1 Kons MPASI
1 Kons MPASI
Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
Tujuan .............................................................................................................................. 1
1.0. Penggunaan Buku Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) ............................................. 2
1.1. Penggunaan Buku GPA dalam Pelatihan........................................................ 2
1.2. Alasan Kunjungan dan Menentukan Umur Anak .......................................... 4
1.3. Cara Penggunaan Buku GPA pada Setiap Kunjungan ................................... 6
LATIHAN A ........................................................................................................... 7
LATIHAN B ............................................................................................................ 9
2.0. Cara Memeriksa Tanda-tanda Klinis Marasmus dan Kwashiorkor ........................ 11
3.0. Menimbang Berat Badan ......................................................................................... 13
3.1. Mempersiapkan Penimbangan ....................................................................... 14
3.2. Menimbang Anak Menggunakan Timbangan Bayi (Baby Scale) ................. 15
3.3. Menimbang Anak yang dapat Berdiri Sendiri dengan Timbangan Detecto.. 15
4.0. Mengukur Panjang dan Tinggi Badan ..................................................................... 16
4.1. Persiapan untuk Mengukur Panjang dan Tinggi Badan ................................. 17
4.2. Mengukur Panjang Badan .............................................................................. 17
4.3. Mengukur Tinggi Badan ................................................................................ 19
5.0. Perawatan Peralatan Pengukuran ............................................................................ 22
6.0. Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) ................................................................ 24
LATIHAN C ............................................................................................................ 23
LATIHAN D ........................................................................................................... 27
LATIHAN E ............................................................................................................ 28
JAWABAN DARI LATIHAN-LATIHAN .......................................................... 30
1
Pendahuluan
Modul ini menjelaskan cara menentukan umur, mengenali tanda-tanda klinis kurang gizi, menimbang,
mengukur panjang dan tinggi badan, serta menentukan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) anak.
Umur, jenis kelamin, hasil penimbangan, pengukuran panjang atau tinggi badan anak akan digunakan untuk
menentukan indikator pertumbuhan berikut ini (yang akan dijelaskan pada modul C):
• panjang/tinggi badan menurut umur
• berat badan menurut umur
• berat badan menurut panjang/tinggi badan
• IMT menurut umur
Pengukuran pertumbuhan anak harus dilakukan dan dicatat kapanpun anak datang ke pelayanan kesehatan,
misalnya untuk imunisasi, kunjungan anak sehat maupun pemeriksaan anak sakit. Tidak ada rekomendasi
WHO tentang jadwal kunjungan untuk memantau pertumbuhan anak dengan standar ini, Indonesia
merekomendasikan kunjungan setiap bulan.
Tujuan Pembelajaran
2
1.0. Penggunaan Buku Grafik Pertumbuhan Anak (Buku GPA)
Buku GPA adalah buku yang berisi kumpulan grafik yang diperlukan untuk mencatat dan memantau
pertumbuhan anak dari lahir sampai dengan 5 tahun. Buku GPA ini berbeda bagi anak laki-laki dan
perempuan, karena sejak lahir mempunyai pertumbuhan yang berbeda.
Buku GPA terdiri dari 8 macam grafik yang dibedakan untuk anak umur 0-2 tahun dan umur 2-5 tahun.
Untuk tiap kelompok umur terdiri dari 4 macam grafik yaitu:
• PB/U atau TB/U
• BB/U
• BB/PB atau BB/TB
• IMT/U
Buku GPA disimpan di Puskesmas dan digunakan untuk setiap kunjungan. Di Indonesia ibu/orang tua
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang selain berisi grafik
BB/U, terdapat pula berbagai pesan baik untuk ibu maupun anak. Ketika anak datang ke Puskesmas,
tanyakan kepada ibu apakah anak mempunyai KMS atau buku KIA sehingga petugas kesehatan dapat
melihat grafik BB/U anak. Dalam pelatihan ini akan diajarkan keempat indikator pertumbuhan. Untuk
penggunaan rutin di Puskesmas menggunakan indikator BB/U, PB/U atau TB/U dan BB/PB atau BB/TB
atau IMT.
Khusus untuk pelatihan ini digunakan buku GPA untuk individu yang berisi data pribadi anak, catatan
kunjungan, 8 macam grafik sesuai golongan umur dan jenis kelamin anak serta anjuran pemberian makan.
Kerjasama Kerjasama
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia
World Health Organization World Health Organization
November, 2008 November, 2008
Pilihlah buku GPA sesuai jenis kelamin anak. Isilah dengan lengkap halaman 1 Buku GPA, dengan cara
menanyakan pada ibu dan melihat beberapa dokumen yang dimiliki ibu, seperti KMS atau buku KIA.
