Anda di halaman 1dari 17

PENGOLAHAN LIMBAH

ELEKTRONIK
Citra Dewi Rakhmania - 02211850012005
Adv. Industrial Waste Treatment

PENDAHULUAN

Saat ini, produk Listrik dan Elektronik menjadi barang yang tak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari, dan dengan kecepatan penemuan teknologi baru, rata-rata umur
penggunaan produk menjadi lebih pendek. Sebagai konsekuensi, volume dari limbah
elektronik meningkat tajam di seluruh dunia. Limbah dari Peralatan Listrik dan Elektronik
(WEEEs, Waste from Electric and Electronic Equipment’s) saat ini dianggap sebagai limbah
dengan pertumbuhan tercepat di dunia, yang mana secara global sebanyak 30-50 juta ton
WEEE dibuang setiap tahunnya, dengan estimasi pertumbuhan limbah sebesar 3–5%. Dan
sejumlah besar dari WEEE saat ini (mencapai 50%) setiap tahunnya dihasilkan oleh negara-
negara maju dan secara illegal di didtribusikan di negara berkembang dalam bentuk bantuan
kemanusiaan atau produk bekas layak pakai. Komunitas Ilmuwan Internasional sepakat
bahwa dengan mengoptimalisasikan pengolahan WEEE akan memberikan dampak yang
baik secara ekonomi, lingkungan dan social, sehingga WEEE dapat dikategorikan sebagai
sumber daya dan dapat dimanfaatkan dengan efisien dan secara berkelanjutan.
Ada beberapa alasan mengapa WEEE perlu didaur ulang, Pengakuan tentang
kesulitan membuang limbah elektronik dibandingkan dengan jenis limbah lainnya;
Kekurangan utama tempat pembuangan akhir, dan kekhawatiran tentang kontaminasi tanah,
air tanah, dan sumber daya lainnya; Menumbuhkan kesadaran akan manfaat mendapatkan
kembali dan memanfaatkan sumber daya berharga yang terkandung dalam limbah
elektronik; dan Kesediaan untuk mengembangkan perusahaan daur ulang sebagai " venous
industry" istilah Jepang untuk bisnis yang mengubah limbah industri padat menjadi bahan
baku yang kemudian dapat digunakan kembali. Jika WEEE dapat didaur ulang, maka
Pendapatan Potensi Keseluruhan yang berasal dari daur ulang e-waste diperkirakan 2,15
miliar euro dan 3,67 miliar euro di AS. Dari tabel 1, dapat diketahui bahwa beberapa material
berharga jual tinggi dapat didaur ulang dari WEEE, seperti emas, perak dan tembaga,
dengan %Revenue terbanyak didapatkan dari pengolahan emas dalam WEEE.
Tabel 1. %Revenue dari kandungan WEEE

Produk listrik dan elektronik baru akan segera menggantikan produk yang beredar di
pasaran saat ini, mempengaruhi volume yang dikumpulkan, jenis bahan yang didapatkan
dari daur ulang dan proses daur ulang dengan cara yang tidak dapat di prediksikan.
Sekarang, sektor daur ulang membutuhkan plan atau teknologi yang lebih fleksibel. Produksi
alat elektronik modern membutuhkan penggunaan sumber daya yang langka dan mahal
sehingga pendaur ulang materi ini/ WEEE merupakan peluang ekonomi yang terhitung
signifikan. Namun meskipun WEEE dapat didaur ulang, ada sebagian besar logam mulia
khusus yang terkandung dalam WEEE yang masih hilang dalam proses daur ulang, yang
mana tingkat kemurnian dari bahan daur ulang merupakan persyaratan yang diperlukan
untuk mendapatkan harga pasar tertentu.

1|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTRONIK

2.1 Industri Elektonik,


A. Proses Industri Elektronik

Gambar 1.Diagram proses Industri Elektronik


Industri elektronik meliputi pembuatan komponen pasif (resistor, kapasitor,
induktor); komponen semikonduktor (menodai, sirkuit terpadu); papan sirkuit tercetak
(papan tunggal dan multilayer); dan Printedwiring assemblies.
Semikonduktor. Semikonduktor diproduksi dengan memperlakukan bahan
semikonduktor dengan dopants (suatu zat yang digunakan untuk menghasilkan
karakteristik listrik yang diinginkan dalam semikonduktor) seperti boron atau fosfor untuk
memberi mereka sifat listrik. Tahap pembuatan meliputi pertumbuhan kristal;
pembentukan etsa asam dan epitaxy; doping dan oksidasi; difusi dan implantasi ion;
metalisasi; Chemical vapor deposition; pemisahan dye; pelampiran dye; pembersihan;
pengikatan kawat; pengemasan enkapsulasi; dan pengujian akhir, penandaan, dan
pengemasan.
Pembuatan papan sirkuit cetak (PCB, Printed circuit board). Ada tiga jenis
papan: satu sisi (sirkuit di satu sisi saja), dua sisi (sirkuit di kedua sisi), dan multilayer
(tiga atau lebih lapisan sirkuit). Pembuatan PCB dilakukan dengan memproduksi pola
bahan konduktif pada substrat nonkonduktif dengan proses subtraktif atau aditif.
(Konduktor biasanya tembaga; alasnya dapat ditekan seperti epoksi, Teflon, atau kaca.)
Dalam proses subtraktif, yang merupakan rute yang paling banyak dipakai, langkah-
langkahnya meliputi pembersihan dan persiapan permukaan alas, pelat tembaga tanpa
listrik, pencetakan pola dan penutup, electroplating, dan etching.
Printedwiring assemblies. Merupakan tahap perakitan kabel pada bagian yang
tercetak terdiri dari komponen yang terpasang pada satu atau kedua sisi dari papan
sirkuit cetak.

