Anda di halaman 1dari 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM


PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI
RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

Krista R. Burhanuddin1), Heedy tjitrosantoso1), Paulina V. Y. Yamlean1)


1)
Program Studi Farmasi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT

Hospital Pharmacy Installations is responsible for the delivery of pharmaceutical


preparations. The distribution system is the delivery process requested by the pharmaceutical
physicians for a particular patient, from the hospital pharmacy installation to the area where
the patient was treated. The purpose of this study was to evaluate the pharmacy services and
its suitability in order to distribute the pharmaceutical preparations according to Permenkes
No. 58 of 2014 in the pharmacy installation of Prof. DR. R. D Kandou Manado Hospital. By
using saturated sampling techniques against all the depots inpatient pharmacy staff as
samples and with the interview to the head of the pharmacy installation and the person in
charge of the room. This study stated that the pharmaceutical distribution system, which
applied in the installation of Hospital Pharmacy was the individual prescription systems and
dosage units systems, and in accordance to Permenkes No. 58 of 2014 on Hospital
Pharmaceutical Services.
Keywords: Pharmaceutical Services, Distribution of Pharmaceutical Preparation,
Installation Pharmacy
ABSTRAK

Instalasi farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab dalam penyerahan sediaan farmasi. Sistem
Distribusi merupakan proses penyerahan sediaan farmasi yang diminta dokter dari Instalasi Farmasi
Rumah Sakit untuk penderita tertentu sampai ke daerah tempat penderita dirawat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelayanan kefarmasian dan kesesuaian pelayanan
kefarmasian dalam pendistribusian sediaan farmasi menurut Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 di
Instalasi Farmasi RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Menggunakan teknik sampling jenuh
dengan seluruh tenaga farmasi depo rawat inap sebagai sampel dan wawancara kepada kepala Instalasi
Farmasi dan penanggungjawab ruangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa Sistem distribusi sediaan
farmasi yang diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah sistem distribusi resep perorangan
dan sistem dosis unit, dan telah sesuai Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kefarmasian Rumah Sakit.

Kata Kunci: Pelayanan Kefarmasian, Pendistribusian Sediaan Farmasi, Instalasi Farmasi

313
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN serta pengembangan obat, bahan obat, dan


Kesehatan merupakan hak asasi obat tradisional (Siregar ,2004).
manusia dan salah satu unsur Salah satu tahap dalam proses
kesejahteraan yang harus diwujudkan penggunaan obat adalah penyerahan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sediaan obat dari Instalasi Farmasi rumah
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila sakit sampai kepada penderita untuk
dan Undang-Undang Dasar Negara digunakan. Proses penyerahan sediaan
Republik Indonesia tahun 1945, sehingga obat yang diminta dokter dari Instalasi
masyarakat berhak memperoleh pelayanan Farmasi rumah sakit untuk penderita
kesehatan secara adil, merata dan bermutu tertentu sampai ke daerah tempat penderita
yang menjangkau seluruh masyarakat dirawat disebut pendistribusian obat
Indonesia (Anonim, 2004). (Siregar, 2004).
Menurut Peraturan Menteri Instalasi Farmasi rumah sakit
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 bertanggung jawab pada penggunaan obat
Tahun 2014, bahwa untuk meningkatkan yang aman dan efektif di rumah sakit
mutu pelayanan kefarmasian di Rumah secara keseluruhan. Tanggung jawab ini
Sakit yang berorientasi kepada termasuk seleksi, pengadaan,
keselamatan pasien, diperlukan suatu penyimpanan, penyiapanobat untuk
standar yang dapat digunakan sebagai konsumsi, dan distribusi obat ke unit
acuan dalam pelayanan kefarmasian. perawatan penderita.
Pelayanan merupakan suatu Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr.
tindakan dan perlakuan atau cara melayani R. D. Kandou Manado merupakan salah
orang untuk memenuhi apa yang menjadi satu unit pelaksana fungsional yang
kebutuhan dan keinginan. Pelayanan menunjang pelayanan medis dan berperan
dalam kefarmasian harus memiliki standar dalam pelayanan farmasi rumah sakit,
yang menjadi tolak ukur yang pengelolaan sediaan farmasi, alat
dipergunakan sebagai pedoman bagi kesehatan, bahan medis habis pakai, dan
tenaga kesehatan untuk menyelenggarakan farmasi klinik. Instalasi Farmasi RSUP
pelayanan kefarmasian dan sebagai bentuk Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dituntut
pertanggungjawaban kepada pasien yang untuk dapat mendukung dan melaksanakan
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan visi dan misi rumah sakit yaitu menjadikan
maksud mencapai hasil yang pasti dalam Rumah Sakit Pendidikan dan Pelayanan
meningkatkan mutu kehidupan pasien Rujukan Nasional yang unggul di
(Anonim, 2014). Indonesia Timur Tahun 2019, serta
Instalasi Farmasi Rumah Sakit meningkatkan sarana dan prasarana rumah
adalah unit pelaksana fungsional yang sakit.
menyelenggarakan seluruh kegiatan Tujuan dari penelitian ini adalah
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. untuk mengevaluasi pelayanan
Seperti diketahui pekerjaan kefarmasian kefarmasian dalam pendistribusian sediaan
adalah pembuatan, termasuk pengendalian farmasi di Instalasi Farmasi RSUP Prof.
mutu sediaan farmasi, pengadaan, Dr. R. D. Kandou Manado.
penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas METODE PENELITIAN
resep dokter, pelayanan informasi obat, Jenis Penelitian
314
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