3
DATA PRIBADI
Data Kelahiran:
Tanggal lahir _______________________
Umur kehamilan_________________ kelahiran tunggal/kembar? ______________
Hasil pengukuran bayi saat lahir:
Berat lahir _______ (kg) Panjang Badan _______(cm) Lingkar Kepala _______ (cm)
Kelahiran ke: _________
Tanggal lahir adik kandung berikutnya ____/____/_____
Pemberian Makan:
Umur pertama kali diberikan makanan atau minuman lain (MP-ASI)_______________
Umur berhenti menyusu ________________
Tanggal lahir (hari, bulan dan tahun) merupakan hal penting. Isikan tanggal lahir anak sesuai denga
keterangan ibu. Jika ibu tidak tahu/lupa, tanyakan padanya jarak antara kelahiran anak dengan peristiwa yan
berdekatan dengan saat kelahiran anak; misalnya hari kemerdekaan, hari lebaran atau libur nasional lainnya
kemudian perkirakan umur anak.
Umur kehamilan mungkin tercatat dalam buku KIA atau catatan kelahiran anak. Jika tidak, tanyakan pada
ibu dan catat apakah bayi termasuk lahir cukup bulan (37-41 minggu), kurang bulan (sebelum 37 minggu),
atau lebih bulan kehamilan (42 minggu atau lebih).
Tanyakan dan catat apakah anak ini lahir tunggal atau kembar. Catat data lain yang berhubungan dengan
kelahiran anak, misalnya berat lahir, panjang dan lingkar kepala.
Tanyakan pada ibu tentang urutan kelahiran anak apakah anak pertama, anak kedua dan seterusnya,
termasuk semua kelahiran hidup, meskipun ada yang sudah meninggal. Sebagai contoh, jika anak tersebut
mempunyai 2 kakak kandung, dimana salah satu kakak sudah meninggal atau lahir mati maka anak tersebut
dicatat sebagai kelahiran ke-3.
Jika anak tersebut mempunyai adik, tanyakan kapan adiknya dilahirkan.
Sesuai dengan umurnya, tanyakan apakah anak masih menyusu atau telah diberi makanan, atau cairan lain.
Jika makanan atau cairan lain telah diperkenalkan, tanyakan dan catat umur saat pertama kali diberikan. Jika
anak tidak lagi diberi Air Susu Ibu (ASI), tanyakan dan catat kapan anak mulai disapih.
Tanyakan juga peristiwa penting yang dapat mempengaruhi kesehatan anak sebagai contoh
kematian/perceraian orang tua, kematian saudara kandung yang bisa mempengaruhi kesehatan fisik atau
emosional anak, juga tanyakan kapan kejadian tersebut terjadi.
Pada Buku GPA terdapat catatan kunjungan yang berisi tanggal kunjungan (hari, bulan, dan tahun).
Tanyakan pada ibu tentang alasan kunjungannya dan catat dalam lembar catatan kunjungan (misalnya, untuk
4
imunisasi, atau karena sakit). Jika anak sakit dan memerlukan tindakan segera, tangani dulu penyakit anak,
baru dilanjutkan dengan proses pemantauan pertumbuhan.
Umur anak perlu diketahui secara pasti. Tentukan umur anak hari ini. Terdapat beberapa cara untuk
menentukan umur anak, antara lain dengan memakai kalkulator umur, menghitung selisih antara tanggal
lahir dan tanggal kunjungan. Jika ibu tidak tahu pasti kapan anak dilahirkan, perkirakan umur anak dengan
menghubungkan dengan peristiwa penting seperti bulan puasa, lebaran, natal atau hari kemerdekaan.
Umur anak dihitung berdasarkan bulan penuh artinya umur dihitung 1 bulan apabila telah genap 30 hari.
Contoh:
- umur 25 hari = 0 bulan
- umur 5 bulan 14 hari = 5 bulan
- umur 5 bulan 29 hari = 5 bulan
Contoh kalkulator untuk menghitung umur. Dalam pelatihan ini tidak diajarkan karena saat ini tidak
tersedia di Indonesia.
4. Contoh lain :
Tanggal kunjungan 05 04 2008
Tanggal lahir 19 09 2007
5
16 06 0 = 6 bulan 16 hari
5. Contoh lain:
Tanggal kunjungan 05 04 2008
Tanggal lahir 19 09 2007
- 14 -5 1
(-1 bulan*) (12 bulan)
* jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan, jika selisih tanggal adalah positif maka
selisih tanggal diabaikan.
