KEANEKARAGAMAN PAKU TUMBUHAN EPIFIT PADA POHON INANG AN
GIOSPERMAE DAN GYMNOSPERMAE DI KEBUN RAYA CIBODAS
PENDAHULUAN Tumbuhan epifit merupakan tumbuhan yang cara hidupnya dengan menempel pada tumb uhan lain yang diguanakan digunakan sebagai penopang. Tumbuhan epifit tidak berakar pada ta nah, dan berukuran lebih kecil jika di bandingkan dibandingkan dengan tumbuhan yang di gunak an sebagai penopangnya. Selain itu, tumbuhan epifit juga tidak menyebabkan kerugian bagi tumb uhan inangnya Karena karena kebutuhan zat hara tumbuhan epifit tidak mengandalkan dari inang nya maka dengan demikian sehingga tumbuhan epifit debadakan dibedakan dari tumbuhan parasi te parasit (Suwila 2015). Tumbuhan epifit mendapatkan zat hara dari debu, sampah, dan kotoran burung (Setyawan 2000). Tumbuhan epifit juga termasuk dalam tumbuhan yang masih kurang banyak di teliti diteliti sehingga pengetahuan tentang tumbuhan ini masih cukup sulit untuk di dapatkan terbatas (Efri et al. 2016). Namun jika dilihat secara ekologis tumbuhan epifit memiliki manfaat sebagai penyedia habitat utama bagi hewan tertentu dalam ekosistem (Akmalsyah et al. 2016). Kehidupan tumbuhan epifit didominasi oleh Bryophyta, Pterydophyta dan Orchidaceae (Setyawan 2000). Berbagai macam tumbuhan epifit juga ditemukan tidak menempel pada semua jenis tumbuhan inang, melainkan hanya pada beberapa jenis pohon. Tumbuhan epifit umumnya hidup di pohon yang bertekstur, batang tidak rata, kasar dan sering kali retak retak. Hai Hal ini cukup beralasan karena memudahkan serasah dan kotoran-kotoran untuk menempel pada batang pohon tersebut. Sehingga dalam kurun waktu lama akan menumpul mengumpul dan menggumpal serta terdekomposisi sehingga menyebabkan batang pohon tersebut menjadi lembab (Sholihah 2010, Sadili 2013). Jumlah tumbuahan yang hidup sebagai epifit ± 30.000, jumlah terbanyak pada ordo Orchidaceae (Anggrek) yang mencakup ±25.000 jenis (Sujalu 2008). Tumbuhan epifit juga cukup melimpah di tempat yang cukup curah hujan, di sekitar mata air, sungai atau ait air terjun. Kehidupan tumbuhan epifit didominasi oleh Bryophyta, Pterydophyta dan Orchidaceae (Setyawan 2000). Tumbuhan epifit dapat di temukan di pohon inang manapun baik yang dalam kelompok gymnospermae dan angiospermae. Menurut penelitian lumut epifit pada Angiospermae di KRB yang dilakukan oleh Apriana (2010) dan Junita (2010). Dari hasil penelitiannya, Apriana (2010) memperoleh 33 jenis lumut hati berdaun, sedangkan Junita (2010) memperoleh 42 jenis lumut sejati epifit. Berdasarkan identifikasi sampel lumut epifit pada pohon Gymnospermae di KRB diperoleh 18 jenis lumut yang termasuk ke dalam 12 marga dan 7 suku (Fibo at al 2014). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat dibandingkan bahwa jumlah jenis paling banyak di jumpai pada jenis inang angiospermae. Kemudian dari penelitian yang dilakukan oleh (Sujalu 2007) diperoleh kesimpulan kesimpulan bahwa pohon pohon dari suku Dipterocarpaceae (Angiospermae) merupakan pohon inang yang banyak di tumbuhi oleh tumbuhan epifit. Kebun Raya Cibodas didirikan oleh Kurator Kebun Raya Bogor, Johannes Ellias Teijsmann, pada tanggal 11 April 1852 dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Lokasi KRC berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian 1.250 – 1.425 m dpl dengan luas 84,99 hektar. Kebun Raya Cibodas dapat menjadi habitat bagi tumbuhan epifit karena di tempat itu sendiri banyak dijumpai tumbuhan inang. Disini juga terdapat koleksi tanaman khas dataran tinggi beriklim basah. Kebun Raya Cibodas memiliki suhu rata rata 20.06 ̊C dengan kelembapan 80,82% dengan rata rata curah hujan 2950 mm per tahun (KRC-LIPI 2019). TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui jenis jenis tumbuhan epifit pada pohon inang Gymnospermae dan angiospermae 2. Mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan epifit pada pohon inang Gymnospermae dan angiospermae 3. Mengetahui perbedaaan komunitas tumbuhan epifit pada pohon inang Gymnospermae dan angiospermae