Jenis penelitian ini berupa survei menggunakan teknik Wawancara


deskriptif dengan pendekatan kualitatif, (Interview). Wawancara merupakan
artinya penetilian yang berusaha metode pengumpulan data dengan
mendeskripsikan dan menginterpretasi melakukan proses interaksi dan
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat komunikasi untuk memperoleh keterangan
yang sedang tumbuh, proses yang sedang atau data yang diperlukan mengenai
berlangsung, akibat yang terjadi, atau aktivitas fungsi instalasi farmasi RSUP
kecenderungan yang sedang berkembang Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, yaitu
(Nasir, 2011). dengan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan pendistribusian
Populasi dan Sampel Penelitian sediaan farmasi. Hal ini dilakukan dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah cara tanya jawab secara langsung kepada
seluruh tenaga farmasi depo rawat inap narasumber, yaitu kepala dan staf instalasi
Instalasi Farmasi di RSUP Prof. Dr. R. D. farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Kandou Manado. Sampel pada penelitian Manado. Data yang diperoleh berupa hasil
ini adalah apoteker dan asisten apoteker jawaban dari setiap pertanyaan pada saat
sebanyak 26 orang yang diambil dari wawancara.
populasi ditenaga farmasi Instalasi
Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analisis Data
Manado.
Teknik pengambilan sampel Analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknik sampling jenuh, teknik analisis data kualitatif. Data
artinya teknik penentuan sampel bila kualitatif adalah data yang berbentuk non-
semua anggota populasi digunakan sebagai angka, seperti kalimat-kalimat, rekaman
sampel. Hal ini sering dilakukan bila suara, hasil wawancara atau catatan
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari laporan (Sugiono, 2005).
30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi Hasil dan Pembahasan
dijadikan sampel (Sugiono, 2010).
Teknik Pengumpulan Data Evaluasi Pelayanan Kefarmasian
Teknik pengumpulan data untuk
penelitian ini dilakukan dengan
Tabel 1. Distribusi frekuensi Berdasarkan Data Demografi

Data Demografi Frekuensi Presentase (%)


Laki-laki 7 26,92
Jenis Kelamin
Perempuan 19 73.07
SMA / SAA 2 7,69
D-3 12 46,15
Pendidikan
S-1 3 11,53
Profesi 9 34,61