B. Limbah Industri Elektronik dan Baku Mutu Limbah


Perakitan pada banyak komponen elektronik melibatkan berbagai proses pencucian
untuk menghilangkan residu, oli, asam dan pelumas dan kontaminan lainnya sebelum
dan selama dalam proses produksi. Hal ini menghasilkan volume besar air limbah yang
mengandung alkali, larutan asam, air limbah logam berat, cat, air limbah residu
pelapisan, dan air limbah fabrikasi logam lainnya. Operasi pemolesan, penggilingan dan
pemotongan dalam pembuatan semikonduktor menghasilkan air limbah yang tinggi
dalam padatan tersuspensi, termasuk silika, aluminium, dan cerium oxide. Namun

2|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

didalam air limbah juga terkandung berbagai bahan terlarut, seperti zat pengoksidasi, ion
anorganik, dan senyawa organik, serta tembaga, complexing agents, dan corrosion
inhibitors.
a. Polusi Udara
Potensi emisi udara dari manufaktur semikonduktor tergolong dalam golongan gas
beracun, reaktif, dan berbahaya; serta mengandung Pelarut organik; dan partikulat
dari proses. Bahan kimia yang digunakan dapat meliputi hidrogen, silane, arsine,
phosphine, diborane, hydrogen chloride, hydrogen fluoride, dichlorosilane,
phosphorous oxychloride, dan boron tribromide.
Sedangkan potensi emisi udara dari pembuatan papan sirkuit tercetak/ PCB yakni
asam sulfat, hidroklorik, fosfat, nitrat, asetat, dan asam lainnya; klorin; amonia; dan
uap pelarut organik (isopropanol, acetone, trichloroethylene; n-butyl acetate; xylene;
petroleum distillates; dan zat perusak ozon).
Dalam pembuatan/perakitan printed wiring assemblies, emisi udaranya mencakup
uap pelarut organik dan asap dari proses penyolderan, termasuk aldehida, flux
vapors, asam organik, dan sebagainya.
b. Effluent/Limbah Cair
Limbah cair dari pembuatan semikonduktor memiliki pH rendah akibat adanya
kandungan asam fluorida, hidroklorat, dan asam sulfat (kontributor utama terhadap
pH rendah) dan mengandung pelarut organik, oksiklorida fosfor (yang terurai dalam
air untuk membentuk asam fosfat dan asam klorida), asetat, logam, dan fluorida.
Limbah dari pembuatan PCB dapat mengandung pelarut organik, polimer vinil;
stannic oxide; logam seperti tembaga, nikel, besi, kromium, timah, timah, paladium,
dan emas; sianida (karena beberapa logam mungkin membentuk zat kompleks
dengan agen chelating); sulfates; fluorides dan fluoroborates; amonia; dan asam.
Limbah dari pembuatan/perakitan printed wiring assemblies mengandung asam,
alkali, fluxes, logam, pelarut organik, dan, jika dalam prosesnya terdapat tahap
elektroplating maka limbah cairnya akan mengandung, logam, fluorides, cyanides,
dan sulfates.
c. Limbah Padat
Limbah padat dan berbahaya dari pabrik semikonduktor mengandung logam berat,
solder dross (solder pot skimmings), arsenik, epoksi bekas, dan limbah pelarut
organik (menyumbang volume limbah terbesar).
Pada industry PCB, limbah padat dapat mencakup bahan circuit board, lumpur
plating dan hidroksida, dan tinta.
Sedangkan dari pembuatan/perakitan printed wiring assemblies, limbah padat dapat
berupa sampah solder, papan bekas, komponen-komponen PCB, pelarut organik,
dan logam.
Ketiga proses pembuatan dapat menghasilkan lumpur yang mengandung logam
berat, serta residu pelarut organic, yang mana hal ini membutuhkan pengelolaan
lebih lanjut sebelum dilakukan pembuangan.
Baku Mutu Limbah Industri Elektronik menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.

