Anda di halaman 1dari 17

PEMBUATAN ES KRIM

( Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Hewani )

Oleh :

Shinta Mityas Ningrum


0514051057
Kelompok 4

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2008
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Es krim merupakan sebuah makanan beku dibuat dari produk dairy seperti krim
(atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis. Campuran ini
didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah
pembentukan kristal es besar. Tradisionalnya, suhu dikurangi dengan menaruh
campuran es krim ke sebuah wadah dimasukkan ke dalam campuram es pecah dan
garam. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni,
membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es tersebut.
(Anonim, 2007).

Es krim dikenal sejak zaman Romawi, yaitu pada 400 tahun sebelum Masehi..
Produksi es krim secara komersial mulai dilakukan pada abad ke-18, menyusul
ditemukannya mesin freezer pada tahun 1846. Pabrik es krim pertama dibangun di
Baltimore, Amerika Serikat, pada tahun 1851. Es krim dapat dikatakan sebagai
hidangan paling populer di dunia. Pada tahun 2003, produksi es krim dunia
mencapai lebih dari satu miliar liter dan dikonsumsi oleh miliaran konsumen per
tahun (Astawan,2006).

Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat
yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak
hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang
diizinkan. Di pasaran, es krim digolongkan atas kategori economy, good average
dan deluxe. Es krim komersial pada umumnya berjenis economy. Perbedaan
utama dari ketiga jenis es krim tersebut terletak pada kandungan lemak susunya.
Selain tiga kategori diatas, saat ini di pasaran juga dikenal es krim rendah lemak,
yaitu es krim yang direduksi kandungan lemaknya per takaran saji. Reduksi yang
dilakukan umumnya sebesar 25 hingga 50 persen dari jumlah normal. Jadi,
kandungan lemak dalam es krim rendah lemak hanya sekitr 2 – 6 persen. Nilai
gizi es krim sangat terganrung pada nilai rizi bahan bakunya. Untuk membuat es
krim yang bermutu yinggi,nilai gizi bahan bakunya perlu diketahui dengan pasti.
Sumbangan nilai gizi terbesar pada es krim berasal dari bahan baku susu. Bahan-
bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu
tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa.
Rasa pada es krim merupakan kombinasi antara cita rasa dan bau, diciptakan
untuk memenuhi selera konsumen. Tak heran jika es krim disukai oleh segala
kalangan (Astawan, 2006).

Pada percobaan kali ini dipraktikkan pembuatan es krim yang berbahan dasar
susu cair, krim (whipped krim), gula, kuning telur, dan garam, serta menggunakan
ice maker agar terbentuk padatan dengan kristal es yang halus.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari prktikum ini adalah :


1. Mahasiswa mampu mempraktikkan proses pembuatan es krim dengan
menggunakan ice cream maker.
2. Mahasiswa mengetahui tahapan proses pembuatan es krim.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Susu

Es krim dapat dibedakan komposisi dan kandungannya. Komponen terpenting


dari es krim adalah lemak susu dan susu skim. Di Inggris, ada standar tersendiri
untuk produk es krim. Pemerintah menetapkan produk es krim harus mengandung
2,5 persen lemak susu dan 7,5 persen susu skim (padatan susu non lemak). Jika
dicampur dengan buah, maka kandungan lemak susunya 5 persen atau 7,5 persen
serta kandungan susu krim 7,5 persen atau 2,0 persen (LPPOM MUI, 2008).

Lemak bisa dikatakan sebagai bahan baku es krim. Fungsinya untuk memberi
tekstur halus, berkontribusi dengan rasa serta memberi efek sinergis pada
tambahan flavor yang digunakan. Disamping itu, penggunaan lemak akan
memperindah panampakan. Saat ini, lemak yang berasal dari susu dapat
digantikan dengan lemak yang berasal dari tanaman, misalnya dari kelapa,
palawija ataupun lemak yang diperoleh dari kedelai. Padatan non lemak (susu
skim) merupakan sumber protein yang dibutuhkan sebagai pengikat air dan
emulsifikasi. Tepung whey merupalan salah satu alternatif yang digunakan untuk
mengurangi penggunaan susu skim. Tentunya pertimbangan ini akan berdampak
pada biaya (LPPOM MUI, 2008).

