280.2020 Kewaspadaan Covid Pada Kasus Maternal Dan Neonatal
280.2020 Kewaspadaan Covid Pada Kasus Maternal Dan Neonatal
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk
TENTANG KEWASPADAAN COVID-19 PADA KASUS MATERNAL
DAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT HERMINA
KESATU : Penetapan Kewaspadaan COVID-19 pada Kasus Maternal dan Neonatal di RS
Hermina dalam rangka menerapkan kewaspadaan menghadapi Coronavirus
(COVID-19) pada kasus maternal dan neonatal baik dalam pelayanan pasien
maupun menjaga keselamatan petugas di lingkungan RS Hermina.
KEDUA : Kewaspadaan COVID-19 pada Kasus Maternal dan Neonatal di RS Hermina
sebagaimana dimaksud menetapkan, mencakup:
A. Pengaruh infeksi COVID-19 terhadap kehamilan
B. Risiko transmisi COVID-19 terhadap janin
C. Rekomendasi pemeriksaan antenatal/ ANC (Ante Natal Care)
D. Tatalaksana bila ibu hamil terpajan COVID-19
E. Karantina mandiri bagi ibu hamil
F. Rekomendasi utama untuk staf medis yang menangani pasien COVID-19
khususnya ibu hamil, bersalin dan nifas:
G. Tatalaksana jika hasil pemeriksaan ibu hamil menunjukkan infeksi
COVID-19 positif
H. Proses persalinan ibu hamil terinfeksi COVID-19
I. Rekomendasi post partum
J. Rekomendasi Menyusui
K. Rekomendasi bagi bayi baru lahir
L. Pengaturan pelaksanaan operasi ginekologi
KETIGA : Ketentuan pelaksanaan kewaspadaan menghadapi COVID-19 pada kasus
maternal dan neonatal di lingkungan RS Hermina diatur dalam lampiran
keputusan ini
KEEMAT : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Keputusan Direktur Utama PT
Medikaloka Hermina Tbk Nomor 191/KEP-DIR/MH/IV/2020 tentang
Kewaspadaan COVID-19 pada Kasus Maternal di Rumah Sakit Hermina,
tidak berlaku lagi.
KELIMA : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Mei 2020
DIREKTUR UTAMA,
dr. HASMORO
LAMPIRAN
PT. MEDIKALOKA HERMINA Tbk
Kantor Pusat : Jl. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320
Kantor Cabang : Hermina Tower I Lt. 10 Jl. Selangit Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610
Telp. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Website : www.herminahospitals.com
4. Tidak terdapat bukti tentang penularan COVID-19 melalui air susu ibu, risiko
penularan meningkat karena kontak erat antara Ibu dan bayi
2. Kondisi gawat darurat yang menyebabkan ibu hamil harus melakukan pemeriksaan
antenatal adalah sebagai berikut:
a. Mual muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah,
nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang dan kejang
b. Ibu hamil dengan penyakit diabetes melitus gestasional, pre-eklampsia berat,
pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya
atau riwayat obstetri buruk
PT. MEDIKALOKA HERMINA Tbk
Kantor Pusat : Jl. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320
Kantor Cabang : Hermina Tower I Lt. 10 Jl. Selangit Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610
Telp. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Website : www.herminahospitals.com
7. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan
diduga/dikonfirmasi terinfeksi COVID-19, berlaku beberapa rekomendasi berikut:
a. Bentuk tim multi-disiplin/Satgas COVID Medis. Idealnya melibatkan konsultan
dokter spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter kandungan, bidan yang
bertugas dan dokter anestesi yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien
sesegera mungkin setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan
dengan ibu dan keluarga tersebut.
b. Pembahasan dalam rapat tim meliputi:
1) Prioritas utama untuk perawatan medis pada ibu hamil
2) Lokasi perawatan yang paling tepat (mis. unit perawatan intensif, ruang
isolasi di bangsal penyakit menular atau ruang isolasi lain yang sesuai)
3) Evaluasi kondisi ibu dan janin
4) Perawatan medis dengan terapi suportif standar untuk menstabilkan kondisi
ibu
c. Pertimbangan khusus untuk ibu hamil adalah:
1) Pemeriksaan radiologi harus dengan perlindungan terhadap janin.
Pemeriksaan radiologi yang disarankan adalah Rontgen Thorax. Untuk CT-
Scan Thorax, hanya dilakukan jika terdapat indikasi kuat dengan tetap
mempertimbangkan paparan radiasi.
2) Frekuensi dan jenis pemantauan detak jantung janin harus dipertimbangkan
secara individual, dengan mempertimbangkan usia kehamilan janin dan
kondisi ibu.
3) Stabilisasi ibu adalah prioritas sebelum persalinan dan apabila ada kelainan
penyerta lain seperti contoh pre-eklampsia berat harus mendapatkan
penanganan yang sesuai
4) PP POGI tidak merekomendasikan pemberian kortikosteroid untuk
pematangan paru pada kehamilan preterm bila Ibu merupakan pasien dalam
pengawasan (PDP) atau pasien terkonfirmasi COVID-19
5) Pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru janin harus sesuai indikasi
dan dikonsultasikan serta dikomunikasikan dengan tim dokter yang merawat.
Pada kasus kehamilan < 34 minggu dan akan dilakukan terminasi kehamilan
dalam 7 hari ke depan dan membutuhkan pematangan paru, maka dapat
PT. MEDIKALOKA HERMINA Tbk
Kantor Pusat : Jl. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320
Kantor Cabang : Hermina Tower I Lt. 10 Jl. Selangit Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610
Telp. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Website : www.herminahospitals.com
5. Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat, proses
persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi COVID 19 dapat dilakukan dengan
alternatif sebagai berikut:
a. Seksio sesarea dapat dilaksanakan dengan melakukan modifikasi kamar bedah
(seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya yang memungkinkan).
b. Persalinan pervaginam dengan menggunakan delivery chamber dan tim petugas
kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri sesuai level 3.