3|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

Tabel 2. Baku Mutu Limbah Industri Elektronik

C. Teknologi Pengolaham Limbah Industri Elektronik

Gambar 2. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Elektronik


Wet Scrubber, sistem kontrol point-of-use, dan unit kontrol volatile organic compound
(VOC) digunakan untuk mengontrol emisi bahan kimia beracun dan berbahaya yang
digunakan dalam proses fabrikasi semikonduktor. Seringkali digunakan unit pengolahan
gas buangan asam dan basa dalam scrubber terpisah dikarenakan penggunaan cairan
scrubber yang berbeda, sehingga menghasilkan efisiensi removal yang lebih tinggi.
Karena banyaknya bahan kimia yang digunakan dalam industri elektronik, segregasi
dari air limbah dapat menyederhanakan pengolahan limbah dan memungkinkan recovery
dan penggunaan kembali bahan tersbut. Limbah organik dikumpulkan secara terpisah
dari sistem air limbah. (Perhatikan bahwa pelarut yang digunakan dalam industri
semikonduktor tidak dapat dengan mudah didaur ulang karena banyak dihasilkan
campuran kompleks seperti photoresist) Untuk limbah berupa asam dan alkali
diumpankan ke fasilitas pengolahan air limbah di lokasi untuk netralisasi, setelah
dilakukan pemisahan aliran yang mengandung logam-berat untuk pengolahan secara
terpisah. Aliran yang mengandung fluoride di pabrik semikonduktor dipisahkan dan diolah
di lokasi atau dikirim di luar lokasi untuk diolah atau dibuang. Langkah-langkah

4|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

pengolahan untuk limbah dari industri elektronik dapat meliputi presipitasi, koagulasi,
sedimentasi, pengeringan lumpur, pertukaran ion, penyaringan, pemurnian dan
pemisahan membrane. Berbagai macam teknologi pengolahan limbah industry elektronik
dapat dilihat pada gambar 2.

2.2 WEEE (Waste Electrical and Electronics Equpment)


Limbah elektronik (e-waste) terdiri dari limbah elektronik / barang-barang listrik yang
tidak dapat digunakan kembali atau telah mencapai end-life-cycle. 14 kategori WEEE yang
sering diolah yaitu notebook LCD, notebook LED, TV CRT, TV LCD, TV LED, monitor CRT,
monitor LCD, monitor LED, telepon seluler, telepon pintar, panel PV, HDD, SSD, dan tablet.
Peralatan listrik dan elektronik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
ekonomi global. Dengan kemajuan teknologi, industri telah bergerak menuju otomatisasi,
sehingga meningkatkan penggunaan peralatan listrik dan elektronik. Pada saat yang sama,
dengan perkembangan teknologi dan peralatan baru, masa hidup produk elektronik menjadi
semakin pendek, sehingga memaksa teknologi yang telah tertinggal zaman untuk dibuang
dan menjadi limbah. Para peneliti telah menunjukkan bahwa perkiraan usia rata-rata produk
listrik dan elektronik adalah sekitar tujuh tahun, dengan batas bawah 2–3 tahun untuk ponsel
dan komputer dan batas atas 10-12 tahun untuk mesin pencuci piring, freezer, dan lemari
es.
Total limbah elektronik (e-waste) yang dihasilkan di seluruh dunia diperkirakan sekitar
41,8 juta ton pada tahun 2014 (5,9 kg / penduduk), dengan sebagian besar dihasilkan oleh
negara maju. Jumlah total limbah elektronik diperkirakan akan mencapai 50 juta ton pada
tahun 2018. Sejumlah besar (hampir 50%) dari WEEEs saat ini dihasilkan setiap tahun oleh
negara-negara maju. Tabel 3, menunjukkan beberapa negara penghasil E-Waste terbesar di
dunia dengan Jepang, UK, USA merupakan 3 negara terbesar penghasil E-Waste per
Capita.
Tabel 3. Daftar Negara penghasil E-Waste Terbesar diDunia

Elektronik dan peralatan listrik tampak efisien dan ramah lingkungan, tetapi ada bahaya
tersembunyi yang menyertainya begitu ini menjadi limbah elektronik. Bahan berbahaya yang
terkandung dalam produk-produk elektronik, ditambah dengan percepatan pergantian unit
yang sudah ketinggalan zaman, menimbulkan bahaya nyata bagi kesehatan manusia jika
produk elektronik tidak diproses dengan benar sebelum dibuang. Limbah elektronik
mengandung bahan berharga seperti tembaga, perak, emas, dan platinum yang dapat
diproses untuk daur ulangnya. Di dalam limbah ini terdapat zat yang berbeda (baik yang
kritis, berharga, dan berbahaya) yang memerlukan proses daur ulang khusus untuk
menghindari, dari satu sisi, masalah lingkungan dan kesehatan (lihat tabel 5) dan, di sisi
lain, beban lingkungan yang terkait dengan ekstraksi dan pemurnian bahan primer baru.
Telah diketahui oleh para ahli bahwa kegiatan penglahan WEEE dapat menawarkan
kesempatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

