1 SM
1 SM
ABSTRACT
Instalasi farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab dalam penyerahan sediaan farmasi. Sistem
Distribusi merupakan proses penyerahan sediaan farmasi yang diminta dokter dari Instalasi Farmasi
Rumah Sakit untuk penderita tertentu sampai ke daerah tempat penderita dirawat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelayanan kefarmasian dan kesesuaian pelayanan
kefarmasian dalam pendistribusian sediaan farmasi menurut Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 di
Instalasi Farmasi RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Menggunakan teknik sampling jenuh
dengan seluruh tenaga farmasi depo rawat inap sebagai sampel dan wawancara kepada kepala Instalasi
Farmasi dan penanggungjawab ruangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa Sistem distribusi sediaan
farmasi yang diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah sistem distribusi resep perorangan
dan sistem dosis unit, dan telah sesuai Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kefarmasian Rumah Sakit.
313
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493
315
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493
316
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493
penanggung jawab
ruangan
5 Setiap hari dilakukan
serah terima kembali
16 10 26 61,53
pengelolaan obat floor
stock
6 Serah terima kembali
pengelolaan obat floor
stock kepada petugas
18 8 26 69,23
farmasi oleh
penanggung jawab
ruangan
7 Disediakan informasi,
peringatan, dan
kemungkinan interaksi
13 13 26 50
obat pada setiap jenis
obat yang disediakan
di floor stock
8 Informasi, peringatan,
dan kemungkinan
interaksi obat pada
22 4 26 84,61
setiap jenis obat yang
dilakukan oleh
Apoteker
9 Perbekalan farmasi
didistribusikan kepada
23 3 26 88,46
setiap unit perawatan
secara langsung
10 Pendistribusian
sediaan farmasi
berdasarkan resep
17 9 26 65,38
perorangan diterima
oleh pasien rawat jalan
dan rawat inap
11 Sistem UDD (Unit
Dose Dispensing)
adalah metode yang 25 1 26 96,15
dikoordinasikan oleh
Instalasi farmasi
12 Sistem UDD (Unit
Dose Dispensing)
mendistribusikan obat 19 7 26 73,07
untuk pemakaian 24
jam
317
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493
13 Dalam pendistribusian
UDD (Unit Dose
Dispensing) diteliti 18 8 26 69,23
terlebih dahulu oleh
Apoteker
14 Dalam sistem floor
stock, tidak semua
jenis obat yang 22 4 26 84,61
dibutuhkan oleh
penderita
15 Sistem Distribusi di
Rumah Sakit
diterapkan secara 7 19 26 26,92
Sentralisasi dan
Desentralisasi
Keterangan: Hasil evaluasi merupakan penerapan pendistribusian di Instalasi Farmasi.
bukan dikoordinasikan oleh Instalasi antara data survei dengan data wawancara
Farmasi. dimana dalam data survei ada beberapa
Sistem UDD (Unit Dose orang menyatakan bahwa adanya
Dispensing) mendistribusikan obat untuk penerapan sistem distribusi floor stock
pemakaian 24 jam dinyatakan oleh 19 pada depo rawat inap, namun pada
orang dan 7 orang menyatakan kurang kenyataannya setelah dilakukan
dari 24 jam. Sistem distribusi obat dosis wawancara kepada beberapa orang
unit adalah metode dispensing dan penanggung jawab ruangan, mereka
pengendalian obat yang dikoordinasikan menyatakan bahwa untuk sistem distribusi
instalasi farmasi rumah sakit dalam floor stock tidak mereka terapkan,
Rumah Sakit, dimana obat dikemas dalam melainkan menerapkan Trolley
kemasan unit tunggal, didispensing dalam Emergency.