315
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

< 1 Tahun 9 34,61


1 – 5 Tahun 9 34,61
6 – 10 Tahun 3 11,53
Lama Bekerja
11 – 15 Tahun 2 7,69
16 – 20 Tahun 2 7,69
> 25 tahun 1 3,84
Berdasarkan demografi diatas 2 orang (7,69%). Lamanya bekerja untuk <
jumlah tenaga farmasi di instalasi farmasi 1 tahun sebanyak 9 orang (34,61%), 1 – 5
sebanyak 7 orang laki-laki (26,92%) dan tahun sebanyak 9 orang (34,61%), 6 – 10
19 orang perempuan (73,07%). Sebagian tahun sebanyak 3 orang (11,53%), 11 – 15
besar tenaga farmasi berpendidikan D3 tahun sebanyak 2 orang (7,69%), 16 – 20
sebanyak 12 orang (46,15%), Profesi tahun sebanyak 2 orang (7,69%), dan > 25
sebanyak 9 orang (34,61%), S1 sebanyak tahun 1 orang (3,84%).
3orang (11,53%), dan SMA/SAA sebanyak
Tabel 2. Hasil data survei di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kanodu Manado
Berdasarkan Ketentuan dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit
Hasil
Presentase
No. Variabel Evaluasi Evaluasi Jumlah Keterangan
(%)
Ya Tidak
1 Pendistribusian
sediaan farmasi di
ruang rawat inap 26 0 26 100
disiapkan oleh Instalasi
Farmasi.
2 Pendistribusian
sediaan farmasi di
ruang rawat inap 24 2 26 92,31
dikelola oleh Instalasi
Farmasi.
3 Sediaan farmasi yang
disimpan di ruang
rawat harus dalam 24 2 26 92,31
jenis dan jumlah yang
sangat dibutuhkan
4 Dalam kondisi
sementara diantara
tidak ada petugas
farmasi yang
18 8 26 69,23
mengelola (diatas jam
kerja) maka
pendistribusiannya
didelegasikan kepada

316
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

penanggung jawab
ruangan
5 Setiap hari dilakukan
serah terima kembali
16 10 26 61,53
pengelolaan obat floor
stock
6 Serah terima kembali
pengelolaan obat floor
stock kepada petugas
18 8 26 69,23
farmasi oleh
penanggung jawab
ruangan
7 Disediakan informasi,
peringatan, dan
kemungkinan interaksi
13 13 26 50
obat pada setiap jenis
obat yang disediakan
di floor stock
8 Informasi, peringatan,
dan kemungkinan
interaksi obat pada
22 4 26 84,61
setiap jenis obat yang
dilakukan oleh
Apoteker
9 Perbekalan farmasi
didistribusikan kepada
23 3 26 88,46
setiap unit perawatan
secara langsung
10 Pendistribusian
sediaan farmasi
berdasarkan resep
17 9 26 65,38
perorangan diterima
oleh pasien rawat jalan
dan rawat inap
11 Sistem UDD (Unit
Dose Dispensing)
adalah metode yang 25 1 26 96,15
dikoordinasikan oleh
Instalasi farmasi
12 Sistem UDD (Unit
Dose Dispensing)
mendistribusikan obat 19 7 26 73,07
untuk pemakaian 24
jam

317
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

13 Dalam pendistribusian
UDD (Unit Dose
Dispensing) diteliti 18 8 26 69,23
terlebih dahulu oleh
Apoteker
14 Dalam sistem floor
stock, tidak semua
jenis obat yang 22 4 26 84,61
dibutuhkan oleh
penderita
15 Sistem Distribusi di
Rumah Sakit
diterapkan secara 7 19 26 26,92
Sentralisasi dan
Desentralisasi
Keterangan: Hasil evaluasi merupakan penerapan pendistribusian di Instalasi Farmasi.