5|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

Tabel 4. Kandungan Logam Mulia yang terkandung dalam WEEE

Gambar 3. Grafik Perbandingan Cost dan Revenue pada pengolahan setiap unit WEEE
Gambar. 3 membandingkan harga unit produk sebelum (€ / unit produk) dengan persen
keuntungan d (€ / kg produk). Data ini tergantung pada volume limbah yang akan diolah.
Urutan pertama dari peringkat ini diraih oleh smart phone sebagai produk yang paling
menjanjikan untuk dipulihkan. Berbicara tentang ponsel pintar, 56% pendapatan berasal dari
pemulihan konten emas. Kontribusi menarik lainnya berasal dari: paladium (15%), platinum
dan kobalt (7%), perak (5%), plastik dan tembaga (3%). Dari sudut pandang monitor (baik
dalam versi LED dan LCD), kontribusi utama diberikan oleh emas (61%) diikuti oleh: plastik

6|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

(19%), paladium (8%), timah (4%), baja (3%) ) dan perak (2%). Akhirnya, dari sudut
pandang TV (baik dalam versi LED dan LCD) tembaga (42%) adalah bahan yang paling
berharga, diikuti oleh emas (36%), paladium (10%), plastik (7%), timah (3) %) dan perak
(2%). Tetapi proses daur ulang (pembongkaran, pra-perawatan dan pemurnian) juga
menentukan biaya dan manfaat / pendapatan-pendapatan mereka.
Tabel 5. Dampak WEEE terhadap kesehatan

Daur ulang limbah elektronik dapat menyebabkan paparan langsung atau tidak
langsung terhadap berbagai zat berbahaya yang terkandung dalam WEEE atau dibentuk
dan dirilis oleh praktik daur ulang yang tidak aman. Paparan langsung memerlukan kontak
dengan bahan-bahan berbahaya, menghirup partikel-partikel halus dan kasar, dan menelan
debu yang terkontaminasi. Logam berat dan senyawa terhalogenasi tampaknya memiliki
pengaruh besar pada risiko kesehatan potensial, lihat pada tabel 5. Efek kesehatan yang
merugikan dari paparan limbah elektronik telah ditinjau baru-baru ini dan mungkin termasuk
perubahan fungsi paru-paru, fungsi tiroid, ekspresi hormon, berat badan lahir, hasil
kelahiran, tingkat pertumbuhan masa kanak-kanak, kesehatan mental, perkembangan
kognitif, sitotoksisitas, dan genotoksisitas. Ada juga kemungkinan bahwa paparan bahan
kimia berbahaya yang dihasilkan oleh daur ulang e-waste dapat memiliki efek karsinogenik
dan sifat mengganggu endokrin yang dapat menyebabkan perubahan seumur hidup karena
anomali perkembangan saraf, gangguan intelektual perkembangan reproduksi yang
abnormal, dan kesulitan untuk fokus.
A. Teknologi Pengolahan/Daur Ulang WEEE
Collection, disassembly and segregation
E-waste dikumpulkan dari berbagai konsumen dari rumah, kantor, industri dan rumah
perusahaan, organisasi swasta dan publik, dll. Sampah elektronik yang dikumpulkan harus
dipisahkan ke dalam berbagai kategori, dipisahkan dan dipisahkan untuk PCB dan konektor
yang terpisah. E-waste terdiri dari berbagai macam produk elektronik / listrik (WEEE) dan
nilai pasar mereka juga sangat bervariasi tergantung pada tingkat permintaan. PCB dan

7|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

konektor adalah bagian yang paling berharga karena mengandung emas, tembaga perak
dan logam mulia lainnya. Sehingga pengolahan WEEE banyak difokuskan pada pengolahan
PCB dan konektor.
Limbah elektronik terkonsentrasi dibuat dengan secara manual mengeluarkan barang-
barang seperti komponen kaca, sekrup alat kelengkapan logam, konektor, Kabel, unit
pendingin, penutup plastik, kipas, transformator, baterai dll. PCB yang diisi yang berisi
konektor dan komponen lainnya kaya akan logam berharga seperti tembaga, perak, emas,
paladium, tantalum dll.

Gambar 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah Elektronik Secara Fisika

Shredding, crushing and pulverization


Proses-proses ini dilakukan untuk membuat campuran homogen dari PCB yang terisi untuk
terutama menilai jumlah berbagai logam yang dapat dijual yang ada dalam berbagai macam
PCB. Penghancuran juga dilakukan untuk memisahkan partikel dengan berbagai jenis isi
logam tetapi juga untuk membebaskan logam dari bagian plastic, komponen individu dan
laminasi PCB.
Penghancuran juga untuk memaksimalkan pemisahan partikel logam dari plastik yang
biasanya melekat. Seluruh feed WEEE yang telah disortir, dihancurkan dengan mechanical
shearing machine hingga ukuran sekitar 3 x 3 mm. Akhirnya, potongan-potongan ini menjadi
feed penggilingan kering di ball mill dengan ukuran atas 1,0 mm. Bahan WEEE halus
kemudian dihancurkan ukurannya kurang dari 1,0 mm untuk pembebasan logam dan plastik
dengan teknik pengolahan secara fisik.
Sebagai metode alternatif, material untuk operasi skala besar dapat dilakukan dengan
operasi shredding dan pulverizing secara bersamaan. Dalam metode ini, PCB dihancurkan
ke ukuran partikel yang sesuai dalam dua tahap operasi. Double-toothed roll shear dan
hammer crusher digunakan untuk membebaskan logam dari komponen lain yang
terkandung dalam PCB. PCB dihancurkan hingga kurang dari 1 mm dengan kompresi dan