bentuk siap konsumsi, dan untuk Trolley Emergency merupakan alat
kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam yang digunakan untuk membawa segala
persediaan dosis, dihantarkan ke atau macam perlengkapan emergency untuk
tersedia pada ruang perawatan penderita pasien termasuk sediaan farmasi berupa
pada setiap waktu (Siregar, 2004). cairan dasar. Oleh sebab itu, informasi,
Sebanyak 18 orang menyatakan peringatan dan kemungkinan interaksi
dalam sistem UDD (Unit Dose obat tidak disediakan. Untuk sistem floor
Dispensing) perbekalan farmasi diteliti stock, saat ini belum dapat diterapkan
terlebih dahulu oleh apoteker, sedangkan karena sesuai pelayanan kefarmasian
8 orang menyatakan keduanya, artinya dalam Permenkes terdapat perbedaan
perbekalan farmasi dalam sistem UDD antara UDD dan floor stock. Karena floor
dapat dilakukan oleh apoteker maupun stock tingkat usahanya lebih tinggi dalam
asisten apoteker. Dimana peran tenaga arti perawat dan farmasi harus bekerja
farmasi memberi informasi yang sama, karena dalam sistem floor stock
berkaitan dengan penggunaan/ pemakaian sediaan farmasi di tangani oleh perawat
obat yang diserahkan kepada pasien ketika apotek tutup, namun dulu instalasi
(Anonim, 2002) farmasi pernah menerapkan sistem floor
Berdasarkan hasil data survei dan stock khususnya di UGD. Tetapi
wawancara yang telah dilakukan, maka mengalami kendala karena belum adanya
dapat dilihat bahwa instalasi farmasi alur yang pasti yang menjadi batasan-
rumah sakit berupaya dengan baik untuk batasan mana yang menjadi tanggung
meningkatkan mutu pelayanan jawab farmasi dan mana yang menjadi
kefarmasian terhadap pasien dimana tanggung jawab perawat.
pendistribusian sediaan farmasi di ruang
rawat inap disiapkan dan dikelola oleh
instalasi farmasi. Terdapat perbedaan Kesesuaian Pelayanan Kefarmasian
Tabel 3. Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Dengan
Ketentuan Dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes No. 58 Tahun
2014.
Hasil
No Standar Pelayanan Rumah Sakit Keterangan
Ya Tidak
319
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493
1 Metode Sentralisasi √
2 √
Metode Desentralisasi
3 Metode Resep Perorangan √
5 √
Metode Sistem UDD
Instalasi farmasi RSUP Prof. Dr. penderita pada setiap waktu (Siregar,
R. D. Kandou Manado bertanggung jawab 2003).
pada penggunaan obat di rumah sakit.
Salah satu tanggung jawab instalasi
farmasi yaitu pendistribusian sediaan KESIMPULAN
farmasi ke ruang rawat penderita. Sistem Berdasarkan hasil yang diperoleh
distribusi obat rumah sakit adalah tatanan dapat disimpulkan bahwa pelayanan
jaringan sarana, personel, prosedur dan kefarmasian di instalasi farmasi RSUP
jaminan mutu yang serasi, terpadu, dan Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
berorientasi penderita dalam kegiatan menerapkan sistem distribusi resep
penyampaian sediaan obat beserta perorangan dan sistem distribusi UDD
informasinya kepada penderita. (Unit Dose dispensing), dimana obat
Sistem distribusi yang diterapkan dikemas dalam kemasan unit tunggal,
di instalasi farmasi rumah sakit yaitu didispensing dalam bentuk siap konsumsi,
secara sentralisasi dan desentralisasi, yang dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari
artinya untuk pagi hari diterapkan sistem 24 jam persediaan dosis diantar ke ruang
desentralisasi karena semua depo rawat perawatan penderita pada setiap waktu.
inap dibuka untuk melakukan pelayanan Pendistribusian sediaan farmasi di Instalasi
kefarmasian, sedangkan pada sore dan Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
malam hari hanya 2 apotek yang Manado telah sesuai dengan Standar
digunakan yaitu UGD dan depo rawat jalan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
yang hanya terpusat di apotek tersebut. berdasarkan Permenkes No. 58 Tahun
Sistem distribusi obat untuk pasien 2014.
rawat inap, berdasarkan hasil survei dan
wawancara menggunakan sistem resep SARAN
perorangan dan UDD (Unit Dose Penelitian ini dapat dijadikan bahan
Dispensing). Sistem UDD adalah metode pertimbangan bagi Instalasi Farmasi RSUP
dispensing dan pengendalian obat yang Prof. Dr. R. D. Kandou Manado untuk
dikoordinasikan instalasi farmasi rumah meningkatkan pelayanan kefarmasian di
sakit dalam rumah sakit, dimana obat Rumah Sakit. Penelitian ini juga sebaiknya
dikemas dalam kemasan unit tunggal, dapat menjadi pengetahuan tenaga farmasi
didispensing dalam bentuk siap konsumsi, di Instalasi Farmasi Farmasi RSUP Prof.
dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari Dr. R. D. Kandou Manado mengenai
24 jam persediaan dosis, dihantarkan
ke/atau tersedia pada ruang perawatan
320
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. No. 1197 Tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
321