Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn.

Z DENGAN
HARGA DIRI RENDAH
Dosen Pengampu: Lailatul Fadillah,S.Kep,Ners.,M.Kep

Disusun oleh:
Maulida Julianta (P27905119018)
Tingkat 3/Semester 5

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
I. LP HARGA DIRI
A. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000).Gangguan
harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena
karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (Keliat, 2001). Harga
diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama. Jadi harga diri rendah
adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri
dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung, penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau
menahun.

B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan
ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,kekalahan,
dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri dapat terjadi secara:
1) Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat
dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan seperti
pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan,
harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2) Maturasional
Ada beberapa factor yang berhubungan dengan maturasi adalah: (1)
Bayi/Usia bermain/ Pra sekolah Berhubungan dengan kurang stimulasi atau
kedekatan ,perpisahan dengan orang tua, evaluasi negative dari orang tua,
tidak adekuat dukungan orang tua , ketidak mampuan mempercayai orang
terdekat. (2) Usia sekolah; Berhubungan dengan kegagalan mencapai tingakat
atau peringkat objektif, kehilangan kelompok sebaya, umpan balik negative
berulang. (3) Remaja Pada usia remaja penyebab harga diri rendah ,jenis
kelamin, gangguan hubungan teman sebagai perubahan dalam
penampilan,masalah masalah pelajaran kehilangan orang terdekat. (4) Usia
sebaya; Berhubungan dengan perubahan yang berkaitan dengan penuaan.(5)
Lansia; Berhubungan dengan kehilangan (orang, financial, pensiun)
3) Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/ dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan
jiwa.
1. Rentang Respon Konsep Diri
Individu dengan kepribadian sehat akan terdapat citra tubuh yang
positif/sesuai, ideal diri yang realistik, konsep diri positif, harga diri tinggi,
penampilan peran yang memuaskan dan identitas yang jelas. Respon konsep
diri sepanjang rentang sehat – sakit berkisar dari status aktualisasi diri
(paling adaptif) sampai pada keracunan identitas/depersonalisasi
(maladaptif) yang digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:
1. Respon Adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi
suatu masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain:
a) Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk
persepsi masalalu akan diri dan perasaannya.
b) Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah
dimana individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon
maladaptive gangguan konsep diri adalah:
a) Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri positif dan mal adaptif.
b) Kekacauan identitas
Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan
kehidupan dalam mencapai tujuan.
c) Depersonalisasi (tidak mengenal diri)

C. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
1. Kerusakan lobus frontal
2. Kerusakan hipotalamus
3. Kerusakan system limbic
4. Kerusakan neurotransmitter
b. Faktor psikologis
1. Penolakan orang tua
2. harapan orang tua tidak realistis
3. orang tua yang tidak percaya pada anak
4. tekanan teman sebaya
5. kurang reward system
6. dampak penyakit kronis
c. Faktor sosial
1. Kemiskinan
2. Terisolasi dari lingkungan
3. Interaksi kurang baik dalam keluarga
d. Faktor cultural
1. Tuntutan peran
2. Perubahan kultur
Faktor Predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis.
2) Faktor Presipitasi
Adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produkivitas yang menurun. Secara umum gangguan konsep
diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara
situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya
harus di operasi, kecelakaan, perkosaan atau di penjara termasuk di rawat di
rumah sakit bisa menyebabkan harga diri, harga diri rendah di sebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak
nyaman.
Penyebab lainnya dalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
Harga diri rendah kronik biasanya di rasakan klien sebelum sakit atau
sebelum di rawat klien sudah memilki Pikiran negatif dan meningkat saat di
rawat. Dipengaruhi oleh factor Internal dan eksternal.
D. Pohon Masalah

E. Tanda dan Gejala


Tanda yang menunjukan harga diri rendah menurut Carpenito,L.J (2003:352):
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. misalnya: malu dan sedih karena rambut menjadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke hrumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa,saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tau apa-apa.
4. Percaya diri kurang. Misalnya: klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
6. Perasaan tidak mampu.
7. Pandangan hidup yang pesimistis.
8. Tidak berani menatap lawan bicara.
9. Lebih banyak menunduk.
10. Penolakan terhadap kemampuan diri.
11. Kurang memperhatikan perawatan diri (Kuku panjang dan kotor, rambut
panjang dan lusuh, gigi kuning, kulit kotor).
12. Data Obyektif:
a) Produktivitas menurun.
b) Perilaku distruktif pada diri sendiri.
c) Perilaku distruktif pada orang lain.
d) Penyalahgunaan zat
e) Menarik diri dari hubungan sosial
f) Ekspresi wajah malu dan merasa bersalah.
g) Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
h) Tampak mudah tersinggung/mudah marah.