8|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

gesekan dengan crusher roll bergigi ganda yang dirancang khusus. Sebuah hammer mill
digunakan sebagai crusher sekunder, yang dasarnya terdiri dari rotating hammer dan
permukaan berlubang untuk mengontrol ukuran produk. Proses reduksi ukuran WEEE
diperlukan untuk membebaskan logam dari bahan kelongsong atau laminasi komposit
seperti resin, fiberglass, dan plastik. Tingkat pembebasan logam meningkat dengan ukuran
partikelnya dan ukuran partikel pengolahan ideal adalah 0,5 mm.

Metals extraction
Pemisahan Secara Fisik
1. Pemisahan gravitasi didasarkan pada fakta bahwa setiap partikel material memiliki
densitas tertentu. Metode konsentrasi gravitasi memisahkan bahan berdasarkan
specific gravity yang berbeda dengan gerakan relatifnya sebagai respons terhadap
gravitasi. Meskipun demikian, pemisahan ini tidak hanya tergantung pada kepadatan
komponen, tetapi juga pada ukurannya. Untuk tujuan ini, bahan PCB diproses pada
concentrating tables. Unit shaking tables mengeksploitasi perbedaan berdasarkan
specific gravity dan ukuran partikel untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
2. Pemisahan magnetik digunakan untuk memisahkan besi, nikel dan logam kobalt,
partikel logam (besi) dan partikel non-magnetik (non besi) (mis. Plastik, kaca, Al, dll.)
dengan memanfaatkan perbedaan eddy current. Pemisahan magnetik, khususnya
menggunakan drum pemisah berintensitas rendah banyak digunakan untuk pemulihan
logam feromagnetik dari logam nonferrous dan limbah nonmagnetik lainnya..
3. Electrostatic separation memisahkan bahan berdasarkan konduktivitas listrik yang
berbeda (atau resistivitas). Kemampuan memisahkan elektrostatik tergantung pada
perbedaan polaritas dan jumlah muatan yang diperoleh partikel yang akan dipisahkan.
Ada tiga teknik pemisahan berbasis konduktivitas listrik:
(1) Corona electrostatic separation, dapat berhasil memisahkan partikel campuran yang
memiliki perbedaan konduktivitas yang besar
(2) Triboelectric separation, berguna untuk mengisi dan memisahkan bahan yang
memiliki konduktivitas serupa
(3) Eddy current separation, pada zona pemisahan, gaya defleksi gravitasi, sentrifugal,
gesekan, dan magnet, dapat mempengaruhi partikel yang jatuh, tetapi hanya gaya
magnet yang membelokkan partikel besi ke tingkat yang lebih tinggi.
Electrostatic separation is digunakan untuk memisahkan plastik dan logam dan
berbagai plastik tertanam dan cluster logam dipisahkan oleh metode pemisahan
gravitasi.
4. Froth flotation, pemanfaatan hidrofobik alami, serta flotasi terbalik cukup umum di flotasi
batubara dan bijih Fe, sementara beberapa aplikasi flotasi juga telah dilaporkan dalam
pengolahan limbah. Hal ini terutama digunakan untuk memisahkan logam nonferrous

Pemisahan Secara Kimiawi


Daur ulang kimia adalah menguraikan polimer limbah menjadi monomernya atau beberapa
bahan kimia bermanfaat melalui reaksi kimia. Daur ulang kimia memisahkan bahan organik
dan logam. Pirolisis, gasifikasi, depolimerisasi menggunakan cairan superkritis dan proses
degradasi hidrogenolitik adalah empat teknik daur ulang kimia. Pirolisis, pemanasan tanpa
oksigen, digunakan untuk memperoleh logam dengan kemurnian tinggi, Pirolisis melibatkan
distilasi destruktif resin dari berbagai jenis polimer. Selama proses pirolisis, bahan organik
didekomposisi menjadi produk dengan berat molekul rendah, cairan / minyak / ter atau gas
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan komponen anorganik (terutama
logam dan serat kaca tetap sebagai residu padat yang relatif tidak berubah dan, oleh karena
itu, dapat didaur ulang dalam aplikasi yang bermanfaat.

Proses Metalurgi
Proses metalurgi digunakan dalam tahap peningkatan dan pemurnian rantai daur ulang.
Dalam proses metalurgi, logam dilebur oleh panas (proses pyrometalurgi) atau dilarutkan

9|Page Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

oleh cairan (proses hidrometalurgi) dan selanjutnya disortir dengan memanfaatkan sifat
kimianya /metalurgi.

