FOTOSINTESIS
TOPIK 2
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Djukri, MS
Disusun oleh :
A. TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Beker gelas (volume 1 liter) 4. Tanaman Hydrilla vertisilata
2. Tabung reaksi 5. Air keran
3. Corong gelas 6. Kawat
C. PROSEDUR
1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar disamping (buat 2 rakit)
2. Tempatkan satu rakit di tempat terkena cahaya matahari langsung dan
rakitan lainnya di dalam ruang.
3. Biarkan selama 20 menit. Kemudian amati ada-tidaknya gelembung di
dalam tabung reaksi pada kedua rakitan tersebut. Bandingkan antara
kedua rakitan tersebut gelembung udara pada tabung reaksi. Gas apakah
yang keluar sebagai gelembung tersebut?
4. Catat berapa volume gas yang dihasilkan. Apa artinya bila terjadi
perbedaan volume gas yang dikeluarkan tanaman Hydrilla verstisilata?
D. DASAR TEORI
Fotosintesis adalah sebuah proses di mana energi cahaya diubah menjadi
energi kimia. Penyerapan cahaya merupakan langkah pertama pada fotosintesis.
Energi dari cahaya ditangkap oleh organel bernama kloroplas. Kloroplas paling
banyak ditemukan pada sel daun. Kloroplas adalah organel berbentuk cakram
yang mengandung dua buah kompartemen penting untuk fotosintesis.
Kompartemen pertama disebut tilakoid. Tilakoid merupakan membran yang rata
seperti kantung yang disusun dalam tumpukan. Reaksi terang terjadi di tilakoid.
Tumpukan tilakoid yang bersusun yang disebut grana. Molekul berwarna yang
menyerap cahaya disebut pigmen ditemukan di membran tilakoid kloroplas.
Pigmen memiliki kemampuan yang berbeda untuk menyerap panjang gelombang
cahaya tertentu. Kompartemen penting kedua disebut stroma yang merupakan
ruang berisi cairan yang berada di luar grana. Stroma menjadi lokasi reaksi gelap
dalam fase II fotosintesis (Alton et al., 2008).
Cahaya adalah suatu bentuk energi yang dikenal sebagai energi
elektromagnetik, juga disebut radiasi elektromagnetik. Jarak antara puncak
gelombang elektromagnetik disebut panjang gelombang. Panjang gelombang
berkisar kurang dari nanometer (untuk sinar gamma) hingga lebih dari satu
kilometer (untuk gelombang radio). Seluruh jangkauan radiasi ini diketahui
sebagai spektrum elektromagnetik. Segmen yang paling penting bagi kehidupan
adalah gelombang dengan panjang gelombang 380 nm sampai 750 nm. Radiasi ini
diketahui sebagai cahaya tampak karena dapat dideteksi dalam berbagai warna
oleh mata manusia (Urry et al., 2017).
Pigmen penyerap cahaya utama pada tumbuhan adalah klorofil. Ada
beberapa jenis klorofil, tetapi yang paling umum adalah dua jenis yaitu klorofil a
dan klorofil b. Struktur klorofil dapat berbeda dari satu molekul ke molekul
lainnya, memungkinkan molekul korofil yang berbeda untuk menyerap cahaya di
area unik dari spektrum yang terlihat. Secara umum, klorofil paling kuat
menyerap di spectrum violet-biru dari spektrum cahaya tampak dan memantulkan
cahaya di wilayah spektrum hijau. Inilah mengapa bagian tumbuhan yang
mengandung klorofil tampak hijau bagi mata manusia (Urry et al., 2017).
Model cahaya sebagai gelombang menjelaskan banyak karakteristik
cahaya, tetapi dalam hal tertentu cahaya berperilaku seolah-olah terdiri dari
partikel diskrit yang disebut foton. Foton bukan objek berwujud, tetapi bertindak
seperti objek dimana jumlah energi yang tetap. Jumlah energinya berbanding
terbalik dengan panjang gelombang cahaya: Semakin pendek semakin panjang
gelombang, semakin besar energi dari setiap foton cahaya itu. Jadi, foton paket
cahaya ungu memiliki dua kali lipat energi dibandingkan dengan foton cahaya
merah (Urry et al., 2017). Energi foton sinar matahari memenuhi rumus:
E = h.v = h.c
λ
Keterangan :
E = energi foton
h = Konstanta Planck (6,62 x 10 -27 Erg.Sec-1)
c = Kecepatan cahaya (3 x 1010 cm Sec-1)
λ = panjang gelombang (m)
v = frekuensi (Sec-1)
(Al, 2003).
