Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR PENELITIAN DAN PENULISAN R&D BIDANG PENDIDIKAN

(Versi Borg dan Gall)

Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd


Universitas Sebelas Maret Surakarta
jokonurkamto@gmail.com

A. Pengertian R&D Bidang Pendidikan


Gall, Gall, dan Borg (2003: 569) mendefinisikaan Educational R&D sebagai
berikut:
Educational Reserarch and Development (Educational R & D) is an industry-
based development produk in which (1) the findings of the research are used (2)
to design new products and procedures, (3) which then are systematically field-
tested, evaluated, and refined (4) until they meet specified criteria of
effectiveness, quality, or similar standard.

Senada dengan pengertian di atas, Borg dan Gall (1983: 772) melihat
Educational R&D sebagai:
... a process used to develop and validate educational products. The steps of this
process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of (1) studying
research findings pertinent to the product to be developed, (2) developing the product
based on these findings, (3) field testing it in the setting where it will be used eventually,
and (4) revising to correct the deficiencies found in the field-testing stage. In more
rigorous programs of R & D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that
the product meets its behaviorally defined objectives.

Catatan:
1. Dijelaskan oleh Borg dan Gall (1983: 772) bahwa istilah product merujuk tidak
hanya pada objek material, seperti buku teks, media pembelajaran, dan film
pembelajaran, tetapi juga prosedur dan proses, seperti model pembelajaran dan
rancangan pembelajaran.
2. Tersurat dari dua definisi di atas bahwa R&D memiliki dua tahap, yaitu (a) mengkaji
hasil penelitian yang terkait dengan produk yang akan dikembangkan (R), dan (b)
pengembangan produk atau prosedur berdasarkan pada temuan penelitian tersebut
(D). Penelitian yang dimaksud di sini dapat (a) dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai
bagian dari proses R&D atau dilakukan sebelum proses R&D, dan/atau (b) penelitian
yang dilakukan oleh orang lain, sepanjang penelitian-penelitian tersebut relevan
dengan produk yang akan dikembangkan.

B. Alasan Pengembangan Produk


Paling tidak ada tiga alasan mengapa orang mengembangkan produk: belum ada
produk sebelumnya, sudah ada produk tetapi produk tersebut kurang berfungsi secara
baik, dan sebagai variasi atas produk-produk yang sudah ada.

1
C. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan
Borg dan Gall (1983: 775-776) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam
siklus R&D dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Research and information collecting – Includes review of literature, classroom
observations, and preparation of report of state of the art.
2. Planning – Includes defining skills, stating objectives determining course
sequence, and small scale feasibility testing.
3. Develop preliminary form of product – Includes preparation of instructional
material, handbooks, and evaluation devices.
4. Preliminary field testing – Conducted in from 1 to 3 schools, using 6 to 12
subjects. Interview, observational and questionaire data collected and analyzed.
5. Main product revision – Revision of product as suggested by the preliminary
field-test results.
6. Main field testing – Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100 subjects.
Quantitative data on subjects’ precourse and postcourse performance are
collected. Results are evaluated with respect to course objectives and compared
with control grorup data, when appropriate.
7. Operational product revision – Revision of product as suggested by main field-
test results.
8. Operational field testing – Conducted in 10 to 30 schools involving 40 to 200
subjects. Interview, observational and questionire data collected and analyzed.
9. Final product revision – Revision of product as suggested by operational field-
test results.
10. Disemination and impelementation – Report on product at professional meetings
and in journals. Work with publisher who assumes commercial distribution.
Monitor distribution to provide quality control.

Pada halaman-halaman selanjutnya (pp. 776-788), Borg dan Gall (1983)


memberi penjelasan seraca lebih rinci langkah-langkah R&D sebagai berikut: (1)
memilih produk yang akan dikembangkan (product selection), (2) melakukan kajian
teori yang relevan (literature review), (3) melakukan perencanaan (planning), (4)
menyusun prototype produk (development of preliminary form of the product), (5)
melakukan ujicoba produk (preliminary field test and product revision), (6) melakukan
pengujian produk (main field test and product revision), (7) diseminasi dan
implementasi (dissemination and implementation). Sebelum langkah diseminasi dan
implementasi, sebenarnya ada langkah operational field test and final production, tetapi
langkah itu berada di luar keperluan peneliti sebagai pengembang produk.