1. Pyrometallurgical processes (smelting)


Pyrometalurgi, proses yang banyak membutuhkan energi dan berbiaya tinggi,
merupakan pendekatan tradisional untuk pemulihan logam dari PCB limbah; tetapi,
pemulihan selektif dari masing-masing logam hampir tidak dapat dilakukan dengan rute
ini. Teknik-teknik pyrometalurgi termasuk pembakaran, peleburan dalam tanur busur
plasma, tanur tinggi atau tungku peleburan Cu, peleburan pada suhu tinggi dengan
adanya gas selektif untuk memperoleh kembali kandungan logam-logam dalam WEEE
terutama logam nonferrous. Proses pyrometallurgy menghasilkan asap logam berat
(terutama logam dengan titik leleh rendah seperti Hg, Pb, dan Cd). Selain itu, jika bahan
baku mengandung PVC atau plastik lainnya dengan BFR, proses pyrometallurgy dapat
menyebabkan pembentukan campuran halogenated dioxins dan furans.
2. Hydrometallurgical processes (leaching)
Rute hidrometalurgi lebih selektif terhadap pemulihan logam dari limbah PCB atau pre-
treated PCB (desoldered atau swelling). Dikarenakan lebih mudah mengendalikan reaksi
dan menciptakan lebih sedikit bahaya lingkungan daripada pendekatan secara
pyrometalurgi. Dalam proses hidrometalurgi, sejumlah besar limbah cair dan lumpur
dihasilkan dan harus dibuang dengan hati-hati. Proses hidrometalurgi membutuhkan
berbiaya rendah, dan terutama digunakan untuk daur ulang fraksi logam-ferro di mana
ekstraksi kandungan logam dinilai lebih menguntungkan.
2.1 Precious and base metal recoveries by acid/alkaline leaching
Most of the precious metals are present in elemental form and in proximity of other
metals, which makes very difficult to separate the individual ones. To improve the
selectivity of the precious metals and minimize the impurities, leaching is preferably
carried out after the removal or recovery of base metals. Currently, the active
research has been shifted towards the development of less corrosive reagents such
as cyanide, halide, thiourea, potassium persulfate and thiosulfate for precious
metals leaching from waste PCBs.
Sebagian besar logam mulia hadir dalam bentuk unsur dan berdekatan dengan
logam lain, yang membuat sangat sulit untuk memisahkan masing-masing. Untuk
meningkatkan selektivitas logam mulia dan meminimalkan pengotor, pencucian
lebih disukai dilakukan setelah pemindahan atau pemulihan logam dasar. Saat ini,
penelitian telah bergeser ke arah pengembangan pereaksi yang kurang korosif
seperti cyanide, halide, thiourea, potassium persulfate dan thiosulfate untuk
pegolahan logam mulia dengan metode leaching dari limbah PCB.
2.2 Biohydrometallurgical leaching processes
Meskipun sebagian besar menargetkan pemulihan fraksi logam yang berharga dari
limbah PCB, bioleaching dapat memanfaatkan pengolahan bahan dari e-waste
dengan dua cara.
- Penggunaan mikroorganisme untuk mengekstraksi logam dengan
menghasilkan asam organik yang lebih lemah akan menghemat pembuatan
asam anorganik kuat yang saat ini digunakan untuk ekstraksi logam dan juga
menyelamatkan lingkungan secara signifikan dalam hal pengolahan dan
pembuangan limbah asam anorganik yang kuat dibandingkan dengan yang
lebih lemah dan lebih banyak.
- atau Asam organik yang siap diolah yang dihasilkan oleh kultur
mikroorganisme.
Bioleaching memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan mengekstraksi
logam secara selektif pada suhu rendah dengan mikroorganisme dan juga
meninggalkan residu bukan logam yang tidak tercemar untuk diproses lebih lanjut.
Pemrosesan biohidrometalurgi telah ditetapkan sebagai rute alternatif untuk

10 | P a g e Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

mendapatkan kembali kandungan logam, terutama Cu dan Au dari bijih dengan


konsentrat tingkat rendah. Penelitian juga telah diperluas ke logam lain karena
biaya investasi yang rendah, dampak lingkungan yang lebih sedikit, konsumsi
energi yang lebih sedikit dan kontrol yang lebih baik daripada rute pyrometalurgi
atau hidrometalurgi konvensional.
Purifikasi/Pemurnian
Logam dari PCB dilarutkan pada proses pelindian dan dapat diperoleh kembali dengan
teknik pemurnian seperti: ekstraksi cair / cair (ekstraksi pelarut), presipitasi / sementasi dan
electrolyte refinement (electrowinning / elektro-recovery), extraction, scrubbing dan stripping
digunakan dalam produksi senyawa atau logam. Rute ekstraksi logam secara elektro-kimia,
di sisi lain, dianggap lebih ramah lingkungan daripada leaching menggunakan kimia karena
melibatkan proses transfer elektron yang dibantu oleh potensi elektroda yang disediakan
dengan kebutuhan reagen kimia minimum. Rute pengolahan sebagian besar menghasilkan
larutan yang mengandung multi-logam dan pemulihan logam individu baik dalam bentuk
logam atau sebagai garam adalah tugas yang menantang. Biosorpsi, aspek lain dari
biohidrometalurgi, adalah prosedur untuk mendapatkan kembali logam dari cairan hasil
leaching. Prosedur ini didasarkan pada interaksi fisikokimia yang berbeda (seperti
pertukaran ion, kompleksasi, koordinasi dan chelation) antara ion logam dan kelompok
permukaan mikroorganisme yang bermuatan.
Tabel 6. Teknologi Pengolahan kandungan WEEE