Penggunaan tepung whey juga dibatasi oleh kandungan mineral serta kandungan
laktosanya. Tingginya kandungan mineral dan laktosa mengakibatkan produk
akan terasa lebih asin. Sedangkan kandungan laktosa yang tinggi akan
meninggalkan kesan berpasir ketika dikonsumsi (LPPOM MUI, 2008).
B. Surimi

Es krim adalah produk pangan yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan
dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu, pemanis,
penstabil, pengemulsi serta penambah cita rasa (flavor). Es krim biasa dikonsumsi
sebagai makanan selingan (desert) dan dikelompokkan dalam makanan camilan
(snack). Prinsip pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada
campuran bahan es krim atau ice cream mix (ICM) sehingga diperoleh
pengembangan volume yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu
padat, dan mempunyai tekstur yang lembut (Padaga, 2005).

Es krim merupakan suatu hidangan yang berbentuk emulsi air dalam minyak
(water in oil). Berdasarkan komposisnya, es krim digolongkan menjadi tige
kategori, yaitu economy, good average dan deluxe (super premium). Es krim
komersial pada umunya berjenis economy (Padaga, 2005).

C. Bakso Ikan

Es krim adalah anggota kelompok hidangan beku yang memiliki trekstur semi
padat. Banyak fakta menyebutkan bahwa es krim merupakan salah satu makanan
bernilai gizi yang tinggi. Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan
bakunya. Sumbangan nilai gizi terbesar pada es krim berasal dari bahan baku susu
(Anonim, 2008).

Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku utamanya, yaitu susu tanpa lemak
dan lemak susu, Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena
kandungan zat gizi yang lengkap. Para peneliti menemukan lebih dari 100.000
jenis molekul yang terkandung di dalam susu. Selain air dan lemak, molekul-
molekul tersebut mencakup protein, karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas serta
vitamin A, C, dan D. Terdapat beberapa peneliti menyatakan bahwa susu
termasuk dalam golongan pangan fungsional (Anonim, 2008).

D. Coklat

Coklat dihasilkan dari pohon kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-
mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Rasa asli biji
coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid. Dalam penelitian yang
melibatkan subyek manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak coklat
manghasilkan kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan
konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Coklat mempunyai kemampuan untuk
menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah resiko penyakit jantung koroner dan
kanker (Anonim, 2007).

Biji coklat mengandung lemak, karbohidrat, dan protein. Protein coklat kaya akan
asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak
tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol
yang berfungsi sebagai antioksi dan pencegah ketengikan. Dalam
perkembangannya, coklat tidak hanya diolah menjadi minuman tetapi juga
menjadi snack, cocoa butter, susu, dan pencita rasa serta campuran dalam
berbagai produk pangan, misalnya pada kue, es krim, puding, dsb. Kandungan
gizi coklat bisa dilihat pada Tabel 1. (Anonim, 2007).

Tabel 1. Kandungan gizi coklat per 100 gram bahan


Zat gizi Coklat susu Coklat pahit
Energi (kal) 381 504
Protein (g) 9 5,5
Lamak (g) 35,9 52.9
Kalsium (mg) 200 98
Fosfor (mg) 200 446
III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tampat

Praktikum tentang pembuatan bakso ikan ini dilaksanakan pada Hari Kamis-
Jumat, tanggal 24-25 April 2008, pukul 09.00 s.d. pukul 11.00 WIB, bertempat di
Laboratorium Pengolahan dan Biomassa Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada pembuatan es krim ini adalah kompor, sendok
kayu, sendok, lemari es, dan ice cream maker. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah whipped cream, susu cair, gula, garam, kuning telur dan coklat batang.
C. Prosedur

Panaskan whipped cream + 250 ml susu cair + 200 g gula pasir sampai
pinggir berbusa

Tiriskan

Aduk 8 butir kuning telur + 250 ml susu cair dengan garpu

Masukkan adonan whipped cream dan susu yang telah hangat

Tambahkan garam

Masak hingga kental dan adonan menempel pada sendok kayu

Matikan api

Aduk hingga uap panas hilang

Potong kecil-kecil coklat sebanyak 200 g

Masukkan dalam adonan susu hangat

Aduk hingga coklat mencair

Simpan dalam lemari es selama 24 jam

Masukkan dalam ice cream maker. Tunggu hingga terbentuk padatan


dingin

Amati organoleptik
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pangamatan