Di bawah ini disampaikan penjelasan singkat ketujuh langkah R&D yang


dikemukakan oleh Borg and Gall (1983) di atas.

1. Memilih produk (product selection)


Langkah pertama dalam R&D adalah memilih produk yang akan dikembangkan.
Pemilihan tersebut didasarkan pada hasil analisis produk yang sudah ada sebelumnya
(existing products) dan hasil analisis kebutuhan. Kriteria pemilihan produk antara lain
mencakup (1) apakah produk yang akan dikembangkan memenuhi kebutuhan? (2)
Apakah produk dapat dikembangkan dalam waktu yang tersedia? (3) Apakah tersedia

2
SDM dan piranti yang diperlukan? dan lain-lain. Pada tahap ini peneliti dapat
menggunakan sejumlah teknik pengumpulan data, seperti pengamatan, wawancara,
analisis dokumen/artefak, dan focus group discussion (FGD). Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik yang relevan, seperti model interaktif (Miles, Huberman, dan
Saldana, 2020), constant comparative method (Corbin dan Strauss, 2015), model
ethnografi (Spradley, 1980), dan teknik lain yang relevan.

2. Melakukan kajian teori (literature review)


Kajian teori dilakukan untuk menentukan “the state of knowledge in the area of
concern”. Di samping itu, kajian teori juga dimaksudkan “to locate research that could
be used to develop a product…” Kajian teori dilakukan dengan cara mereview sebanyak
mungkin referensi, baik yang berupa buku maupun artikel hasil penelitian. Sedapat
mungkin peneliti melakukan tracking teori, mulai dari “kerangka teori” (penjelasan
grand theory atau theoretical perspective), tinjauan konseptual (bagaimana grand theory
tersebut dimanifestasikan dalam bidang yang sedang dikaji), dan tinjauan empiris (hasil-
hasil penelitian mutakhir terhadap impelemntasi grand theory dalam bidang yang sedang
dikaji).

3. Menentukan spesifikasi produk (planning)


Berdasarkan hasil kajian empirik di lapangan, hasil analisis kebutuhan, dan hasil
kajian pustaka yang relevan, peneliti membuat spesifikasi produk. Langkah ini penting
untuk memastikan bahwa daya dukung, seperti SDM, material, peralatan, waktu, dan
lokasi, yang diperlukan untuk mengembangkan produk dapat dipenuhi.

4. Mengembangkan prototype (development of preliminary form of the product),


Setelah spesifikasi ditetapkan, peneliti mengembangkan prototipe produk.
Peneliti hendaknya menjelaskan fitur produk secara rinci, yang mencakup antara lain
nama produk, spesifikasi produk, sasaran pengguna, kelebihan, dan kelemahan produk.
Prototipe produk tersebut harus dikonstruksi sedemikian rupa sehingga memudahkan
bagi peneliti dan pihak-pihak terkait untuk melakukan uji coba di lapangan dan
memberikan masukan (feedback). Sangat dimungkinkan bahwa prototipe tersebut
berubah setelah dilakukan ujicoba di lapangan.

5. Menguji kelayakan produk (preliminary field test and product revision),


Prototipe yang telah dikonstruksi selanjutnya diujicobakan di lapangan. Uji coba
dilakukan beberapa kali dan di beberapa setting sesuai dengan kebutuhan. Tujuan
ujicoba adalah untuk memperoleh formative assessment sehingga produk yang
dikembangkan menjadi “sempurna” seperti yang diharapkan. Data yang diperlukan
berupa data kualitatif yang diperoleh dengan teknik-teknik pengamatan, wawancara,
FGD, dan lain-lain. Mekanisme uji coba adalah: draf produk → uji coba 1 →
monitoring dan evaluasi 1 → revisi 1 → draf produk yang telah direvisi → uji coba 2
→ monitoring dan evaluasi 2 → revisi 2 → ... dan seterusnya sampai produk dianggap
baik berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan
pihak-pihak terkait. Agar produktif, sebelum ujicoba dilaksanakan, peneliti (dan
kolaborator) perlu menentukan “focus of observation” untuk kepentingan perbaikan
produk. Selanjutnya, segera setelah setiap kegiatan uji coba selesai dilakukan,
diselenggarakan FGD dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Apabila produk yang