B. Baku Mutu Limbah Pengolahan WEEE


Dikarenakan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014, baku mutu limbah industry pengolahan limbah elektronik dan peralatan
listrik tidak ditentukan secara khusus, sehingga baku mutu limbah industry tersebut
diatur dalam baku mutu limbah industry yang tidak ditentukan dalam perundang-
undangan, lihat tabel 7.
Tabel 7. Baku Mutu Limbah Industri yang tidak ditentukan dalam Perundang-Undangan

11 | P a g e Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

C. Portofolio Perusahaan Pengolah WEEE


a. MITSUBISHI

Gambar 5. Diagram Alir Pengolahan WEEE pada Mitsubishi

12 | P a g e Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

Mitsubishi telah mengembangkan metode kepemilikan untuk memisahkan plastik


berdasarkan karakteristik masing-masing. Teknologi yang dikembangkan oleh
Mitsubishi memisahkan plastik pada tingkat kemurnian tinggi dan tingkat daur ulang
tinggi. Diagram alur di atas menunjukkan proses pemisahan plastik campuran
dengan tingkat kemurnian tinggi. Peralatan rumah tangga listrik bekas pertama kali
dibongkar secara manual dari mana plastik dipisahkan. Kemudian dalam fase
penghancuran dan pemisahan, logam dipisahkan dari plastik. Plastik sisa ini
kemudian dimasukkan untuk pemisahan berdasarkan spesfic gravity. Dalam
pemisahan berdasarkan spesfic gravity, zat dalam campuran plastik dipisahkan
sesuai dengan berat zat yang berbeda. Dengan menggunakan pemisahan
berdasarkan spesfic gravity, zat plastik polypropylene (PP) dipisahkan dari
campuran. Untuk selanjutnya memisahkan akrilonitril butadiena stirena dan (ABS)
polistirena (PS) campuran plastik residu kemudian diolah dengan pemisahan
elektrostatik. Dalam pemisahan elektrostatik, statis gesekan dihasilkan antara PS
dan ABS dan kemudian campuran dilewatkan antara elektroda dengan muatan
positif dan negatif. Zat PS tertarik ke arah elektroda positif dan zat ABS tertarik ke
arah elektroda negatif. Oleh karena itu proses memisahkan zat PP, ABS dan PS dari
limbah peralatan elektronik rumah tangga.
b. Act-B Recycling Co. Ltd
Gambar di bawah ini menunjukkan proses daur ulang yang dilakukan oleh Act-B
Recycling Co. Ltd. Proses daur ulang mencakup peralatan seperti komputer pribadi,
televisi, mesin cuci, AC, dan lemari es. Pertama, pembongkaran manual dilakukan
dan bahan-bahan plastik seperti penutup monitor dan keyboard dari komputer, tutup
depan dan belakang televisi, bak cuci dan tutup dari mesin cuci, penutup peralatan
dalam ruangan dari AC, dan wadah nampan dan sayur dari kulkas dipisahkan untuk
daur ulang plastik. Selain itu, bahan utama yang dikumpulkan dari proses
pembongkaran manual adalah papan sirkuit dari televisi dan komputer, deflection
York, kaca corong, dan kaca panel dari televisi, motor dan peredam dari mesin cuci,
dan kompresor, pipa tembaga dan penukar panas dari AC dan lemari es. Bahan-
bahan ini yang dibongkar secara manual langsung diteruskan ke pedagang.
Selanjutnya, bahan yang tidak bisa dibongkar secara manual kemudian dihancurkan.
Setelah bahan-bahan ini dihancurkan mereka kemudian disortir ke dalam plastik
campuran, plastik bekas, magnet non-ferrous dan besi. Uretan dan
chlorofluorocarbon diperoleh dari sisa bahan yang diperoleh setelah proses
penghancuran. Bahan-bahan daur ulang ini kemudian didistribusikan ke pedagang
dan penyalur limbah.

13 | P a g e Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

Gambar 5. Diagram Alir Pengolahan WEEE pada ACT-B RECYCLING, Co. Ltd.