(Bila umur anak tidak dapat ditentukan jadi dalam menilai anak hanya menggunakan indikator
berat badan menurut panjang badan/tinggi badan)
6
1.3. Cara Penggunaan Buku GPA pada Setiap Kunjungan
Pada halaman 3-4 Buku GPA, bagian Catatan Kunjungan merupakan bagian yang akan selalu digunakan
pada setiap kunjungan untuk mencatat tanggal, umur anak, hasil pengukuran, alasan kunjungan,
pemeriksaan, rekomendasi, juga catatan tentang pemberian makanan, permasalahan yang timbul, dan
konseling yang diberikan. Selain itu, bagian penting lain dari Buku GPA adalah:
• Grafik pertumbuhan anak pada halaman 5-12, terdapat 4 grafik pilihan berdasarkan umur dan digunakan
pada setiap kali kunjungan. Pemilihan grafik dapat dilakukan dengan mengacu pada daftar isi. Grafik
pertumbuhan anak akan diplot sesuai dengan umur anak
• Rekomendasi tentang pemberian makanan terdapat pada halaman 13, dan nasihat untuk ibu tentang
masalah pemberian makan pada halaman 14.
Contoh:
Grace, anak perempuan 8 bulan, petugas kesehatan akan menggunakan empat grafik pertumbuhan anak
berikut ini pada Buku GPA untuk anak perempuan:
• Panjang badan menurut umur (PB/U), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 5
• Berat badan menurut umur (BB/U), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 6
• Berat badan menurut Panjang badan (BB/PB), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 7
• IMT menurut umur (IMT/U), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 8
Berdasarkan hasil pemantauan pertumbuhan Grace, petugas kesehatan memberitahu ibu tentang pemberian
makanan yang tepat untuk anak kelompok umur 6-9 bulan. Materi tentang konseling dipelajari lebih lanjut
pada modul D.
7
LATIHAN A
Menentukan umur anak, memilih grafik pertumbuhan anak dalam Buku GPA
Dalam latihan ini Saudara akan berlatih menghitung umur beberapa anak dengan menggunakan rumus.
Setelah itu, Saudara akan memilih grafik pertumbuhan anak yang sesuai.
1. Pada tanggal 30 Juni 2006, Nyonya Ismail membawa putranya Edi ke Puskesmas karena menderita sakit
telinga. Edi dilahirkan tanggal 12 September 2004.
Setelah Edi ditimbang dan diukur panjang badannya, grafik pertumbuhan manakah pada buku GPA yang
akan digunakan untuk memantau pertumbuhan Edi?
2. Pada tanggal 19 April 2006, Dian anak perempuan mendatangi Puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan.
Neneknya mengatakan bahwa KMS Dian hilang tetapi akan berulang tahun pertama pada tanggal 1 Mei.
Setelah menimbang dan mengukur panjang badan, grafik pertumbuhan manakah yang harus digunakan
untuk memantau pertumbuhan Dian?
8
3. Pada tanggal 20 Agustus 2006, seorang bayi laki-laki bernama Tri dibawa ke Puskesmas untuk
imunisasi. Catatan kelahirannya menyebutkan Tri dilahirkan pada tanggal 26 Mei 2006.
Setelah menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi badan, grafik pertumbuhan manakah yang
akan digunakan untuk memantau pertumbuhan Tri?
9
LATIHAN B
Dalam latihan ini, kita akan mulai menggunakan buku GPA untuk kasus anak perempuan bernama Emilia
dan anak laki-laki bernama Eko. Saudara akan mengikuti pertumbuhan kedua anak tersebut. Untuk itu,
setiap peserta diberikan 1 (satu) Buku GPA untuk anak perempuan dan 1 (satu) Buku GPA untuk anak laki-
laki.
Baca informasi dari masing-masing anak tersebut dan ikuti instruksi yang diberikan.
Emilia
Emilia dilahirkan pada tanggal 7 Februari 2006. Dia lahir cukup bulan (38 minggu kehamilan). Sesuai
dengan catatan kelahirannya, berat lahirnya 2,9 kg dan panjangnya 49 cm. Lingkar kepalanya tidak diukur.
Orang tua Emilia, Nasir dan Titis, tinggal di Jl. Anggrek 1 No.50 Larangan Ciledug, Jaksel. Emilia anak
pertama. Dia diberi ASI, tetapi telah diberi air sejak umur 3 minggu. Tidak ada kejadian penting yang dapat
mengganggu pertumbuhan anak.
Emilia mengunjungi Puskesmas pada tanggal 25 Maret 2006. Tujuan kunjungannya untuk mendapatkan
imunisasi.
Instruksi:
1. Lengkapi data pribadi Emilia pada Buku GPA. (Saudara dapat membuat sendiri nomor register.)
2. Pada lembar catatan kunjungan, catat tanggal lahir Emilia. Pada baris pertama, catat tanggal
kunjungan, umur saat kunjungan dan alasan kunjungan.
3. Tulislah di bawah ini judul dan halaman dari 4 grafik pertumbuhan anak yang akan digunakan oleh
petugas kesehatan untuk memantau pertumbuhan Emilia.
