Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA DALAMPANCASILA DAN UUD ‘45

DOSEN PEMBIMBING
BAIDLOWI,S.H.I, M.H.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK V

Arnetta Arthamevia H A41190314

Bramanstya A41190300

Dwi Satria Nugraha A41190173

Eri Rizqi Anugerah A41190476

Erika Meidina A41190124

Galih Bayu Pamungkas A41190126

Ikhwannurrohman Prima A. A41190582

Ilfa Nur Laili Mufidatin A41190118

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

TEKNIK PRODUKSI BENIH

JEMBER

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
pembuat mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
awal dengan judul “HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DAN UUD
45”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


khususnya kepada dosen pancasila kami yang telah membimbing dalam
membuat makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jember,23 september 2019

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................4


A. Latar Belakang .................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................5


A. Pengertian HAM...............................................................5
B. Sejarah HAM....................................................................7
C. Hubungan HAM dalam Pancasila.....................................11
D. Hubungan HAM dalm UUD 45........................................15

BAB 3 PENUTUP ............................................................................18


A. Kesimpulan........................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era
reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era
sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita
hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap
orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.
hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia
secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi
kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil
maupun Militer), dan Negara
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa
sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan
politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak
orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak
melindungi atau melanggar HAM.
Hak asasi manusia pada prinsipnya merupakan hak yang universal, akan tetapi dalam
pelaksanaannya di masing-masing negara disesuaikan dengan kondisi politik dan social budaya
masing – masing negara. Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat memiliki Ideologi
Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 yang menjadi batasan sekaligus berisi pengakuan terhadap hak
asasi manusia. Seberapa jauh nilai – nilai hak asasi manusia terkandung dalam Pancasila dan UUD
1945 dapat dijadikan barometer Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengakuai dan
menghargai hak asasi manusia. Hal ini mengingat Piagam PBB yang memuat pengakuan dan
perlindungan HAM baru lahir pada tahun 1948 sesudah lahirnya NKRI pada tahun 1945. Meskipun
tidak diatur secara khusus ketentuan tentang HAM pada UUD 1945 sebelum amandemen ke dua,
bukan berarti dalam UUD 1945 tidak mengakomodir ketentuan tentang HAM. Jika dilihat dari
lahirnya UUD 1945 lebih dulu lahir daripada Deklarasi HAM tahun 1948.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia


Sacara formal konsep mengenai Hak Asasi Manusia  lahir pada tanggal 10
Desember 1948, ketika PBB memproklamirkan Deklarasi Universal HAM. Yang
didalamnya memuat 30 pasal, yang kesemuanya memaparkan tentang hak dan
kewajiban  umat manusia. Secara eksplisit, HAM adalah suatu yang melekat pada
manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia, sifatnya
tidak dapat dihilangkan atau dikurangi oleh siapapun.

Deklarasi Unuversal tentang HAM oleh PBB


1. pengakuan atas martabat dan hak-hak yang sama bagi semua anggota
keluarga, kemanusiaan dan keadilan didunia.
2. mengabaikan dan memandang rendah hak asai manusia akan menimbulkan
perbuatan yang tidak sesuai dengan hati nurani umat manusia.
3. hak – hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum
4. persahabatan antara Negara-negara perlu dianjurkan
5. memberikan hak-hak yang sama baik laki-laki maupun perempuan
6. memberi penghargaan terhadap pelaksanaan hak-hak manusia dan
kebebasan asa umat manusia
7. melaksanakan hak-hak dan kebebasan secara tepat dan benar.

Pengertian HAM Menurut Para Ahli :


1. Dr. Dardji darmodiharjo, sh
Ham adalah hak-hak dasar / pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagi anugrh
tuhan yang maha esa
2. Laboratorium pancasila IKIP Malang.
HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
3. Mr. Kuntjono Purbo pranoto.
HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dipisahkan
hakikatnya.

5
4. John Locke.
HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Peencipta
sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa HAM merupakan hak paling
individu dan suatu pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan Negara
dan merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa, yang wajib dihormati , dijunjung
tinggi yang dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabt manusia.