6. Untuk menurunkan risiko penularan, mengingat 13.7% ibu hamil tanpa gejala bisa
menunjukkan hasil pemeriksaan PCR COVID 19 yang positif, maka pada seluruh
kasus kebidanan petugas penolong persalinan harus menggunakan alat pelindung diri
minimal sesuai level 2 (sesuai kebijakan APD).
7. Untuk pasien di kamar bersalin atau IGD PONEK, bila datang pada Kala I akhir atau
Kala II, dimana penunjang belum ada, maka dapat dilakukan pertolongan partus
normal/ spontan dengan pasien memakai masker dan menggunakan chamber dari dada
ke atas. Petugas memakai APD level 2.
PT. MEDIKALOKA HERMINA Tbk
Kantor Pusat : Jl. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320
Kantor Cabang : Hermina Tower I Lt. 10 Jl. Selangit Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610
Telp. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Website : www.herminahospitals.com
catatan ibu dan bayi menggunakan alat pelindung diri. Ibu menggunakan face shield
dan masker N95
2. Beberapa catatan penting pasca persalinan adalah sebagai berikut:
a. Ibu tidak diperkenankan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
b. Bayi dirawat di ruang isolasi, tidak boleh rawat gabung.
c. Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca persalinan tetap dapat
dilakukan.
3. Semua bayi yang lahir dari ibu dengan PDP atau dikonfirmasi COVID-19 perlu
diperiksa untuk COVID-19.
4. Bila seorang ibu menunjukkan bahwa ia ingin merawat bayi sendiri, maka segala
upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa ia telah menerima informasi lengkap
dan memahami potensi risiko terhadap bayi. Dokumentasikan pemberian edukasi
tersebut pada formulir edukasi dan ditandatangani oleh pemberi edukasi serta ibu dan
penanggungjawab pasien.
5. Bila ibu memutuskan untuk merawat bayi sendiri, baik ibu dan bayi harus diisolasi
dalam satu kamar dengan fasilitas single room (one bed one room) selama dirawat di
rumah sakit. Tindakan pencegahan tambahan yang disarankan adalah sebagai berikut:
a. Bayi harus ditempatkan di inkubator tertutup di dalam ruangan
b. Gunakan curtain dan beri jarak 2 meter
c. Ketika bayi berada di luar inkubator dan ibu menyusui, memandikan, merawat,
memeluk atau berada dalam jarak 1 meter dari bayi, ibu disarankan untuk
mengenakan APD yang sesuai yaitu masker dan menerapkan PHBS, serta
menggunakan masker N95 saat menyusui.
d. Bayi harus dikeluarkan sementara dari ruangan jika ada prosedur yang
menghasilkan aerosol yang harus dilakukan di dalam ruangan.
6. Pemulangan untuk ibu postpartum harus mengikuti rekomendasi pemulangan pasien
COVID-19
J. Rekomendasi Menyusui
1. Ibu tidak diperkenankan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
2. Risiko utama menyusui bayi adalah kontak dekat dengan ibu yang cenderung terjadi
penularan melalui droplet infeksius.
PT. MEDIKALOKA HERMINA Tbk
Kantor Pusat : Jl. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320
Kantor Cabang : Hermina Tower I Lt. 10 Jl. Selangit Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610
Telp. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Website : www.herminahospitals.com
3. Saat ini belum ditemukan transmisi virus Sars COV2 melalui ASI sehingga bisa
diberikan langsung dengan menjaga hygiene atau bisa diperah
4. Keputusan untuk menyusui atau kapan akan menyusui kembali (bagi yang tidak
menyusui) sebaiknya dilakukan komunikasi tentang risiko kontak dan manfaat
menyusui dengan dokter yang merawatnya
5. Untuk ibu yang ingin menyusui, tindakan pencegahan harus diambil untuk membatasi
penyebaran virus ke bayi:
a. Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, pompa payudara atau botol
b. Mengenakan masker saat menyusui
c. Lakukan pembersihan pompa ASI setelah setiap kali penggunaan
d. Pertimbangkan untuk meminta bantuan seseorang dengan kondisi yang sehat
untuk memberi ASI pada bayi
6. Untuk ibu yang memerah ASI.
a. Ibu harus didorong untuk memerah ASI (manual atau elektrik), sehingga bayi
dapat menerima manfaat ASI dan untuk menjaga persediaan ASI agar proses
menyusui dapat berlanjut setelah ibu dan bayi disatukan kembali. Jika memerah
ASI menggunakan pompa ASI, pompa harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan
sesuai.
b. Kantong ASI yang diangkut dari kamar ibu ke lokasi penyimpanan harus
ditransportasi menggunakan kantong spesimen plastik. Kondisi penyimpanan
harus sesuai dengan kebijakan dan kantong ASI harus ditandai dengan jelas dan
disimpan dalam kotak wadah khusus sehingga terpisah dengan kantong ASI dari
pasien lainnya.
6. Berdasarkan pengalaman pada kasus SARS, dapat dijumpai risiko penularan virus
pada tindakan operasi endoskopi dan tindakan anestesi pada saat intubasi. Mohon
penggunaan APD bagi seluruh petugas kesehatan di kamar operasi sesuai dengan
rekomendasi WHO
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Mei 2020
DIREKTUR UTAMA,
dr. HASMORO