Berdasarkan data survei, sebanyak Trolley Emergency dilakukan setiap hari


24 orang menyatakan bahwa sediaan oleh penanggung jawab ruangan.
farmasi yang disimpan diruang rawat harus Sebanyak 13 orang menyatakan
dalam jumlah yang sangat dibutuhkan atau bahwa tersedianya informasi, peringatan,
terbatas, dan 2 orang menyatakan bahwa dan kemungkinan interaksi obat pada
sediaan farmasi yang disimpan diruang setiap jenis obat yang disediakan di floor
rawat dalam jumlah yang tidak terbatas. stock dan 13 orang menyatakan tidak.
Hal ini dikarenakan Instalasi Farmasi Sebanyak 22 orang menyatakan bahwa
belum menerapkan sistem floor stock Apoteker memberikan informasi,
melainkan Trolley Emergency, sehingga peringatan dan kemungkinan interaksi obat
sediaan farmasi yang disimpan diruang pada setiap jenis obat yang disediakan dan
rawat hanya jenis dan jumlah yang terbatas 4 orang menyatakan tidak. Pada sistem
atau sangat dibutuhkan seperti cairan Trolley Emergency tidak diperlukan
dasar. adanya informasi, peringatan dan
Sebanyak 16 orang menyatakan kemungkinan interaksi obat hal ini
bahwa setiap hari dilakukan serah terima disebakan karena jenis obat yang
kembali pengelolaan obat floor stock, dan disediakan hanya dalam bentuk cairan
10 orang menyatakan tidak. 18 orang dasar.
menyatakan bahwa serah terima kembali Berdasarkan data survei, 17 orang
pengelolaan obat floor stock kepada menyatakan bahwa pendistribusian sediaan
penanggung jawab ruangan dan 8 orang farmasi berdasarkan resep perorangan
menyatakan bahwa serah terima kembali diterima oleh pasien rawat inap dan 9
pengelolaan obat floor stock kepada bukan orang menyatakan bahwa resep perorangan
penanggung jawab ruangan. Berdasarkan diterima oleh pasien rawat inap dan rawat
pada penjelasan sebelumnya, sistem yang jalan. Sebanyak 25 orang menyatakan
diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah sistem UDD (Unit Dose Dispensing)
Sakit adalah Trolley Emergency sehingga adalah metode yang dikoordinasikan oleh
serah terima kembali pengelolaan obat Instalasi Farmasi, dan 1 orang menyatakan
318
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

bukan dikoordinasikan oleh Instalasi antara data survei dengan data wawancara
Farmasi. dimana dalam data survei ada beberapa
Sistem UDD (Unit Dose orang menyatakan bahwa adanya
Dispensing) mendistribusikan obat untuk penerapan sistem distribusi floor stock
pemakaian 24 jam dinyatakan oleh 19 pada depo rawat inap, namun pada
orang dan 7 orang menyatakan kurang kenyataannya setelah dilakukan
dari 24 jam. Sistem distribusi obat dosis wawancara kepada beberapa orang
unit adalah metode dispensing dan penanggung jawab ruangan, mereka
pengendalian obat yang dikoordinasikan menyatakan bahwa untuk sistem distribusi
instalasi farmasi rumah sakit dalam floor stock tidak mereka terapkan,
Rumah Sakit, dimana obat dikemas dalam melainkan menerapkan Trolley
kemasan unit tunggal, didispensing dalam Emergency.
bentuk siap konsumsi, dan untuk Trolley Emergency merupakan alat
kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam yang digunakan untuk membawa segala
persediaan dosis, dihantarkan ke atau macam perlengkapan emergency untuk
tersedia pada ruang perawatan penderita pasien termasuk sediaan farmasi berupa
pada setiap waktu (Siregar, 2004). cairan dasar. Oleh sebab itu, informasi,
Sebanyak 18 orang menyatakan peringatan dan kemungkinan interaksi
dalam sistem UDD (Unit Dose obat tidak disediakan. Untuk sistem floor
Dispensing) perbekalan farmasi diteliti stock, saat ini belum dapat diterapkan
terlebih dahulu oleh apoteker, sedangkan karena sesuai pelayanan kefarmasian
8 orang menyatakan keduanya, artinya dalam Permenkes terdapat perbedaan
perbekalan farmasi dalam sistem UDD antara UDD dan floor stock. Karena floor
dapat dilakukan oleh apoteker maupun stock tingkat usahanya lebih tinggi dalam
asisten apoteker. Dimana peran tenaga arti perawat dan farmasi harus bekerja
farmasi memberi informasi yang sama, karena dalam sistem floor stock
berkaitan dengan penggunaan/ pemakaian sediaan farmasi di tangani oleh perawat
obat yang diserahkan kepada pasien ketika apotek tutup, namun dulu instalasi
(Anonim, 2002) farmasi pernah menerapkan sistem floor
Berdasarkan hasil data survei dan stock khususnya di UGD. Tetapi
wawancara yang telah dilakukan, maka mengalami kendala karena belum adanya
dapat dilihat bahwa instalasi farmasi alur yang pasti yang menjadi batasan-
rumah sakit berupaya dengan baik untuk batasan mana yang menjadi tanggung
meningkatkan mutu pelayanan jawab farmasi dan mana yang menjadi
kefarmasian terhadap pasien dimana tanggung jawab perawat.
pendistribusian sediaan farmasi di ruang
rawat inap disiapkan dan dikelola oleh
instalasi farmasi. Terdapat perbedaan Kesesuaian Pelayanan Kefarmasian
Tabel 3. Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Dengan
Ketentuan Dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes No. 58 Tahun
2014.
Hasil
No Standar Pelayanan Rumah Sakit Keterangan
Ya Tidak