Macam-Macam Hak Asasi Manusia


 Hak asasi pribadi / personal Right
1. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah
tempat
2. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
3. Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
4. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama
dan kepercayaan yang diyakini masing-masing

 Hak asasi politik / Political Right


1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
2. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
3. Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi
politik lainnya
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

 Hak azasi hukum / Legal Equality Right


1. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan
2. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
3. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

6
 Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
1. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
2. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
3. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang,
dll
4. Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
5. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

 Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights


1. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
2. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahanan dan penyelidikan di mata hukum.
 Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
1. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
2. Hak mendapatkan pengajaran
3. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat

B. Sejarah HAM Di Indonesia dan Dunia


Pada tanggal 10 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai hari Hak
Asasi Manusia. Momentersebut diperingati oleh setiap ummat manusia diseluruh
dunia dengan harapan semoga penegakan HAM di tahun mendatang lebih baik dari
tahun sebelumnya. Karena masih banyak kasus pelanggaran HAM secara nasional
maupun internasional, baik ringan maupun berat belum tertangani secara
maksimal.
Dengan demikian bahwa pengertian hak asasi manusia (HAM) itu sendiri
adalah hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir
secara kodrat yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak
dapat dirampas dan dicabut keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu hak asasi manusia bersifat universal, yang artinya berlaku
dimana saja, untuk siapa saja, dan tidak dapat diambil siapapun. Hak-hak tersebut
dibutuhkan individu melindungi diri dam martabat kemanusiaan, juga seagai
7
landasan moral dlam bergaul dengan sesama manusia. Meskipun demikian bukan
berarti manusia dengan hak-haknya dapat berbuat sesuka hatinya maupun seenak-
enaknya.

Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di Indonesia,


terlebih dahulu kita membahas dan mengetahui sejarah perembangan hak asasi
manusia di dunia. Dimana setiap manusia menginginkan hak-hak tersebut
ditegakkan. Sebelum masehi, Filosofi Yunani seperti Socrates (470-3 SM) dan
Plato (428-322) mengajarkan pemerintah hars berdasarkan kekuasaan pada
kemauan dan kehendak warga negara. Pengakuan serta perjuangan hak asasi
manusia d dunia ditandai dengan berbagai macam dokmen-dokumen, diantaranya :

1. Magna Charta

Pada awal abad ke XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana digantikan
oleh Raja John lackland, dimana kekuasaan pemerintahan Raja John Lackland
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan bangsawan. Akibat kesewenang-
wenangan Raja John Lackland mengakibatkan timbulnya pemberontakan dari para
Baron. Sehingga terjadi suatu perjanjian antara Raja John dengan para Baron yang
dikenal dengan Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 di Inggris yang
berintikan menghiangkan hak kekuasaan absolutisme Raja :
Isi dari Magna Charta tersebut adalah :
1) Raja beserta keturunannya, berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja di Inggris.
2) Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untu memberikan hak-ha
sebagai berikut :

1. Para petugas kemanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak


penduduk.
2. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan sanksi
yang sah.
3. Seseorang yang bukan budak tidak akan di tahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
4. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur di tahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
5. Pettion Of Rights

Pettion of Raights dicetuskan pada tahun 1628 di Inggris, dimana dokumen


tersebut berisi tentang penuntutan hak-hak yaitu :
1) Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.

8
2) Warga negara tida boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya

2. Bill Of Rights

Lahirnya Bill Of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan di Inggris


pada tahun 1689. Saat itu mulai timbul pandangan yang intinya bahwa manusia
sama di muka hukum. Pandangan tersebut memperkuat timbulnya negara hukum
dan demokrasi, serta melahirkan asas persamaan an hak ebebasan untuk
menwujudkannya. Dan isi dari Bill Of Rights yaitu :
1) Kebebasan dalam anggota perlemen
2) Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
3) Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin perlemen.
4) Hak warga negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing,
dan
5) Perlemen berhak untuk mengubah keputsan raja.

3. Deklerasi Amerika Serikat

Deklarasi Amerika Serikat dicetuskan pada tahun 1776, berpandangan bahwa


Hak Asasi Manusia sebagai sesuatu yang berasal dari Tuhan. Sedangkan menurut
pemikiran Filosof John locke yang merumuskan hak-hak alam, seperti ha atas
hidup, kebebasan, dan mili yang menjadi pegangan rayat Amerika Serikat untuk
melawan penguasa Inggris. Pemikiran John Locke mengenai hak-hak dasar terlihat
jelas dalam Deklarasi amerika Serikat. Amanat Presiden Franklin D. Roosevelt
tentang empat kebebasan yang diucapkannya di depan kongres Amerika Serikat
tanggal 16 Januari 1941 yaitu :
1) kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran,
2) kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya,
3) kebebasan dari rasa takut, dan
4) kebebasan dari kekurangan dan kelaparan.
Empat kebebasan Roosevelt pada hakekatnya merupakan tiang penyangga hak
– hak asasi manusia yang paling mendasar.