3
dimaksud adalah buku ajar, maka pihak-pihak yang dilibatkan dalam FGD bisa meliputi
guru, beberapa siswa yang dipilih, kolaborator, pakar, dan peneliti.

6. Menguji keefektifan produk (main field test and product revision)


Pengujian dimaksudkan untuk mengkaji keefektifan produk pascaujicoba yang
tercermin dari efek positif yang dihasilkan dari produk tersebut. Produk yang sedang
dikembangkan dibandingkan dengan produk sejenis yang sudah ada sebelumnya. Oleh
karena itu, pengujian dalam tahap ini bersifat summative (summative assessment).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Peneliti dapat memilih
rancangan eksperimen yang dianggap cocok. Pada tahap ini, masih dimungkinkan
melakukan penilaian secara kualitatif (formative assessment) untuk menyempurnakan
produk.

7. Mendiseminasikan produk (dissemination and implementation).


Pada tahap ini peneliti mensosialisasikan dan menyebarluaskan produk yang
telah dikembangkannya agar produk tersebut dapat dikenali oleh masyarakat luas dan
dapat diimplementasikan di lapangan. Diseminasi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti presentasi di forum ilmiah, penulisan artikel di jurnal ilmiah, dan penyebaran
melalui web.

Apabila ketujuh langkah tersebut dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu (1)
tahap eksplorasi, (2) tahap pengembangan produk, (3) tahap pengujian produk, dan (4)
tahap diseminasi dan implementasi produk*, hasilnya adalah sebagai berikut.

Model 1:

4
Model 2:

*Catatan:
1. Pembagian langkah-langkah R&D menjadi empat menurut hemat saya sangat
penting, untuk menunjukkan bahwa R&D adalah desain penelitian yang
menuntut hadirnya kegiatan “penelitian” dan “pengembangan” (Mohon dilihat 2
definisi R&D di halaman 1). Tahap eksplorasi dapat dianggap merepresentasikan
kegiatan “penelitian”; tahap pengembangan dan pengujian dianggap
merepresentasikan “pengembangan”.
2. Pada Model 1, langkah nomor empat (menyusun prototype produk) dapat ditarik
ke tahap eksplorasi, sehingga di tahap pengembangan peneliti konsentrasi di
lapangan. Maka, lahirlah Model 2. Ini lebih baik karena pada akhirnya tahap 2
dan tahap 3 menjadi sejajar: tahap 2 fokus pada uji kelayakan produk (formative
assessment) dan tahap 3 fokus pada uji keefektifan produk (summative
assessment).
3. Tahap pengembangan identik dengan formative assessment, yang menekankan
pada (a) monitoring pengembangan produk, (b) pemberian feedback, dan (c)
pembetulan kesalahan yang terjadi (Box, 2019 dan Cizek, 2010). Data utama
yang diperlukan adalah data kualitatif: pendapat guru, pendapat siswa, saran dari
pakar, saran dari kolaborator, dan lain-lain agar produk yang sedang
dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Teknik yang seyogyanya
digunakan adalah pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, focus group
discussion, refleksi terbimbing, dan teknik lain yang relevan.
4. Tahap pengujian identik dengan summative assessment, yang menekankan pada
keefektifan produk, yang tercermin dari apakah produk yang sedang
dikembangkan memberikan manfaat positif bagi penggunanya. Data yang

5
diperlukan berupa data kuantitatif. Teknik yang dapat digunakan antara lain
adalah pemberian tes (pre-test dan post-test).