F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini memiliki tujuan apakah intensitas cahaya matahari
mempengaruhi laju fotosintesis. Dalam percobaan ini menggunakan Hydrilla
verticilata. Percobaan ini dimulai dengan menyiapkan peralatan dan bahan yaitu
dua buah botol minum bekas dengan ukuran 1,5L, air, dan tanaman Hydrilla
verticilata. Botol minum tersebut diisi air, kemudian dimasukkan tanaman
Hydrilla pada masing-masing botol. Selanjutnya, diletakkan satu botol berisi
Hydrilla di dalam ruangan dan satu botol lainnya di luar ruangan, ditunggu 20
menit kemudian diamati banyaknya gelembung. Setelah 20 menit, dapat terlihat
bahwa gelembung yang muncul pada tanaman Hydrilla di dalam ruangan lebih
sedikit daripada gelembung yang ada pada tanaman Hydrilla di luar ruangan.
Percobaan dengan menggunakan Hydrilla telah dilakukan oleh Jan
Ingenhousz di tahun 1779. Dari percobaan tersebut ditunjukkan tiga hal penting,
yaitu: 1)gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan Hydrilla adalah O2; 2)cahaya
dibutuhkan untuk proses tersebut; dan 3)bagian yang berdaun hijau saja yang
mengeluarkan O2. Pada tumbuhan air seperti Hydrilla, O2 yang dilepaskan
dikenali dengan munculnya gelembung udara (Al, 2005).
Hydrilla verticillata memiliki kandungan klorofil total sebesar 4,43 ml/g,
karotenoid 0,92 ml/g dan vitamin C 4,70 mg/30g. Klorofil merupakan pigmen
tanaman yang paling penting karena terlibat dalam proses fotosintesis serta
transformasi cahaya matahari menjadi energi kimia (Kurniawan et al., 2010). Oleh
karena itu, Hydrilla mampu untuk melakukan fotosintensis (tumbuhan autotrof).
Penyerapan cahaya merupakan langkah pertama pada fotosintesis. Energi
dari cahaya ditangkap oleh organel bernama kloroplas. Kloroplas paling banyak
ditemukan pada sel daun. Kloroplas adalah organel berbentuk cakram yang
mengandung dua buah kompartemen penting untuk fotosintesis. Dengan adanya
cahaya, bagian hijau tanaman menghasilkan senyawa organik dan oksigen dari
karbon dioksida dan air (Alton et al., 2008). Persamaan reaksi fotosintesis adalah
sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O + Cahaya matahari C6H12O6 + 6O2
(Urry et al., 2017)
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa dengan intensitas cahaya matahari
yang sangat terik, gelembung yang muncul pada set alat tanaman Hydrilla lebih
banyak daripada gelembung yang muncul pada set alat tanaman Hydrilla yang
diletakkan di dalam ruangan. Gelembung udara tersebut merupaka gas oksigen,
dimana gas oksigen merupakan produk dari fotosintesis. Hal tersebut menandakan
bahwa tanaman Hydrilla yang terkena cahaya matahari lebih banyak memiliki laju
fotosintesis yang lebih cepat (ditunjukkan dengan banyaknya gelembung),
sedangkan cahaya matahari yang diterima oleh tanaman Hydrilla di dalam ruang
lebih sedikit, sehingga laju fotosintesisnya lebih lambat (ditunjukkan dengan
sedikit gelembung). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa intensitas cahaya
matahari mempengaruhi laju fotosintesis.
Intensitas cahaya dapat mempengaruhi laju fotosintesis. Ketika intensitas
cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi.