14 | P a g e Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

KESIMPULAN

E-waste adalah salah satu aliran limbah padat kota yang tumbuh paling cepat di
seluruh dunia saat ini. WEEE adalah salah satu sumber logam berat terbesar yang diketahui
tanpa sistem pengumpulan, penggunaan kembali dan daur ulang yang efektif, namun jika
dibiarkan secara terus menerus WEEE akan berbahaya bagi lingkungan. Daur ulang WEEE
dan penggunaan kembali beberapa bagian listrik / elektronik merupakan alternatif yang lebih
bermanfaat daripada pembuangan. Limbah PCB menyumbang sekitar 3-5% dari hampir 50
juta ton / tahun generasi limbah elektronik global.
Sejumlah besar dari WEEE saat ini (mencapai 50%) setiap tahunnya dihasilkan oleh
negara-negara maju dan secara illegal di didtribusikan di negara berkembang dalam bentuk
bantuan kemanusiaan atau produk bekas layak pakai. Komunitas Ilmuwan Internasional
sepakat bahwa dengan mengoptimalisasikan pengolahan WEEE akan memberikan dampak
yang baik secara ekonomi, lingkungan dan social, sehingga WEEE dapat dikategorikan
sebagai sumber daya dan dapat dimanfaatkan dengan efisien dan secara berkelanjutan.
Produksi alat elektronik modern membutuhkan penggunaan sumber daya yang langka
dan mahal sehingga pendaur ulang materi ini/ WEEE merupakan peluang ekonomi yang
terhitung signifikan. Namun meskipun WEEE dapat didaur ulang, ada sebagian besar logam
mulia khusus yang terkandung dalam WEEE yang masih hilang dalam proses daur ulang,
yang mana tingkat kemurnian dari bahan daur ulang merupakan persyaratan yang
diperlukan untuk mendapatkan harga pasar tertentu.
E-waste bukanlah racun, limbah atau sampah. WEEE merupakan limbah yang
berharga. E-waste tidak boleh dibuang secara ilegal di mana pun. Tempat pembuangan
sampah kota, taman bermain anak-anak, sungai, danau, laut, dll. Seharusnya tidak boleh
ada lahan untuk penimbunan dan pembuangan untuk limbah elektronik. Terdapat
penghematan sumber daya yang signifikan dari penggunaan bahan daur ulang.
Penghematan seumber daya dari bahan daur ulang dibandingkan bahan murni adalah 95%
untuk Al, 85% untuk Cu, 74% untuk Fe dan baja, 65% untuk Pb, 60% untuk Zn, 64% untuk
kertas, dan> 80% untuk plastik.
Dengan adanya tanggung jawab produsen yang semakin luas untuk membuat EEE
baru, sehingga membuat pada produsen harus mempertimbangkan bobot/berat yang lebih
ringan, lebih tahan lama, lebih mudah dibongkar, bahan baku tidak beracun dan produk
yang berbiaya lebih rendah. Daur ulang dengan teknologi yang aman dan dengan cara yang
ramah lingkungan, dapat mengurangi konsumsi sumber daya alam, menurunkan emisi
karbon dan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Terbukti, diperlukan lebih
banyak penelitian di bidang pemisahan logam dan bukan logam dan pemulihan logam
berharga dari cairan ekstraksi PCB. Namun, juga akan sangat penting untuk
mengembangkan teknologi bersih baru untuk mendaur ulang sumber daya berharga dari
PCB.

15 | P a g e Paper: E-Waste Treatment


Adv. Industrial Waste Treatment

DAFTAR PUSTAKA

Amit Kumar and Maria Holuszko. Electronic Waste and Existing Processing Routes: A
Canadian Perspective. Resources 2016, 5, 35.
Federica Cucchiella, Idiano D’Adamo, S.C. Lenny Koh, Paolo Rosa . Recycling of WEEEs:
An economic assessment of present and future e-waste streams. Renewable and
Sustainable Energy Reviews 51 (2015) 263–272.
Berita Negara Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. Jakarta Kementrian Lingkungan Hidup
https://electronicsforu.com/technology-trends/ewaste-management-india
http://www.draygon.com/electronics-manufacturing-wastewater.html
https://www.electronicdesign.com/industrial-automation/future-electronic-waste
https://www.ovivowater.com/solution/electronics/electronics/semiconductor-wastewater-
treatment/
Ed White and Rohit Singh Gole. 2013. Patent Landscape Report on E-Waste Recycling
Technologies. World Intellectual Property Organization (WIPO).
Devin N. Perkins, BS, Marie-Noel Brune Drisse, MS, Tapiwa Nxele, MS, and Peter D. Sly,
MD. E-Waste: A Global Hazard. Annals of Global Health 2014;80:286-295.
WORLD BANK GROUP. Electronics Manufacturing. Pollution Prevention and Abatement
Handbook: 1998, 302-306.
M. C. Vats, S. K. Singh. E-Waste characteristic and its disposal. International Journal of
Ecological Science and Environmental Engineering 2014; 1(2): 49-61
Muammer Kaya. Recovery of metals and nonmetals from electronic waste by physical and
chemical recycling processes. Waste Management (2016),
http://dx.doi.org/10.1016/j.wasman.2016.08.004
Vidyadhar Ari. A Review of Technology of Metal Recovery from Electronic Waste. E-Waste
in Transition - From Pollution to Resource, http://dx.doi.org/10.5772/61569
S. Chatterjee and Krishna Kumar. Effective electronic waste management and recycling
process involving formal and non-formal sectors. International Journal of Physical
Sciences Vol. 4 (13) pp. 893-905, December, 2009.

16 | P a g e Paper: E-Waste Treatment

Anda mungkin juga menyukai