Dalam prakteknya, pada tahap penulisan naskah disertasi, langkah pertama (yaitu
memilih produk yang akan dikembangkan) dikemukakan di Bab I, khususnya di Bagian
“Latar Belakang Masalah”. Langkah kedua (yaitu melakukan kajian teori) dilakukan di
Bab II, “Kajian Teori” (meskipun sebenarnya kajian teori atau literature review
dilakukan oleh peneliti mulai dari Bab I sampai dengan Bab IV). Oleh karena itu, dalam
struktur penulisan disertasi, tahap 1 (eksplorasi) berisi investigasi di lapangan untuk
mengkaji keberadaan dan kualitas produk serta melakukan analisis kebutuhan (need
analysis) terhadap produk yang dikembangkan.
Secara lebih lengkap dan rinci, tahapan-tahapan R&D dalam naskah disertasi
(khususnya di Bab III – Metodologi Penelitian) dielaborasi sebagai berikut.

1. Tahap Eksplorasi
a. Tujuan: Tujuan tahap eksplorasi ini adalah (1) mengkaji keberadaan dan
kualitas produk, dan (2) melakukan analisis kebutuhan (need analysis) terhadap
produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan informasi dari analisis produk
dan analisis kebutuhan, peneliti menyusun prototype produk. Pertanyaan-
pertanyaan yang perlu dijawab pada langkah analisis antara lain adalah sebagai
berikut: (1) Apakah sudah ada produk sebelumnya? (2) Apabila sudah ada,
bagaimana kualitas produk tersebut dan bagaimana efek yang ditimbulkannya?
(3) Apakah produk baru tersebut (yang akan dikembangkan oleh peneliti) benar-
benar diperlukan?
b. Bentuk penelitian: Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif explanatory dan evaluative (Ritchie, 2003). Di sini peneliti
mengumpulkan informasi seluas, sedalam, dan seakurat mungkin untuk mengkaji
kualitas produk yang telah ada (bila sudah ada) dan pentingnya pengembangan
produk tersebut.
c. Subjek penelitian: Tahap eksplorasi ini melibatkan pihak-pihak yang terkait
dengan pengembangan produk. Apabila produk yang akan dikembangkan adalah
buku ajar bahasa Inggris di sekolah dasar dengan pendekatan sosiokognitif,
misalnya, subjek penelitian adalah guru, siswa, kepala sekolah, pakar
pendidikan/pembelajaran, dan pihak lain yang relevan.
d. Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data yang digunakan dapat
berupa pemberian angket (questionnaire), wawancara mendalam (in-depth
interviewing), pengamatan berperanserta (participant observation), analisis isi
(content analysis), pemberian tes (test), dan teknik lain yang relevan.
e. Teknik analisis data: Teknik analisis data yang digunakan dapat berupa model
interaktif (Miles, Huberman, dan Saldana, 2020), constant comparative method
(Corbin dan Strauss, 2015), model ethnografi (Spradley, 1980), dan teknik lain
yang relevan.
f. Lokasi dan waktu penelitian: Lokasi dan waktu penelitian disesuaikan dengan
lingkup dan jangka waktu penelitian.
g. Output: Informasi empiris yang komprehensif, mendalam, dan akurat tentang
kualitas the existing product (bila sudah ada), pentingnya pengembangan produk
tersebut, dan spesifikasi produk.

6
*) Catatan:
1. Untuk dapat memperoleh informasi yang akurat, komprehensif, dan
mendalam pada tahap eksplorasi ini, peneliti perlu memiliki pemahaman yang
baik tentang produk yang akan dikembangkan dan hal-hal lain yang terkait
dengan hal itu. Oleh karena itu, kajian teoretis tentang produk tersebut dan
hal-hal lain yang relevan dengan itu perlu dilakukan dengan baik.
2. Peneliti hendaknya menjelaskan fitur produk secara rinci, yang mencakup
antara lain nama produk, spesifikasi produk, sasaran pengguna, kelebihan, dan
kelemahan produk.