10
Eko
Eko dibawa ibunya Ny. Beni tanggal 15 Agustus 2006 untuk pemeriksaan kesehatan. Menurut Ny. Beni
sudah waktunya Eko mendapatkan imunisasi lanjutan. Seingat Ny. Beni, Eko sudah mendapat imunisasi
yang seharusnya diberikan sampai umur 6 bulan.
Kemudian petugas kesehatan bertanya pada Ny. Beni tentang kelahiran Eko. Ny. Beni bercerita bahwa Eko
lahir pada tanggal 10 Juli 2005. Dia lahir tunggal, dengan berat 3,5 kg. Dia tidak ingat panjang atau lingkar
kepalanya.
Ibu Beni sakit saat melahirkan Eko dan Eko diberi susu formula oleh perawat selama 3 hari di rumah sakit.
Setelah meninggalkan rumah sakit ibu menyusui Eko, tetapi dihentikan setelah 3 bulan.
Eko adalah anak kedua Ny. Beni. Eko tinggal bersama ibunya di Jl. Bentengan No. 29 Sunter Jaya, Jakarta
Utara. Anak pertama Ny. Beni lahir dari bapak yang berbeda dan saat ini anak tersebut tinggal bersama
ayahnya. Tuan dan Ny. Beni telah berpisah sejak kelahiran Eko, tetapi Eko menghabiskan akhir pekan
dengan ayahnya. Ny. Beni tidak menduga bahwa perpisahan ini akan menimbulkan trauma untuk Eko.
Instruksi:
1. Lengkapi data pribadi Eko pada Buku GPA. (Saudara dapat membuat sendiri nomor register)
2. Pada lembar catatan kunjungan, catat tanggal lahir Eko. Pada baris pertama, catat tanggal kunjungan,
umur pada saat kunjungan dan alasan kunjungan.
3. Tulis di bawah ini judul dan halaman dari 4 grafik pertumbuhan anak yang akan digunakan oleh
petugas kesehatan untuk memantau pertumbuhan Eko.
11
2.0 Cara Memeriksa Tanda-tanda Klinis Marasmus dan Kwashiorkor
Saat membuka pakaian anak untuk ditimbang, kemungkinan dapat terlihat tanda-tanda klinis kurang gizi
tingkat berat. Maka penting untuk mengetahui tanda klinis marasmus atau kwashiorkor, karena mereka
membutuhkan perawatan khusus yang segera, yang meliputi pemberian makanan khusus, pemantauan ketat,
pemberian obat seperti antibiotik, dan lain-lain. Tidak tergantung berat badan, anak dengan gejala seperti ini
harus segera dirujuk dan ditangani.
• Marasmus:
Keadaan kurang gizi tingkat berat ini ditandai dengan anak sangat kurus dengan penampilan tulang
berbalut kulit. Hal ini disebabkan oleh kehilangan otot dan jaringan lemak sehingga wajah anak terlihat
tua, tulang rusuk menonjol dan lipatan kulit pada bokong memperlihatkan seolah-olah anak sedang
memakai celana longgar (baggy pants). Berat badan menurut umur dan berat badan menurut
panjang/tinggi biasanya sangat rendah. Perhatikan foto-foto 1, 2, dan 3 dalam modul E: buku foto.
• Kwashiorkor:
Walaupun terjadi penurunan berat badan tetapi tidak jelas karena ada edema (bengkak akibat banyaknya
cairan dalam jaringan tubuh). Anak terlihat apatis, rewel, tampak sakit dan tidak mau makan. Wajahnya
bulat (karena edema), rambut tipis, jarang dan berubah warna, kulit kering dan mengelupas.
(Lihat cara memeriksan edema pada kedua punggung kaki pada halaman berikut.) Juga perhatikan
foto-foto 4 dan 5 dalam Modul E: Buku Foto.
• Marasmic kwashiorkor:
Walaupun kwashiorkor dan marasmus menunjukkan gejala yang berbeda, tetapi pada masyarakat yang
banyak terdapat kasus gizi buruk, dapat terjadi gejala campuran. Sebagai contoh seorang anak dengan
keadaan sangat kurus seperti marasmus, disertai dengan gejala perubahan pada kulit dan rambut atau
edema seperti pada penderita kwashiorkor. Perhatikan foto 6 pada modul E: Buku Foto, yang
memperlihatkan seorang anak dengan marasmic kwashiorkor. Bagian atas badannya kurus, tetapi bagian
bawah badan membengkak dengan edema.
12
lain misalnya infeksi. Untuk memeriksa edema, tekankan ibu jari anda dengan lembut pada punggung
kaki beberapa detik. Jika anak menderita edema, maka akan tampak cekungan ketika ibu jari diangkat.
Perhatikan foto-foto 4, 6, 7, dan 8 pada modul E: Buku Foto.