4. Deklarasi tentang Hak Asasi Manusia di Perancis.

Perjuangan hak asasi manusia di perancis di buat dalam suatu naskah yang
dikenal dengan “ Declaracion Des Droits De L Home Et Du Citoyen “ yaitu

9
mengenai hak – hak manusia dan warga negara yang dicetuskan pada tahun 1789.
Dimana didalamnya menyimpulkan isi deklarasi tersebut, antara lain :
1) Manusia dilahiran merdeka dan tetap merdeka,
2) Manusia mempunyai hak yang sama,
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain,
4) Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan, dan
5) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

5. Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia.

Setelah perang dunia ke II, tahun 1946 disusun rancangan piagam hak-hak asasi
oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
terdiri dari 18 negara. Dua tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang
Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chailot,Paris. Karya itu berupa
pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang terdiri dari 30 pasal.
Di dalam Universal Declaration Of Human Rights mencantumkan, Bahwa
setiap orang   mempunyai hak, diantaranya :

1. Hak hidup,
2. Hak kemerdekaan dan keamanan badan,
3. Hak diakui kepribadiannya,
4. Hak mendapatkan asylum,
5. Hak masuk dan keluar wilayah suatu negara,
6. Hak mendapatkan suatu kebangsaan,
7. Hak mengutarakan pikiran dan perasaan,
8. Hak bebas memeluk agama,
9. Hak mengeluarkan pendapat, dan
10.Hak mendapat jaminan sosial

Percaya masyarakat terhadap penegak hukum yang ada dan lemahnya hukum di
Indonesia,sehingga mengakibatkan terjadinya krisis berskala (berkepanjangan).
Seandainya sistem hukum di Indonesia bekerja dengan baik dan maksimal akan
dapat toleransi serta penegakan HAM akan berjalan dengan baik. Penegakan
hukum di Indonesia dalam prakteknya masih belum sepenuhnya independen
(berdiri sendiri) atau dengan kata lain masih ditangani oleh pihak lain dalam
mengambil keputusan hukum.

Seperti kepolisian dan kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang


merupakan bagian dari eksekutif,masih sangat rendah tingkat moralitas,sehingga
10
hukum tidak dapat sesuai ketentuan yang berlaku. Prosedur hukum di Indonesia
tidak akan pernah mampu menangkap kebenaran dan keadilan. Bahkan lebih ironis
lagi penegakan hukum hanya mampu dipenerapan peradilannya saja.Hukum hanya
berurusan dengan dua hal yang berlawanan yaitu benar- salah, menang – kalah, dan
lain sebagainya.

Yang menjadi masalah dari hukum adalah belum maksimalnya praktek


penegakan hukum secara berkeadilan dan belum maksimalnya penegakan HAM.
Kita tidak boleh berhenti didalam penegakan HAM, sebab selalu akan ada jalan
bagi orang yang mau berusaha dengan didorong kemauan keras, visi kedepan yang
jelas. Dan kita mesti yakin dan optimis bahwa Indonesia pasti bisa lebih baik dari
negara lainnya.

C. HUBUNGAN PANCASILA DAN HAK-HAK ASASI


MANUSIA DI INDONESIA

Pancasila secara umum dipahami mengandung arti lima dasar. Kelima


dasar ini adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan
lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.

Pengakuan atas eksistensi Pancasila ini bersifat imperatif atau memaksa.


Artinya, siapa saja yang berada di wilayah NKRI, harus menghormati Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber
kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.

Di sisi lain ada HAM, yaitu hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu
gugat siapa pun. Menurut Oemar Seno Aji (1966), HAM adalah hak yang
melekat pada diri manusia sebagai insan ciptaan Allah SWT, sepeti hak hidup,
keselamatan, kebebasan dan kesamaaan sifatnya tidak boleh dilangar oleh
siapapun dan seolah-olah merupakan holy area. Sementara itu, menurut
Kuncoro (1976), HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya
dan tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya. G.J.Wollhof menambahkan, “HAM
adalah sejumlah hak yang berakat pada tabi’at setiap pribadi manusia, dan tidak
dapat dicabut oleh siapapun.”