2. Tahap Pengembangan Produk


a. Tujuan: Tujuan tahap pengembangan produk adalah untuk mengkaji kelayakan
(feasibility) prototype tersebut di lapangan. Sebelum diuji kelayakannya di
lapangan, prototype produk tersebut hendaknya divalidasi oleh pakar yang
relevan dan kompeten, yang jumlahnya disesuaikan dengan topik penelitian.
Kelayakan produk dapat dilihat antara lain dari keterlaksanaan, keterbacaan,
waktu yang diperlukan, dan respon siswa.
b. Bentuk pengembangan: Pengembangan produk dilakukan dengan cara
mengujicobakan draf produk (prototype) di lapangan. Sebaiknya uji coba
dilakukan beberapa kali dan di beberapa tempat yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan. Mekanisme uji coba adalah sebagai berikut: draf produk → uji coba
1 → monitoring dan evaluasi 1 → revisi 1 → draf produk yang telah direvisi →
uji coba 2 → monitoring dan evaluasi 2 → revisi 2 → ... dan seterusnya sampai
produk dianggap baik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Subjek penelitian: Tahap pengembangan ini melibatkan pihak-pihak yang
terkait dengan pengembangan produk. Bila produk yang dikembangkan adalah
buku ajar bahasa Inggris di sekolah dasar dengan pendekatan sosiokognitif,
misalnya, subjek penelitian adalah guru, siswa, peneliti, pakar
pendidikan/pembelajaran, kolaborator, dan lain-lain.
d. Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
analisis dokumen (document analysis), pengamatan berperanserta (participant
observation), wawancara mendalam (in-depth interviewing), diskusi kelompok
terfokus (focus group discussion), dan lain-lain.
h. Teknik analisis data: Teknik analisis data yang digunakan dapat berupa produk
interaktif (Miles, Huberman, dan Saldana, 2020), constant comparative method
(Corbin dan Strauss, 2015), model ethnografi (Spradley, 1980), dan teknik lain
yang relevan.
e. Lokasi dan waktu penelitian: pengembangan produk dapat dilakukan hanya di
satu sekolah atau beberapa sekolah, dengan waktu yang disesuaikan dengan
jumlah “siklus” uji coba produk.
f. Output: Output dari tahap pengembangan ini adalah draf produk yang telah
dinyatakan layak, berdasarkan pada hasil formative assessment.

*) Catatan:
1. Idealnya pada tahap pengembangan produk, peneliti melibatkan pakar untuk
ikut menyaksikan uji coba produk di lapangan. Penilaian pakar akan ikut

7
menentukan apakah uji coba dianggap cukup (setelah sekian kali ujicoba dan
revisi).
2. Jumlah pakar disesuaikan dengan karakteristik produk yang dikembangkan.
Sebagai contoh, apabila mahasiswa mengembangkan buku ajar bahasa
Inggris di sekolah dasar dengan pendekatan sosiokognitif, dia harus
melibatkan 3 orang pakar: pakar pengembangan materi ajar, pakar bahasa
Inggris, dan pakar PAUD/psikologi anak.

3. Tahap Pengujian Produk


a. Tujuan: Tujuan tahap pengujian adalah untuk mengkaji keefektifan produk
pasca ujicoba. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah apakah produk tersebut
memberikan efek positif terhadap prestasi belajar peserta didik, misalnya.
b. Bentuk pengujian: Pengujian produk dilakukan dengan melakukan eksperimen
terhadap produk. Caranya adalah produk yang sedang dikembangkan
dibandingkan dengan produk lain yang telah ada sebelumnya, lalu hasilnya
dibandingkan. Dalam hal ini peneliti dapat memilih salah satu dari sejumlah
rancangan penelitian eksperimen yang ada dalam referensi.
c. Subjek penelitian: Idealnya tahap pengujian ini melibatkan paling tidak dua
kelompok sampel. Satu kelompok (yaitu kelompok eksperimen) diberi perlakuan
dengan produk yang dikembangkan, sedangkan kelompok lain (yaitu kelompok
kontrol) diberi perlakuan dengan produk lain.
d. Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
pemberian tes (pretes dan postes) kepada kedua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Tes yang diberikan kepada kelompok
eksperimen sama dengan tes yang diberika kepada kelompok kontrol. Sebelum
digunakan, alat tes harus divalidasi terlebih dahulu.
e. Teknik analisis data: Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
statistik inferensial dalam bentuk uji t (t-test). Bila kelompok yang dibandingkan
lebih dari 2 kelompok, teknik analisis yang dignakan adalah analisis varian
(anava) satu arah.
f. Lokasi dan waktu penelitian: Lokasi penelitian adalah di dua lokasi (sekolah)
yang berbeda, sedangkan waktu eksperimen adalah satu periode waktu
pembelajaran (satu catur wulan atu satu semester) atau setara dengan 12 sampai
16 kali pertemuan. Perlu diperhatikan bahwa kelompok eksperimen dan
kelompok kontro memiliki kualifikasi yang relatif seimbang.
g. Output: Output dari tahap pengujian adalah produk yang dinyatakan efektif,
berdasarkan pada summative assessment.