Seorang anak dengan edema pada kedua punggung kaki dianggap menderita gizi buruk (severely
underweight), tanpa menilai hasil penimbangan. Walaupun anak ditimbang dan diukur panjang badannya,
tetapi tidak untuk menentukan IMT. Waktu mencatat berat badan dan panjang/tinggi badan pada
Buku GPA, harus ditambahkan catatan adanya edema.
Jika seorang anak menderita marasmus, kwashiorkor, atau edema pada kedua kaki,
catat hasil pemeriksaan ini pada lembar Catatan Kunjungan dan
rujuk anak untuk mendapat perawatan khusus.
13
3.0 Menimbang Anak
Untuk menimbang anak, gunakan timbangan dengan ciri-ciri berikut:
• Kuat dan tahan lama
• Mempunyai presisi sampai 0,1 kg (100 gram)
• Sudah dikalibrasi
• Tidak menggunakan timbangan pegas untuk anak berumur lebih dari 6 bulan
• Dapat menimbang sampai 150 kg
Bila tersedia dapat digunakan timbangan digital (elektronik) atau Tared Scale (Uniscale).
Tared Weighing berarti bahwa timbangan dapat diatur ulang ke nol (tared) sementara orang yang ditimbang
masih berada di atas timbangan. Sebagai contoh, ibu berdiri di atas timbangan, kemudian timbangan di tara
(dikembalikan ke angka nol dengan menutupi panel cahaya). Sementara ibu masih di atas timbangan, anak
diberikan untuk digendong ibu, dan tunggu sampai muncul angka berat badan anak di layar timbangan.
UNISCALE
Timbangan tara ini mudah digunakan dan akurat, tetapi ada jenis lain yang juga akurat, sebagai contoh,
timbangan bayi elektronik. Anak yang sudah dapat berdiri sendiri dapat ditimbang tanpa ibunya. Jika anak
tidak dapat berdiri sendiri, ibu ditimbang sendiri; kemudian ibu dan anak ditimbang bersama, lalu hasil
penimbangan dikurangi dengan berat ibu.
Timbangan kamar mandi dan timbangan gantung yang menggunakan pegas tidak direkomendasikan karena
hasilnya kurang akurat.
Di dalam pelatihan ini Uniscale belum dianjurkan digunakan di Indonesia, karena harganya mahal dan
belum tersedia banyak di pasar Indonesia. Timbangan yang biasanya digunakan di Posyandu adalah dacin,
sedangkan di puskemas digunakan timbangan detecto dan timbangan bayi (baby scale).
Gunakan pakaian seminimal mungkin. Jelaskan, hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil timbangan
yang akurat. Penggunaan popok basah, atau sepatu dan jeans, dapat menambah berat lebih dari 0,5 kg,
14
sehingga bayi harus ditimbang tanpa pakaian (sebelum dan sesudah ditimbang selimuti bayi agar tetap
hangat). Untuk anak yang berumur lebih dari 6 bulan, saat ditimbang dengan menggunakan pakaian
seminimal mungkin
Jika terlalu dingin untuk menanggalkan pakaian, atau anak menolak untuk ditanggalkan pakaiannya, catat
dalam Buku GPA bahwa anak ditimbang menggunakan pakaian. Hindari anak menjadi takut/jengkel,
sehingga akan mudah juga mengukur panjang/tinggi badan anak.
Catatan: Apabila anak menggunakan hiasan rambut yang akan mengganggu pengukuran panjang/tinggi
badan, lepaskan sebelum ditimbang. Hal ini penting untuk anak yang akan diukur panjangnya, karena
kecepatan memindah anak dari menimbang ke mengukur panjang akan mengurangi kejengkelan pada anak.
15
3.2 Menimbang Anak Menggunakan Timbangan Bayi (Baby Scale)
a. Persiapan alat
1. Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar
2. Pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol
b. Pelaksanaan penimbangan
1. Timbang bayi telanjang, anak lebih besar dengan pakaian minimal
2. Baca dan catat berat badan anak sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum timbangan
3.3 Menimbang Anak yang Dapat Berdiri Sendiri Dengan Timbangan Detecto
Jika anak bisa berdiri sendiri dengan tenang, maka anak dapat ditimbang sendiri. Minta ibu untuk
membantu melepaskan sepatu dan pakaian luarnya. Katakan pada anak untuk berdiri di atas timbangan
dan diam tidak bergerak. Berbicaralah dengan lembut pada anak dan bukan menakutinya.
a. Persiapan alat
1. Letakkan timbangan di tempat yang datar
2. Pastikan posisi bandul pada angka nol dan
jarum dalam keadaan seimbang
16
4.0 Mengukur Panjang dan Tinggi Badan
Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk berdiri.
Mengukur panjang dilakukan dengan cara anak telentang. Sedangkan mengukur tinggi anak berdiri
tegak.