Pada keadaan di atas titik kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida yang
diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka
peningkatan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju
fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun
sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi konstan
(Loveless, 1991). Begitu pula menurut Wiraatmaja (2017) bahwa semakin
meningkatnya intensitas cahaya matahari, maka laju fotosintesis akan meningkat.
Tugas Pengembangan:
Jelaskan bagaimana mekanisme fisiologi-biokemisnya dalam fotosintesis
sehingga dihasilkan O2 sebagai salah satu produknya!
Fotosintesis oksigenik melibatkan konversi air dan CO2 menjadi molekul
organik kompleks seperti karbohidrat dan oksigen. Fotosintesis bukan merupakan
proses tunggal, tetapi dua proses. Fotosintesis dapat dibagi menjadi dua proses
yaitu reaksi terang dan reaksi gelap (siklus Calvin). Dalam reaksi terang, air
dipecah oleh cahaya menjadi oksigen, proton, dan elektron, sedangkan pada reaksi
gelap, proton dan elektron digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi karbohidrat.
Reaksi terang adalah proses fotosintesis yang mengubah energi matahari
menjadi energi kimia. Pada reaksi ini, molekul air dipecah, sehingga
menghasilkasn sumber elektron dan proton (ion hidrogen atau H+) dan O2 sebagai
produk sampingan. Berikut tahapan reaksi terang:
1. Energi cahaya mengeksitasi elektron dalam fotosistem II. Energi
cahaya juga menyebabkan molekul air terpecah, melepaskan H+ ke
ruang tilakoid dan melepaskan oksigen sebagai produk sampingan.
2. Elektron tereksitasi berpindah dari fotositsme II ke molekul
akseptor elektron pada membran tilakoid.
3. Molekul akseptor elektron mentrasnfer elektron-elektron pada
electron karier ke fotosistem I.
4. Dengan adanya cahaya, fotosistem I mentransfer elekctron ke
sebuha protein yang disebut ferrodoxin. Elektron yang dihilangkan
oleh fotosistem I diganti oleh electron dari fotosistem II.
5. Akhirnya, ferrodoxin mentransfer elektron ke elektron pembawa
NADP+, membentuk energy berupa NADPH.
Reaksi terang juga menghasilkan ATP melalui proses kemiosmosis untuk
menambahkan gugus fosfat ke ADP (disebut fotofosforilasi). Jadi, energi cahaya
pada awalnya diubah menjadi energi kimia dalam bentuk NADPH (sumber
elektron yang dapat memberikan elektron kepada penerina elektron) dan ATP
(energi sel). Reaksi terang tidak menghasilkan gula. Pembentukan gula terjadi
pada tahap kedua fotosintesis yaitu siklus Calvin (Urry et al., 2017).
G. KESIMPULAN
Intensitas cahaya matahari mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin
meningkatnya intensitas cahaya matahari, maka laju fotosintesis akan meningkat.
H. DAFTAR PUSTAKA
Al, S. (2003). Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. FMIPA UNY.
Al, S. (2005). Materi Pokok : Fotosintesis 1. FMIPA UNY.
Alton, B., Haging, W. C., Holliday, W. G., Kapicka, C. L., Lundgre, L., &
MacKenzie, A. H. (2008). Biology. McGraw Hill.
https://doi.org/10.1111/j.1365-2389.2008.01059.x
Kurniawan, M., Izzati, M., Nurchayati, Y., Biologi, L., Tumbuhan, F., Biologi, J.,
Matematika, F., Alam, I. P., Diponegoro, U., Soedharto, J. P., & Universitas,
K. (2010). Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa
Spesies Tumbuhan Akuatik. Anatomi Fisiologi, XVIII(1), 28–40.
https://doi.org/10.14710/baf.v18i1.2614
Loveless, A.R. 1991. Principles of Plant Biology for the Tropics. New York:
Logman Group Limited.
Urry, L. A., Cain, M. L., Minorsky, P. V., Wasserman, S. A., & Reece, J. B.
(2017). Biology. Pearson Education.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wiraatmaja, I. W. (2017). Suhu, Energi Matahari, dan Air Dalam Hubungan
Dengan Tanaman. In Modul Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Universitas Udayana.
I. LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Penampakan gelembung-gelembung
pada Hydrilla yang diletakkan di luar
ruangan