4. Tahap Diseminasi Produk


Pada tahap ini peneliti mensosialisasikan dan menyebarluaskan produk yang
telah dikembangkan agar produk tersebut dapat dikenali oleh calon pengguna atau
pihak-pihak yang berkompeten serta agar produk tersebut dapat diimplementasikan.
Diseminasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti presentasi di forum ilmiah,
lokakarya, peltihan, penulisan artikel di jurnal ilmiah, dan penyebaran melalui web.

D. Pertanyaan Pokok untuk Mereview Kelengkapan R & D


1. Apa yang melatarbelakangi pengembangan produk baru?

8
2. Bagaimana fitur atau spesifikasi produk yang ada selama ini (bila memang sudah
ada)?
3. Bagaimana karakteristik (bakal) produk baru yang dikembangkan?
4. Atas dasar apa produk tersebut dikembangkan? Teori apa yang digunakan
sebagai framework? Pengalaman empirik apa yang digunakan sebagai dasar?
5. Bagaimana dan seintensif apa produk tersebut diujicobakan? Berapa jumlah
sekolah? Berapa jumlah partisipan?
6. Apakah fitur atau spesifikasi produk yang sedang dikembangkan tersebut
berubah setelah uji coba di lapangan? Apabila iya, bagian mana dari produk
tersebut yang mengalami perubahan?
7. Apa perbedaan utama antara karakteristik (bakal) produk sebelum dan setelah uji
coba? Apakah perbedaan tersebut cukup signifikan?
8. Sejauh mana keterlibatan pakar pada fase pengembangan produk?
9. Apakah produk hasil uji coba mengalami pengujian di lapangan dan bagaimana
hasilnya?
10. Apakah produk yang dikembangkan memberikan efek yang lebih positif
dibandingkan dengan produk atau produk-produk lain yang telah ada
sebelumnya?

E. Struktur Laporan Penelitian (Disertasi)


Struktur laporan penelitian (disertasi) secara lengkap disajikan di bawah ini:

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Spesifikasi Produk

BAB II. KAJIAN TEORI


A. Kajian Teori
1. Konsep 1
2. Konsep 2
3. Konsep 3
4. dll
B. Review Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir (Apabila diperlukan)
Kerangka berpikir ditulis dalam bentuk essay eksplanatif atau argumentatif
dan dilengkapi dengan bagan apabila dianggap perlu.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Prosedur Penelitian
1. Tahap Eksplorasi
a. Tujuan penelitian
b. Strategi Penelitian
c. Tempat dan Waktu Penelitian

9
d. Jenis dan Sumber Data
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
g. Teknik Analisis Data
h. Output Penelitian
2. Tahap Pengembangan Produk
a. Tujuan Pengembangan
b. Mekanisme Pengembangan Produk
c. Tempat dan Waktu Pengembangan
d. Pihak-Pihak yang Terlibat
e. Pelaksanaan Uji Coba Draf Produk
f. Monitoring dan Evaluasi Draf Produk
g. Perevisian Draf Produk
g. Output Pengembangan Produk
3. Tahap Pengujian Produk
a. Tujuan Pengujian
b. Jenis dan Rancangan Pengujian (eksperimen)
c. Tempat dan Waktu Pengujian
d. Partisipan Penelitian (populasi, sampel, dan sampling)
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Teknik Pengujian validitas dan Reliabilitas Data
g. Teknik Analisis Data
h. Output Pengujian