Pada penelitian MGRS/WHO 2005, tinggi badan lebih pendek sekitar 0,7 cm dibandingkan dengan
panjang badan. Perbedaan ini telah dipertimbangkan dalam menyusun standar pertumbuhan oleh WHO
yang digunakan dalam membuat grafik di Buku GPA. Oleh karena itu, penting untuk mengkoreksi
hasil bila pengukuran tidak dilakukan dengan cara yang sesuai untuk kelompok umur.
• Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya (berdiri) maka ditambahkan 0,7
cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan
• Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur panjangnya (telentang) maka
dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.
Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang badan adalah papan ukur panjang badan
(infantometer). Untuk mengukur tinggi menggunakan microtoise yang diletakkan pada permukaan
yang vertikal seperti dinding atau tiang.
Microtoise
17
Jika bayi diukur telanjang, alasi papan pengukur dengan menggunakan kain kering untuk menghindari
cedera. Jika ruang tempat pengukuran dalam keadaan dingin maka selimuti anak agar tetap hangat
sambil menunggu pengukuran.
Dalam pengukuran panjang atau tinggi anak, ibu harus membantu proses pengukuran dengan tujuan
untuk menenangkan serta menghibur anak. Jelaskan pada ibu alasan pengukuran dan tahapan prosedur
pengukuran. Jawab pertanyaan yang diajukan ibu. Tunjukkan dan jelaskan kepada ibu bagaimana ibu
bisa membantu. Jelaskan pula pentingnya menjaga anak tetap tenang agar didapatkan hasil pengukuran
yang tepat.
• Telentangkan anak di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang
datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat bergerak)
• Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis
• Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis frankfort tegak lurus terhadap papan
pengukur
• Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel secara tepat pada papan
pengukur
18
• Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki menempel pada
bagian papan yang dapat digeser (dengan cara menekan bagian lutut dan mata kaki). Bila sulit
dilakukan, dibenarkan hanya satu telapak kaki yang menempel di papan geser.
• Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat
Posisi pengukur yang benar Posisi kaki yang benar, telapak kaki
(mata tegak lurus ke menempel tegak lurus pada papan
jendela baca alat pengukur) penggeser
Ingat! Jika anak yang diukur panjangnya berumur 2 tahun atau lebih, maka kurangi 0,7 cm pada hasil
ukurnya dan catat hasilnya sebagai tinggi anak dalam lembar Catatan Kunjungan.
90 0
19
4.3 Mengukur Tinggi Badan
Persiapan menggunakan Microtoise
• Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel pada dinding yang rata dan tegak lurus
• Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca menunjukan angka nol
• Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding
• Geser kepala microtoise ke atas
20
Cara mengukur tinggi badan dengan Microtoise
• Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan.
• Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi
dinding
• Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser microtoise,
pandangan lurus ke depan
• Posisikan anak tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang belikat,
pantat dan tumit menempel ke dinding. Karena posisi ini sulit
dilakukan pada anak obesitas, maka tidak perlu keempat titik tersebut
menempel ke dinding, asalkan tulang belakang dan pinggang dalam
keseimbangan (tidak membungkuk ataupun tengadah)
• Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
• Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort.
• Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak
• Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dengan
garis merah
• Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka
kecil ke arah angka besar
• Catat hasil pengukuran tinggi badan
LATIHAN
Baca pita ukur di bawah dan catat hasil pengukuran paling dekat dengan 0,1 cm.
1. Gambar ini menunjukkan bagian dari pita ukur microtoise anak umur 3 tahun yang diukur tingginya.
Catat tinggi anak : _______________
21
2. Gambar ini menunjukan bagian dari pita ukur seorang bayi berumur 11 bulan yang sedang diukur panjang
badannya. Catat hasilnya: _______________
Kepala anak
berada pada
bagian ini
3. Gambar ini menunjukkan bagian dari pita ukur seorang anak berumur 2 tahun yang diukur panjang
badannya. Panjangnya diukur, tetapi tingginya yang harus dicatat. Berapa panjangnya?__________
Berapa Tingginya yang harus dicatat?__________
Kepala anak
berada pada Kaki anak
bagian ini berada pada
bagian ini
Jika sudah menyelesaikan latihan ini, bandingkan jawaban anda dengan halaman 30 pada bagian akhir modul ini. Jika
ada pertanyaan, tanyakan pada fasilitator.
22
5.0 Perawatan Peralatan Pengukuran
Perawatan yang baik untuk timbangan dan alat ukur panjang/tinggi badan sangat penting agar hasil
pengukuran dapat akurat. Peralatan pengukuran harus dijaga dalam keadaan bersih dan disimpan
ruangan, terlindungi dari kelembaban dan basah.
Ketelitian dari peralatan harus periksa pada saat membeli. Setelah itu, periksa timbangan dan papan
ukur setiap minggu, misalnya, setiap Senin atau Sabtu.
