan Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen
Pertanian Republik Indonesia.
Yurleni, Mardalena, Amri U. 2005. Identifikasi Molekuler Bakteri Asam Laktat dan
Aplikasinya Pada Rumen Modifier Ternak Ruminansia. Laporan Penelitian. LPPM Unja,
Jambi.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 93

Anda mungkin juga menyukai