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Tahap Eksplorasi
a. Keberadaan dan Kualitas Buku Ajar (yang ada sebelumnya)
1) Buku ajar 1 Masing-masing buku ajar dibahas secara rinci dan
2) Buku ajar 2 tuntas dengan menggunakan theoretical framework*
3) Buku ajar 3 tertentu dan wawancara dengan stakeholders. Saya
4) Buku ajar 4 perkirakan masing-masing materi dibahas sekitar 3 - 5
halaman.
5) Buku ajar n

*) Catatan:
Beberapa theoretical framework yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:
cultural theory, identity theory, communication theory, critical language
pedagogy, emotional geography, linguistic theory, literary theory, semiotic
theory, socio-cognitive theory, visual theory, sociocultural theory,
psychological theory, sociological theory, technology perspective, multimodal
perspective, moral theory, dan lain-lain.

b. Analisis Kebutuhan
Dalam bagian ini peneliti “menawarkan” kepada stakeholders apakah
mereka memerlukan buku ajar tersebut. Teknik angket, wawancara, analisis
dokumen, pengamatan, dll dapat digunakan dalam tahap ini. Apabila jawabannya
iya, spesifikasi apa yang perlu dipenuhi agar buku ajar tersebut baik.

10
c. Penyusunan Prototipe
Dalam bagian ini peneliti menunjukkan prototipe produk berdasarkan hasil
kajian empirik di lapangan dan kajian teori dari berbagai pakar. Peneliti perlu
menjelaskan nama produk (buku ajar), tujuan disusunnya buku ajar, untuk siapa
buku ajar tersebut diperuntukkan, elemen-elemen buku ajar, isi, organisasi,
ketebalan, jumlah bab, dan lain sebagainya. Juga perlu dijelaskan bahwa buku ajar
tersebut sudah divalidasi oleh pakar yang kompeten.

2. Tahap Pengembangan Produk


a. Pelaksanaan Uji Coba Produk
Dalam bagian ini diuraikan pelaksanaan ujicoba produk di lapangan: kapan,
di mana, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana ujicoba dilakukan, berapa
kali/siklus, apa yang dilakukan setiap kali setelah ucicoba, apa peran pakar, dan lain
sebagainya. Semuanya diketengahkan secara jelas. Karena pada umumnya ujicoba
dilakukan beberapa kali (sekitar 3 sampai dengan 5, sesuai dengan kebutuhan),
sebaiknya disebutkan adanya uji coba 1, uji coba 2, uji coba 3, dan seterusnya.

b. Hasil Uji Coba


Dalam bagian ini dikemukakan hasil uji coba terhadap draf produk yang
telah disusun. Diharapkan bahwa produk pascaujicoba akan berbeda dengan draf
produk sebelum ujicoba. Oleh karena itu peneliti perlu menyajikan perbedaan
tersebut dalam bentuk tabel agar perbedaanya terbaca jelas.

3. Tahap Pengujian Produk


Pengujian produk dilakukan dengan metode eksperimen*, paling tidak di dua
kelompok yang berbeda. Kelompok pertama (kelompok eksperimen) diberi pelajaran
dengan menggunakan buku ajar hasil pengembangan, dan kelompok kedua
(kelompok kontrol) diberi pelajaran dengan menggunakan buku ajar lain yang sudah
ada. Kelompok kontrol bisa berjumlah lebih dari satu. Jumlah perlakuan untuk
masing-masing kelompok berkisar antara 12 dan 16 kali. Sebelum perlakukan
dilakukan, kedua kelompok diberi pretes dengan soal yang sama. Setelah perlakuan,
kedua kelompok penelitian diberi post-test dengan soal yang sama.
Pelaporan hasil penelitian pada tahap pengujian produk dapat (1) mengikuti
sistematika laporan penelitian eksperimen pada umumnya, tetapi juga dapat (2) lebih
sederhana dengan langsung menyajikan hasil pengujian hipotesis. Deskripsi data dan
persyaratan analisis diletakkan di bagian lampiran.