HAM dalam Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam Pembukaan


UUD 1945 yang kemudian diperinci di dalam batang tubuhnya yang merupakan

11
hukum dasar, hukum yang konstitusional dan fundamental bagi negara Republik
Indonesia. Perumusan alinea pertama Pembukaan UUD membuktikan adanya
pengakuan HAM ini secara universal. Ditegaskan di awal Pembukaan UUD itu
tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa di dunia. Oleh sebab
itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dasar-dasar HAM tertuang dalam UUD 1945 Republik Indonesia


selanjutnya dapat ditemukan dalam sejumlah pasal Batang Tubuh UUD:

 Pasal 27 ayat (1): “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam


hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”
 Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”
 Pasal 29 ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”
 Pasal 30 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara”
 Pasal 31 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”.

Hubungan antara Pancasila dan HAM di Indonesia dapat dijabarkan sebagai


berikut:

1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk


memeluk agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan
agama. Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas
untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini
selaras dengan Deklarasi Universal tentang HAM (Pasal 2) yang
mencantumkan perlindungan terhadap HAM
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga
negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki
kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan
perlindungan undang-undang. Sila Kedua, mengamanatkan adanya
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM
PBB yang melarang adanya diskriminasi.

12
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu
diantara warga Negara dengan semangat rela berkorban dan
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan
pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM Pasal 1
bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan
hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan
hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang
membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Inti dari sila ini adalah
musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak dibenarkan untuk
mengambil tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat
mengganggu kebebasan orang lain. Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi
HAM.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat. Asas keadilan dalam
HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan disini ditujukan bagi
kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar
individu.

Pemahaman HAM Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang


hidup di masyarakat berlangsung sudah cukup lama. Bagir Manan pada
bukunya “Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia”
( 2001 ) membagi perkembangan HAM di Indonesia dalam dua periode yaitu:
(1) periode sebelum Kemerdekaan dan (2) periode setelah Kemerdekaan.

1. Periode Sebelum Kemerdekaan. Pada periode ini ada beberapa upaya


menuju diraihnya HAM seperti:
2.Periode ini diisi dengan Boedi Oetomo, yang telah memperlihatkan
adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat kepada
pemerintah colonial. Perhimpunan Indonesia, lebih menitikberatkan
pada hak untuk menentukan nasib sendiri.
3.Sarekat Islam, yang menekankan pada upaya untuk memperoleh
penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi
rasial. Dan ada beberapa organisasi lain yang bergerak dengan prinsip
HAM seperti Partai Nasional Indonesia, mengedepankan pada hak
untuk memperoleh kemerdekaan. Pemikiran tentang HAM pada
13
periode ini juga terjadi perdebatan dalam sidang BPUPKI antara
Soekarno dan Soepomo di satu pihak dengan Mohammad Hatta dan
Mohammad Yamin pada pihak lain. Perdebatan pemikiran HAM yang
terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan
kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak, hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak
untuk berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan
lisan.
4.Periode Setelah Kemerdekaan. Pemikiran HAM pada periode ini adalah
dalam upaya pembelaan hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk
berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan
untuk untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Periode ini
ditandai dengan adanya semangat kuat untuk menegakkan HAM,
walaupun pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an
penegakan HAM mengalami kemunduran, Pemerintah pada periode Orde
Baru bersifat defensif dan represif yang dicerminkan dari produk hukum
yang umumnya restriktif terhadap HAM. Desakan bagi negara untuk
makin menghormati HAM direspons dengan kelahiran Komisi Nasional
HAM, yang pada tahap-tahap awal pembentukannya menuai keraguan,
namun ternyata cukup mendatangkan optimisme. Pada periode 1998 dan
setelahnya, dengan pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998
terlihat dampak yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan
HAM di Indonesia, misalnya dengan dilakukannya amandemen UUD 45
dan beberapa peraturan perundang–undangan yang ada.

Apabila HAM ini diklasifikasi, maka terdapat beberapa kelompok hak sebagai


berikut:

1. Hak-hak pribadi (personal rights) meliputi kebebasan menyatakn


pendapat,kebebasan memeluk agama.
2. Hak-hak ekonomi (property rights) hak untuk memiliki sesuatu,
membeli atau menjual serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan (rights of legal equality).
4. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan.
5. Hak-hak asasi sosial dan budaya (social and cultural rights) misalnya
hak untuk memilih pendidikan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan, peraturan dalam hal penangkapan (procedural rights).