319
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

1 Metode Sentralisasi √

2 √
Metode Desentralisasi
3 Metode Resep Perorangan √

4 Metode Sistem Floor stock √

5 √
Metode Sistem UDD

Instalasi farmasi RSUP Prof. Dr. penderita pada setiap waktu (Siregar,
R. D. Kandou Manado bertanggung jawab 2003).
pada penggunaan obat di rumah sakit.
Salah satu tanggung jawab instalasi
farmasi yaitu pendistribusian sediaan KESIMPULAN
farmasi ke ruang rawat penderita. Sistem Berdasarkan hasil yang diperoleh
distribusi obat rumah sakit adalah tatanan dapat disimpulkan bahwa pelayanan
jaringan sarana, personel, prosedur dan kefarmasian di instalasi farmasi RSUP
jaminan mutu yang serasi, terpadu, dan Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
berorientasi penderita dalam kegiatan menerapkan sistem distribusi resep
penyampaian sediaan obat beserta perorangan dan sistem distribusi UDD
informasinya kepada penderita. (Unit Dose dispensing), dimana obat
Sistem distribusi yang diterapkan dikemas dalam kemasan unit tunggal,
di instalasi farmasi rumah sakit yaitu didispensing dalam bentuk siap konsumsi,
secara sentralisasi dan desentralisasi, yang dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari
artinya untuk pagi hari diterapkan sistem 24 jam persediaan dosis diantar ke ruang
desentralisasi karena semua depo rawat perawatan penderita pada setiap waktu.
inap dibuka untuk melakukan pelayanan Pendistribusian sediaan farmasi di Instalasi
kefarmasian, sedangkan pada sore dan Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
malam hari hanya 2 apotek yang Manado telah sesuai dengan Standar
digunakan yaitu UGD dan depo rawat jalan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
yang hanya terpusat di apotek tersebut. berdasarkan Permenkes No. 58 Tahun
Sistem distribusi obat untuk pasien 2014.
rawat inap, berdasarkan hasil survei dan
wawancara menggunakan sistem resep SARAN
perorangan dan UDD (Unit Dose Penelitian ini dapat dijadikan bahan
Dispensing). Sistem UDD adalah metode pertimbangan bagi Instalasi Farmasi RSUP
dispensing dan pengendalian obat yang Prof. Dr. R. D. Kandou Manado untuk
dikoordinasikan instalasi farmasi rumah meningkatkan pelayanan kefarmasian di
sakit dalam rumah sakit, dimana obat Rumah Sakit. Penelitian ini juga sebaiknya
dikemas dalam kemasan unit tunggal, dapat menjadi pengetahuan tenaga farmasi
didispensing dalam bentuk siap konsumsi, di Instalasi Farmasi Farmasi RSUP Prof.
dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari Dr. R. D. Kandou Manado mengenai
24 jam persediaan dosis, dihantarkan
ke/atau tersedia pada ruang perawatan
320
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

sistem distribusi yang sedang diterapkan di


Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. No. 1197 Tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim. 2009. No. 44 Tentang Kesehatan.


Presiden Republik Indonesia,
Jakarta.

Anonim. 2014. No. 58 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Rumah
Sakit. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta

Kemenkes RI. 2004. Standar Pelayanan


Rumah Sakit. Menteri Keseharan RI,
Jakarta

Kemenkes RI. 2010. Direktorat Jenderal


Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan. Bakti Husada, Jakarta

Nasir, Abd., dkk. 2011. Buku Ajar:


Metodologi Penelitian Kesehatan.
Nuha Medika, Yogyakarta.

Siregar, Ch.J. P., dan Amalia, L., 2003.


Farmasi Rumah Sakit, Teori dan
Penerapan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Siregar, Ch.J. P., dan Amalia, L., 2004.


Farmasi Rumah Sakit, Teori dan
Penerapan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Sugiono, 2005. Metode Penelitian Bisnis.


Alfabeta, Jakarta

Sugiono, 2010. Statistika untuk Penelitian.


Alfabeta, Bandung

321

Anda mungkin juga menyukai