a. Deskripsi Data
Di bagian ini dikemukakan data-data hasil pretes dan postes untuk kedua
kelompok, yang telah diolah dengan statistik deskriptif: nilai tertinggi, nilai
terendah, nilai rata-rata, median, modus, kelas interval, dan diagram.
b. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis diperlukan untuk meyakinkan bahwa data-data
memenuhi pesyaratan untuk dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu (uji-
t untuk dua kelompok). Uji persyaratan meliputi uji normalitas distribusi
frekuensi dan uji homogenitas varians.

11
c. Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini dilakukan pengujian hipotesis. Intinya adalah apakah kelompok
yang diberi pelajaran dengan buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti lebih
baik daripada kelompok yang diberi pelajaran dengan buku ajar yang telah ada
sebelumnya. Teknik statistik yang digunakan adalah uji-t atau anava satu arah.

*) Catatan:
Pelaksanaan eksperimen dalam R&D berfungsi hanya untuk mengkonfirmasi
keefektifan produk; oleh karena itu desain penelitian yang dipilih seyogyanya
bukan desain yang rumit.

B. Pembahasan
Pada bagian ini dilakukan pembahasan hasil penelitian, yang mencakup tahap
eksplorasi, tahap pengembangan, dan tahap pengujian. Membahas hasil penelitian
pada hakikatnya membandingkan (atau meng-cross check) hasil penelitian yang
sedang dilakukan (current study) dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
relevan. Kemungkinan yang terjadi adalah bahwa hasil penelitian yang sekarang (1)
mendukung, (2) memodifikasi, atau (3) menolak hasil penelitian sebelumnya.
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan teori-teori yang relevan, khususnya
yang bersumber dari jurnal ilmiah hasil penelitian lima tahun terakhir.

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Simpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Kisi-Kisi Instrumen
B. Instrumen (tes, lembar observasi, protokol wawancara, dll)
C. Contoh Cacatan Lapangan
D. Peta Lokasi, Foto Kegiatan, dll
E. Produk/Produk yang Dihasilkan
F. Dan lain-lain

F. Daftar Pustaka
Borg, Walter R dan Gall, Meredith D. (1983). Educational research: An introduction.
New York: Longman.
Box, Cathy. (2019). Formative assessment in United States classroom: Changing the
landscape of teaching and learning. Switzerland AG: Palgrave Macmillan.
Cizek, Gregory J. (2010). An introduction to formative assessment: History,
characteristics, and challenge. In Heidi L. Andrade and Gregory J. Cizek
(eds.), Handbook of formative assessment, pp. 3-17. New York: Routledge.
Corbin, Juliet and Strauss, Anselm. (2015). Basics of qualitative research: Techniques
and procedures for developing grounded theory (fourth edition). Los
Angeles: Sage.

12
Fraenkel, Jack R.; Wallen, Norman E. dan Hyun, Helen H. (2012) How to design and
evaluate research in education (eight edition). New York: McGraw Hill Inc.
Gall, Meredith D.; Gall, Joyce P.; dan Borg, Walter R. (2003). Educational research.
Boston: Pearson Education, Iknc.
Miles, Matthew B., Huberman, A.Michael, and Saldana. Johnny. (2020). Qualitative
data analysis: A methods sourcebook (4th edition). Los Angeles: Sage.
Ritchie, Jane. (2003). The application of qualitative methods to social research. In
Jane Ritchie and Jane Lewis (eds.), Qualitative research practice: A guide for
social science students and researchers, pp. 24-46. London: Sage
Publication.
Spradley, James P. (1980). Participant observation. New York: Holt, Rinehart, and
Winston.

Surakarta, 21 September 2020

13

Anda mungkin juga menyukai