085-Roisul Fahmi Ilyas
085-Roisul Fahmi Ilyas
Disusun oleh:
P1337420618085
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum w.r.w.b.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul
“”. Dan shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kami Nabi Agung Muhammad
SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar kami dapat
memperbaiki makalh ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.
Wassalamu’alaikum w.r.w.b.
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara mengenai kesehatan tentunya kita tidak terlepas dari definisi klasik WHO
tentang kesehatan yaitu “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak sedang
menderita sakit atau kelemahan”. Mengapa WHO memasukkan istilah sosial? Sosial berarti
“Hidup bersama dalam kelompok dengan situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang
lain”.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas, yang lebih menekankan
kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan
keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan
bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
ISI
3. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi penyedia
informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya kesehatan
yang dapat dilakukan komunitas. Peran tersebut dapat Anda lihat saat perawat melakukan
pendidikan kesehatan. Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik.
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh komunitas, ini
bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian komunitas.
b. Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan materi yang
sesuai dengan kebutuhan.
c. Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan.
e. Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus dimiliki sesuai
kebutuhannya.
f. Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan perawat.
g. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
4. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan mendukung
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap perawat yang selalu
berupaya meningkatkan kompetensinya agar asuhan keperawatan komunitas yang
diberikan terjaga kualitasnya, merupakan contoh pelaksanaan peran sebagai pembela
(advocate). Bagaimana dengan Anda, apakah juga berkomitmen untuk selalu menjaga
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan? Cobalah Anda sejak saat ini terus menjaga
komitmen tersebut.
Selain sikap di atas, tindakan lain yang dapat dilakukan perawat sebagai pembela
(advocate) adalah:
a. menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga untuk membuat
keputusan;
b. memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
c. membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga mendapatkan pelayanan yang
terbaik (membangun jejaring kerja);
d. menghormati hak klien;
e. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
f. melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
g. memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat digunakan;
h. memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber tersebut.
5. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut adalah
orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu
komunitas atau keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian
masalah. Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara
yang lebih baik untuk penyelesaian masalah.
6. Role Model
Pelayanan keperawatan komunitas bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan,
tentu saja ini menuntut perawat untuk mampu berinteraksi baik dengan komunitas. Dalam
interaksi, ada proses transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh komunitas
atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat sedang menjalankan
perannya sebagai role model (contoh).
7. Penemu Kasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah melibatkan
diri dalam penelusuran kasus di komunitas atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan
kajian apa saja yang dibutuhkan komunitas. Tentu saja kasus tersebut mungkin
membutuhkan intervensi dari profesi lain atau pelayanan kesehatan yang lebih kompleks,
maka yang dilakukan perawat komunitas adalah segera merujuk klien. Merujuk juga
membutuhkan ketelitian perawat untuk mengidentifikasi, kasus mana yang seharusnya di
rujuk dan ke mana harus merujuk.
8. Pembaharu
Peran ini membantu komunitas untuk melakukan perubahan ke arah kehidupan
yang lebih sehat. Hal yang dilakukan perawat sebagai pembaharu adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini penting dilakukan
karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang baru yang membutuhkan dukungan.
b. Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
c. Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.
9. Peneliti
Berkembangnya ilmu keperawatan, salah satunya banyak dipengaruhi oleh hasil-
hasil penelitian. Melalui penelitian, perawat komunitas dapat mengidentifikasi masalah
praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah. Meskipun perawat lulusan DIII
tidak mempunyai kompetensi melakukan penelitian mandiri, namun perawat lulusan DIII
dapat menjadi anggota penelitian dan menggunakan hasil penelitian dalam praktik
keperawatan komunitas.
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
1. Perlu diadakannya kajian agar tercipta inovasi baru dalam keperawatan komunitas guna
terus mengembangkan ilmu keperawatan komunitas.
2. Perlu diadakan pendalaman peran dan fungsi perawatan komunitas.
3. Perlu diadakan pembahasan tentang etika keperawatan komunitas, agar perawat lebih
mengerti tentang etika keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, F. & Makhfudli (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kholifah, S. N. & Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan.
Potter & Perry (1997). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Asih,
Y., dkk. (2005). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.