II. POHON MASALAH


Isolasi Sosial Akibat

Harga Diri Rendah Masalah utama

Koping Tidak Efektif Penyebab

III. ANALISIS DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN


Data Masalah
DS: Harga Diri Rendah
 Klien mengatakan dirinya tidak
berguna/berharga
 Klien mengatakan dirinya orang
terbodoh sedunia
 Klien mengatakan dirinya tidak
memiliki kemampuan apapun
 Klien mengatakan dirinyalebih
senang sendiri
 Klien mengatakan merasa malu
karena keluarga nya sukses
semua ,kakaknya semua sarjan
bekerja di perusahaan dan di
instansi peemerintahan
 Klien mengatakan dirinya adala
orang yang gagal
DO:

 Klien berbicara dengan suara lirih
dan hampir tidak terdengar
 Kontak mata minimal klien lebih
banyak menunduk sambil
memainkan jari-jarinya dan
terkadang mengigit kukunya

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Harga Diri Rendah

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Perencanaan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi
Tujuan Umum:
Klien mampu
meningkatkan
harga diri
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi: 1.1Bina Hubungan Hubungan
1: 1. Klien dapat saling percaya saling percaya
Klien dapat mengungkap a. Sapa klien dengan akan
membina kan ramah, baik verbal menimbulkan
hubungan saling perasaannya maupun nonverbal. kepercayaan
percaya 2. Ekspresi wajah b. Perkenalkan diri klien pada
bersahabat. dengan sopan perawat
3. Ada kontak c. Tanya nama sehingga akan
mata lengkap klien dan memudahka
4. Menunjukkan dalam
nama panggilan
rasa senang. pelaksanaan
yangdisukaiklien
5. Mau berjabat tindakan
d. Jelaskan tujuan
tangan selanjutnya
pertemuan, jujur
6. Mau dan menepatijanji.
menjawab e. Tunjukkan sikap
salam empati dan
7. Klien mau menerima klien apa
duduk adanya.
berdampinga f. Beri perhatian pada
n klien
8. Klien mau 1.2 Beri kesempatan
mengutarakan untuk
masalah yang mengungkapkan
dihadapi perasaan tentang
penyakit yang
dideritanya
1.3 Sediakan waktu
untuk
mendengarkan
klien
1.4 Katakana pada
klien bahwaia
adalah seorang
yang berharga dan
bertanggung jawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi: 2.1 Diskusikan Pujian akan
2: Klien mampu kemampuan dan meningkatkan
Klien dapat mempertahankan aspekpositifyang harga diri klien
mengidentifikasi aspek yang positif dimiliki klien
kemampuan dan dan beri pujian/
aspek positif reinforcement
yang dimiliki atas kemampuan
mengungkapkan
perasaan
2.2 Saat bertemu
klien, hindarkan
member penilain
negatif.Utamaka
nmember pujian
yang realistis.
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi: 3.1 Diskusikan Peningkatan
3: 1. Kebutuhan kemampuan yang kemempuan
Klien dapat klien terpenuhi masih dapat mendorong
menilai 2. Klien dapat digunakan selama klien untuk
kemampuan melakukan sakit. mandiri
yang didapat aktivitas terarah 3.2Diskusikan juga
digunakan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaan di
rumah sakit dan di
rumah nanti
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi: 4.1 Rencanakan Pelaksanaan
4: 1. Klien mampu bersama klien kegiatan
Klien dapat beraktivitas aktivitas yang secara
menetapkan sesuai dapat dilakukan mandiri
dan kemampuan setiap hari sesuia modal awal
merencanakan 2. Klien kemampuan: untuk
kegiatan mengikuti kegiatan mandiri, meningkatkan
sesuai dengan terapi aktivitas kegiatan dengan harga diri
kemampuan kelompok bantuan minimal,
yang dimiliki kegiatan dengan
bantuan total.
4.2 Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
kondisi klien
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien lakukan
(sering klien takut
melaksanakanya)
SUMBER