Tabel 2. Hasil uji organoleptik es krim


Parameter
Panelis
Aroma Rasa Tekstur Warna Penerimaan Kekeluruhan
1 5 5 4 5 5
2 5 4 5 4 5
3 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4
5 3 4 5 5 4
6 4 4 4 4 4
7 5 5 4 4 5
8 5 4 3 5 4
9 5 4 4 4 4
10 4 4 3 4 4
11 4 4 4 4 4
12 4 4 4 5 4
13 4 4 4 5 4
14 5 4 4 4 4
15 3 3 3 3 3
16 4 5 4 5 4
17 4 2 3 3 4
18 4 4 4 4 4
19 5 4 5 4 5
20 4 3 5 5 4
21 5 4 4 5 4
22 4 5 4 5 4
23 4 4 4 3 5
24 3 4 4 4 4
25 5 4 5 4 4
Lanjutan Tabel 1.
Parameter
Panelis
Aroma Rasa Tekstur Warna Penerimaan Kekeluruhan
26 4 4 3 4 5
27 4 2 5 4 4
28 4 3 4 4 4
29 4 4 4 4 4
30 3 4 2 4 3
31 4 4 4 4 4
32 4 4 4 3 4
33 4 5 5 4 4

Nilai : A = Aroma
1 = sangat tidak suka R = Rasa
2 = tidak suka T = Tekstur
3 = agak suka W = Warna
4 = suka PK = Penerimaan Keseluruhan
5 = sangat suka

B. Pembahasan

Es krim merupakan produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses
pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu,
pemanis, penstabil, pengemulsi, serta penambah cita rasa (flavor). Es krim biasa
dikonsumsi sebagai makanan selingan (desert) dan dikelompokkan dalm makanan
camilan (snack). Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis
makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau
campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan dengan atau tanpa bahan
makanan lain yang diizinkan. Di pasaran, berdasarkan komposisinya es krim
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu economy, good average, dan deluxe
(super premium). Es krim komersial pada umumnya berjenis economy. Perbedaan
utama dari ketiga jenis es krim tersebut terletak pada kandungan lemak susunya.
Selain tiga kategori diatas, saat ini di pasaran juga dikenal es krim rendah lemak,
yaitu es krim yang direduksi kandungan lemaknya per takaran saji. Reduksi yang
dilakukan umumnya sebesar 25 hingga 50 persen dari jumlah normal. Jadi,
kandungan lemak dalam es krim rendah lemak hanya sekitr 2-6 persen.

Prinsip pembutan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan
es krim atau ice cream mix (ICM) sehingga diperoleh pengembangan volume
yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai
tekstur yang lembut. Persyaratan komposisi es krim yang baik dapat dilihat pada
tabel 3 (Padaga, 2005).

Tabel 3. Persyaratan komposisi es krim


Bahan baku es krim Persyaratan komposisi umum ICM
Lemak susu 10 – 16 %
Bahan kering tanpa lemak 9 – 12 %
Bahanpemanis (gula) 12 – 16 %
Bahan penstabil 0 – 0,4 %
Bahan pengemulsi 0 – 0,25 %
Air 55 – 64 %

Tabel 4. Syarat Mutu es krim menurut SII (Standar Industri Indonesia) No. 1617
Tahun 1985 dalam Suprayitno (2001).

Bahan Standar
Lemak (%) : Minimal 8,0
Padatan susu bukan lemak (%) : Minimal 6,0 – 15,0
Gula (%) : Minimal 12,0
Bahan tambahan :
Pemantap, pengemulsi : Sesuai SK Depkes RI No. 235/Per/VI/79
Zat warna : Sesuai SK Depkes RI No. 235/Per/VI/79
Pemanis buatan : Sesuai SK Depkes RI No. 235/Per/VI/79
Jumlah bakteri : Negatif
Logam-logam berbahaya :
Cu, Zn, Pb, Hg : Tidak terdapat
Arsen : Tidak terdapat
Bahan-bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan es krim antara lain :
lemak, bahan kering tanpa lemak (BKTL), bahan pemanis, bahan penstabil, dan
bahan pengemulsi serta garam. Lemak susu (krim) merupakan sumber lemak yang
paling baik untuk mendapatkan es krim berkualitas baik. Lemak susu berfungsi
untuk meningkatkan nilai gizi es krim, menambah cita rasa, manghasilkan
karateristik tekstur yang lembut, membantu memberikan bentuk dan kepadatan,
serta memberikan sifat meleleh yang baik. Bahan kering tanpa lemak (BKTL)
berfungsi untuk meningkatkan kandungan padatan di dalam es krim sehingga
lebih kental. BKTL juga penting sebagai sumber protein sehingga dapat
maningkatkan nilai nutrisi es krim. Unsur protein dalam pembuatan es krim
berfungsi untuk menstabilkan emulsi lemak setelah proses homogenesis,
menambah cita rasa, membantu pembuihan, meningkatkan dan menstabilkan daya
ikat yang berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es krim yang lembut, juga
dapat meningkatkan nilai over run es krim. Sumber BKTL antara lain susu skim,
susu kental manis, dan bubuk whey (Elisabeth, 2007).