Memeriksa timbangan:
• Siapkan beban dengan berat 2, 5 dan 10 kg
• Pastikan timbangan pada angka nol, beri beban 2 kg, dan angka yang tertera pada timbangan harus
2 kg. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan beban yang lebih berat.
• Bila hasil tidak akurat, maka timbangan perlu dikalibrasi.
DEMONSTRASI VIDEO
tentang penimbangan dan pengukuran panjang dan
tinggi badan, serta cara perawatan alat ukur
23
LATIHAN C
Kegiatan ini merupakan praktek latihan di klinik, atau dalam kelas jika anak-anak dan perlengkapan alat
ukur dapat disiapkan di tempat-tempat tersebut.
Sebaiknya Ibu berada di tempat ini, untuk memberitahukan tanggal lahir anak dan untuk membantu
mengukur serta menenangkan anak.
Fasilitator akan menugaskan Saudara untuk bekerja berpasangan. Setiap pasangan harus melakukan tahap-
tahap berikut untuk sedikitnya pada 2 anak, 1 orang anak berumur kurang dari 2 tahun dan 1 orang lainnya
berumur 2-5 tahun.
• Lihat catatan yang ada atau tanya pada ibu: nama anak, jenis kelamin, dan tanggal lahir. Catat
informasi ini dalam tabel di bawah pada sisi kiri.
• Hitung umur anak pada saat kunjungan
• Buatlah penilaian secara fisik pada anak (misalnya, apakah anak nampak kurus, gemuk, aktif atau
letargis)?
• Amati anak adakah tanda marasmus atau kwashiorkor. Jika ada edema, periksa pada kedua punggung
kakinya
• Timbang berat anak Setiap peserta melakukannya secara bergiliran
• Ukur panjang atau tinggi badan
• Catat hasilnya pada lembar Catatan Kunjungan pada tabel di bawah ini
Saudara akan belajar
melengkapi kolom
Catatan Kunjungan IMT, pada bagian akhir
modul ini
Alasan
Hasil Pengukuran
Kunjungan,
Umur hari ini
Pemeriksaan
(tahun, bulan Tinggi/Panjang
Tanggal dan
penuh) Berat (kg) (cm) IMT
Rekomendasi
Anak 1:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:
Anak 2:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:
Anak 3:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:
Anak 4:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:
24
6.0 Menentukan IMT (Indeks Massa Tubuh)
IMT adalah angka yang berhubungan dengan berat badan seseorang menurut tinggi/panjang. IMT
merupakan indikator pertumbuhan yang berguna ketika diplot pada grafik IMT/U.
IMT dihitung sebagai berikut:
Berat Badan (kg)
Panjang Badan (m) x Panjang Badan (m)
atau
Ingat untuk menggunakan panjang badan untuk anak di bawah 2 tahun dan tinggi badan untuk anak di atas 2
tahun. Jika perlu konversikan tinggi ke panjang badannya (dengan menambahkan 0,7 cm) atau panjang ke
tinggi badan (dengan mengurangi 0,7 cm) sebelum menghitung IMT.1
Jika ada kalkulator dengan tombol x2, akan lebih mudah dalam menghitung IMT yaitu:
1) Masukkan angka berat badan dalam kg (paling dekat 0.1 kg)
2) Tekan tombol bagi ( / atau ÷)
3) Masukkan angka tinggi atau panjang badan dalam meter. (perlu untuk mengkonversi centimeter sebagai
meter; misal: 82,3 centimeter menjadi 0,823 meter)
4) Tekan tombol x2. Maka akan muncul tinggi dalam kuadrat
5) Tekan tombol =. Maka IMT muncul
6) Bulatkan angka IMT menjadi satu desimal dan catat IMT pada lembar Catatan Kunjungan.
Jika kalkulator tidak ada tombol x2, ikuti langkah 1-3, ulangi langkah 2 dan 3, dan tekan tombol = untuk
mendapatkan IMT. Jika tidak ada kalkulator, gunakan tabel IMT untuk bermacam berat dan panjang/tinggi.
Tabel IMT tersedia sebagai lampiran dalam modul ini dan dalam lembar bantu yang berjudul Menimbang
dan Mengukur Anak. Tabel yang sama dapat digunakan untuk anak sampai umur 5 tahun.
Berikut ini adalah kutipan dari tabel IMT yang ada pada lampiran modul ini. Contoh ini menunjukkan
penggunaan tabel IMT untuk anak perempuan bernama Amani, berumur 2 tahun 4 bulan.
1
Tabel IMT dan grafik IMT/U telah dihitung dengan menggunakan panjang badan untuk anak-anak di bawah 2 tahun dan tinggi badan untuk anak-
anak berumur 2 tahun atau lebih.