14
Jadi singkat kata, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia sudah memberikan jaminan
bahwa nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu sejalan dengan HAM. Oleh
sebab itu, penghormatan kita terhadap HAM harus bersifat juga berskala
universal. Kita menerapkan HAM dengan tidak mengenyampingkan nilai-nilai
keluhuran sebagai manusia Indonesia.

D. HAM dalam UUD 1945

Dasar-dasar HAM tertuang dalam UUD 1945 Republik Indonesia


selanjutnya dapat ditemukan dalam sejumlah pasal Batang Tubuh UUD:
1. Pasal 27 ayat (1): “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya”
2. Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”
3. Pasal 29 ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu”
4. Pasal 30 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara”
5. Pasal 31 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.   

Hak dan Kewajiban Warga Negara yang Diatur Dalam UUD 1945

Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi :
      A.    Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi.
Di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : “Tiap-tiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam Pasal 28D ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan
:Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja. Selanjutnya khusus mengenai
perekonomian diatur dalam Pasal 33 Perubahan UUD 1945 yaitu :
(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(3). Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
15
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Penelusuran dalam kepustakaan
ditemukan bahwa hak asasi manusia bidang ekonomi adalah hak yang
berkaitan dengan akitivitas perekonomian, perburuhan, hak mempero!eh
pekerjaan, perolehan upah dan hak ikut serta dalam serikat buruh. 
      B.     Hak Asasi Manusia di bidang Sosial dan Budaya
a. Hak asasi Manusia di bidang Sosial
Hak asasi manusia bidang sosial adalah hak asasi manusia yang berkaitan
dengan hak atas jaminan sosial, hak atas perumahan dan hak atas pendidikan.
Dalam Perubahan UUD 1945 ditentukan sbb :
          Pasal 28H ayat (3) Perubahan UUD 1945 menentukan : ”Setiap orang berhak
atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermatabat”
     Pasal 28H ayat (1) Perubahan UUD 1945 menentukan:  “Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
          Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan
kebudayaan yaitu :
(1)    Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
(2)    Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
(3)    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional yang            meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
Undang-undang.
(4)    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 %
dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5)    Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan
menjungjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

16
b. Hak Asasi manusia di bidang Budaya
Hak asasi manusia dalam bidang budaya dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
  Pasal 28C Perubahan UUD 1945 menentukan bahwa :
”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
  Pasal 28I ayat (3) Perubahan UUD 1945 menentukan bahwa:
”Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.”
  Pasal 32 Perubahan UUD 1945 menentukan :
(1)    Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2)    Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.

Di dalam Perubahan UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang wajib


menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan Undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

17
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Indonesia sebagai Negara hukum sangat menjunjung Hak asasi manusia,dan pancasila
sebagai dasar negara dan landasan yang fundemental mengandung nilai-nilai bahwa negara
harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab dalam
hidup bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara. Dalam UUD 1945 hak – hak asasi manusia
terdapat dalam pembukaan udang-undang dasar 1945.

Deklarasi universal HAM atau (Universal Declaration of Human Right) yang


dicetuskan pada tanggal 10 Desember 1948 telah merumuskan pengertian HAM, yaitu
merupakan pengakuan akam martabat dan harkat manusia yang menyatu dalam diri setiap
manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia. Sedangkan di Indonesia
telah dibentuk UU yang mendukung perlindungan HAM bagi seluruh warga negara Indonesia
ia yaitu UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM.semua ketentuan perundang-undangan yang
berkaitan dengan HAM dibentuk untuk memberikan jaminan dalam upaya penegakan HAM
di indonesia berjalan dapat secara efisien dan efektif,karena setiap orang dilahirkan bebas
dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat.

18
DAFTAR PUSTAKA

`https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-ham.html

https://www.zonasiswa.com/2014/07/sejarah-hak-asasi-manusia-ham.html

https://business-law.binus.ac.id/2016/04/29/pancasila-sebagai-landasarn-pengaturan-ham-di-
indoensia/

https://guruppkn.com/undang-undang-yang-mengatur-tentang-ham

19

Anda mungkin juga menyukai