Bahan pemanis yang umum dugunakan dalam pembuatan es krim adalah gula
pasir (sukrosa) dan gula Bit. Bahan pemanis selain berfungsi memberikan rasa
manis, juga dapat meningkatkan cita rasa, menurunkan titik beku yang dapat
membentuk kristal. Kristal es krim yang halus sehingga meningkatkan
penerimaan dan kesukaan konsumen. Penambahan bahan pemanis sekitar 12
sampai 16 gram per 100 gram campuran es krim akan menghasilakan es krim
dengan tekstur yang halus. Laktosa (gula dari susu) juga merupakan sumber
pemanis selain gula yang ditambahkan dari luar. Laktosa berfungsi untuk
menahan titik beku sehingga es krim masih mengandung air yang tidak membeku
jika disimpan pada temperatur yang sangat rendah ( -15 sampai -18C). Jika
seluruh air di dalam es krim membeku selama penyimpanan, tekstur es krim akan
menjadi keras dan sulit disendok.

Bahan penstabil (stabilizer) yang umumnya digunakan dalam pembuatan es krim


adalah CMC, gum arab, sodium alginat, karagenan dan agar. Bahan penstabil
berperan untuk meningkatkan kekentalan ICM terutama, pada saat sebelum
dibekukan dan memperpanjang masa simpan es krim karena dapat mencegah
kristalisasi es selama penyimpanan. Fungsi utama bahan penstabil adalah untuk
emulsi, yaitu membentuk selaput yang berukuran mikro untuk mengikat molekul
lemak, air, dan udara. Dengan demikian, air tidak akan mengkristal dan lemak
tidak akan mengeras. Stabilizer juga bersifat mengentalkan adonan, sehingga
selaput-selaput tadi bisa stabil. Kadar bahan penstabil dalam es krim adalah 0,3%.

Bahan pengemulsi utama yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah


kuning telur, juga minyak hewan atau nabati. Bahan pengemulsi bertujuan untuk
memperbaiki struktur lemak dan distribusi udara dalam ICM, meningkatkan
kekompakan bhan-bahan dalam ICM sehingga diperoleh es krim yang lembut,
dan meningkatkan ketahanan es krim terhadap pelelehan bahn. Campuran bahan
pengemulsi dan penstabil akan menghasilkan es krim dengan tekstur yang lembut.

Penggunaan garam dalam pembuatan es krim adalah untuk membuat air cair dapat
berada di bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mandapat sentuhan
merata dengan air dan es tersebut.

Ice cream maker merupakan sebuah alat yang dapat membuat adonan ICM
menjadi es krim dengan tekstur semi padat. Prinsip kerjanya adalah mengaduk
(agitasi) adonan ICM sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan
kristal es besar.

Proses pembuatan es krim dimulai dengan pencampuran bahan-bahan yang


dilakukan dengan cara melarutkan atau mencampurkan bahan-bahan kering ke
dalam bahan cair pada kondisi hangat (40C), lalu sambil dipanaskan dimasukkan
ke dalam bahan penstabil dan bahan pengemulsi sampai diperoleh campuran
homogen yang disebut ICM. Campuran kemudian dipasteurisasi pada suhu 80 C
selama 25 detik, sambil terus diaduk. Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme patogen, melarutkan bahan kering, dan juga meningkatkan cita
rasa. Selanjutnya ICM didinginkan sampai suhu ruang untuk dihomogenisasi
dengan tujuan memecah globula lemak sehingga ukurannya lebih kecil dan dapat
menyebar rata sehingga dihasilkan es krim dengan tekstur yang tidak kasar,
mempunyai cita rasa yang merata, dan daya buih yang baik. Homogenisasi
sebaiknya dilakukan saat kondisi ICM masih hangat (Padaga, 2005).

ICM kemudian di-aging, yang merupakan proses pematangan ICM dalam


refrigerator bersuhu 4C selama 4-12 jam. Tujuan aging adalah untuk
menghasilkan ICM yang lebih kental, lebih halus, tampak lebih mengkilap, dan
memperbaiki tekstur. Setelah proses aging, dilakukan proses homogenisasi
kembali. Selanjutnya ICM dibekukan dengan cepat untuk mencegah terbentuknya
kristal es yang kasar. Pembekuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama
pada suhu -5 sampai -8C dan tahapkedua pada suhu -30C. Proses pembekuan
yang dikombinasi dengan proses agitasi bertujuan untuk memasukkan udara ke
dalam ICM sehingga dihasilkan volume es krim dengan over run yang sesuai
standar es krim. Dalam skala rumah tangga, proses agitasi dapat dilakukan dengan
menggunakan mixer berulang-ulang diselingi dengan proses pembekuan di dalam
freezer. Setelah itu, es krim dapat dikemas dalam wadah-wadah kecil dan
disimpan dalam freezer untuk proses pembuatan. Kualitas es krim akan tetap
stabil pada suhu penyimpanan -25 sampai -30C.

Cara kerja pembuatan es krim pada saat praktikum sudah sesuai dengan proses
pembuatan es krim yang baik seperti proses diatas. Proses pembuatan es krim
terdiri dari pencampuran bahan, homogenisasi, aging di dalam refrigerator,
pembekuan sekaligus pengadukan di dalam ice cream maker, dan terakhir adalah
pengerasan (hardening) di dalam freezer.

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa untuk warna es krim 9 orang panelis
sangat suka, 20 orang panelis menyatakan suka, dan 4 orang panelis menyatakan
agak suka. Untuk parameter rasa, 9 orang panelis menyatakan sangat suka, 20
orang panelis menyatakan suka dan 4 orang panelis menyatakan agak suka. Untuk
parameter aroma, 6 orang panelis menyatakan sangat suka, 21 orang panelis
menyatakan suka, 3 orang panelis menyatakan agak suka dan 2 orang panelis
menyatakan tidak suka terhadap aroma es krim. Untuk tekstur, 7 orang
menyatakan sangat suka, 20 orang menyatakan suka, 4 orang panelis menyatakan
agak suka dan 2 orang panelis menyatakan tidak suka. Penerimaan keseluruhan
panelis terhadap produk es krim ini adalah 6 orang panelis menyatakan sangat
suka, 25 orang panelis menyatakan suka, dan 2 orang panelis menyatakan agak
suka. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar panelis (33 orang)
menyukai produk es krim ini.
V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang dllakukan dapat disimpulkan :


1. Es krim merupakan produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi
proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan
produk susu, pemanis, penstabil, pengemulsi serta penambah cita rasa.
2. Prinsip kerja dari ice cream maker adalah mengaduk adonan ICM (Ice
Cream Mix) sambil mengurangi suhunya untuk mencegah terbentuknya
kristal es besar.
3. Secara umum, sebagian besar panelis menyukai produk es krimyang
dihasilkan.
4. Proses pembuatan s krim terdiri dari pencampuran bahan, homogenisasi,
aging di dalam refrigerator, pembekuan sekaligus pengadukan di dalam ice
cream maker, dan pengerasan dalam freezer.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Sehat Dengan Es krim?. Sumber : http://www.jawaban .com.


Diakses pada tanggal 27 April 2008.

Anonim. 2007. Coklat. Sumber : http://www.ijfind.com. Diakses pada tanggal 27


April 2008.

Anonim. 2007. Es Krim. Sumber : http://id.wikipedia .org. Diakses pada tanggal


27 April 2008.

Astawan, M. 2006. Ada Penjinak Virus didalam Es Krim. Sumber :


http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 27 April 2008.

LPPOM MUI. 2008. Es Krim. Sumber : http://www.tabalong.net. Diakses pada


tanggal 27 April 2008.

Elisabeth, D. A. A., M.. A. Widyaningsih, dan I. K. Kariada. 2007. Pemanfaatan


Umbi Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Bali.

Padaga, M. dan M. E. Sawitri. 2005. Es Krim yang Sehat. Trubus Agrisarana.


Surabaya.

Suprayitno, E. H., Kartikaningsih, dan S. Rahayu. 2001. Pembuatan Es Krim


dengan Menggunakan Stabilisator Notrium Alginat dari Sargassum sp.
Dalam Jurnal Makanan Tradisional Indonesia ISSN :1410-8968, Vol. 1.
No.3. Hal. 23-27.

Anda mungkin juga menyukai