25
• Tinggi Amani 88,2 cm. Tinggi terdekat di kolom dari tabel adalah 88 cm (yang dilingkari pada tabel di
bawah ini)
• Berat Amani 11,5 kg. Berat terdekat pada baris tingginya adalah 11,6 kg
• Tunjuk beratnya dengan jari ke atas, dan temukan IMT-nya (di bagian atas tabel) adalah 15
Jika ingin menentukan IMT Amani dengan menggunakan rumus matematika (kg/m2) dan kalkulator, adalah
perlu untuk mengkonversi tinggi dalam meter. Tingginya 88,2 cm maka menjadi 0,882 m. IMT dihitung
sebagai berikut:
11,5 kg ÷ (0,882 m)2 = 14,78… dicatat menjadi 14,8 (pada Catatan Kunjugan)
Seperti yang terlihat, hasilnya dari menggunakan tabel IMT dan kalkulator adalah sangat dekat.
Ingat!
Jika anak mempunyai edema di kedua kakinya, jangan menentukan IMT berdasarkan berat karena tidak
realistis sehubungan dengan adanya cairan. Rujuk anak dengan edema di kedua tungkai kakinya untuk
mendapatkan perawatan.
26
LATIHAN
Gunakan tabel IMT pada lampiran di modul ini untuk mendapatkan IMT anak-anak berikut. Jika ada
kalkulator dapat juga menghitung IMT menggunakan kalkulator dan bandingkan hasilnya.
1. Seorang anak 3 tahun dengan tinggi 100 cm dan berat 14,0 kg.
2. Seorang anak 18 bulan dengan panjang 78,8 cm dan berat 11,2 kg.
3. Seorang anak 4 tahun dengan tinggi 118,5 cm dan berat 22,5 kg.
LATIHAN D
Menentukan IMT
27
Pada latihan ini akan dicari IMT untuk anak-anak yang telah diukur pada Latihan C.
Anda dapat menggunakan tabel IMT atau kalkulator untuk menentukan IMT. Catat IMT pada lembar
Catatan Kunjungan yang telah disediakan dalam Latihan C.
28
LATIHAN E
Dalam Latihan B telah dimulai dengan Pemantauan Pertumbuhan pada anak perempuan untuk Emilia dan
Pemantauan Pertumbuhan pada anak laki-laki untuk Eko. Dalam latihan ini akan ditambahkan informasi dari
satu rangkaian kunjungan pada masing-masing anak pada halaman Catatan Kunjungan, dan tentukan umur
serta IMT-nya. Saudara bisa gunakan kalkulator atau tabel IMT untuk menentukan IMT.
Emilia
Pada Catatan Kunjungan Emilia, Saudara telah mencatat beberapa informasi dari kunjungannya pada 25
Maret 2006, ketika dia berumur 1 bulan.
1. Berat Emilia saat berumur 1 bulan: 3,5 kg dan panjangnya 51,3 cm. Catat berat dan panjangnya pada
saat itu pada lembar Catatan Kunjungan. Tentukan IMT dan juga catat pada Catatan Kunjungan.
2. Berikut ini informasi dari urutan empat kali kunjungan Emilia. Masukkan semua informasi ini pada
lembar Catatan Kunjungan. Tentukan umur Emilia dan IMT pada setiap kunjungannya.
29
Eko
Pada lembar Catatan Kunjungan Eko, tercatat beberapa informasi dari kunjungannya pada 15 Agustus 2006,
ketika dia berumur 1 tahun 1 bulan.
1. Berat Eko ketika berumur 1 tahun dan 1 bulan adalah 11,9 kg dengan panjang 79,0 cm. Catat berat dan
panjangnya pada umur tersebut dalam lembar Catatan Kunjungan. Tentukan IMT dan catat.
2. Berikut ini informasi dari tiga kali kunjungan Eko. Catat informasi ini pada lembar Catatan kunjungan.
Tentukan umur Eko dan IMT setiap kunjungan.
Ketika sudah selesai latihan ini, bahas jawaban Saudara dengan fasilitator.
30
JAWABAN DARI LATIHAN-LATIHAN
Halaman 21
1. 94,3 cm
2. 73,4 cm
3. Panjangnya 92,1cm. (Garis terakhir benar-benar terlihat.) Untuk mengkonversi kurangi 0,7 cm panjang
untuk mendapatkan tinggi. Tinggi dicatat 91,4 cm
Halaman 26
IMT ditemukan dengan menggunakan tabel IMT. IMT yang dihitung dengan kalkulator disebut berikutnya.
1. tabel →14
kalkulator →14 / (1,000)2 = 14,0
2. tabel →18
kalkulator →11,2 / (0,788)2 = 18,03… (dibulatkan menjadi 18,0)
3. tabel →16
kalkulator → 22,5 / (1,185)2 = 16,02… (dibulatkan menjadi 16,0)
4. tabel →13,5
kalkulator →3,1 / (0,482)2 = 13,34… (dibulatkan menjadi 13,3)
31