Azizah, Lilik Makrifatul.,Imam zainuri dkk.2016.Buku Ajar Keperawatan


Kesehatan Jiwa.Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
A. IDENTITAS
1. Nama Pasien : Nn.Z
2. Umur : 28 th
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Status perkawinan : Belum Menikah
5. Orang yang berarti : Ibu
6. Pekerjaan : Tidak ada
7. Pendidikan : SMA
8. Tanggal Masuk : 22 Agustus 2021
9. Tanggal pengkajian : 23 Agustus 2021
10. Diagnosa Medis : Harga diri rendah
11. Penampilan : Rapih,bersih

B. PERSEPSI DAN HARAPAN


1. Pasien
Klien tidak memiliki gangguan halusinasi
2. Keluarga
Keluarga sangat mengharapkan klien tidak merasa rendah diri dan
mengetahui kemampuannya

C. STATUS MENTAL
1. Emosi
Emosi klien cukup stabil
2. Konsep Diri
Harga diri rendah karena Klien selalu mengatakan tidak berharga,merasa
orang terbodoh sedunia dan tidak mempunyai kemampuan apapun
3. Pola Interaksi
Kontak mata minimal klien lebih banyak menunduk sambil memainkan
jari-jari nya dan terkadang menggigit kukunya
4. Gaya Komunikasi
Pada saat pengkajian klien berbicara dngan suara lirig dan hampir tidak
terdengar

D. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA


1. Pekerjaan
Klien mengatakan dirinya malu karena keluarganya sukses semua,kakaknya
lulusan sarjana,bekerja di perusahaan dan instasi pemerintahan, sedangkan
dirinya tidak bekerja dan tidak mempunyai kemampuan
2. Hubungan sosial
Klien tampak sering menyendiri karena merasa malu dan tidak berguna
3. Sosio-Budaya
Klien berasal dari suku sunda
4. Gaya Hidup
Klien berpenampilan rapih dan bersih
E. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram

Keterangan:

= Laki-laki = klien

= Perempuan = orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat = meninggal

Penjelasan : Klien tinggal dengan orang tuanya,klien anak bungsu dari 3


bersaudara. Pengambilan keputusan oleh ayah klien selaku kepala keluarga
dan dilakukan secara musyawarah

2. Masalah Keluarga dan Krisis


Klien mengatakan “Saya malu suster keluarga saya sukses semua kakak
saya semua sarjana dan bekerja di perusahaan dan instansi pemerintah,
sementara saya hanya pengangguran.”
3. Interaksi dalam Keluarga
Klien lebih senang menyendiri karena malu pada keluarganya.

F. PENGKAJIAN FISIK
1. Riwayat Penyakit
Klien tidak memiliki riwayat penyakit dapat menganggu kesehatannya
2. Kebiasaan yang Berhubungan dengan Status Kesehatan
Klien lebih sering menyendiri disbanding berinteraksi dengan orang lain.
Klien berbicara dengan suara lirih dan hampir tidak terdengar, kontak mata
minimal klien lebih banyak menunduk sambil memainkan jari-jarinya dan
terkadang mengigit kukunya.
3. Merokok
Klien tidak merokok
4. Alkohol/obat-obatan
Klien tidak mengkonsumsi alkohol
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur siang lebih 2 jam dari jam 13.00 - 16.00 dan tidur
malam kurang lebih 8 jam 21.00- 05.00
6. Nutrisi
Klien mengatakan makan 3x sehari dan sellau habis. Dilakukan secara
mandiri
7. Eliminasi
Klien mengatakan BAB 1x sehari dengan tekstur lembek. BAK 3-4x sehari
dan dilakukan secara mandiri
8. Orientasi
Informasi yang diberikan oleh pasien dan keluarga sesuai dengan yang
disampaikan
9. Tingkat Aktifitas
Klien mengatakan dapat mengerjakan kegiatan rumah apabila dapat
perintah dari orang tua
10. Tingkat Energi
Klien mempunyai energi yang baik
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI
Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Klien tampak sering menyendiri dan selalu mengatakan dirinya adalah orang
yang tidak berharga, karena dia merasa orang terbodoh sedunia, tidak memiliki
kemampuan apapun. Klien merasa malu karena keluarganya sukses semua
kakak klien semua sarjana dan bekerja di perusahaan dan instansi pemerintah,
sementara dirinya hanya pengangguran. Dirinya lebih senang sendiri ,menarik
diri dari social

2. Diagnosa keperawatan:
Harga diri rendah

3. Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang didapat digunakan
4. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki

4. Tindakan Keperawatan:
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2. Membantu Klien menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan di latih sesuai dengan
kemampuan klien.
4. Melatih kemampuan pertama yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


A. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya suster maulida yang akan merawat
kakak hari ini. Kalau boleh tau nama kakak siapa?senang dipanggil apa?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana keadaan Kak. Z sekarang?Kak .Z telihat segar”
3. Kontrak
a. Topik
“Kak Z..bagaimana kalau kita sekarang ngobrol tentang hobi atau
kegiatan yang kakak sukai dirumah. Nah nanti kita akan melatih kegiatan
yang bisa kakak lakukan disini.
b.Waktu
“berapa lama ya kira-kira kita mengobrol?bagaimana jika 20 menit?
c. Tempat
“Menurut kakak nih kita enaknya ngobrol dimana ya? Apakah dibawah
pohon rindang membuat kakak nyaman?
d.Tujuan interaksi
“kita ngobrol tentang hobi yang disukai agar kakak tahu ternyata disitulah
kemampuan kakak yang dimiliki namun kakak belum mengetahuinya jika
sudah tahu maka diasah dan dikembangkan lagi

B. FASE KERJA
“ Kak Z sekarang kita akan berbicara tentang halyang disukai/hobi yang kakak
lakukan saat dirumah. Apa saja kemampuan yang dimiliki kakak?atau kakak
menyukai aktifitas apa?”
“ baiklah jadi kakak suka menggambar kartun..tetapi kakak merasa hasilnya
kurang bagus? Tidak apapa-apa nanti kita bisa melatih cara menggambar yang
baik dan benar ya kak”
“wah kak Z dulu ketika SMA pernah jadi finalis gambar karikatur”
“bagaimana kalau sekarang kita mengasah kembali menggambar karikaturnya?”
“baik… kita persiapkan alat dan bahan terlebih dahulu yuk”
“kemudian sekarang kita mulai latihan menggambarnya..pertama kita tentukan
mau gambar seperti apa” “mari pertama kita gambar kartun kesukaan kakak
terlebih dahulu” “ayuk kakmulai gambar di buku gambarnya”
“ wahh gambarnya terlihat sangat mirip sesuai dengan aslinya”
“nah nanti kita bisa berlatih menggambar setiap hari ya”

C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (subjektif)
“bagaimana perasaan kakak setelah kita mengobrol dan latihan gambar?
Wah syukurlah kalo kakak bahagia”
b.Evaluasi Perawat (objektif dan reinforcement)
“coba kakak sebutkan teknik gambar tadi”
2. Rencana tindak lanjut
“jangan lupa terus lakukan kegiatan menggambar ya, gimana kalo kita buat
jadwal kegiatan yang lain besok?”
3. Kontrak topik yang akan datang
a. Topik
“Baik.. besok kita akan latihan kemampuan kakak yang kedua ya”
b.Waktu
“jam berapa kira-kira kakak mau latihan?” “baik jam 08.00 ya”
c. Tempat
“ wah kakak suka tempat ini ya?” “oke kita latihan di sini lagi ya”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Di unit : Rawat inap RSJ Tangerang
Nama : Nn.Z
Ruangan : Psikiatri
RM : 000456
Tanggal/ Jam : 23 Agustus 2021
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS: S:
 Klien mengatakan dirinya tidak Klien mengatakan senang setelah
berguna/berharga melakukan latihan gambar
 Klien mengatakan dirinya orang karikatur/kartun
terbodoh sedunia O:
 Klien mengatakan dirinya tidak Klien terlihat lebih tenang
memiliki kemampuan apapun A:
 Klien mengatakan dirinyalebih Masalah belum teratasi
senang sendiri P:
 Klien mengatakan merasa malu Melatih kemampuan kedua
karena keluarga nya sukses
semua ,kakaknya semua sarjan
bekerja di perusahaan dan di
instansi peemerintahan
 Klien mengatakan dirinya adala
orang yang gagal
DO:

 Klien berbicara dengan suara lirih
dan hampir tidak terdengar
 Kontak mata minimal klien lebih
banyak menunduk sambil
memainkan jari-jarinya dan
terkadang mengigit kukunya
DIAGNOSA KEP:
Harga Diri Rendag
TINDAKAN KEP:
1. Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien.
2. Membantu Klien menilai
kemampuan yang dapat dilakukan
saat ini
3. Membantu klien memilih kegiatan
yang akan di latih sesuai dengan
kemampuan klien.
4. Melatih kemampuan pertama yang
dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan klien
6. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai